BENCANA
Disusun Oleh :
Kelompok 5
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah “Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak
Gempa dan Tsunami Kota Padang” guna memenuhi tugas kelompok dari mata
kuliah Manajemen Kejadian Luar Biasa dan Bencana. Penulisan makalah ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
turut serta membantu penulisan makalah ini. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada: Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M.Kes , Susy
Katikana Sebayang, SP., M.Sc., Ph.D , Septa Indra Puspikawati, S.KM.,
M.PH , Dr. Mohammad Zainal Fatah, Drs., M.S., M.Kes. Desak Made Sintha
Kurnia Dewi, S.KM., M.Kes . Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes , Drs. Eka
Muharam Suryandi, M.Si , Andriyani Hamzah, dr., M.MRS , Ayik Mirayanti
Mandagi, S.KM., M.Kes sekalu dosen pembimbing pada mata kuliah
Manajemen Kejadian Luar Biasa dan Bencana. Dan Teman-teman FKM
PSDKU Unair di Banyuwangi yang selalu memberikan dukungan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik dari
segi penulisan, bahasan ataupun penyusunannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Pengertian Bencana...................................................................................3
2.2 Pengertian Gempa.....................................................................................4
2.3 Pengertian Tsunami...................................................................................4
2.4 Promosi kesehatan dan ilmu perilaku........................................................5
2.5 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dalam kehidupan...8
2.6 Pengertian Trauma Healing.......................................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PEMBAHASAN....................................................................................................12
3.1 Upaya Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami.............12
3.2 Analisis Situasi Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar
Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang.......................................12
3.3 Intervensi Pemberian Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak
Gempa dan Tsunami Kota Padang..........................................................14
3.4 Kelebihan Dalam Jurnal..........................................................................15
3.5 Kekurangan Dalam Jurnal.......................................................................16
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................17
4.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1
kandungan. Sedangkan Elizabeth B. Hurlock menerangkan masa anak-
anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan,
yaitu kira-kira pada usia dua tahun sampai saat anak matang secara
seksual mereka akan beralih kemudian bertemu pada masa remaja. Masa
remaja akan menghadapi perubahan fisik dan psikologis secara drastis.
Masa remaja Indonesia sendiri masih termasuk kategori anak=anak
periode terakhir.
Korban dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diarttikan sebagai
orang yang menderita luka atau mati karena suatu kejadian atau peristiwa.
Luka yang dialami bias berupa luka fisik seperti merasakan sakit atau
hilangnya salah satu anggota badan. Bias juga luka batin yang seperti
kekecewaan, kegelisahan bahkan ketakutan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka memiliki dua tujuan diantaranya
adalah:
1. Menggambarkan proses pelaksanaan terapi trauma healing yang diberikan
kepada anak-anak yang terkena bencana alam
2. Menggambarkan dampak-dampak yang terjadi kepada anak setelah
mendapatkan penanganan trauma healing.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bencana dapat terjadi karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa
atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan
(vulnerability) masyarakat. Hubungan keduanya dapat digambarkan bila
gangguan atau ancaman tersebut muncul kepermukaan tetapi masyarakat tidak
rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang
mengganggu tersebut, sementara bila kondisi masyarakat rentan tetapi tidak
terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana. Adapun
Bencana dibagi ke dalam tiga kategori yaitu: (a) Bencana alam adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. (b) Bencana non alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam
3
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. (c) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror. (UU RI No 24 Tahun 2007).
Menurut Bakornas PB, (2007), gempa bumi merupakan salah satu dari
berbagai macam bencana alam yang ada di Indonesia yang bilamana
penanganan maupun mitigasi yang dilakukan tidak baik akan menimbulkan
ancaman korban jiwa maupun korban materi. Berbagai komponen yang
terancam apabila terjadi gempabumi diantaranya: 1. Perkampungan padat
dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni, 2. Bangunan dengan
desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok tanpa perkuatan,
3. Bangunan dengan atap yang berat 4. Bangunan tua dengan kekuatan lateral
dan kualitas yang rendah 5. Bangunan tinggi yang dibangun diatas tanah
lepas/tidak kompak 6. Bangunan diatas lereng yang lemah/tidak stabil 7.
Infrastruktur diatas tanah atau timbunan
4
laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari
dasar laut. Gangguan impulsive tersebut bisa berupa gempabumi tektonik,
erupsi vulkanik atau longsoran.
5
promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan
bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
6
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan yaitu pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan
jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga
tahun.
c. Tujuan Perilaku yaitu gambaran perilaku yang akan dicapai dalam
mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek,
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja
meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
7
2. Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya:
berfikir, bersikap, berfantasi, dan sebagainya.
8
diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku
masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat,
diperlukan strategi pembangunan kesehatan, sasaran serta kebijaksanaan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berkelanjutan,
menyeluruh, merata dan terintegrasi.
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat
merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya
guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif. Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga
terlatih di bidang promosi kesehatan termasuk pakar yang memahami
sosiologi, antropologi, perilaku, ilmu penyuluhan dan lain-lain. Di samping
itu, tenaga kesehatan masyarakat juga dapat berperan dibidang kuratif dan
rehabilitatif. Tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam
mengubah perilaku masyarakat menjadi kondusif terhadap Perilaku Hidup
Sehat dan Bersih (PHBS) melalui promosi kesehatan.
9
peristiwa trauma merupakan bagian dari proses kehidupan dan
tantanganakan melahirkan keyakinan yang baru untuk dapat kembali
bangkit.
3. Reconnection, setelah memiliki keyakinan dan penerimaan terhadap
kondisi maka hal terpenting selanjutnya adalah memperbaiki kembali
hubungan sosial dan membangun kembali kepercayaan, harapan, dan
saling pengertian.
10
2. Teknik Relaksasi : relaksasi pernafasan, relaksasi kesadaran indera,
relaksasi tempat kedamaian, dan teknik relaksasi lainnya
3. Teknik Mengekspresikan Emosi : katarsis, kursi kosong, SEFT,
melepas balon imajiner, berbagi dengan teman/figure lekat,
mengatasi blocking flashback, berbagai teknik proyeksi/imajinasi
4. Teknik Rekreasi: kegiatan seni, play therapy,
membacakan/mendengarkan/menuliskan cerita, olahraga
5. Teknik Ekspresi : menulis, menggambar, melakukan hobby, asosiasi
bebas.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
3.2 Analisis Situasi Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah
Dasar Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang
Dalam pembahasan kali ini kelompok kami mengambil jurnal dengan
topik pemberian trauma healing kepada anak-anak tepatnya di SDN 19 Air
Tawar Kota Padang Sumatera Barat yang mengalami bencana gempa bumi
dan berpotensi tsunami sebagai upaya rehabilitasi korban bencana. Anak-anak
merupakan salah satu dari kelompok rentan yang rentan mengalami trauma
pasca terjadi bencana. Ketika anak-anak mengalami trauma maka ia tidak bisa
melaksanakan kegiatan sehari-harinya dengan baik seperti sebelum terjadi
bencana. Sehingga dengan melihat permasalahan tersebut maka sangat perlu
dilakukan pemberian trauma healing sebagai upaya penanggulangan trauma
pada anak-anak pasca bencana.
Pada tahun 2009 Kota Padang mengalami bencana gempa bumi yang
menimbulkan kerugian besar baik itu korban jiwa maupun kerugian materil.
Sebanyak 1.195 korban jiwa dan 4,8 triliun kerugian materil. Dengan melihat
situasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Kota Padang masih kurang siap
dalam menghadapi bencana gempa. SDN 19 Air Tawar merupakan SD yang
berjarak 700 m dari bibir laut. SD ini memiliki 6 kelas dengan jumlah murid
135 orang. Berdasarkan hasil pemetaan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Daerah (BNPBD), SDN 19 Air Tawar berada pada zona merah
bencana tsunami. Dekatnya posisi sekolah dengan bibir pantai menjadi salah
satu alasan masih banyak siswa di SD 19 Air Tawar ini yang mengalami
13
trauma akan gempa karena memang kejadian gempa sangat sering terjadi
dikota Padang.
Siswa takut jika gempa yang ada berpotensi terjadi bencana tsunami
terlihat dalam sebulan terakhir telah 4 kali siswa dihentikan pembelajaran dan
pulang begitu saja dikarenakan adanya gempa serta 7 orang siswa cidera (4
orang terbentur dan 3 orang terjatuh) karena berdesakkan keluar saat
terjadinya gempa bumi. Tidak hanya itu, dalam 6 bulan terakhir terdapat 1
orang siswa yang hilang selama 2 hari 1 malam dikarenakan berlari saat
gempa terjadi dan tidak ingat lagi jalan untuk pulang kerumahnya. Hal ini
memperlihatkan trauma akan gempa masih ada dalam diri siswa tersebut.
Masih traumanya siswa juga disebabkan karena belum siaganya siswa maupun
lingkungan sekolah dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Beberapa
hal yang dapat disimpulkan diantaranya adalah adanya siswa yang trauma
terhadap gempa dan potensi tsunami di masa lalu dan juga pada lingkungan
sekolah belum mendukung siswanya dalam kesiapsiagaan bencana dempa dan
tsunami.
14
kuesioner pre test, kuesioner post test, absensi siswa, kertas lembar balik dan
spidol.
15
ketika terjadi bencana. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan sangat tepat
sasaran karena berdasarkan permasalahan yang terjadi masih banyak anak-
anak di SDN 19 Air Tawar yang mengalami trauma karena seringnya terjadi
bencana gempa. Dengan dilaksankan kegiatan tersebut maka siswa yang
mengalami trauma dapat tertolong karena dapat diberikan penanganan dengan
segera, karena apabila dibiarkan secara terus menerus maka akan berakibat
pada aktivitas sehari-hari dari anak-anak tersebut dan dapat mengganggu
psikologisnya. Selain itu juga dalam pemberian trauma healing bisa dari pihak
guru dari SDN 19 Air Tawar yang memberikan dengan adanya pelatihan oleh
pihak yang sudah ahli dibidangnya. Sehingga kegiatan trauma healing ini
dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Negara Indonesia berada di garis khatulistiwa pada posisi silang antara
dua benua dan dua samudera, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap
terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi, yang menyebabkan
munculnya suatu trauma. Pada kamus Psikologi dijelaskan bahwa trauma
merupakan setiap luka, sakit, atau shock yang seringkali berupa fisik atau
structural maupun juga mental dalam bentuk shock emosi yang Trauma
healing berhubungan erat dalam upaya mendamaikan menghasilkan
gangguan lebih kurang tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Tujuan akhir
dari trauma healing adalah membuat seseorang untuk dapat menerima dan
menyatukan pengalaman trauma, kesedihan, dan membentuk kehidupan baru
dengan keyakinan dan pengertian yang baru. Terdapat beberapa metode
pemulihan trauma yakni antara lain terdiri dari pemberian obat dan terapi
psikis (Todahl dkk., 2014). Terapi psikis dibedakan untuk anak-anak dan
orang dewasa. Bentuk terapi untuk orang dewasa adalah bimbingan konseling.
Sementara terapi psikis untuk anak-anak adalah play therapy, dengan
memanfaatkan media permainan dan dance therapy berfungsi untuk
mengekspresikan emosi anak-anak.
17
terjadi bencana tsunami terlihat dalam sebulan terakhir telah 4 kali siswa
dihentikan pembelajaran dan pulang begitu saja dikarenakan adanya gempa .
berdasarkan permasalahan tersebut, masih banyak anak-anak di SDN 19 Air
Tawar yang mengalami trauma karena seringnya terjadi bencana gempa.
Dengan dilaksankan kegiatan trauma healing, maka siswa yang mengalami
trauma dapat tertolong karena dapat diberikan penanganan dengan segera,
karena apabila dibiarkan secara terus menerus maka akan berakibat pada
aktivitas sehari-hari dari anak-anak tersebut dan dapat mengganggu
psikologisnya. Kekurangan dari kegiatan ini seperti hanya berfokus pada
upaya penanggulangan trauma korban bencana dengan memberikan trauma
healing tanpa memberikan edukasi mengenai menjaga dan memelihara
kesehatan selama terjadinya bencana
4.2 Saran
Pada daerah dengan tingkat bencana yang tinggi, trauma healing
sangatlah dibutuhkan. Untuk menghilangkan rasa cemas dan sedih
dikarenakan sering terjadinya bencana di wilayahnya, tetapi pada saat kegiatan
trauma healing, tambahkan kegiatan-kegiatan seperti edukasi mengenaik
menjaga dan memelihara kesehatan selama terjadinya bencana, agar angka
kesakitan yang terjadi akibat bencana dapat diatasi, dan trauma yang terjadi
dapat disembuhkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri., Dwi C.R., Inge A., & Ropendi P. (2019). Pemberian Terapi
Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak Gempa Dan Tsunami
Kota Padang. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 59 – 65.
http://dx.doi.org/10.32503/Cendekia.v1i2.584
19
Todahl, J. L., Walters, E., Bharwdi, D., & Dube, S. R. (2014). Trauma Healing: A
Mixed Methods Study of Personal and Community-Based Healing.
Journal of Aggression, Maltreatment & Trauma, 23(6), 611 – 632.
https://doi.org/10.1080/10926771.2014.920453
20