Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN HIPOGLIKEMIA

DI RS A.M PARIKESIT

Disusun Oleh :

Husnul Khatimah

NIM. P07224219021

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Hipoglikemia” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini memuat dasar teori dan konsep manajemen Asuhan Kebidanan
pada Neonatus dengan Hipoglikemia. Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang
yang telah membantu secara moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Samarinda, 15 November 2021

Husnul Khatimah
NIM. P07224219021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................ii


Daftar Isi ...........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar Teori....................................................................................................19
B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Hipoglikemia
........................................................................................................................................19
Bab III Penutup..................................................................................................................25
Daftar Pustaka....................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih lebih besar
dibandingkan dengan negara di asia lainnya. Berdasarkandata hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2017, angka
kematian neonatal di Indonesia adalah 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap 1.000 kelahiran terdapat 15
kematian neonatal, yaitu bayi yang berusia 0 hingga 28 hari (Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2020).
Berdasarkan target program Sustainable Development Goals
(SDGs) tahun 2015-2030, yaitu mengakhiri kematian bayi dan balita
yang dapat dicegah dengan menurunkan angka kematian neonatalhingga
12 per 1.000 kelahiran hidup, maka angka kematian neonatal di
Indonesia tidak mencapai target tersebut (Badan Pusat Statistik, 2016).
Hipoglikemi neonatorum merupakan salah satu penyakit
yang sering terjadi dan perlu mendapat perhatian khusus karna dapat
merusak jaringan otak dan mengganggu perkembangan saraf dengan
81% kejadian terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan (Bhand et al.,
2014;Harris et al.,2012). Berdasarkan American Academy of Pediatrics
(AAP), hipoglikemi neonatorum adalah suatu kondisi dimana kadar
gula darah bayi baru lahir yaitu<47 mg/dL (2,61 mmol/L) pada 48 jam
pertama kehidupan dan salah satu faktor resikonya adalah jenis persalinan
(Thompson-Branch & Havranek, 2017). Hal yang serupa juga dikatakan
oleh Ogunyemi dan Daria Turner bahwa salah satu factor resiko
terjadinya hipoglikemi neonatorum adalah sectio casarea (Ogunyemi et
al., 2017; Turner et al., 2019).
Manifestasi klinis sangat beragam yaitu mencakup gemetar atau
kejang, iritabilitas, letargi atau hipotonia, pernapasan tidak teratur, apnea,
sianosis, pucat, menolak untuk mengisap atau kurang minumASI,
menangis dengan suara melengking atau melemah, hipotermia, diaporesis
atau aktivitas kejang neonatus.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan neonatus dengan
hipoglikemia dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori neonatus dengan hipoglikemia
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan neonatus
dengan hipoglikemia berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan neonatus dengan hipoglikemia
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan asuhan
kebidanan neonatus dengan hipoglikemia dalam bentuk catatan
SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan
Hipoglikemia

I. PENGKAJIAN
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur : 1 – 2 jam
Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus
umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu,
sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan
kadar glukosa darah yang menurun. (Sarwono,
2012 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
: 6 – 12 Jam
Hipoglikemia simtomatik pada neonates cenderung
terjadi selama 6-12 jam kehidupan (Sarwono, 2012
& Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Jenis kelamin :
Tanggal MRS :
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :

1. Alasan Masuk Rumah Sakit (MRS) dan Keluhan Utama


Lemah, gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi, nausea
(Sarwono, 2012).
a. Pada neonates tidak spesifik, antara lain :
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas,
misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apneu, sianosis, pernapasan
tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang tonik/klonik,
menangis tidak normal dan cengeng. Kebanyakan gejala pertama
timbul sesudah 24 - 48 jam kehidupan (Cunningham, F. Gary, dkk,
2010)
Tremor, sianosis, apatis, kejang, apnea intermitten tangisan
lemah/melengking, letargi, kesulitan minum, gerakan mata
berputar/nistagmus, keringat dingin, pucat, hipotermi, efleks hisap
kurang, muntah (Djoko Wahono S, 2006)

b. Pada Bayi/Anak:
Gejala-gejala dapat berupa : sakit kepala, nausea, cemas, lapar,
gerakan motoric tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan berkunang-
kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang,
malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku
(Sarwono, 2012).

2. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Hal – hal yang perlu ditanyakan :
1) Apakah bayi memiliki riwayat asfiksia?
2) Apakah bayi mengalami hipotermi, hipertemi, gangguan
pernafasan?
3) Apakah bayi lahir premature?
4) Apakah ibu memiliki DM ?
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu :
1) Sepsis
2) Hydrops fetalis
3) Cold injury
4) Asfiksia
5) Anoksia
6) Hipotiroidisme
7) Leukemia
8) Perdarahan kelenjar adrenalin
9) Kelainan bawaan multiple
10) Tetanus neonatorum
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)

11) Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran:


a) Riwayat Antenatal
(1) Usia Kehamilan : (Sarwono, 2012)
Prematur (< 37 minggu) atau Postmatur (> 42
minggu)
Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru
terbentuk pada trimester ke-3 kehamilan, sehingga bila
bayi lahir terlalu awal, persediaan glikogen ini terlalu
sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai, sedangkan
Bayi lebih bulan fungsi plasenta pada bayi lebih bulan
sudah mulai berkurang. Asupan glukosa dari plasenta
berkurang, sehingga janin menggunakan cadangan
glikogennya. Setelahbayi lahir, glikogen tinggal sedikit,
sehingga bayi mudah mengalami hipoglikemia.
(2) Komplikasi kehamilan: Kelainan ari–ari, Ibu
dengan DM, ibu dengan penyakit ginjal, Toxemia
gravidarum, perdarahan antepartum, malnutrisi,
anemia, Hidramnion, KPD, Inkompatibilitas darah
oibu dan janin (rhesus)
Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi
berada dalam kandungan (Sarwono, 2012).
Bayi yang ibunya menderita diabetes seringkali
memiliki kadar insulin yang tinggi karena ibunya
memiliki kadar gula darah yang tinggi; sejumlah besar
gula darah ini melewati plasenta dan sampai ke janin
selama masa kehamilan. Akibatnya, janin
menghasilkan sejumlah besar insulin.Peningkatan kadar
insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita
penyakit hemolitik berat. Kadar insulin yang tinggi
menyebabkan kadar gula darah menurun dengan cepat
pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah
dilahirkan, dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-
tiba terhenti (Sarwono, 2012).
b) Riwayat Intranatal
(1) Persalinan dengan SC
Dapat menyebabkan kelainan kardiorespiratori
sehingga menyebabkan penyakit membran hyaline
(HMD) yang dampaknya bayi akan mengalami
hipoglikemia (Cunningham, F. Gary, dkk, 2010).
(2) Bayi dengan Asfiksia
Pada asfiksia, akan terjadi metabolisme anaerob
yang banyak sekali memakai persediaan glukosa. Pada
metabolisme anaerob, 1 gram glukosa hanya
menghasilkan 2 ATP, sedang pada keadaan normal 1
gram glukosa bisa menghasilkan 38 ATP.

c) Riwayat Postnatal
(1) BB bayi Lahir : BBLR
Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi
hipoglikemia 4,4 per 1000 BBLR (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2010)
(2) Makrosomia
(3) Gemelli
(4) Cacat bawaan
(5) Kelaianan kromosom
(6) Infeksi misal: rubella,sifilis,toksoplasmosis

1. Riwayat Kesehatan Keluarga


a) Diabetes Melitus
Pada bayi yang lahir dari ibu diabetes 8%-25% mengalami
hipoglikemia. (Sarwono, 2012)

1. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Pola Nutrisi Kesulitan untuk minum ASI, muntah
Terjadi penurunan refleks hisap pada bayi
sehingga bayi kesulitan untuk minum ASI
(Djoko Wahono, 2006 & Cunningham, F. Gary,
dkk, 2010)
Pola Eliminasi
Pola Istirahat Insomnia
Karena bayi akan sering menangis (Djoko
Wahono S, 2006 & Cunningham, F. Gary, dkk,
2010)
Pola Personal Hygiene
Pola Aktivitas Menurun
Anak dengan hipoglikemia akan lemas dan
kesadarannya menurun. Hal ini akan
mempengaruhi aktifitas bayi yang biassanya
aktif menjadi tidak aktif (Djoko Wahono S,
2006 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)

2. Riwayat Psikososialkultural Spiritual


a. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitarnya
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

A. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Apatis, Coma
Tanda Vital : (Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Nadi : Takikardia
Pernapasan : Tidak teratur / Apnea
Suhu : Hipotermia (< 36,5 0C)

Antropometri : PB :
BB : < 2500 gr atau > 4200 gr
BBLR maupun makrosomia dapat
menyebabkan hipoglikemia
(Sarwono, 2012)
LILA : < 11 cm
Menandakan bayi
mengalami malnutrisi.
Komplikasi malnutrisi
ialah hipoglikemia
(Djoko Wahono S,
2006)

2. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


Inspeksi
Kepala : Tampak Simetris, ubun – ubun datar
kadang cekung, tidak tampak cephal
hematoma maupun caput succedeneum,
tidak tampak molding, tidak hidrocephalus
Ubun – ubun cekung disebabkan
bayi mengalami dehidrasi akibat penurunan
refleks hisap. Dengan penurunan refleks
hisap bayi akan kesulitan untuk menyusu.
Akibatnya bayi dehidrasi dan ubun – ubun
bayi menjadi cekung (Sarwono, 2012)
Wajah : Tampak Lemas, pucat, gelisah, tidak
oedema
Tanda – tanda bayi dengan
hipoglikemia antara lain lemas, gelisah dan
pucat (Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Mata : Tampak mata berputar-putar/nistagmus,
conjunctiva pucat, sklera tidak tampak
kuning, pupil tampak normal
Tanda – tanda bayi dengan
hipoglikemia antara lain nistagmus
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Telinga :
Hidung : Tampak Apnea, nafas cepat irreguler,
terdapat pernafasan cuping hidung
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Mulut : Tampak Parestisia pada bibir, sianosis,
mukosa bibir kering. (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2010)
Leher :
Dada : Tampak pergerakan dada yang cepat,
terdapat tarikan/retraksi dinding dada
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Abdomen : Pusat infeksi
Penyebab hipoglikemia salah satunya ialah
karena infeksi neonatorum (Cunningham,
F. Gary, dkk, 2010)
Punggung :
Genetalia eksterna : Pada perempuan : Tampak labia mayora
yang belum menutupi labia minora
Pada Laki-laki : Testis belum turun pada
skrotum
Bayi prematur merupakan faktor
resiko terjadinya hipoglikemia pada bayi
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)
Anus :
Kulit : Warna kulit tampak pucat

Ekstremitas : Tanda gejala dari hipoglikemia adalah


sianosis, tremor, paristisia pada jari
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)

Palpasi
Kepala : Teraba datar kadang cekung
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Leher :
Abdomen : turgor kulit kembali > 2 detik
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas : Teraba dingin
Teraba dingin karena bayi
mengalami hipotermia (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2010)

Auskultasi
Dada
Jantung :
Paru :
Abdomen :

Perkusi :
Dada :
Abdomen :

3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks :
a. Refleks Morro :
b. Refleks Rooting :
c. Refleks Sucking : Berkurang, kadang Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat
menghisap putting susu
d. Refleks Swallowing :
e. Refleks Babinsky :
f. Refleks Graft :

1. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium :
1) Kadar glukosa serum
Diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada usia
½, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, dan 48 jam. Pengukuran <45 mg/dL
dengan dextrostix harus diverifikasi oleh pengukuran serum
glukosa.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : (Varney, 2007)
NKB KMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia
NKB SMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia
NKB BMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia

NCB KMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia


NCB SMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia
NCB BMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia

NLB KMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia


NLB SMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia
NLB BMK ... usia ... Dengan Hipoglikemia

Masalah :
Diagnosa Potensial : Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru
lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat
terjadinya hipoksia otak. (Sarwono, 2012)
Masalah Potensial :
Kebutuhan Segera :

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Dehidrasi
Letargi
Kejang
Hipoksia otak
Kerusakan sistem saraf pusat.
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2010)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan
secara mandiri,kolaborasi,atau bersifat rujukan.

V. INTERVENSI
1. Bina hubungan saling percaya pada ibu dan keluarga klien.
RASIONAL : Terbina hubungan yang baik dan menciptakan
kepercayaan keluarga klien terhadap tenaga
kesehatan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
RASIONAL : Mencegah terjadi infeksi.
3. Jelaskan tentang manfaat perawatan, penatalakanaan medis, dan
komplikasi hipoglikemi kepada keluarga pasien.
RASIONAL : Informasi mengenai semua tindakan yang
dilakukan, komplikasi yang mungkin terjadi dan
tujuan dari suatu tindakan tertentu merupakan hak
pasien dan keluarga.
4. Observasi TTV tiap 1-2 jam.
RASIONAL : TTV sebagai paramereter untuk mengetahui
keadaan pasien apakah dalam keadaan baik atau
tidak.
5. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien
RASIONAL : Penjelasan mengenai keadaan dan hasil
pemeriksaan merupakan salah satu hak klien.
6. Pemberian ASI sedini dan sesering mungkin. Anjurkan ibu untuk
menyusui 2 - 3 jam atau selama bayi menginginkannya
RASIONAL : ASI mengandung glukosa yang dibutuhkan oleh
tubuh bayi sehingga hal ini akan membantu
pemenuhan glukosa pada tubuh bayi
7. Berikan dukungan kepada ibu agar terus menyusui bayinya
RASIONAL : Para orang tua akan merasa kurang percaya diri
untuk memberikan ASI nya karena melihat kondisi
bayinya yang tidak sesuai dengan apa yang mereka
harapkan
8. Jaga kehangatan bayi
RASIONAL : Bayi yang hipotermi banyak menggunakan glukosa
didalam tubuhnya sehingga menyebabkan
hipoglikemia
9. Cek intake dan output
RASIONAL : Berikan cairan  sesuai dengan  kebutuhan bayi /kg
BB/24 jam
10. Kaji intoleransi minum bayi
RASIONAL : Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
11. Memantau kadar glukosa darah
Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis :
a. Pada saat lahir
b. 30 menit setelah lahir
c. Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian
minum berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai
RASIONAL : Pemeriksaan kadar glukosa berguna untuk
memantau perkembangan bayi mengenai kondisinya
setelah dilakukan terapi

12. KIE Pencegahan hipoglikemia


RASIONAL : Pemberian KIE dapat meberikan informasi
tambahan kepada keluarga sehingga akan
mempermudah keluarga ketika bayi dilakukan
perawatan dirumah
13. Kolaborasi dengan Sp.A dalam pemberian terapi dan tindakan
selanjutnya
RASIONAL : Dilakukannya kolaborasi agar penanganan pada
bayi lebih efektif sehingga membantu proses
pemulihan kesehatan bayi
14. Monitor pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu
DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama
RASIONAL : Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam.
Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai
pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali
pemeriksaan. Kadar glukosa ≤  45 mg/dl atau gejala
positif tangani hipoglikemia
15. Bolus 200 mg/kg dextrose 10% dilanjutkan dg dextrose 5-8
mg/kg/menit, dpt sampai 12-15 mg/kg/menit
RASIONAL : Hipoglikemia simptomatik diberikan terapi seperti
diatas yang bertujuan untuk pemenuhan glukosa
darah bayi
16. Periksa GDR 30 menit sesudah bolus dextrose 10 %
RASIONAL : Sebagai pemantau kenaikan glukosa dalam tubuh
bayi pada kasus hipoglikemia simptomatik
17. Pasang nasogastric tube (sonde)
RASIONAL : Dengan pemasangan NGT akan mempermudah
masuknya input cairan dan nutrisi ke dalam tubuh
bayi.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan efektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Anda mungkin juga menyukai