Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KIMIA DASAR "SUSUNAN BERKALA DAN BEBERAPA SIFAT UNSUR""

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang
telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Alkimiawan menemukan banyak proses
kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Kita sering menemui unsur di sekitar kita.
Apabila kita sebutkan satu per satu akan sangat sulit karena saat ini telah ditemukan kurang lebih
118 unsur. Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan
unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat
kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita
mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya. Unsur-unsur tersebut perlu dikelompokkan supaya
mudah dalam mempelajarinya.. Hal inilah yang mendorong para ahli dari dulu untuk
mengelompokkan unsur. Bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan
sifat yang berbeda-beda?
Pengelompokkan dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat unsur. Dasar pertama yang
digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa atom,
dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur mengalami perkembangan
dari pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan logam,
kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf Newlands, sistem periodik Mendeleyev, dan
sistem periodik yang kita gunakan saat ini (Henry G. Moseley).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan sejarah susunan berkala/sistem periodik ?
2. Apa sajakah sifat-sifat unsur ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah sistem periodik unsur.
2. Untuk mengetahui beberapa sifat unsur.

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjadi kajian wawasan ilmu sistem periodik.
2. Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup sistem periodik.
3. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengetahui ruang lingkup sistem periodik.

BAB I
PEMBAHASAN

A. Susunan Berkala
Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur. Dengan ilmu kimia kita dapat
mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu unsur dengan unsur
yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi kimia persenyawaan dan lain-
lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam dan masing-masing unsur
memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu untuk mempelajari kelakukan setiap unsur, perlu
diadakan klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan atas persamaan sifat-
sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukan ke dalam satu golongan,
sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih sistimatis, sekaligus dapat melihat
hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Secara singkat, guna susunan berkala adalah untuk
meramalkan dan mengetahui sifat unsur, sehingga kita dapat meramalkaan dan mengetahui
berbagai gejala/kejadian di alam.

1. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur


Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Lavosier, Dalton, John Jacob Berzelius, J .
Newslands, Mendeleev , hingga Henry Moseley .

1.1 Lavoiser
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut
berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah,
logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok
unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda. Unsur gas yang di
kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote (nitrogen), dan hidrogen. Unsur-
unsur yang tergolong non logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan
asam borak.
Unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan,
raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng.
Yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan
silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarkan sifat kimia sehingga bisa di jadikan
referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.

1.2 Dalton
Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat dan massa yang
berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa atom unsur terhadap massa atom unsur
hidrogen. Berangkat dari teorinya itu Dalton mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur
(sebanyak 36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.

1.3 John Jacobs Berzellius (1828)


Dalam daftar massa unsur yang dibuat oleh Dalton terdapat kesalahan dalam penentuan massa atom
unsur. Pada tahun 1828 Barzellius berhasil membuat dan mempublikasikan daftar massa atom
unsur-unsur yang lebih akurat. Lambang unsur ditemukan oleh John Jacob Berzelius. Aturan yang
digunakan yaitu, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama latin karena waktu itu
bahasa latin merupakan bahasa sains, misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Hg
adalah simbol untuk hydrargyrum (raksa), dll. Secara internasional, huruf pertama simbol kimia
ditulis dalam huruf capital, sedangkan huruf selanjutnya jika ada ditulis dalam huruf kecil. Sistem
periodik unsur dapat membantu mempelajari jumlah unsur yang semakin banyak dan membuatnya
lebih praktis.

1.4 Johan W. Dobereiner (1817)


Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa rata-rata dari dua
unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsium dan barium dan juga mengemukakan
beberapa kelompok unsur lain. Dobereiner meyimpulkan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke
dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade.
· Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisien dengan adanya beberapa
unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur dalam
kelompok triade tersebut.
· Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa Atom
(Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsur pertama dan
ketiga.

1.5 J. A. K. Newland (1863-1865)


J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang disebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun
oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf. Disebut Hukum Oktaf karena beliau mendapati bahwa
sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini
menyerupai oktaf musik.

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan Al
maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih diketemukan beberapa oktaf yang isinya
lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya
sangat besar. 1.6 Lothar Meyer
Pada tahun 1969, Lothar Meyer mengamati hubungan antara kenaikan massa atom dengan sifat
unsur. Hal ini dilakukan antara lain dengan membuat Kurva volume atom versus fungsi massa atom.
Dari kurva, ia mengamati adanya keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat yang mirip, dan
pengulangan sifat unsur tidak selalu setelah 8 unsur, seperti dinyatakan dalam hukum oktaf.
Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal. Pengulangan sifat unsur
membentuk kolom. Sedangkan unsur-unsur dengan sifat yang mirip terletak pada baris yang sama.

1.7 Dimitri Mendeleev


Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dimitri Ivanovich Mendeleev, berdasarkan
pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur
adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Tabel Sistem Periodik Mendeleev yang telah
disempurnakan (1871) terdiri atas golongan (lajur tegak) dan periode (deret mendatar).
Keuntungan Tabel Periodik Mendeleev dalam memahami sifat unsur ialah:
· Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
· Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi tempat kosong dalam
daftar.
· Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur-unsur gas mulia.

Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:


· Panjang periode tidak sama.
· Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan triade platina (Os, Ir, dan
Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.
· Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur (antara –1 dan +4),
sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum ditemukan.

Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal
itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev
menempatkan Ti (Ar = 48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih
mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang
belum di kenal itu. Perkiraan tersebut didasarkan pada sifat unsur lain yang sudah dikenal, yang
letaknya berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan
itu ditemukan, ternyata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah
germanium (Ge) yang ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.

1.8 Henry G. Moseley


Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat
mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan
terdiri dari partikel yang lebih kecil yang disebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di
yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton
merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913,
seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan
didasari oleh massa atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut
diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton
sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan
unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang
disebut juga sistem periodik bentuk panjang.

Konfigurasi elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik


B. Periode dan Golongan
1. Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu unsur
menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi
elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran elektron dalam kulit-kulit atomnya. Dalam sistem
periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
a. periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur, yaitu H dan He.
b. periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur yaitu, Li, Be, B, C, N, O, F, Ne.
c. periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur, yaitu Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar.
d. periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu K, Ca, Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Ga,
Ge, As, Se, Br, Kr.
e. periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu Rb, Sr, Y, Zr, Nb, Mo, Tc, Ru, Rh, Pd, Ag, Cd, In,
Sn, Sb, Te, I, Xe.
f. periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau
ke-5, yaitu Cs, Ba, La, Hf, Ta, W, Re, Os, Ir, Pt, Au, Hg, Tl, Pb, Bi, Po, At, Rn, dan 14 unsur lagi
merupakan deret lantanida, yaitu Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu;
g. periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, yaitu Fr, Ra, Ac, Rf, Db, Sg, Bh, Hs,Mt, Uun,
Uuu, Uub, Uut, Uuq, Uup, Uuh, Uus Uuobelum lengkap karena maksimum 32 unsur. Pada periode
ini terdapat deret aktinida yaitu Th, Pa, U, Np, Pu, Am, Cm, Bk, Cf, Es, Fm, Md, No, Lr.
2. Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu lajur tegak
adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.

2.1 Golongan utama


Golongan utama tersebut adalah :
a. Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari unsur-unsur :
H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr .
b. Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur :
Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra.
c. Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur:
B, Al, Ga, In, Ti, Uut.
d. Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur :
C, Si, Ge, Sn, Pb, Uuq.
e. Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur:
N, P, As, Sb, Bi, Uup.
f. Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur:
O, S, Se, Te, Po, Uuh.
g. Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari unsur-unsur :
F, Cl, Br, I, At.
h. Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari unsur-unsur :
He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn.

2.2 Golongan transisi


Golongan transisi tersebut adalah :
a. Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg.
b. Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub.
c. Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac.
d. Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf.
e. Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db.
f. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg.
g. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh.
h. Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds.

Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam,
yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB.
Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7
golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk
alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.

C. Sifat-sifat Unsur

1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh
jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah
kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin
kuat. 2. Jari-jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari
atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion
bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari
atom netralnya.

3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion untuk melepaskan
sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).
Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan untuk melawan gaya tarik inti terhadap elektron
terluarnya, jadi semakin jauh dari inti maka semakin kecil energi ionisasinya dan semakin mudah
elektron itu dilepaskan.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar
dengan inti semakin besar (jari-jari kecil). Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk
melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya
sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya,
energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
· Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar
makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di
lepaskan.
· Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena
makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan
energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.

4. Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerina sebuah
elektron.
Jadi, besaran afinitas elektron merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya
atom untuk menarik elektron. Semakin besar afinitas elektron yang dimiliki atom itu menunjukan
bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari luar dan membentuk ion negatif(anion). Jika ion negatif
yang terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang terbentuk
tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif
mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya
bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap
elektron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron
semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron
semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron
semakin kecil.

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah.


Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang.

5. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor
yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari
atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom yag lain).
· Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-
menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan
elektron. · Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke kanan makin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen).
Harga keelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat
pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu
senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan cenderung menerim
elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur
cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.

6. Sifat Logam dan Non Logam


Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik,
dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang.
Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat
logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin
berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di
sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Contoh :
1. Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan logam. Hal ini disebut
unsur-unsur amfoter.
2. Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam. Hal
ini disebut unsur-unsur metalloid.

7. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu
periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA
tidak reaktif.

Anda mungkin juga menyukai