1. Apakah Anda memiliki nilai-nilai pribadi yang diyakini dan dianut yang
berhubungan dengan pemberantasan korupsi? Jika iya, tuliskan nilai-nilai
tersebut beserta kaitannya dengan pemberantasan korupsi.
Jawaban:
ADA.
1. Kejujuran
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang sesuai kenyayaan, tidak
berbohong dan tidak curang. Dalam berbagai buku juga disebutkan
bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan perbuatan. Sementara
tindakan korupsi adalah tindakan yang menyembunyikan,
memanipulasi, dan merugikan orang lain. hal ini biasanya berkaitan
dengan uang. Memanipulasi sendiri sama halnya dengan berbohong /
menipu orang lain, sehingga jelas korupsi merupakan perilaku yang
tidak jujur. Akar masalah kasus korupsi adalah hilangnya nilai-nilai
kejujuran. Kejujuran menempati urutan pertama yang harus
diperhatikan untuk memberantas masalah korupsi dari akar-
akarnya. Banyaknya kasus korupsi yang muncul tersebut merupakan
akibat dari hilangnya kejujuran dan integritas dalam menahan
keserakahan nafsu dalam diri.
b. Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup sederhana,
seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Sejatinya, hidup sederhana itu akan
membuat kita menjadi lebih menikmati hidup dan mengingatkan kita
untuk selalu bersyukur. Salah satu penyebab terjadinya
pencurian/korupsi karena mereka yang selalu memamerkan harta
mereka sehingga menimbulkan iri hati orang lain yang kurang mampu.
Perilaku konsumtif apabila tidak diimbangi dengan pendapatan yang
memadai akan mendorong seseorang untuk melakukan berbagai
tindakan guna memenuhi keinginannya. Salah satu kemungkinan
tindakan itu adalah dengan korupsi
c. Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Keadilan
adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan
apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan
tidak melanggar hukum. Pribadi dengan karakter yang baik akan
menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Pemikiran ini akan menjauhkan seseorang dari
tindak korupsi.
2. Bagaimana penerapan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas pribadi, pekerjaan, dan
organisasi?
Jawaban :
Saya adalah seorang dokter, bagian dari tenaga kesehatan. Sektor
Kesehatan juga merupakan sektor yang rentan terhadap korupsi. Korupsi.
Korupsi sektor kesehatan tidaklah selalu merupakan bentuk kejahatan yang
dilakukan dengan motif keuntungan dan semata kesengajaan untuk
memperkaya diri. Seringkali kasus korupsi terjadi sebagai kelalaian,
“ketidakpedulian”, ketidakcermatan dan ketidakpahaman dalam menjalankan
administrasi, sehingga akhirnya terjebak dan menjerumuskan seorang tenaga
medis dalam tindak korupsi.
Penerapan nilai kejujuran dalam aktivitas pribadi atau pekerjaan bagi
seorang dokter adalah jujur dalam berhubungan dengan pasien dan teman
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya apabila diketahui
melakukan penipuan atau penggelapan.Hal ini tertuang dalam KODEKI.
Contoh sederhananya adalah menjuruskan pasien untuk membeli obat
tertentu yang sebenarnya kurang diperlukan pasien karena dokter yang
bersangkutan telah menerima komisi dari perusahaan farmasi tertentu. Hal ini
sudah tentu tidak boleh,
Untuk nilai keadilan sendiri dalam organisasi profesi dokter Indonesia juga
menyebutkan nilai keadilan dalam kegiatan profesi dokter. Misalnya
mengeksploitasi dokter lain, dimana pembagian prosentasi imbalan jasa tidak
adil.
3. Apakah lembaga tempat Anda bekerja atau organisasi Anda memiliki kode etik?
Menurut Anda, apakah kode etik tersebut bertentangan dengan pemberantasan
korupsi atau sebaliknya?
Jawaban
Ada, Organisasi profesi dokter memiliki Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Kode etik ini tidak bertentangan dengan pemberantasan korupsi.
Contohnya Pada Pasal 9:
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien
dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Setiap dokter wajib secara umum bertanggung jawab menjaga martabat dan
keluhuran profesi kedokteran dengan memberi kesan mendalam bahwa profesi
kedokteran senantiasa menjunjung tinggi kejujuran sebagaipilarutama
reputasidan bonaditas profesidalam rangka terjaganya kepercayaan publik.
Dalam sumpah dokter juga disebutkan “, Saya akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik Kepartaian,
atau Kedudukan Sosial, dalam menunaikan kewajiban saya terhadap
penderita.