MASALAH
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari
berbagai cara antara lain :
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan.
b. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
c. Survei kesehatan
d. Hasil kunjungan lapangan.
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang
harus dilakukan,yakni:
1. Melakukan pengumpulan data.
2. Pengolahan Data
3. Penyajian Data
4. Pemilihan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting.
Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik,
jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta
dirumuskan secara sistematis.
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan,yakni:
1. Besar masalah
2. Persepsi masyarakat
3. Kemungkinan masalah dapat diselesaikan
4. Pertimbangan politik
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
1
2
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
beberapa teknik, seperti teknik skoring dan non skoring (Notoadmodjo, 2013).
TEKNIK NON SKORING
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). Ada 2
NGT yakni:
A. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi
kelompok, akan tetapi peserta diskusi tidak memiliki keahlian yang sama maka
sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mempunyai persepsi yang sama terhadap
masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama (Aswar, 2010).
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli
b) Dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat
prioritasnya
c) Masing-masing orang menulis urutan prioritas untuk setiap masalah.
d) Penulisan dilakukan tertutup
e) Pendapat setiap orang dikumpul dan hasilnya dituliskan
f) Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Cara ini mempunya beberapa kelemahan, yaitu:
a) Menentukan siap yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas
tersebut
b) Penentuan peringkat sangat subyektif,
3
c) Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan
tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.
B. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama. Dihasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta
yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang
dicari (Aswar, 2010).
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah yang perlu diselesaikan
b. Membuat kuesioner dan menetapkan para ahli yg dianggap mengetahui
dan menguasai permasalahan
c. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
d. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul
dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan
e. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala
prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan
mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan
(Sutisna, 2009).
TEKNIK SKORING
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score
(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang
dimaksud adalah:
a. Besar masalah;
b. Kenaikan atau meningkatnya masalah (rate of increase);
c. Keinginan masyarakat menyelesaikan masalah (degree ofunmeet need);
d. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah teratasi (socialbenefit);
e. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility);
4
Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk
kelima masalah tersebut. Skor masing-masing berkisar 1 sampai 10. Kemudian
dihitung skor rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis
dalam kolom yang relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya
dilakukan untuk kolom S dari atas ke bawah (vertikal), demikian selanjutnya
untuk kolom V dan C. Setelah itu, skor dikalikan dengan arah horizontal.
Hasilnya ditulis pada kolompaling kanan.
Dalam contoh di atas, maka urutan prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria,
(3) ISPA, (4) Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS. Ada beberapa kelemahan cara ini,
yaitu: a) Menentukan ahli atau pakar; b) Bias terhadap masalah yang dikuasainya,
artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah tersebut;
c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan
skoratas pertimbangan subyektif.
C. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini
memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara
untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi,
argumentasi, dan justifikasi
7
D. Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah :
1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah
a. Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit
tersebut
b. Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah
tersebut
c. Besarnya kerugian lain yang diderita
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalahyaitu tingginya angka
morbiditas dan mortalitas,kecenderungannya dari waktu ke waktu
3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalahdilihat dari
perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah
yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk
menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).
E. Metode brainstorming
Metode brainstorming adalah suatu teknik yang mana terdapat
Pemimpin diskusi sebagai fasilitator yang digunakan dalam diskusi kelompok
untuk menghasilkan gagasan, pikiran, atau ide yang baru dengan melontarkan
suatu masalah ke Masyarakat oleh Tenaga Kesehatan , kemudian masyarakat
menjawab atau menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut
berkembang menjadi masalah baru. Metode brainstorming mirip dengan metode
diskusi, dimana tujuannya adalah menghimpun gagasan dan pendapat informasi,
pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta.
5. Klien yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah
pandai atau dari tenaga kesehatan itu sendiri
F. Metode CARL
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-
10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
C= Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan)
A= Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.
R= Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L= Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
10
G. Metode Reinke
Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor.
Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:
M= Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat
dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah,
keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait.
I= Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka
morbiditas dan mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke
waktu.
V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat
diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan
dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.
C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan
pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sunanti Z. Soejoeti, 2007. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks
Sosial Budaya. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta