Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sundari Atmanegara

Nim : A1A222061
Kelas :C
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : Rismawati, S.,ST.,M.Kes

TUGAS!
METODE PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

1. Scoring Technique
Pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai
parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang di maksud adalah :
a) Besarnya masalah
b) Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
c) Kenaikan prevalensi masalah
d) Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
e) Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan.
f) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
g) Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
a. Metode Delbeg
Metode Delbeg merupakan salah satu penetapan prioritas yang dilakukan
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Metode
debleq adalah metode kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara
kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah
penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk
masing-masing penyakit tersebut. Dalam penentuan prirotas masalah berdasarkan
metode delbeq, dimana metode ini memprioritaskan masalah yang harus diselesaikan
dengan memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum) dan berkisar antara 0
sampai 10 dengan kriteria:
1) Besar masalah, yaitu (%) atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada
kemungkinan terkena masalah/terdampak serta keterlibatan masyarakat dan
instansi terkait.
2) Urgensi masalah yang terjadi/diselesaikan, kecenderungannya untuk terjadi dari
waktu ke waktu.
3) Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah
baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau
dari masyarakat yang terkena masalah.
4) Kemudahan yaitu tersedianya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau
metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersedianya
kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan
sebagainya.
Dengan demikian dapat ditentukan masalah mana yang menduduki peringkat
prioritas tertinggi. Dibawah ini adalah penetapan kriteria berdasarkan seriusnya
permasalahan menurut pendapat para pakar dengan contoh kriteria persoalan masalah
kesehatan berupa:
a. Kemampuan menyebar/menular yang tinggi.
b. Mengenai daerah yang luas
c. Mengakibatkan penderitaan yang lama
d. Mengurangi penghasilan penduduk
e. Mempunyai kecenderungan menyebar miningkat dan lain sebagainya sesuai
kesempatan

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:


1. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)
2. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing
masalah
3. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati.
4. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot dan skor yang
dipilih reratanya.
5. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan
jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
b. Metode hanlon
Metode Hanlon juga merupakan teknik penskoran yang bergantung pada identifikasi
dan penilaian kriteria atau variabel yang relevan. Tiap kriteria diberi bobot berdasarkan
tingkat kepentingannya, dan skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan hasil penilaian
kriteria yang telah dinilai dan dibobotkan.
Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan untuk masalah yang
bersifat kualitatif dan data atau informasi yang tersediapun bersifat kualitatif miasalkan
peran serta masyarakat, kerja sama lintas program, kerja sama lintas sektor dan motivasi
staf.
Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan pentingnya masalah yang
satu dengan yang lainnya dengan cara “matching”. Langkah-langkah metode ini adalah
sebagai berikut:
1) Membuat matriks masalah
2) Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada sumbu vertikal dan
horisontal.
3) Membandingkan (matching) antara masalah yang satu dengan yang lainnya pada
sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila masalah lebih penting dan
memberi tanda (-) bila masalah kurang penting.
4) Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan pada kotak total (+)
horisontal.
5) Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada kotak total (-)
vertikal.
6) Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di bawah kotak (-)
vertikal.
7) Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukan pada kotak total.
8) Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi adalah
urutan prioritas masalah.

Metode ini hampir sama dengan metode Delbeq, dilakukan dengan memberikan skor
atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).
1. Besar masalah
a. Jumlah atau kelompok penduduk yang terkena masalah
b. keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
c. Skor 0-10 (kecil- besar).
2. Kegawatan masalah
a. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas
b. kecenderungannya dari waktu ke waktu.
c. Skor 0-10 (tidak gawat -sangat gawat).
3. Efektifitas
a. Kemudahan penanggulangan masalah
b. dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian
masalah yang akan diperoleh
c. Skor 0-10 (sulit – mudah).
4. PEARL
P : propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijakan,
program, kegiatan instansi, organisasi terkait.
E : Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan)
A : Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait/
instansi lainnya).
R : Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan
masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L : Legality yaitu dukungan aspek hukum/ perundangan-undangan/peraturan
terkait seperti peraturan pemerintah dll)
Masing-masing masalah harus diuji dengan factor PERL. Tujuannya adalah untuk
menjamin terselanggarannya program dengan baik. Jawaban hanya dua yaitu Ya
atau Tidak. Jawaban Ya nilainya 1 dan jawaban Tidak nilainya 0. Dengan cara
aklamasi atau voiting maka tiap factor dapat diperoleh angka 1atau 0 untuk masing-
masing masalah.
Contoh Prioritas Masalah Metode Hanlon
Masalah Rata-rata Rata-rata Kemudahan Factor Perioritas
Besar Kegawatan Penanggulangan PEARL Intervensi
Masalah
A 6,6 6,6 3,17 1 138,1
B 5,6 5,6 2,83 1 87,8
C 5,3 5,3 4,5 0 0

Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghitung nilai NPD
dan NPT dengan rumus sebagai berikut:
NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C
NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D
c. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang
disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa
masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah
yang di cari.
a. Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen baik pendidikan, keahlian
dan pengalaman serta masing-masing peserta mempunyai data yang cukup.
b. Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali kepada peserta :
Kuesioner pertama : pertanyaan-pertanyaan umum
Kuesioner kedua : lebih khusus
Kuesioner ketiga : khusus
c. Konsesus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan suara.
d. Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi kuesioner

d. Metode USG
Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode skoring
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-
masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor
maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring dengan menggunakan
metode USG adalah membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas
masalah dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai
prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak, atau tidak
masalah tersebut untuk diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak, dan sebagainya.
3. Growh (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan apabila


pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat
dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
Adapun keterangan pemberian skor 1-5 dapat dilihat pada Tabel :

5 Sangat penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak penting
1 Sangat tidak penting

Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG (Urgency, Seriousness,


Growth)
No Masalah USG Total Rangking
U S G
1. Masalah A 5 3 3 11 III
2. Masalah B 4 4 4 12 II
3. Masalah C 3 5 5 13 I

e. Metode pembobotan
Pembobotan dalam pengukuran adalah penentuan nilai atau kuantitas sebuah
indikator dalam suatu perangkat instrumen untuk mengukur suatu variabel. Atau
penentuan nilai atau kuantitas butir dalam suatu faktor dalam suatu perangkat instrumen
untuk mengukur suatu variabel. Artinya pembobotan dapat digunakan untuk
menentukan nilai atau kuantitas (bobot) indikator dalam suatu perangkat instrumen
untuk mengukur suatu variabel dan dapat pula digunakan untuk menentukan nilai atau
kuantitas (bobot) butir dalam suatu faktor dari suatu perangkat instrumen.
a. Mekanisme Pembobotan
1. Mekanisme pembobotan dapat dilakukan melalui penilaian sekelompok pakar
atau teman seprofesi yg disebut panel berdasarkan kriteria tertentu.
2. Pemberian nilai atau bobot dapat didasarkan atas kriteria relevansi atau kuantitas
muatan atau penting tidaknya indikator dalam menentukan nilai suatu variabel,
baik berdasarkan jastifikasi teoretik maupun pengetahuan empirik.
b. Metode Pembobotan
1. Pair Compason (perbandingan pasangan). Indikator-indikator yg akan diberi
bobot dipasangkan dua-dua untuk membandingkan mana yg lebih relevan, lebih
penting, atau lebih besar muatan diantara keduanya.
2. Skala Penilaian. Setiap indikator dinilai oleh panel dgn menggunakan skala
penilaian (1 – 11) atau (1 – 13)
c. Pembobotan Dgn Skala Penilaian
1. Setiap indikator dinilai oleh sekelompok pakar yg disebut panel dgn
menggunakan pedoman penilaian tertentu
2. Setiap indikator diberi nilai (1 – 11) sesuai kualitas indikator
3. Kualitas indikator dinilai berdasarkan relevansinya untuk mengukur konsep dari
variabel
4. Makin besar nilai indikator, berarti indikator makin relevan untuk menilai konsep
(konstruk) dari variabel

f. Metode dengan rumus


Pemilihan prioritas masalah kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa metode,
salah satunya menggunakan rumus. Salah satu rumus yang umum digunakan adalah
menghitung nilai bobot atau skor untuk setiap masalah kesehatan. Langkah-langkah
umumnya melibatkan:
1. Identifikasi Masalah Kesehatan: Tentukan masalah kesehatan yang akan
diprioritaskan.
2. Pengumpulan Data: Kumpulkan data terkait setiap masalah, seperti prevalensi,
dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan.
3. Penetapan Kriteria: Tetapkan kriteria untuk menilai tingkat kepentingan setiap
masalah. Contoh kriteria dapat mencakup tingkat keparahan, prevalensi, dan dampak
ekonomi.
4. Penilaian Kriteria: Berikan bobot untuk setiap kriteria sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Misalnya, tingkat keparahan mungkin memiliki bobot yang lebih
tinggi daripada prevalensi.
5. Pemberian Skor: Berikan skor untuk setiap masalah kesehatan berdasarkan kriteria
dan bobot yang telah ditetapkan.
6. Perhitungan Total Skor: Hitung total skor untuk setiap masalah kesehatan dengan
menjumlahkan skor berdasarkan kriteria.
7. Prioritaskan Masalah: Masalah dengan total skor tertinggi dianggap sebagai prioritas
utama.
Metode ini membantu secara sistematis mempertimbangkan berbagai faktor dalam
menetapkan prioritas masalah kesehatan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai