Joko 17252010 LANGKAH LANGAH PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN 1. Analisis Situasi 2. Penentuan Prioritas Masalah 3. Identifikasi penyebab masalah 4. Penyusunan alternatif solusi 5. Penentuan solusi terpilih 6. Penyusunan rencana program ( PoA ) Analisis situasi adalah suatu penilaian terhadap kondisi saat ini dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung atau faktor-faktor yang menghambat keberhasilan suatu program dari suatu organisasi (Maccoy, Bamfod, 1998). Berikut adalah beberapa metode yang bisa dipakai dalam melakukan kegiatan analisa situasi : 1. SWOT 2. TOWS 3. Ansoff 4. BCG 5. SPACE 6. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix ) Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni: 1. Besarnya masalah yang terjadi 2. Pertimbangan politik 3. Persepsi masyarakat 4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Scoring Technique (Metode Penskoran) Non Scoring Technique Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non- skoring 1. Metode Delbeq 2. Metode Delphi Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi kelompik namun pesertadiskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. 1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6 sampai 8 orang 2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat prioritasnya 3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya 4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup 5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah 6. Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi). Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan harapan masing- masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai rata- rata Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang lain 1. Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas tersebut 2. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif 3. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok. masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari 1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan 2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan 3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah 4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan 5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/ memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan 1. USG 2. MCUA 3. HANLON 4. CARL 5. RIENKE Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 5 atau 1 10 1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. 2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak. 3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan Policy : Kebijakan pemerintah daerah /nasional 1.Kelompok kriteria A = besarnya masalah Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut Besarnya kerugian lain yang diderita 2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecendrungannya dari waktu ke waktu 3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit mudah) Kelompok kriteria D = Pearl faktor, dimana : P = Propriatness (kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi / organisasi terkait E = Economic feasibility (kelayakan dari segi pembiayaan) A = Acceptability (suatu penerimaan masyarakat dan instansi terkait / instansi lainnya R = Resource availability (ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah : tenaga, sarana / peralatan, waktu) L = Legality (dukungan aspek hukum / perundang-undangan / peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap) Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0 10. C = Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan) A = Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksana seperti peraturan) R = Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi) L = Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas) Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria: M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait I = Importancy / kegawatan masalah (tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta kecendrungan dari waktu ke waktu) V = Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitsnya dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan C = Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya Dari permasalahan yang terpilih kemudian diidentifikasi berbagai hal yang bisa menyebabkan itu terjadi. Dan langkah ini dapat dilakukan dengan metode berikut ini : 1. Fish bone 2. Pendekatan sistem 3. Why-why analysis (Pohon Masalah) 4. Pendekatan Blum 5. Pendekatan segitiga pelayanan kesehatan Beberapa alternatif penyelesaian masalah yang sudah dibuat diprioritaskan, kemudian dipilih mana yang paling besar pengaruhnya dalam memperbaiki permasalahan yang terjadi. Langkah ini dapat dilakukan dengan metode berikut ini : MEER (Metodologi, Efektifitas, Efisiensi, Relevansi) NGT (Nominal Group Tecnique) FGD Nama Program Tujuan Program Perencanaan kegiatan No. Nama Kegiatan Sasaran Waktu dan Metode Media / peralatan Pelaksana Anggaran Kriteria Tempat Evaluasi 1. Perencanaan evaluasi program Tujuan evaluasi Rancangan evaluasi Rancangan evaluasi didalamnya terdapat kriteria dan indikator evaluasi apa yang digunakan, kapan evaluasi tersebut digunakan, dan bagaimana teknik evaluasi dilaksanakan Tabel 4.36 Rancangan evaluasi Program Peningkatan Capacity Building Bidan di Puskesmas Tenggilis Tahun 2015 a. Program Peningkatan Capacity Building Bidan di Puskesmas Tenggilis Tahun 2015 No. Nama Kegiatan Sasaran Waktu dan Metode Evaluasi1. Pelaksana Anggaran Indikator Evaluasi Evaluasi Tempat