Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN KEJADIAN LUAR BIASA DAN

BENCANA

PEMBERIAN TERAPI TRAUMA HEALING BAGI


SEKOLAH DASAR TERDAMPAK GEMPA DAN TSUNAMI
KOTA PADANG

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Sinta Ningrum Widia Ningsih 101811535006


2. Septia Hilda Aisyaroh 101811535018
3. Agista Zulfatiswada 101811535022
4. Reza Nabilla Aulyana 101811535033
5. Hermasdito Syahsyah Rachman S 101811535042

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BANYUWANGI
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah “Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak
Gempa dan Tsunami Kota Padang” guna memenuhi tugas kelompok dari mata
kuliah Manajemen Kejadian Luar Biasa dan Bencana. Penulisan makalah ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
turut serta membantu penulisan makalah ini. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada: Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M.Kes , Susy
Katikana Sebayang, SP., M.Sc., Ph.D , Septa Indra Puspikawati, S.KM.,
M.PH , Dr. Mohammad Zainal Fatah, Drs., M.S., M.Kes. Desak Made Sintha
Kurnia Dewi, S.KM., M.Kes . Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes , Drs. Eka
Muharam Suryandi, M.Si , Andriyani Hamzah, dr., M.MRS , Ayik Mirayanti
Mandagi, S.KM., M.Kes sekalu dosen pembimbing pada mata kuliah
Manajemen Kejadian Luar Biasa dan Bencana. Dan Teman-teman FKM
PSDKU Unair di Banyuwangi yang selalu memberikan dukungan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik dari
segi penulisan, bahasan ataupun penyusunannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Banyuwangi, 15 Desember 2020


Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Pengertian Bencana...................................................................................3
2.2 Pengertian Gempa.....................................................................................4
2.3 Pengertian Tsunami...................................................................................4
2.4 Promosi kesehatan dan ilmu perilaku........................................................5
2.5 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dalam kehidupan...8
2.6 Pengertian Trauma Healing.......................................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PEMBAHASAN....................................................................................................12
3.1 Upaya Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami.............12
3.2 Analisis Situasi Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar
Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang.......................................12
3.3 Intervensi Pemberian Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak
Gempa dan Tsunami Kota Padang..........................................................14
3.4 Kelebihan Dalam Jurnal..........................................................................15
3.5 Kekurangan Dalam Jurnal.......................................................................16
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................17
4.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia berada di garis khatulistiwa pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudera, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap
terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi. Kondisi alam yang
rentan terhadap berbagai bencana ini tidak dapat dihindari, namun dapat
diminimalisir dari dampak buruk yang akan ditimbulkannya. Kejadian
Tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang memakan banyak
korban yaitu lebih dari 200.000 orang dan bencana gempa tektonik yang
terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 yang menimbulkan korban 6.234,
cukup menjadi bahan instropeksi diri dalam penataan manajemen bencana
alam.
a. Trauma Healing
Pada kamus Psikologi dijelaskan bahwa trauma merupakan setiap
luka, sakit, atau shock yang seringkali berupa fisik atau structural maupun
juga mental dalam bentuk shock emosi yang menghasilkan gangguan lebih
kurang tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Trauma yang ditunjukkan
pada penelitian ini adalah gangguan psikologis yang dialami oleh anak-
anak akibat bencana alam yang menghampiri mereka. Trauma terjadi
karena tidak adanya kesiapan dalam menghadapi suatu peristiwa. Oleh
karena itu, anak-anak yang mengalami trauma perlu mendapatkan
pertolongan dengan segera.
Sedangkan Healing secara bahasa memiliki arti penyembuhan. Jadi
trauma healing adalah suatu metode penyembuhan atau pemberian terapi
pada gangguan psikologis yang dialami oleh seseorang karena lemahnya
ketahanan fungsi-fungsi mental.
b. Anak Korban Bencana
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang dalam

1
kandungan. Sedangkan Elizabeth B. Hurlock menerangkan masa anak-
anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan,
yaitu kira-kira pada usia dua tahun sampai saat anak matang secara
seksual mereka akan beralih kemudian bertemu pada masa remaja. Masa
remaja akan menghadapi perubahan fisik dan psikologis secara drastis.
Masa remaja Indonesia sendiri masih termasuk kategori anak=anak
periode terakhir.
Korban dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diarttikan sebagai
orang yang menderita luka atau mati karena suatu kejadian atau peristiwa.
Luka yang dialami bias berupa luka fisik seperti merasakan sakit atau
hilangnya salah satu anggota badan. Bias juga luka batin yang seperti
kekecewaan, kegelisahan bahkan ketakutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya penanganan pasca bencana gempa bumi dan tsunami?
2. Bagaimana analisis situasi pemberian terapi trauma healing bagi sekolah
dasar terdampak gempa dan tsunami kota padang?
3. Bagaimana intervensi pemberian trauma healing pada anak-anak pasca
gempa dan tsunami kota padang?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka memiliki dua tujuan diantaranya
adalah:
1. Menggambarkan proses pelaksanaan terapi trauma healing yang diberikan
kepada anak-anak yang terkena bencana alam
2. Menggambarkan dampak-dampak yang terjadi kepada anak setelah
mendapatkan penanganan trauma healing.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bencana


Bencana memiliki beberapa arti baik secara normatif maupun arti dari
beberapa ahli. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), definisi bencana adalah


peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO (2002)
adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis,
hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar
masyarakat atau wilayah yang terkena.

Bencana dapat terjadi karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa
atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan
(vulnerability) masyarakat. Hubungan keduanya dapat digambarkan bila
gangguan atau ancaman tersebut muncul kepermukaan tetapi masyarakat tidak
rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang
mengganggu tersebut, sementara bila kondisi masyarakat rentan tetapi tidak
terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana. Adapun
Bencana dibagi ke dalam tiga kategori yaitu: (a) Bencana alam adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. (b) Bencana non alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam

3
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. (c) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror. (UU RI No 24 Tahun 2007).

2.2 Pengertian Gempa


Menurut Pujianto, (2007) gempa bumi merupakan salah satu fenomena
alam yang dapat disebabkan oleh buatan/akibat kegiatan manusia maupun
akibat peristiwa alam. Akibat dari kedua tersebut tanah menjadi bergetar
sebagai efek dari menjalarnya gelombang energi yang memancar dari pusat
gempa/fokus. Energi yang memancar dari fokus adalah akibat dari peristiwa
mekanik (tumbukan, gesekan, tarikan) ataupun peristiwa khemis (ledakan
akibat peristiwa reaksi kimia), energi yang terjadi akibat peristiwa-peristiwa
tersebut menyebar kesegala arah pada media tanah.

Menurut Bakornas PB, (2007), gempa bumi merupakan salah satu dari
berbagai macam bencana alam yang ada di Indonesia yang bilamana
penanganan maupun mitigasi yang dilakukan tidak baik akan menimbulkan
ancaman korban jiwa maupun korban materi. Berbagai komponen yang
terancam apabila terjadi gempabumi diantaranya: 1. Perkampungan padat
dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni, 2. Bangunan dengan
desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok tanpa perkuatan,
3. Bangunan dengan atap yang berat 4. Bangunan tua dengan kekuatan lateral
dan kualitas yang rendah 5. Bangunan tinggi yang dibangun diatas tanah
lepas/tidak kompak 6. Bangunan diatas lereng yang lemah/tidak stabil 7.
Infrastruktur diatas tanah atau timbunan

2.3 Pengertian Tsunami


Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak
lautan “tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak. Tsunami adalah
serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya
pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi (BNPB No.8 Tahun 2011).
Menurut Bakornas PB (2007), Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang

4
laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari
dasar laut. Gangguan impulsive tersebut bisa berupa gempabumi tektonik,
erupsi vulkanik atau longsoran.

Menurut BNPB (2012) Sejarah tsunami di Indonesia menunjukkan


bahwa kurang lebih 172 tsunami yang terjadi dalam kurun waktu antara tahun
1600 – 2012. Sumber pembangkitnya diketahui bahwa 90% dari tsunami
tersebut disebabkan oleh aktivitas gempabumi tektonik, 9% akibat aktivitas
vulkanik dan 1% oleh tanah longsor yang terjadi dalam tubuh air (danau atau
laut) maupun longsoran dari darat yang masuk ke dalam tubuh air.
Berdasarkan sumber terjadinya gempabumi tektonik sangat berpotensi
terjadinya tsunami

2.4 Promosi kesehatan dan ilmu perilaku


2.4.1 Pengertian Promosi kesehatan

Promosi kesehatan merupakan perubahan dari pendidikan


kesehatan di masa lalu. Dimana promosi kesehatan tidak hanya dalam
proses penyadaran melaikan juga menjembatani adnya perubahan
perilaku masyarakat. Promosi kesehatan merupaka istilah yang sangat
sering digunakan dalam kesehatan masyarakat, dan telah banyak
mendapatka dukungan kebijakan dari pemerintah dalam melaksakan
kegiatannya.

Promosi kesehatan menurut WHO yaitu merupakan proses yang


mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya.

2.4.2 Konsep dasar Promosi kesehatan

Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut:


Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Dari batasan ini jelas, bahwa

5
promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan
bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003


bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor
predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik,
prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya.

2.4.3 Tujuan Promosi Kesehatan

Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No.


36 tahun 2009. Peraturan perundang-undangan tersebut mengatur secara
jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek kesehatan.Mulai dari pengertian-
pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas dan tujuan, hak dan
kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang
kesehatan, upaya kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut
usia, dan penyandang cacat, gizi, kesehatan jiwa, penyakit menular dan
tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan
kesehatan, informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta
masyarakat, badan pertimbangan kesehatan, pembinaan dan
pengawasan, dan berbagai hal lain yang terkait dengan kesehatan yang
diatur dalam tiap babnya.

Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi


kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

a. Tujuan Program yaitu refleksi dari fase social dan epidemiologi


berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program
ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat

6
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan yaitu pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan
jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga
tahun.
c. Tujuan Perilaku yaitu gambaran perilaku yang akan dicapai dalam
mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek,
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja
meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

2.4.4 Pengertian Ilmu Perilaku

Nesi Novita dan Yunetra Fransika (2011) Ilmu perilaku adalah


ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik
dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Perilaku
manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan
dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia. Perilaku adalah respons individu terhadap stimulasi, baik
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.

Perilaku adalah respons yang terdiri atas respons motorik:


berbicara, berjalan, dan sebagainya; respons fisiologik: reaksi hormonal,
aktivitas system saraf otonomik, dan sebagainya; respons kognitif:
pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya; respons
afektif: rasa benci, kecewa, marah, dan sebagainya. Aktivitas manusia
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya: berjalan,
menulis, menyunyik, merawat orang sakit, menolong persalinna
dan sebagainya.

7
2. Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya:
berfikir, bersikap, berfantasi, dan sebagainya.

2.4.5 Tujuan Ilmu Perilaku


1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi
bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan
Tropis Semi Ringkai sehingga mampu menemukan, memahami,
menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan
yang ada.
2.  Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam
bidang ilmu pendidikan kesehatan dan perilaku.
3.  Mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.
4. Mampu mengantisipasi dan tanggap terhadap berbagai perubahan
pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat
positif dan negatif.
5.  Menyelenggarakan penelitian dan inovasi teknologi guna
memanfaatkan sumberdaya lokal secara optimal dan berkelanjutan
sehingga dapat mempercepat proses pembaharuan, pengembangan
dan penerapan IPTEKS.
6. Menyelenggarakan, mengembangkan dan membina kehidupan
masyarakat akademik melalui sistem manajemen pendidikan yang
efektif dan efisien.
7. Mengembangkan dan membina kerjasama kemitraan pada tingkat
regional, nasional dan internasional.

2.5 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dalam


kehidupan
Perubahan pemahaman konsep sehat dan sakit serta makin majunya
ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggugurkan paradigma kesehatan
lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif digantikan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu
Paradigma Sehat yang bersifat proaktif. Dalam Indonesia sehat 2010, yang

8
diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku
masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat,
diperlukan strategi pembangunan kesehatan, sasaran serta kebijaksanaan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berkelanjutan,
menyeluruh, merata dan terintegrasi.
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat
merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya
guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif. Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga
terlatih di bidang promosi kesehatan termasuk pakar yang memahami
sosiologi, antropologi, perilaku, ilmu penyuluhan dan lain-lain. Di samping
itu, tenaga kesehatan masyarakat juga dapat berperan dibidang kuratif dan
rehabilitatif. Tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam
mengubah perilaku masyarakat menjadi kondusif terhadap Perilaku Hidup
Sehat dan Bersih (PHBS) melalui promosi kesehatan.

2.6 Pengertian Trauma Healing


Trauma healing berhubungan erat dalam upaya mendamaikan, hal ini
tentang membangun atau memperbaiki hubungan manusia yang berkaitan
dengan mengurangi perasaan kesepian, memperbaiki kindisi kejiwaan,
mengerti tentang arti kedamaianmengurangi perasaan terisolasi, kebencian,
dan bahaya yang terjadi dalam hubungan antar pribadi. Tujuan akhir dari
trauma healing adalah membuat seseorang untuk dapat menerima dan
menyatukan pengalaman trauma, kesedihan, dan membentuk kehidupan baru
dengan keyakinan dan pengertian yang baru. (Paula dan Gordon: 2003).

Menurut Herman (2003: 13) terdapat tiga langkah untuk membantu


menyembuhkan seseorang dari pengalaman trauma, tiga hal tersebut yang
menjadi dasar dalam membantu memulihkan trauma, yaitu:

1. Safety adalah membangun perasaan aman dalam lingkungannya.


2. Acknowledgment adalah penerimaan. Melalui storytelling secara detail
dan mendalam diharapkan seseorang meyakini bahwa peristiwa –

9
peristiwa trauma merupakan bagian dari proses kehidupan dan
tantanganakan melahirkan keyakinan yang baru untuk dapat kembali
bangkit.
3. Reconnection, setelah memiliki keyakinan dan penerimaan terhadap
kondisi maka hal terpenting selanjutnya adalah memperbaiki kembali
hubungan sosial dan membangun kembali kepercayaan, harapan, dan
saling pengertian.

2.6.1 Penggolongan Trauma

1. Trauma ringan : trauma akibat suatu kejadian yang menggangu


kejiwaan seseorang yang mudah disembuhkan. Trauma ini biasanya
akibat beberapa kejadian, misalnya : Kecelakaan kendaraan bermotor
yang menyebabkan luka ringan; akibat ucapan atau perbuatan
seseorang berupa penghinaan
2. Trauma Sedang : trauma akibat suatu kejadian yang mengganggu
kejiwaan seseorang yang dapat mengubah perilaku seseorang dalam
jangka waktu tertentu. Contoh : kehilangan orang dekat
3. Trauma Berat : Trauma akibat suatu kejadian yang menggangu
kejiwaan seseorang yang terjadi berkepanjangan. Biasanya trauma ini
sulit disembuhkan dan memakan waktu yang cukup panjang untuk
penyembuhannya. Contoh : kehilangan orang yang dicintai, perasaan
bersalah yang mendalam, PTSD

2.6.2 Praktik Trauma Healing

Pemulihan dari suatu trauma membutuhkan waktu lama


atau tidaknya suatu proses trauma healing tergantung dari individu itu
sendiri. Praktik trauma healing dapat dilakukan dengan cara yang
pertama yaitu asesmen di awal dengan melakukan pendekatan psikologis
yang akan mendukung peningkatan kesejahteraan dan kemandirian.
Terdapat beberapa teknik dalam melakukan trauma healing :

1. Teknik penguatan religi : doa, dzikir, dll

10
2. Teknik Relaksasi : relaksasi pernafasan, relaksasi kesadaran indera,
relaksasi tempat kedamaian, dan teknik relaksasi lainnya
3. Teknik Mengekspresikan Emosi : katarsis, kursi kosong, SEFT,
melepas balon imajiner, berbagi dengan teman/figure lekat,
mengatasi blocking flashback, berbagai teknik proyeksi/imajinasi
4. Teknik Rekreasi: kegiatan seni, play therapy,
membacakan/mendengarkan/menuliskan cerita, olahraga
5. Teknik Ekspresi : menulis, menggambar, melakukan hobby, asosiasi
bebas.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Upaya Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami


Kegiatan trauma healing lebih menekankan pada permainan yang sarat
akan muatan edukasi. Kegiatan permainan dilakukan secara kelompok.
Bermain menjadi metode yang tepat untuk anak dikarenakan melalui terapi
bermain (play therapy) sama saja dengan mengajak anak untuk bermain.
Maksudnya mempengaruhi anak untuk tergabung dalam permainan yang
ditawarkan. Sehingga anakanak merasa menikmati situasi yang sedang terjadi
walaupun tidak nyaman seperti biasanya sebelum bencana gempa bumi
terjadi. Selanjutnya, metode yang digunakan adalah motivasi diri (self
motivation). Self motivation bertujuan untuk meningkatkan motivasi diri bagi
korban gempa terutama anak-anak untuk bangkit dan semangat berkarya
dalam rangka membangun masa depan yang lebih baik. Beberapa upaya
menyelamatkan diri atau simulasi jika terjadi gempa juga disampaikan melalui
lagu dan gerakan agar siswa lebih mudah mengingat materi yang terkandung
di dalamnya.

Terdapat beberapa metode pemulihan trauma yakni antara lain terdiri


dari pemberian obat dan terapi psikis (Todahl dkk., 2014). Terapi psikis
dibedakan untuk anak-anak dan orang dewasa. Bentuk terapi untuk orang
dewasa adalah bimbingan konseling. Sementara terapi psikis untuk anak-anak
adalah play therapy, dengan memanfaatkan media permainan dan dance
therapy berfungsi untuk mengekspresikan emosi anak-anak. Wujud dari terapi
bermain (play therapy) yang dapat diterapkan adalah bernyanyi, tarian (dance
therapy), bercerita dan lain-lain. Hal ini penting dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga mental anak agar tetap stabil.

12
3.2 Analisis Situasi Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi Sekolah
Dasar Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang
Dalam pembahasan kali ini kelompok kami mengambil jurnal dengan
topik pemberian trauma healing kepada anak-anak tepatnya di SDN 19 Air
Tawar Kota Padang Sumatera Barat yang mengalami bencana gempa bumi
dan berpotensi tsunami sebagai upaya rehabilitasi korban bencana. Anak-anak
merupakan salah satu dari kelompok rentan yang rentan mengalami trauma
pasca terjadi bencana. Ketika anak-anak mengalami trauma maka ia tidak bisa
melaksanakan kegiatan sehari-harinya dengan baik seperti sebelum terjadi
bencana. Sehingga dengan melihat permasalahan tersebut maka sangat perlu
dilakukan pemberian trauma healing sebagai upaya penanggulangan trauma
pada anak-anak pasca bencana.

Sumatera Barat tergolong sebagai 3 besar daerah yang rawan terhadap


kejadian gempa bumi dan tsunami setelah Aceh dan provinsi Sumatera Utara.
Kota Padang yang merupakan ibu kota provinsi sumatera barat terletak di
sepanjang pantai pulau Sumatera dengan garis pantai sepanjang 68.126 km2.
Secara georafis kota Padang berdekatan dengan zona subduksi (zona
pertemuan/perbatasan antara 2 lempeng tektonik), patahan besar sumatra dan
aktivitas gunung berapi yang masih aktif, misalnya Marapi, Tandikat, dan
Talang dapat juga menimbulkan getaran yang cukup kuat. Oleh karena itu,
Sumatera Barat bukan hanya rawan terhadap bencana gempa, namun juga
sangat berpotensi terhadap bencana tsunami.

Pada tahun 2009 Kota Padang mengalami bencana gempa bumi yang
menimbulkan kerugian besar baik itu korban jiwa maupun kerugian materil.
Sebanyak 1.195 korban jiwa dan 4,8 triliun kerugian materil. Dengan melihat
situasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Kota Padang masih kurang siap
dalam menghadapi bencana gempa. SDN 19 Air Tawar merupakan SD yang
berjarak 700 m dari bibir laut. SD ini memiliki 6 kelas dengan jumlah murid
135 orang. Berdasarkan hasil pemetaan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Daerah (BNPBD), SDN 19 Air Tawar berada pada zona merah
bencana tsunami. Dekatnya posisi sekolah dengan bibir pantai menjadi salah
satu alasan masih banyak siswa di SD 19 Air Tawar ini yang mengalami

13
trauma akan gempa karena memang kejadian gempa sangat sering terjadi
dikota Padang.

Siswa takut jika gempa yang ada berpotensi terjadi bencana tsunami
terlihat dalam sebulan terakhir telah 4 kali siswa dihentikan pembelajaran dan
pulang begitu saja dikarenakan adanya gempa serta 7 orang siswa cidera (4
orang terbentur dan 3 orang terjatuh) karena berdesakkan keluar saat
terjadinya gempa bumi. Tidak hanya itu, dalam 6 bulan terakhir terdapat 1
orang siswa yang hilang selama 2 hari 1 malam dikarenakan berlari saat
gempa terjadi dan tidak ingat lagi jalan untuk pulang kerumahnya. Hal ini
memperlihatkan trauma akan gempa masih ada dalam diri siswa tersebut.
Masih traumanya siswa juga disebabkan karena belum siaganya siswa maupun
lingkungan sekolah dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Beberapa
hal yang dapat disimpulkan diantaranya adalah adanya siswa yang trauma
terhadap gempa dan potensi tsunami di masa lalu dan juga pada lingkungan
sekolah belum mendukung siswanya dalam kesiapsiagaan bencana dempa dan
tsunami.

3.3 Intervensi Pemberian Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar


Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang
Berdasarkan analisis situasi yang telah disebutkan maka dapat
diberikan intervensi kepada anak-anak pasca bencana gempa dengan
pemberian trauma healing sebagai upaya rehabititasi dan penanggulangan
trauma yang dialami korban. Trauma healing merupakan salah satu metode
dalam pemberian terapi yang dapat menghilangan trauma masa lalu dari
seseorang. Metode trauma healing yang dilakukan adalah membentuk
kelompok-kelompok yang beranggotakan 5 – 10 orang perkelompoknya. Pada
masing-masing kelompok terdapat 1 orang mentor yang merupakan tenaga
terlatih. Mentor ini merupakan guru-guru di SDN 19 Air Tawar yang sudah
dilatih oleh tim yang sudah mempunyai keahlian dibidangnya. Pada
pelaksanaan pemberian trauma healing terdapat beberapa hal yang perlu
dipersiapkan diantaranya seperti absensi kehadiran, spidol, papan tulis,

14
kuesioner pre test, kuesioner post test, absensi siswa, kertas lembar balik dan
spidol.

Dalam pelaksanaan terapi trauma healing ini dapat dilakukan dalam


bentuk kelompok dengan dibagi beberapa fase. Pertama, kelompok akan
duduk melingkar dan masing-masing orang dalam kelompok akan
menceritakan pengalaman mereka dalam menghadapi bencana gempa maupun
gempa yang berpotensi tsunami. Baik dari segi perasaan ataupun tindakan
yang mereka lakukan saat terjadinya bencana tersebut. Kemudian, mentor
memberikan pernyataan-pernyataan positif mengenai bencana tersebut. Pada
akhir sesi mentor mengajak siswa dalam satu kelompok untuk membuat yel–
yel berupa nyanyian yang didalamnya tersirat materi mengenai tindakan yang
dapat dilakukan siswa jika terjadi bencana gempa maupun tsunami. Dengan
keterlibatan mitra sebagai mentor diharapkan kegiatan terapi trauma healing
dapat terus diterapkan secara berkelanjutan pada siswa berikutnya yang akan
bersekolah di SDN 19 Air Tawar.

Selain pemberian trauma healing peneliti juga berusaha menciptakan


lingkungan siaga bencana karena mengingat letak SDN 19 Air Tawar berada
di 700 m dari bibir laut, kegiatan yang dilakukan berupa pemberian arahan
jalur evakuasi sederhana namun jelas dan mudah dipahami oleh siswa SD
pada sisi lingkungan sekolah sehingga jelas alur yang akan dituju siswa ketika
terjadi bencana. Selain itu juga kegiatan pemajangan media cetak sebagai
upaya mitigasi juga dilakukan. Media cetak tersebut dibuat dengan bentuk
semenarik mungkin dengan memuat informasi tindakan yang harus dilakukan
saat terjadi bencana gempa maupun tsunami dengan harapan siswa SDN 19
Air Tawar maupun pihak sekolah siaga dan siap ketika terjadi bencana gempa
maupun tsunami.

3.4 Kelebihan Dalam Jurnal


Di dalam jurnal telah jelaskan bahwasanya kegiatan yang dilakukan
lebih berfokus pada kegiatan manajeman penanggulangan pasca bencana yaitu
berupa trauma healing kepada anak-anak sebagai salah satu kelompok yang
rentan mengalami trauma dan pemberian informasi mengenai jalur evakuasi

15
ketika terjadi bencana. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan sangat tepat
sasaran karena berdasarkan permasalahan yang terjadi masih banyak anak-
anak di SDN 19 Air Tawar yang mengalami trauma karena seringnya terjadi
bencana gempa. Dengan dilaksankan kegiatan tersebut maka siswa yang
mengalami trauma dapat tertolong karena dapat diberikan penanganan dengan
segera, karena apabila dibiarkan secara terus menerus maka akan berakibat
pada aktivitas sehari-hari dari anak-anak tersebut dan dapat mengganggu
psikologisnya. Selain itu juga dalam pemberian trauma healing bisa dari pihak
guru dari SDN 19 Air Tawar yang memberikan dengan adanya pelatihan oleh
pihak yang sudah ahli dibidangnya. Sehingga kegiatan trauma healing ini
dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

3.5 Kekurangan Dalam Jurnal


Kekurangan dari jurnal diantaranya seperti hanya berfokus pada upaya
penanggulangan trauma korban bencana dengan memberikan trauma healing
tanpa memberikan edukasi mengenai menjaga dan memelihara kesehatan
selama terjadinya bencana. Selain itu juga dengan intensitas kejadian gempa
bumi yang cukup sering terjadi di kota padang tepatnya di SDN 19 Air Tawar
maka seharusnya pihak sekolah menyediakan pelayanan konseling bagi siswa
ataupun siswi yang mengalami trauma akibat terjadinya bencana agar mereka
dapat mendapatkan pertolongan dengan segera sehingga tidak mempengarugi
kegiatan pembelajaran dan aktivitas sehari – harinya.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Negara Indonesia berada di garis khatulistiwa pada posisi silang antara
dua benua dan dua samudera, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap
terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi, yang menyebabkan
munculnya suatu trauma. Pada kamus Psikologi dijelaskan bahwa trauma
merupakan setiap luka, sakit, atau shock yang seringkali berupa fisik atau
structural maupun juga mental dalam bentuk shock emosi yang Trauma
healing berhubungan erat dalam upaya mendamaikan menghasilkan
gangguan lebih kurang tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Tujuan akhir
dari trauma healing adalah membuat seseorang untuk dapat menerima dan
menyatukan pengalaman trauma, kesedihan, dan membentuk kehidupan baru
dengan keyakinan dan pengertian yang baru. Terdapat beberapa metode
pemulihan trauma yakni antara lain terdiri dari pemberian obat dan terapi
psikis (Todahl dkk., 2014). Terapi psikis dibedakan untuk anak-anak dan
orang dewasa. Bentuk terapi untuk orang dewasa adalah bimbingan konseling.
Sementara terapi psikis untuk anak-anak adalah play therapy, dengan
memanfaatkan media permainan dan dance therapy berfungsi untuk
mengekspresikan emosi anak-anak.

Bedasarkan jurnal penelitian “Pemberian Terapi Trauma Healing Bagi


Sekolah Dasar Terdampak Gempa dan Tsunami Kota Padang”, pada tahun
2009 Kota Padang mengalami bencana gempa bumi yang menimbulkan
kerugian besar baik itu korban jiwa maupun kerugian materil. SDN 19 Air
Tawar merupakan SD yang berjarak 700 m dari bibir laut dan berada pada
zona merah bencana tsunami. Siswa takut jika gempa yang ada berpotensi

17
terjadi bencana tsunami terlihat dalam sebulan terakhir telah 4 kali siswa
dihentikan pembelajaran dan pulang begitu saja dikarenakan adanya gempa .
berdasarkan permasalahan tersebut, masih banyak anak-anak di SDN 19 Air
Tawar yang mengalami trauma karena seringnya terjadi bencana gempa.
Dengan dilaksankan kegiatan trauma healing, maka siswa yang mengalami
trauma dapat tertolong karena dapat diberikan penanganan dengan segera,
karena apabila dibiarkan secara terus menerus maka akan berakibat pada
aktivitas sehari-hari dari anak-anak tersebut dan dapat mengganggu
psikologisnya. Kekurangan dari kegiatan ini seperti hanya berfokus pada
upaya penanggulangan trauma korban bencana dengan memberikan trauma
healing tanpa memberikan edukasi mengenai menjaga dan memelihara
kesehatan selama terjadinya bencana

4.2 Saran
Pada daerah dengan tingkat bencana yang tinggi, trauma healing
sangatlah dibutuhkan. Untuk menghilangkan rasa cemas dan sedih
dikarenakan sering terjadinya bencana di wilayahnya, tetapi pada saat kegiatan
trauma healing, tambahkan kegiatan-kegiatan seperti edukasi mengenaik
menjaga dan memelihara kesehatan selama terjadinya bencana, agar angka
kesakitan yang terjadi akibat bencana dapat diatasi, dan trauma yang terjadi
dapat disembuhkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2011). Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 17 Tahun 2011. Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana.

BNPBD. 2013. Mitigasi Bencana. BNPB; Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2001, Kepmenkes No. 1357/Menkes/SK/XII/2001


tentang Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat
Bencana dan Penanganan Pengungsi

Green, W. 1991. Health Promotion Planning An Education and Environmental


Approach. Second Edition. Columbia: Mayfield Publishing Company.

Handayani, Sri., Dwi C.R., Inge A., & Ropendi P. (2019). Pemberian Terapi
Trauma Healing Bagi Sekolah Dasar Terdampak Gempa Dan Tsunami
Kota Padang. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 59 – 65.
http://dx.doi.org/10.32503/Cendekia.v1i2.584

Karimah,Resa. 2015. Studi kasus bencana tanah longsor di Desa Sampang,


Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Mubarak, W.I, dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses Belajar


Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Nugroho, Utari,
Dwi, dkk. 2012. Sekolah Petra (Penanganan Trauma) Bagi Anak Korban
Bencana Alam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vol 2 (2).

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta :


Rineka Cipta.

Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta:


Salemba Medika.

19
Todahl, J. L., Walters, E., Bharwdi, D., & Dube, S. R. (2014). Trauma Healing: A
Mixed Methods Study of Personal and Community-Based Healing.
Journal of Aggression, Maltreatment & Trauma, 23(6), 611 – 632.
https://doi.org/10.1080/10926771.2014.920453

20

Anda mungkin juga menyukai