Auditing keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tigkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Auditing concepts committe, “Report of the committee on basic auditing concepts,” the accounting review, vol. 47, supp. 1972, hal. 18) Secara spesifik, pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut : “Tujuan pengujian atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Laporan auditor merupakan media yang mengekspresikan opini auditor atau dalam kondisi tertentu menyangkut suatu opini. (AICPA, condification of auditing standards and procedures (New York: AICPA, 1988), p. AU 110.01.)
Jenis-jenis Audit Sektor Publik
Audit sektor publik dibagi menjadi : 1. Audit keuangan, audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 2. Audit kinerja, memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit 3. Audit untuk tujuan tertetu, audit khusus di luar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal
Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Pemeriksaan atas siklus pendapatan mencakup pemeriksaan atas : 1. Pendapata Daerah/Organisasi, seperti pos pajak daerah, retribusi laba, bagan laba usaha daerah, dan pendapatan lain-lain asli daerah 2. Dana perimbangan mencakup bagi hasil pajak, bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan daa perimbangan pusat 3. Pendapatan lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan sehingga koreksi dilakukan atas salah saji yang ditemukan oleh pemerintah Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan anggaran tahun lalu 2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah 3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan anggaran tahun anggaran perhitungan 4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran perhitungan 5. Kesalahan yang wajib diperiksa auditor terdiri atas : a. Kesalahan pembukuan (kekeliuran pencatatan) b. Kesalahan pembebanan c. Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika)
Pemeriksaan Siklus Belanja
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan siklus belanja.
Pemeriksaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aset atau harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi, dan tidak untuk diperjualbelikan serta digunakan lebih dari satu tahun (periode akuntansi) guna mencapai tujuan organisasi. Audit atas aktiva tetap sangat pentng dilakukan, karena aktiva tetap memiliki nilai yang sangat besar. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap.
Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi (penggajian) pimpinan/eksekutif organisasi sektor publik serta pegawai/pekerjanya. Siklus jasa personalia penting untuk diaudit karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama hampir di semua entitas.
Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan, yaitu : 1. Asersi keberadaan dan keterjadian Saldo kas tercatat, benar-benar ada pada tanggal neraca 2. Asersi kelengkapan Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi Transfer kas antarbank pada akhir tahun telah dicatat pada periode yang tepat 3. Asersi hak dan kewajiban Hak legal atas eluruh saldo kas yang tersaji pada tanggal neraca 4. Asersi penilaian dan pengalokasian Saldo kas tercatat dapat direalisasikan pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai skedul pendukungnya 5. Asersi pelaporan dan pengungkapan Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca
Siklus Audit Keuangan Sektor Publik
Berikut siklus audit keuangan sektor publik : 1. Perencanaan audit keuangan 2. Penetapan peraturan audit keuangan 3. Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor 4. Temu rencana audit tahunan 5. Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan 6. Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit 7. Survei awal karakter industri atau organisasi yang akan diaudit 8. Pembuatan program audit 9. Penerbitan surat tugas audit 10. Pelaksanaan audit keuangan 11. Pembuatan daftar temuan 12. Pembicaraan awal tentang daftar temuan 13. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan 14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit 15. Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan 16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan 17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan