Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUANA.
A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikatorpenilaian statuskesehatan.


Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masakehamilan,
persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta previa
yaitu plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim (SBR)sedemikian rupa
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.

Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada
beberapafaktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa seperti jarak kehamilan, paritas
tinggidan usia diatas 35 tahun. Semakin tua umur ibu maka kemungkinan untuk mendapatkan
plasenta previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam usia40 tahun berisiko 2,6
kaliuntuk terjadinya plasenta

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksut dengan plasenta previa ?


2. Apa saja tanda dan gejala plasenta previa?
3. Bagaimana pengkajian dan diagnose plasenta previa?
4. Bagaimana cara pemeriksaan plasenta previa?
5. Bagaimana penatalaksanaan plasenta previa?
6. Plasenta previa terdiri dari berapa macam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu plasenta previa


2. Untuk mengetahui apasaja tanda dan gejala plasenta previa
3. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian dan diagnose plasenta previa
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan plasenta previa
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan plasenta previa
6. Untuk mengetahui plasenta previa terdiri dari berapa macam

1
BAB II

PEMBAHASANA.

A. Pengertian Plasenta Previa

Plasenta pevia adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior
maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupiosserviks. (Buku
Ajar AsuhanKebidanan Edisi 4, Helen Varney,641).

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat


abnormalyaitu pada segmen bawah Rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau seluruh
permukaan jalan lahir (Ostium Uteri Internum. Sejalan dengan bertambah
membesarnyarahim dan meluasnya segmen bawah rahim kea rah proksimal memungkinkan
plasentayang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti
perlluasansegmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang
secaradunamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bias mengubah luas
pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. (Prawirohardjo, 2008)

B. Tanda dan Gejala Plasenta Previa

Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan pervaginam yang terjadi tiba-tiba
dantanpa disertainyeri . Ini terjadi selama trimester ketiga dan kemungkinan disetai
ataudipicu ole hiribilitas uterus (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Helen Varney,642).

Sebagian kasus plasenta Previa tidak menimbulkan gejala apa pun. Sementara itu,
banyak kasus plasenta previa ditandai dengan adanya perdarhan yang keluar dari vagina.

Adapun gejala klinis Plasenta Previa adalah:

1. Gejala utama Plasenta Previa adalah perdarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri.
2. Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering dijumpai kelainan letak janin.
3. Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien dapat dikirim
kerumahsakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih
banyak.

2
4. Janin biasanya masih baik (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Ed. III,
1992Hal. 365-376).

Ciri yang paling menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan melalui vaginatanpa
rasa nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadu pada akhir trimester kedua keatas.Perdarahan
pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembaliterjadi tanpa
sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang.Pada setiap
pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir.Pada plasenta
letak rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan, perdarahan bias sedikit
sampai mirip pada solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim
tidak mampu berkontraksi sekuat segem atas rahim,dengan demikian perdarahan bias
berlangsung sampai pascapersalinan. Perdarahan bias juga bertambah disebabkan serviks dan
segmen bawah rahim pada plasenta previa lebihrapuh dan mudah mengalami robekan.
Robekan lebih mudah terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada
retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta. ( buku Ilmu Kebidanan.2014. Sarwono
Prawirohardjo. 497-498)

C. Pengkajian dan Diagnosa Plasenta Previa

Apabila seorang wanita datang dengan perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri
padatrimester ketiga, bidan dilarang keras melakukan pemeriksaan dalam sampai diketahui
posisi plasenta dengan pasti. Stabilisasi serta evaluasi status janin dan ibu merupakantujuan
utama penatalaksanaan. Catatan hasil pemeriksaan ultrasonografi terdahulu sangat
bermanfaat dan akan diperlukan penapisan darurat ketika pertolongan persalinandiberikan.
Apabila ternyata bukan Plasenta Previa maka pemeriksaan dalam dapatdilakukan dengan
aman. ( Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Helen Varney,642)

Plasenta previa dapat di diagnosis dengan ultrasonografi sebelum suatu gejalamuncul.


Apabila sonogram yang dilakukan sebelum kehamilan berusia 28 minggumember kesan
plasenta berada dibagian bawah, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang pada trimester
ketiga untuk mencatat kelanjutan posisi plasenta dalam hubungannyadengan perkembangan
serviks dan sregmen bawah uterine pada minggu-minggumenjelang persalinan.

D. Penyebab Terjadinya Plasenta Previa

3
Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui, tapi ada beberapa faktor yang diduga
berpotensi meningkatkan risikonya padai buhamil . Faktor-faktor risiko tersebut antaralain
adalah:

a. Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya kuret atau pengangkatan miom.
b. Pernah mengalami plasenta previa.
c. Pernah menjalani operasi caesar.
d. Pernah mengalami keguguran.
e. Merokok.
f. Berusia 35 tahun atau lebih.
g. Pernah melahirkan.
h. Pernah menjalani operasi pada rahim.
i. Menggunakan kokain.

E. Pemeriksaan Plasenta Previa

Pemeriksaan Fisik Plasenta previa

1. Pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul,ada kelainan letak janin.
2. Pemeriksaan inspekula, tujuannya untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dariostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.

Pemeriksaan penunjang plasenta previa .

1. USG : Biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan kongenital, letak dan
derajatmaturase plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan
denganTeknik operasi yang akan dilakukan.
2. Kardiotokografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan >28 Minggu
3. Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila dilakukan PDMO atau operasi,
perludiperiksa factor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu
pemeriksaan lainnya dilakukan atas indikasi medis.
F. Penatalaksanaan Plasenta Previa

Penatalaksanaan Plasenta Previa Menurut Scearce (2007)

1. Terapi ekspektatif (pasif)

4
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderitadirawat
tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.

Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif.Pemantauan klinis dilakukan


secara ketat dan baik.Syarat-syarat terapi ekspektatif:

a) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.


b) Belum ada tanda-tanda in partu.
c) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
d) Janin masih hidup.

2. Terapi aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previai.Seksio
sesareaPrinsiputama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu,sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
untuk hidup, tindakanini tetap dilakukan.
Melahirkan pervaginam Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada
plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Amniotomi dan akselerasiUmumnyadilakukan pada plasenta
previalateralis/marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi
kepala. Denganmemecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen
bawah rahim dan ditekanoleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum
ada atau masih lemah, akselerasidengan infus oksitosin.
b) Versi Braxton HicksTujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah
mengadakantamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi
Braxton Hickstidak dilakukan pada janin yang masih hidup.
c) Traksi dengan Cunam WilletKulit kepala janin dijepit dengan Cunam
Willet,kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti.
Tindakan inikurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali
menyebabkan Pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya
dikerjakan pada janinyang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif.

5
Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan
merupakankeadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang
baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah:

1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan


anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk
dapatmelakukan pertolongan lebih lanjut.
3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil
sikapmelakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas
yang cukup.

G. Macam-macam Plasenta Previa


a. Plasenta previa totalis atau kompot adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostiumuteri internum.
b. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteriinternum.
c. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggirostium uteri internumd.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawahrahim demikian rupa sehingga berada pada jarak lebih kurang 2cm dari
ostiumuteri internum. Jarak yang lebih dari 2cm dianggap plasenta letak normal.
( Ilmu Kebidanan. Sarwono Prawirohardjo. 495)
H. Penilaian Awal Gadar

Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam


keadaangawatdarurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis
meliputianamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obsterik. Dalam prakteknya,
pemeriksaansisitematis yang lengkap membutuhkan waktu yang lama, padahal penilaian
harusdilakukan secara cepat, maka dilakukanlah penilian awal. Penilaian awal ialah langkah
pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang membutuhkan
pertolongansegera dengan mengindentifikasi penyulit ( komplikasi ) yang dihadapi.

6
1) Periksa Pandang
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah,tampak kesakitan
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak keringat
c. Menilai pernafasan :cepat, sesaknafas.
d. Menilai perdarahan dan kemaluan.
2) Periksa Raba :
a. Kulit : dingin, demam
b. Nadi : lenah/kuat, cepat/normal
c. Kaki/tungkaibawah : bengkak
3) Tanda vital :

Tekanandarah, nadi, suhu, danpernafasan

I. Cara Merujuk

Rujukan maternal dan neonatal adalah system rujukan yang dikelola secara strategis,
proaktif, pragmatis dan koordinatif untuk menjamin penerapan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatalyang paripurna dan komperhensip bagi masyarakat yang membutuhkan terutama
bagi ibu dan bayi baru lahir,dimanapun dia berada dan berasal dari golongan ekonomi
maupun agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
peningkatan mutu dan keterjangkawan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di wilayah
mereka berada (depkws,2006)

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS


PADA Ny R UMUR 32 TH G2 P1 A0 HAMIL 32 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI

A. SUBJEKTIF
Tanggal :18 AGUSTUS 2021
Jam : 08:00.AM
Tempat :RUANG UMAR BIN KHATTAB
Nama Mahasiswa :Vera vrewulan dari (2019031411)
Mar'atul Azizah (2019031412)
Cindy putri (2019031413)

8
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
Nama Ibu :Ny.R Nama Suami :Tn.K
Umur :32 Thn Umur :35 Thn
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan ;SMP Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :wirasuasta
Suku Bangsa :Jawa Suku Bangsa :Jawa
Alamat :doplang 1/4 doplang Alamat :doplang 1/4 doplang
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah brongkolan

4.Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,menderita
penyakit keturunaan serta penyakit yang membutuhkan perawatan khusus.
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
,TBC,Hepatitis,Campak,HIV/AIDS.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
asma,jantungan,diabetes,dan hipertensi.
c. Riwayat kesehatan sekarang.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
,TBC,Hepatitis,Campak,HIV/AIDS
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
asma,jantungan,diabetes,dan hipertensi
4. Riwayat Obstetri
a. Haid
Menarche :Usia 12thn Dismenorhoe :
Siklus :28 hari Flour albus : Normal
Lama :6-7 hari HPHT :09 januari 2021
Volume :3x ganti pembalut/hari
Warna :merah,encer,sedikit menggumpal

9
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ibu mengatakan hamil anak pertama
c. Riwayat kehamilan sekarang
Perasaan klien sejak kunjungan terakhir : Takut,cemas,khawatir
Merasakan gerakan janin pertama :usia kehamilan ke-32 minggu
Kekuatiran yang di rasakan klien : menghadapi persalinan normal
Tanda – tanda bahaya yang dialami : Tidak ada tanda bahaya yg di
rasakan pasien
Usia kehamilan ( HPHT ) :32 mg
Obat – obatan yang dikonsumsi : tidak ada obat-obatan yg
dikonsumsi selain tabler FE
5. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah dipakai :-
Alasan berhenti :-
Lama penggunaan alkon sebelum hamil :-

6. Riwayat Pernikahan
Nikah :1 kali
Usia pernikahan : 10 tahun
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil :Makan 3x sehari dengan porsi sedang terdiri dari
nasi,sayur,dan lauk pauk
Selama hamil :Ibu makan 3x sehari,tidak ada perubahan pada pola makan
ibu,ibu minum 6-7 gelas/hari
b. Pola Eliminasi
Sebelum hamil :BAB:1x sehari,BAK:4-5x sehari
Selama hamil :BAB:1x sehari,BAK:6-7x sehari
c. Pola Istirahat
Sebelum hamil :tidur malam 7-8 jam,tidur siang 1 jam
Selama hamil :Tidur malam 7-8 jam,tidur siang 1 jam
d. Pola Aktifitas
Ibu hanya mengerjakan aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga.seperti
menyapu,mencuci dan memasak.

10
e. Pola hubungan seksual
Sebelum hamil :2x seminggu
Selama hamil :belum pernah melakukan hubungan intim
f. Pola personal hygiene
Sebelum dan saat hamil ibu mandi 2x sehari,ganti pakayan 2x sehari.
8. Pola Pengetahuan Klien
Ibu belum penyebab perdarahan dan tanda bahaya kehamilan tm 3 .
B. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan fisik
KU : baik BB sebelum hamil :46 kg
Kesadaran :composmentis BB selama hamil :58 kg
TTV TD :110/70 TB :153cm
N :80x/mnit LILA :25 cm
S :36,2c
RR :20x/mnt

b. Status present
Kepala :bentuk simetris tidak ada benjolan
Rambut :lurus,tidak ada ktombe dan tidak mudah rontok
Mata :simetris,tidak ada pembengkakan pada kelopak mata konjungtiva
merah muda,sklera tidak ikterik,berfungsi dengan baik
Telinga :bentuk simetris,keadaan bersih,fungsi dengan baik.
Hidung :bentuk simetris keadaan bersih,tidak ada pembesaran polip,berfungs
dengan baik.
Mulut dan gigi :tidak ada kelainan bentuk pada mulut,tidak terdapat
stomatitis,keadaan gigi bersih,tidak ada caries,tidak ada pembesaran
tonsil.
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar limfe,dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis.
Dada :bentuk simetris,pergerakan nafas teratur,tidak ada benjolan
abnormal,dan taka da gatal-gatal.
Abdoment :bentuk simetris,membesar sesuai dengan usia kehamilan tidak ada
bekas oprasi

11
Pinggang :tidak ada kelainan
Punggung :tidak ada kelaina
Genetalia :keadaan bersih,tidak ada haemoroid,tidak ada varises,dan oedema
Fossa poplitea :tidak ada kelainan
Inguinal :tidak ada kelainan
Ekstermitas atas :bentuk simetris,tidak ada cacat,tidak ada oedema
Ekstermitas bawah:bentuk simertis,tidak ada oedeman,dapat berfungsi dengan baik

c. Status obstetric
1. Inspeksi
Muka : bentuk simetris
Mammae : tidak ada oedema
Abdoment : bentuk simetris
2. Palpasi
(1) Leopold I
bagian teratas janin teraba bulat lunak tidak dapat di lentingkan (bokong)
TFU :32 cm

(2) Leopold II
Bagian kanan ibu teraba kera,memanjang,seperti tahanan (punggung)
Bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
(3) Leopold III
Bagian terbawah janin teraba bulat,keras dapat di lentingkan (kepala)
Penurunan kepala 0/5
(4) Leopold IV
KONVEGERGEN
Taksiran Berat Janin (TBJ = (32-12)x155 =1.828gram

3. Auskultasi :
DJJ :148 x/mnt
Pungtum :kanan atas perut

4.perkusi
Reflek patella positif

12
i. Data Penunjang (Bila ada indikasi)
HB :6 gr%
NLR :1,8
USG :plasenta menutupi jalan lahir
Antigen :Negaif

C.ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan:
Ny R. G2P1A0 Umur 32 Tahun, Hamil pertama Janin tunggal, hidup, membujur,
punggung kanan,belum masuk panggul dengan plasenta previa totalis
Data Dasar :
Subjektif :ibu mengatakan bernama ny R.
Ibu mengatakan berusia 32 tahun
Ibu mengatakan hamil anak ke dua tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan keluhannya keluar darah prongkolan dari jalan lahir
Objektif :
a) Leopoid I : bagian teratas janin teraba bulat lunak tidak dapat di lentingkan
(bokong)
TFU 32 cm
b) Leopoid II: Bagian kanan ibu teraba kera,memanjang,seperti tahanan
(punggung)
Bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
c) Leopoid III: Bagian terbawah janin teraba bulat,keras dapat di lentingkan
(kepala)
Penurunan kepala 0/5
d) Leopoid IV ;konvergen
e) TBJ :(32-12)x155
:20x155
:1.828 gr
DJJ :148x/mnt
b. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Perdarahan Pervaginaan
c. TINDAKAN SEGERA
Pemasangan infus RL 20 tpm dan Transfusi darah 2 kolf

13
D.PLANNING
Rencana asuhan
j.08:15 wib tgl 18 agustus 2021
1. Observasi keadaan umum dan tanda vital
2. Observasi DJJ dan banyaknya perdarahan
3. Kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk pemberian terapi
4. Beritahu informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan yang dialami ibu
5. Anjurkan pada ibu untuk bedrest total bila ingin BAK /BAB gunakan pispot
6. Anjurkan pada ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mengganti pembalut
bila sudah penuh
7. Anjurkan pada keluarga agar selalu mendampingi ibu
8. Dokumentasi hasil pemeriksaan dibuku laporan

Implementasi
J :08:25 tgl 18 agustus 2021
1. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda vital
KU :sedang TFU :32 CM
TTV TD :120/80 mmHg
N :80X/mnt
Rr :20x/mnt

2. Melakukan observasi DJJ dan perdarahan


DJJ :148x/mnt
Perdarahan :flek
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk mendapatkan terapi
Vitalex :2.1
Kalnex :3,1
Dexa :2 1 1/2
4. Memberitahu keluarga dan ibu keadaan ibu
Bahwa ibu mengalami plasenta previa totais atau ari-ari yang menutup jalan lahir
yang menyebabkan perdarahan
5. Memberitahu ibu untuk bedrest total jika ingin bab/bak di lakukan di pistpot saja
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mengganti pembalut bila
sudah penuh
7. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu setiap waktu
8. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan dibuku laporan

14
Evaluasi
J 08:35 wib tgl 18 agustus 2021
1. Sudah melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
2. Sudah melakukan obserpasi DJJ dan perdarahan
3. Sudah melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk mendapatkan terapi
4. Sudah memberitahu keluarga dengan keadaan ibu
5. Ibu bersedia melakukan bedrest dan bak/bab di pistpost
6. Ibu bersedia menjaga personal hygiene
7. Keluarga bersedia menemani ibu setiap waktu
8. Sudah melakukan pendokumentasian

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta pevia adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik
posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna

15
menutupiosserviks. Plasenta previa terdiri dari Plasenta previa totalis, Plasenta previa
parsialis,Plasenta previa marginalis, dan Plasenta letak rendah.

B. Saran

Ciri khas plasenta previa adalah perdarahan yang tidak disertai rasa sakit. Oleh
karenaitu tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosis,
kecualidilakukan di kamar operasi menjelang tindakan. Karena akan merusak
keseimbangan bekuan darah dan akan menimbulkan perdarahan baru. Dalam skema
menghadapi plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh bidan yang menghadapinya
dengan cara berikut :

a. Pasang infus dengan cairan pengganti ( NaCl, Ringer Laktat, Glukosa).


b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam karena akan berakibat perdarahan
tambah banyak.
c. Segera lakukan tindakan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang cukup
untuktindakan operasi dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

(Buku Ajar AsuhanKebidanan Edisi 4, Helen Varney,641).

(Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Helen Varney,642).

16
(Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Ed. III, 1992Hal. 365-376).
( Buku Ilmu Kebidanan.2014. Sarwono Prawirohardjo. 497-498)

17

Anda mungkin juga menyukai