Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan”

Dosen Pembimbing:
Weldy Andi Arif, M. Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dita Dwi Nur Shela(P07224219011)
Fanny Fira Indayani (P07224219017)
Leni Anjarwati (P07224219022)

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Sistem

Informasi Kesehatan “Strategi Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini memuat dasar teori asuhan kebidanan pada keluarga. Penulis
yakin bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada orang-orang yang telah membantu secara moril maupun
materiildalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga
dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi kita semua Amin.

Samarinda, 2 September 2021

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................................i

Kata Pengantar ...................................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4

C. Tujuan............................................................................................................................4

Bab II Tinjauan Teori.........................................................................................................6

Bab III Penutup..................................................................................................................16

Daftar Pustaka....................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia
(Visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan).
Salah satu bentuk nyata dari upaya kesehatan adalah adanya ketersediaan
data dan informasi dibidang kesehatan. Ketersediaan data dan informasi yang
akurat, komprehensif dan mutakhir akan diperoleh jika Indonesia memiliki Sistem
Informasi Kesehatan yang mampu mengelola data dan informasi mulai dari
tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi sampai Nasional. Untuk itu sejak
tahun 2001, pemerintah melalui pelaksanaan desentralisasi sektor kesehatan telah
mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan.
Seiring dengan kebutuhan data dan informasi di tingkat Puskesmas,
Departemen Kesehatan RI telah melakukan kebijakan melalui Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dimana sumber utamanya adalah SP2TP
(Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas). Namun dalam
pelaksanaannya menurut kajian Depkes RI, data SP2TP dimaksud belum dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh karena berbagai hal yang berkaitan dengan
rancangan sistem tersebut.
Departemen Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yaitu semenjak diciptakannya SP2TP
dan pengembangannya terus ditingkatkan dengan telah dibentuknya Pusat Data
Kesehatan pada tahun 1984.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
511/Menkes/SK/V/2002 mengenai Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) berusaha dikembangkan dalam bentuk
suatu sistem yang tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari himpunan atau
jaringan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi. Sistem Informasi Kesehatan

4
Provinsi itu sendiri dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem Informasi
Kesehatan Kabupaten/ Kota (Departemen Kesehatan RI, 2007). Walaupun idenya
telahdimunculkan mulai tahun 2002 dan di beberapa kabupaten/kota di Sumatera
Barat telah melakukan uji coba pelaksanaan sistem informasi kesehatan secara
komputerisasi (online) tapi di Kabupaten Solok masih dilakukan secara manual
dengan tetap menggunakan Konsep SP2TP yang sudah dimodifikasi.
Menteri Kesehatan (2010) di Konferensi Informatika Kesehatan Indonesia
2010 menyatakan bahwa upaya pembangunan kesehatan membutuhkan banyak
sumber daya untuk pengambilan keputusan. Saat ini yang terjadi adalah
keterbatasan data dan informasi yang akurat dan tersedia dengan cepat. Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) yang ada belum ideal dan belum dapat menjadi alat
yang efektif untuk pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem informasi kesehatan?
2. Bagaimana Integrasi sistem-sistem informasi kesehatan yang ada ?
3. Bagaimana pengumpulan dan pemanfaatan informasi terintegrasi
4. Bagaimana fasilitas pengembangan SIK daerah ?

C. Tujuan
1. Umtuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan
2. Untuk mengetahui integrasi sistem informasi kesehatan
3. Untuk mengetahui pengumpulan dan pemanfaatan informasi terintegrasi
4. Untuk mengetahui pengembangan SIK daerah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi


System didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan
usaha dari berbagai unsure yang saling berkaitan secara teratur menuju
pencapaian tujuan dalam suatu batas lingkungan tertentu. System juga
didefinisikan sebagai kelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang
sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi menurut sauerborn dan Lippeveld (2000) adalah kumpulan dari
fakta atau data yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul yang mempunyai
arti, dengan kata lain informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti
bagi penerima informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau
dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Jadi, sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan
cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.

2.2 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur,
dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis
untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literatur lain menyebutkan SIK adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan

6
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah :
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional SIK merupakan
bagian dari sub sistem keenam yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan disemua
jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data,
namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan
dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan
baik.

2.3 Sistem Informasi Kesehatan Indonesia


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan
yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya
hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manajemen

7
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi
juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan
tidak tepat waktu. Perkembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital
Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir iasi 80’an. Salah satu
rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan iasic untuk mendukung
operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen Kesehatan dengan
proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan Sistem Informasi
Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga
ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah sakit-
an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih
disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-
faktor penentu keberhasilan (critical success factors) dalam implementasi sistem
informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan
yang cepat dalam segala hal juga terjadi didunia pelayanan kesehatan. Hal ini
semata-mata karena iasi pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang
lebih luas dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih
jauh lagi sistem yang lebih global. Perubahan-perubahan di negara lain dalam
berbagai sektor mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan.
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak isi kehidupan yang tidak terlepas
dari peran serta dan penggunaan teknologi iasic, terkhusus pada bidang-bidang
dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi iasic, baik dibidang
perangkat lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi
lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan
murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun iasic cara untuk dapat
dilakukan melalui media iasic, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus
belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi
apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia
yang menggunakannya. Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayan
kesehatan masyarakat akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya.

8
Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan mempengaruhi kondisi
dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena
menyangkut nyawa pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks
pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus
tetap dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumah
sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi
tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan iasic,
baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya dalam upaya membantu
penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual. Departemen
Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang ditandai dengan
penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat,
dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya peran serta
masyarakat dan berbagai iasi pemerintah dalam upaya kesehatan. Dalam upaya
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan
kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional, provinsi,
kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur pelayanan
kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju
pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki system
kesehatan yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar didesa dan
kecamatan sampai ke tingkat nasional. Jaringan sistem pelayanan kesehatan
tersebut memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait,
sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan
oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan di kelola dengan
sebaik-baiknya.

2.4 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan
maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan
pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang
harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem

9
informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada
penggunaan teknologi iasic. Sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi iasic dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi
Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Pada
pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi
adalah sistem informasi yang berbasis iasic. Isu penting yang mendorong
pemanfaatan teknologi iasic atau teknologi informasi dalam sistem
informasi suatu organisasi adalah :
a) Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
b) Informasi yang tersedia, tidak relevan.
c) Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
d) Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
e) Terlalu banyak informasi.
f) Informasi yang tersedia, tidak akurat.
g) Adanya duplikasi data (data redundancy).
h) Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat
ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena
itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah
berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup
system
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki
umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi
tersebut ditentukan diantaranya oleh:
a. Perkembangan organisasi tersebut
b. Perkembangan teknologi informasi
c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem

10
informasi.

2.5 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu
para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan
pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, provinsi dan
pusat) dan sistem dalam hal berikut :
a) Mendukung manajemen kesehatan
b) Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
c) Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
d) Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan
bukti (evidence-based decision)
e) Mengalokasikan sumber daya secara optimal
f) Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
g) Membantu penilaian transparansi

2.6 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia


Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3
pembagian masa. Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki
karakteristik yang berbeda sebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman
(kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi – TIK).
1. Era Manual (sebelum 2005)
Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas
kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi dikelola dan
disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan.
a) Bentuk data : agregat.
b) Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
c) Sangat beragamnya bentuk laporan.
d) Validitas diragukan.
e) Data sulit diakses.
f) Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas,

11
maka data sulit diolah dan dianalisis.
g) Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah
lingkungan.
2. Era Transisi (2005 – 2011)
a) Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1
pintu, walau beberapa masih terfragmentasi).
b) Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
c) Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.
d) Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.
3. Era Komputerisasi (mulai 2012)
a) Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).
b) Data iasic (disagregat).
c) Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langsung diunggah (uploaded) ke
bank data di pusat (e-Health).
d) Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah
ke bank data.
e) Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login).
f) Lebih cepat, tepat waktu dan efisiensi.
g) Lebih ramah lingkungan.

2.7 Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing)


data dan informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis
pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan
kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a) Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan
lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat
b) Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen
Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan
dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.

12
c) Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,
seperti program pemberantasan malaria
d) Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang
sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-
lain )
e) Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional
( seperti Survei Kesehatan Nasional ), maupun yang berskala provinsi
dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang
Kesehatan )

2.8 Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah


Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang
dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya
puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK
provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
1) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun
luar gedung.
2) Mengolah data.
3) Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
4) Memelihara bank data.
5) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien
.dan manajemen unit puskesmas.
6) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk


melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a) Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan
pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan
lain-lain )

13
b) Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery).
c) Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d) Mengolah data.
e) Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.
f) Memelihara bank data.
g) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien dan manajemen unit rumah sakit.
h) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk


melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.
c) Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota sehat.
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas
kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat.
e) Memelihara bank data.
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk


melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a) Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah
propinsi dan sumber-sumber lain
b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c) Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian propinsi sehat

14
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e) Memelihara bank data
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu


membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras,
perangkat lunak, rekruitmen, dan pelatihan tenaga kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara
perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan
yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang
menghimpun bebagai upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945.
Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data
dan informasi terintegrasi. Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima
jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan
yang sangat signifikan.
Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah. Sistem
Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit
pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten /
kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta:
UI Press
Beynon-Davies P. (2009:34). Management Information Systems. Palgave:
Basingstoke
https://www.academia.edu/19639255/TUGAS_MAKALAH_sik
Hatta GR.2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Susanto A. 2007. Sistem Informasi Manajemen, Konsep dan
Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya.

17

Anda mungkin juga menyukai