Mahsun (2009) menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian atas pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Sedang pengukuran kinerja adalah alat yang digunakan untuk menilai pencapaian atas pelaksanaan kegiatan, program atau kebijakan berdasarkan rencana strategis yang telah disusun, sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan organisasi serta digunakan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas
Manfaat dan Tujuan Pengukuran Kinerja
BPKP (2000) menyatakan bahwa pengukuran kinerja sektor publik bagi pihak internal dan eksternal organisasi memiliki manfaat antara lain : 1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk penilaian kinerja 2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati 3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja 4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati 5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi 6. Mengindentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah 8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif 9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan 10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi Mahmudi (2010) menyatakan terdapat enam tujuan dalam pengukuran kinerja sektor publik, yaitu : 1. Untuk mengetahui tingkat ketercapain tujuan organisasi 2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai 3. Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya 4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan reward dan punishment 5. Memotivasi pegawai 6. Menciptakan akuntabilitas publik.
Elemen-elemen Pengukuran Kinerja
Terdapat empat elemen pokok dalam suatu pengukuran kinerja, yaitu : 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi. Tujuan merupakan pernyataan tentang hal yang ingin dicapai oleh organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang telah dinyatakan secara eksplisit disertai batasan waktu yang jelas. Strategi merupakan cara yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja. Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung 3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi dilakukan dengan membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan 4. Mengevaluasi kinerja, hal ini akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Informasi pencapaian kinerja dapat dijadikan : a. Landasan bagi manajemen untuk perbaikan kinerja periode berikutnya b. Landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi c. Penilaian atas kemajuan yang telah dicapai organisasi. d. Landasan untuk mengambil suatu keputusan dan akuntabilitas
Indikator Pengukuran Kinerja
Kegunaan indikator kinerja adalah sebagai alat untuk mengukur kinerja dan pembanding terbaik. Agar dapat menjadi organisasi yang terbaik, maka suatu organisasi memerlukan standar. Standar tersebut, memuat ndikator-indikator yang harus dicapai perusahaan. Mahsun (2006: 31-32) menyatakan bahwa terdapat enam aspek dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik, yaitu : 1. Masukan (input), segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan keluaran. Masukan (input) terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran, sarana dan prasarana, serta peraturan 2. Proses (process), merupakan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut 3. Luaran (output), sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berwujud (tangible), maupun tidak berwujud (intangible) 4. Hasil (outcome), segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung 5. Manfaat (benefit), sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan 6. Dampak (impact), merupakan pengaruh yang ditimbulkan, baik bersifat positif maupun negative
Siklus Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan melalui lima tahapan, yaitu : 1. Perencanaan strategi Siklus pengukuran kinerja dimulai dengan proses penskemaan strategi, yang berkenaan dengan penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran, kebijakan, program operasional san kegiatan/aktivitas 2. Penciptaan indikator kinerja Penciptaan indikator kinerja dilakukan setelah perumusan strategi. Indikator yang mudah adalah untuk aktivitas yang dapat dihitung, contohnya adalah jumlah klaim yang diproses 3. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: pertama, meyakinkan keberadaan data yang diperlukan dalam siklus pengukuran kinerja. Kedua, mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data yang dikumpulkan. Ketiga, penggunaan data pengukuran yang dihimpun, harus dipresentasikan dalam cara- cara yang dapat dimengerti dan bermanfaat 4. Penyempurnaan ukuran Pada tahap ini dilakukan pemikiran kembali atas indikator hasil (outcomes) dan indikator dampak (impacts) menjadi lebih penting dibandingkan dengan pemikiran kembali atas indikator masukan (inputs) dan keluaran (outputs) 5. Pengintegrasian dengan proses manajemen Bagaimana menggunakan ukuran kinerja tersedian secara efektif merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan data organisasi dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi