Anda di halaman 1dari 9

3.

2 Penentuan Prioritas Masalah


Metode MCUA merupakan suatu teknik atau suatu cara yang digunakan untuk
membantu kelompok dalam mengambil keputusan atas beberapa pilihan atau alternatif.
Alternatif dapat berupa masalah pada langkah penetuan prioritas masalah, atau
pemecahan masalah pada langkah penetapan prioritas pemecahan masalah. Tata cara
penggunaan Matriks MCUA dalam penentuan prioritas masalah, dilakukan dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan kriteria
Pada langkah menetapkan kriteria, yang dimaksud kriteria sendiri adalah
sesuatu hal yang dianggap sebagai akibat atau pengaruh yang sangat
signifikan dan spesifik dari suatu masalah terhadap subjek (masyarakat)
sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang digunakan antara lain
Kegawatan Masalah, Besarnya Masalah, dan Trend (kecenderungan).
b. Melakukan pembobotan kriteria
Pada langkah ini terdapat pemberian kisaran bobot (nilai) terhadap masing –
masing yang ada. Kriteria ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.
Bobot (nilai) yang disepakati adalah nilai 1 diberikan untuk masalah yang
tidak mempunyai kontribusi, nilai 2 diberikan untuk masalah yang kurang
mempunyai kontribusi, nilai 3 diberikan untuk masalah yang cukup
kontribusi dan nilai 4 diberikan untuk masalah yang mempunya kontribusi
besar. Kita berikan empat range atau rentang nilai dengan tujuan agar tidak
terjadi kecenderungan pemilihan angka yang berada di tengah, misalnya
kalau rangenya 1 sampai 3, orang cenderung memlih angka 2 dibanding
angka 1 atau angka 3.
c. Memberikan skor masing-masing kriteria
Langkah selanjutnya yaitu memberikan skor untuk masing – masing kriteria
terhadap masing – masing masalah. Artinya estimasi berapa besarnya
pengaruh masalah terhadap masing – masing kriteria. Dalam pemberian skor
setiap anggota tim memberikan skor secara subjektif dan selanjutnya jumlah
semua skor dibagi banyaknya jumlah anggota dalam kelompok. Jika
pengaruh kriteria besar maka skornya juga diberikan besar, dan jika kriteria
kecil maka diberi skor kecil.
d. Mengalikan nilai skor dengan bobot
Pada langkah ini masing – masing masalah yang ada dikalikan dengan bobot
untuk tiap – tiap kriteria kemudian dijumlahkan dengan hasil perkalian
tersebut.

Penggunaan metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA) adalah berupa


sebuah tabel yang berisi (pada baris atau horizontal) bersisi permasalahan yang ada
diantaranya yaitu pengetahuan stunting, Budaya pemberian Asi dan Mpasi serta
Rendahnya pendapatan masyarakat. Sedangkan kolom atau vertikal berisi kriteria
masalah yang tediri dari besar masalah, kegawatan, dan perhatian masyarakat. Keputusan
mendapatkan prioritas utama permasalahan. Kriteria yang digunakan dalam memilih
prioritas masalah kesehatan yang ada meliputi:

1. Kegawatan (semakin gawat suatu masalah kesehatan maka nilai bobotnya


semakin tinggi).
2. Besar/ jumlah (semakin banyak yang menderita akibat karena suatu masalah
kesehatan maka nilai bobotnya semakin tinggi).
3. Perhatian masyarakat (semakin tinggi perhatian masyarakat maka nilai
bobotnya semakin tinggi).

Berikut merupakan Tabel hasil dari metode MCUA yang telah dilakukan:

Kriteria Besar Kegawatan Perhatian Nilai komposit Rangking


masalah masyarakat

Masalah (a) (b) (c) ( a x b x c)


Pengetahuan 3 3 3 27 II
stunting

Budaya pemberian 4 4 3 48 I
Asi dan Mpasi

Rendahnya 3 3 2 18 III
pendapatan
masyarakat
Tabel 3.1 Tabel MCUA
Kematian

Keterangan Nilai Skor:


Gangguan metabolik
1 : Tidak Berkontribusi
sehingga beresiko terkena
2 : Kurang Berkontribusi
PTM
3 : Cukup Berkontribusi
4 : Kontribusi Besar
Hambatan perkembangan
Berdasarkan pemberian nilai (bobot) pada masing-masing masalah, jumlah hasil
kognitif dan motorik anak
total yang didapatkan dari mengalikan skor dengan bobot dapat diketahui yang
merupakan prioritas I sampai III adalah sebagai berikut :
Gagal tumbuh kembang anak
Prioritas I : Budaya pemberian Asi dan Mpasi ( 48 )
Prioritas II : Pengetahuan stunting ( 27 )
Prioritas III : Rendahnya pendapatan masyarakat ( 18 )
Imunitas rendah sehingga
Maka, dapat diketahui bahwa prioritas masalah tertinggi yang ada di Desa
anak mudah sakit
Kedawung Wetan terhadap kasus stunting pada balita adalah Budaya pemberian Asi dan
Mpasi dengan jumlah skor sebesar 48.
Stunting
3.3 Penentuan penyebab masalah

3.3.1 Analisis Masalah


3.3.2 Metaplen
Rendahnya pengetahuan Budaya pemberian asi dan Rendahnya pendapatan
3.3.2.1 kegiatan metaplen masyarakat ( dijabarkan )
stunting mpasi masyarakat
3.3.2.2 tenaga kesehatan puskesmas kedawung wetan
3.3.2.3 Analisis hasil kuisoner
Rendahnya tingkat Pengaruh keluarga ( mertua, Rendahnya pendidikan
pendidikan orang tua, suami, dll )
3.3.3 Analisis penyebab masalah
Analisis penyebab masalah dengan menggunakan pohon masalah
Minat mendapatkan Masih adanya kepercayaan Sebagian besar pekerjaan
pendidikan rendah dan adat istiadat dimasa sebagai buruh pabrik, kuli
lampau dalam pemberian asi bangunan dan petani
dan mpasi kepada balita

Pendapatan tidak menentu


Ketidak berdayaan ibu balita
dalam menolak dan
berargument kepada keluarga
yang mempunyai
kepercayaan untuk
menghormati
3.4 Penentuan Alternatif Solusi
Penentuan alternatif solusi penggunaan metode meer
MEER ( metodologi, efektifitas, efisiensi dan relevansi ) merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas solusi terpilih yang dapat
dilakukan. Pembobotan nilai dilakukan mulai dari angka 1 hingga angka 4, setiap solusi
yang didapatkan akan dinilai setiap aspeknya kemudia nilai – nilai tersebut dijumlahkan
berdasarkan pada setiap aspek tersebut. Alternatif solusi yang memperoleh nilai
tertinggi merupakan alternatif solusi yang diprioritaskan begitu pula seterusnya.
Pembobotan dengan analisis ini adalah berdasarkan aspek kriteria sebagai berikut:
a. Metodologi
kemudahan pelaksanaan atau ketersediaan teknologi tepat guna.
b. Efektifitas
seberapa jauh keberhasilan strategi tersebut dalam mencapai tujuan.
c. Efisiensi
besar kecilnya dukungan yg diperlukan (5 M; 2T dan 1I : Man,
Money, Material, Metode, Machine, Time, Technology dan Information)
dalam pelaksanaan strategi.
d. Relevansi
keterkaitan/kesesuaian strategi tersebut dengan kegiatan organisasi (sektor
kesehatan).
Telah disepakati bersama anggota kelompok bahwasanya dalam pemberian skor atau
nilai yang diberikan adalah 1- 4, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Metodologi
1 : Sangat Rumit
2: Rumit
3 : Cukup Rumit
4 : Tidak Rumit
b. Efektifitas
1 : Tidak efektif
2: Kurang efektif
3: Cukup efektif
4: Sangat efektif

c. Efisiensi
1 : Tidak Efisien
2: Kurang Efisien
3: Cukup Efisien
4: Sangat Efisien
d. Relevansi
1 : Tidak Relevan
2: Kurang Relevan
3: Cukup Relevan
4: Sangat Relevan

Nilai
M E E R
Alternatif Solusi Total Peringkat
Jum’at Barokah Sehat 2 3 2 3 10 II

Program kader 4 3 3 4 14 I
keluarga pendamping
asi

Jemput bola 2 2 2 3 9 III

Berdasarkan pemberian nilai (bobot) pada masing-masing alternatif solusi,


jumlah hasil total yang didapatkan dari menjumlahkan antar variabel ( metodologi,
efektifitas, efisiensi dan relevansi) dapat diketahui yang merupakan prioritas alternatif
solusi I sampai III adalah sebagai berikut :
Prioritas I : Program kader keluarga pendamping asi ( 14 )
Prioritas II : Jum’at Barokah Sehat ( 10 )
Prioritas III : Jemput bola ( 9 )
Maka, dapat diketahui bahwa prioritas alternatif solusi tertinggi yang ada di Desa
Kedawung Wetan terhadap kasus stunting pada balita adalah perencanaan pembuatan
program kader keluarga pendamping asi dengan skor 14.
3.5 Plan Of Action ( POA )

Upaya Nama Tujuan Sasaran Target Penang Kebutuh Lokasi Jadwal Anggaran Indikator Keberha
Kesehatan Program gung an pelaksan dan
Jawab Sumberd Mitra aan Sumber
aya kerja

1. Membentuk Program 1. 1. Mertua 1. Meningkat Pemega 1. Handp 1. 1. Desa 1. - kuota Indikator Input
kader kader Meningkatk dari ibu kan ng hone Tokoh kedawu pengadaa data,
- Jumlah kehadiran
keluarga keluarga an yang pengetahu progra 2. Zoom Masyar ng n forum 25.000 x
keluarga pada saat
pendamping pendamp pengetahua mempu an sasaran m gizi ( room akat. wetan, bersama 80 ibu
sebanyak 75 %.
asi pada ing asi n dan nyai ( mertua, stunting 3. Kuota kabupat kader balita =
setiap orang tua ) dan data. 2. - Jumlah kader ke
informasi balita. en keluarga 2.000.000
keluarga yang mengenai dan kader 4. Group Tokoh Pasurua 2 minggu
yang bergabung di
mempunyai 2. Orang suami ) whats agama. -form whatsapp sebanyak
pemberian puskes n. sekali
balita usia 2 – tua dari ibu app pelaporan - Terdapat materi
asi eksklusif mas 3. atau 1
5 tahun. dari ibu yang 5. Form 2. = 300.000 paper dan ppt yan
pada balita kedawu Bidan bulan 2
masyarakat yang mempuny pelapo media diverifikasi oleh pusk
usia 2 – 5 ng desa. kali. - Form pe
2. Membentuk tahun. mempu ai balita wetan. ran kegiata
group dengan nyai sebanyak kader n yang 2. didistribusikan
4.
kader 2. balita. 80% keluarg digunak pembagi merata kepada s
Kader
keluarga yang Meningkatk mengenai a an yaitu an form kader keluarga oleh
3. Suami puskes posyandu.
telah terpilih an pentingny 6. Materi mas whatsa pelapora
melalui media dukungan dari ibu a berupa pp n oleh
yang kedawu Indikator Proses
sosial ( dari pemberian paper
ng group kader
mempu - Terbentuknya disku
whatsapp) keluarga asi atau
wetan. dan posyand
3. Mengadakan dan kerabat nyai eksklusif. bentuk room u kepada
didalam forum
forum 2. Ibu balita ppt. zoom. keluarga pendampi
terutama kader
penyuluhan mertua dan balita. termotivas keluarga bersama tenaga kes
dan orang tua i untuk setelah puskesmas Ked
pengarahan ibu balita. memberik pertemua Wetan.
kepada kader an asi n - Pemateri forum
keluarga 3. eksklusif pertama. keluarga pendampi
mengenai mendorong kepada mampu menyam
kepatuhan perilaku ibu anaknya. 3. materi dengan jela
dalam dalam 3. Meningkat pengump mudah dipahami
pemberian asi pemberian pemberian ulan - Pengisian form oleh
eksklusif asi eksklusif asi form keluarga pendampi
kepada balita kepada eksklusif laporan yang kemudian dise
melalui media balita. kepada kepada kepada kader po
video balita. kader setiap bulan.
conference. posyand
u oleh Indikator Output
kader - Tercapainya keh
keluarga kader keluarga pad
setiap 1 forum minimal se
bulan 75%
sekali. - Meningkatnya
pengetahuan s
mengenai pen
pemberian ASI ekskl
- Kader keluarga m
memotivasi ibu
memberikan ASI eks
- Pelaporan pengisian
yang dilakukan
keluarga pendampi
kepada kader po
setiap bulan

Anda mungkin juga menyukai