Anda di halaman 1dari 52

PERMASALAHAN ORGANISASI MANAJEMEN

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


A. DEFINISI

 Masalah sering kali muncul dalam kehidupan manusia.


 Seseorang tidak dapat dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah.
 Setiap permasalahan tidak akan berhenti sendiri tanpa disertai
solusi untuk menyelesaikannya.
 Masalah sering kali terjadi pada komunitas, baik komunitas kecil
maupun komunitas besar.
 Masalah (bahasa Inggris: problem) kata yang digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan
antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
membingungkan.
 Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
diselesaikan.
 Masalah adalah jarak antara keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini.
 Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan.
 Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan kenyataan, itulah yang
dinamakan dengan memecahkan masalah .
 Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang
diperoleh dan hasil yang diinginkan.
 Pengambilan keputusan (decision making) yang didefinisikan sebagai memilih
solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
 Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil
pemecahan masalah yang dilakukan.
 Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keterampilan yang
dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya.
 Keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan
posisi seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya
dalam suatu organisasi.
 Pimpinan yang mampu menyelesaikan masalah organisasinya dengan tepat dan
benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
memperlancar kepemimpinannya.
MASALAH

Adalah kesenjangan antara keadaan


yang diinginkan dengan keadaan
yang nyata dan menimbulkan rasa
tidak puas serta berkeinginan untuk
memecahkannya
PEMECAHAN MASALAH

 Adalah suatu proses yang dilakukan


oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metoda tertentu untuk
menentukan urutan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan
berbagai metoda.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah kesehatan

IDENTIFIKASI
MASALAH KUALITATIF

PENETAPA
HANLON KUALITATIF
N
PRIORITAS
MASALAH

KUANTITATIF HANLON KUANTITATIF

ALTERNATIF

PEMECAHA ANALISIS PENYEBAB


N MASALAH MASALAH (MENCARI
SISTEM
PENYEBAB
MASALAH)
EPIDEMIOLOGI

H.L BLUM
MENETAPKAN
PENYEBAB UTAMA FISH BONE ANALYSIS

PROBLEM TREE
MENETAPKAN
PRIORITAS
MASALAH
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian
penting dalam proses pemecahan masalah
dikarenakan dua alasan.
adanya hubungan antara
terbatasnya sumber daya
satu masalah dengan
yang tersedia,
masalah lainnya

karena itu tidak karena itu tidak perlu


mungkin menyelesaikan semua masalah
semua masalah. diselesaikan
Metode kuantitatif
1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)

Pentingnya masalah
• Besarnya masalah (prevalence)
• Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
• Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
• Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet need)
• Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
• Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
• Suasana politik (political climate)

Kelayakan teknologi

• Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut.

Sumber daya yang tersedia

• Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana dan sarana untuk
mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut
Contoh

Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting)


untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang
jumlah nilainya paling besar
2. Metode Delbeq
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan
memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan
berkisar antara 0 sampai 100 dengan kriteria:

Besar Masalah

• jumlah atau kelompok penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah


serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait

Kegawatan masalah

• tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu


ke waktu

Biaya/dana

• besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah baik
dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah
atau dari masyarakat yang terkena masalah.

Kemudahan

• tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau metode dan


teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya kebijakan/peraturan,
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai
berikut:
1 • Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)

• Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing
2 masalah.

3 • Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati.

• Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot dan skor yang
4 dipilih reratanya.

• Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan


5 jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
3. Metode Hanlon (Kuantitatif)
Metode ini hampir sama dengan metode Delbeq, dilakukan dengan
memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).

Besar masalah
• umlah atau kelompok penduduk yang terkena masalah
• keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
• Skor 0-10 (kecil- besar).

Kegawatan masalah
• Tingginya angka morbiditas dan mortalitas
• kecenderungannya dari waktu ke waktu.
• Skor 0-10 (tidak gawat -sangat gawat).

Efektifitas
• Kemudahan penanggulangan masalah
• dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang
akan diperoleh
• Skor 0-10 (sulit – mudah).

PEARL
• Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan
pemecahan masalah
PEARL
P
• Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/ organisasi terkait.

E • Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A
• Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait/
instansi lainnya.

R
• Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk
memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

• Legality yaitu dukungan aspek hukum/


L perundangan-undangan/peraturan terkait seperti peraturan pemerintah
dll
Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya
menghitung nilai NPD dan NPT dengan rumus sebagai
berikut:
 NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C
 NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D
4. Metode Hanlon (Kualitatif)
Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan untuk
masalah yang bersifat kualitatif dan data atau informasi yang
tersediapun bersifat kualitatif miaslkan peran serta masyarakat,
kerja sama lintas program, kerja sama lintas sektor dan motivasi
staf.
Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan
pentingnya masalah yang satu dengan yang lainnya dengan cara
“matching”. Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat matriks masalah
2. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada sumbu
vertikal dan horisontal.
3. Membandingkan (matching) antara masalah yang satu dengan yang
lainnya pada sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila masalah
lebih penting dan memberi tanda (-) bila masalah kurang penting.
4. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan pada kotak total
(+) horisontal.
5. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada kotak total (-)
vertikal.
6. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di bawah kotak (-)
vertikal.
7. Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukan pada kotak total.
8. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi
adalah urutan prioritas masalah.
5. Metode CARL
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-
10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

C • Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)

• Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
A Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknoloi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.

• Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti
R keahlian atau kemampuan dan motivasi.

• Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
L pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah
diidentifikasi, kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan
diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat tentang nilai
skor yang diambil adalah rerata.
Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L
Metode Kualitatif
1. Metode Delphi
Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen baik pendidikan, keahlian dan
pengalaman serta masing-masing peserta mempunyai data yang cukup.

Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali kepada peserta:

• Kuesioner pertama : pertanyaan-pertanyaan umum


• Kuesioner kedua : lebih khusus
• Kuesioner ketiga : Khusus

Kosensus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan suara

Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi kuesioner


2. Metode Diskusi atau Brainstorming Technique

Pemimpin diskusi adalah fasilitator

Diperlukan fasilitator yang handal dan menguasai masalah.

Peserta diskusi ditantang untuk mengemukakan pendapat


sebanyak- banyaknya tetapi menghindari saling kritik.

Peserta memiliki keahlian atau kemampuan dan pengalaman


yang relatif sama.

Waktu efektif 1 jam dan peserta maksimal 10-12 orang.


3. Metode Brainwriting
Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
relatif sama atau setara.

Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas dan diletakkan di atas meja.

Semua peserta membacanya kemudian menuliskan pendapatnya pada pada kertas-kertas


yang ada. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai lengkap.

Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta menambah atau mengurangi


pendapatnya.

Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis kemudian didiskusikan untuk dicari
pendapat yang terbanyak.
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
PENDEKATAN SISTEM

P1-P2-P3
SEGITIGA
EPIDEMIOLOGI
CONTOH: Analis Penyebab Masalah dengan pendekatan SISTEM

Penyebab Masalah
Masalah
PROSES
INPUT
P1 P2 P3

Cakupan K4 Sarana Tidak ada SOP Posyandu • Lap


rendah kebidanan untuk kegiatan kurang tidak
kurang KIA berjalan dg pernah
Tidak ada Ada SOP tapi baik dibuat
dana tak dilaksakan Pembinaan • Pengaw
Tenaga bidan sepenuhnya kpd kader asan
kurang kurang pimpina n
Penyuluhan kurang
Beban kerja
bidan tinggi oleh petugas • Tak ada
kurang reward/
Tugas
punisme
integrasi bidan
nt
terlalu banyak
ANALISIS SEBAB MASALAH

PENYEBAB MASALAH
No MASALAH
LINGKUNGAN PERILAKU YANKES GEN/
KEPEND

UDUKAN
2. ISPA (17,2 %) • Rumah yang tak • Pengetah • Penyuluhan
sehat uan masy kurang
• Rumah tak ada ttg ISPA • Posyandu tak
jendela kurang aktif
• Keluarga
• Rumah tak ada
ada yg
genting kaca
merokok
• Lantai lembab • Jendela
• Dapur tak ada tak pernah
cerobong asap dibuka
CONTOH: Analisis Penyebab Masalah (DIARE) dengan pendekatan HL BLUM

MASALAH PENYEBAB MASALAH


LINGKUNGAN PERILAKU YANKES GENETIK
Diare • SPAL jelek • BAB • Kurangnya
• Sanita sembaran penyuluha
si g tempat n
buruk • Tidak • Jarak yankes
• Banyak biasa cuci dng rmh
vektor tangan jauh
di • Buang
dalam sampah
rumah sembaranga
n
B. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

 Dibutuhkan suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah


telah diciptakan yang terdiri dari tiga tahap :
- Persiapan
- Definisi
- Solusi
Tahap I: Tahap Persiapan

Langkah-langkahnya adalah memandang organisasi sebagai


suatu sistem, mengenal sistem lingkungan (struktur organisasi,
pelanggan, masyarakat, keuangan, masyarakat global,
pemerintah, pesaing, pemasok, serikat kerja), mengidentifikasi
subsistem-subsistem organisasi.
 Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer
memandang organisasi sebagai suatu system dengan
memahami lingkungan organisasi dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam organisasi.
 Dalam mendefinisikan masalah, manajer bergerak dari
tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-
bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.
 Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi
berbagai solusi alternative, mengevaluasinya, memilih
yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut
untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan
sebagaimana mestinya.
Tahap II: Tahap Definisi- Suatu masalah ada atau
akan ada (identifikasi masalah).
Tujuannya : mengidentifikasi tingkat sistem tempat persoalan berada
-Mempelajari masalah untuk mencari solusi (pemahaman
masalah).
-Mencari pemicu masalah (problem trigger) yang dapat
berasal dari lingkungan atau dari dalam perusahaan.
- Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem. Caranya adalah
menganalisis sistem menurut subsistem-subsistemnya.
Kemudian apakah susbsistem itu terintegrasi menjadi
satu unit yang berfungsi lancar? Lalu apakah semua
subsistem bekerja untuk mencapai tujuan sistem? Setelah itu
analisa top-down untuk mengidentifikasi tingkat sistem
dimana penyebab persoalan berada.
-Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan
tertentu.
Untuk mendefinisikan permasalahan secara tepat :
 Bedakan antara fakta dan pendapat. Kita tidak akan mendapatkan penyebab
permasalahan yang valid jika kita tidak bisa membedakan keduanya.
 Perlu menyatakan atau mengungkapkan permasalahan yang terjadi secara
spesifik.
 Identifikasi standar, norma-norma atau nilai-nilai apa saja yang telah
dilanggar dari permasalahan ini.
 Tentukan dimana titik permasalahan yang ada dan mulai merancang proses
pemecahan masalah.
 Pastikan untuk tidak menyelesaikan sebuah permasalahan tanpa data-data
yang valid.
 Elemen-elemen sistem dapat dianalisis secara berurutan,
yaitu:
1. Mengevaluasi standar (standar harus sah/valid, standar
harus realistis, standar harus dimengerti oleh mereka yang
akan mencapainya, dan standar harus terukur).
2. Membandingkan sistem output dengan standar.
3. Mengevaluasi manajemen.
4. Mengevaluasi pengolah informasi.
5. Mengevaluasi input dan sumber daya input.
6. Mengevaluasi proses transformasi.
7. Mengevaluasi sumber daya output.
 Tahap III: Tahap solusi
- Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi.
- Dengan cara mencari jalan yang berbeda untuk
memecahkan masalah yang sama.
- Seperti Brainstorming (tukar pikiran), dan Joint Application
Design (rancangan aplikasi bersama).
- - Mengevaluasi berbagai alternatif solusi.
- Contohnya dengan menggunakan kriteria evaluasi yang
sama, untuk mengukur seberapa baik suatu alternatif
dapat memecahkan masalah.
- Memilihsolusi terbaik. Dengan cara menganalisis suatu
evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan dan
mempertimbangkan konsekuensi pilihan tersebut pada
tujuan organisasi. Kemudian memberi penilaian atas
proses mental manajer. Setelah itu melakukan tawar-
menawar atau negosiasi antara beberapa manajer.
- Menerapkansolusi. Masalah tidak terpecahkan hanya
dengan memilih solusi terbaik tapi perlu diterapkan.
- Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa solusi itu
efektif.
- Manajer
harus tetap mengatasi situasi untuk memastikan
bahwa solusi mencapai kinerja yang direncanakan.
PEMAHAMAN DASAR PEMECAHAN MASALAH DAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN

 Masalah adalah suatu kondisi yg memiliki potensi utk menimbulkan


kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar bisa.
 Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap
masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan
peluang keuntungannya.
 Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah
waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
 Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
 Pengambilan keputusan adl tindakan memilih strategi atau aksi yg
manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tsb.
 Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai
alternatif keputusan.
 Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat
digunakan untuk mengevaluasi tiap alternatif.
 Karakteristik penyelesaian masalah :
 a. Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih
dahulu sebelum kemudian dilakukan evaluasi.
 b. Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat
dalam penyelesaian masalah.
 c. Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau
kebijakan organisasi
 d. Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konse-
kuensi yang muncul dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
 e. Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan yang lain.
Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila
dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya.
 f. Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah
didefenisikan dengan baik.
 Karakteristik dari evaluasi alternatif pemecahan masalah yang baik :
 a.Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu
standar yang optimal, bukan sekadar standar yang memuaskan.
 b. Penilaian terhadap alternatif-alternatif yang ada dilakukan secara
sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan.
 c. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan
tujuan organisasi dan mempertimbangan pandangan-pandangan dari orang
lain yang terlibat di dalamnya.
 d. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mung-kin
ditimbulkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 e. Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara tegas.
EVALUASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala.


 1. Kendala intern dapat berupa Sumber Daya yg
terbatas, seperti kurangnya bahan baku, modal kerja,
SDM yg kurang memenuhi syarat, dll.
 2. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari
berbagai elemen lingkungan, seperti pemerintah atau
pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu.
FAKTOR MANUSIA YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH

♦ Gaya Pemecahan Masalah


Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik.
Gaya mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam
merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan
menggunakan informasi.
♦ Merasakan masalah
Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya
merasakan masalah(problem solving styles) mereka, yaitu
bagaimana mereka menghadapi masalah.
 Penghindar masalah (problem avoider), manajer ini
mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-
baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah
dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya
sepanjang perencanaan.
 Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari
masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu
masalah, masalah tersebut dipecahkan.
 Pencari masalah (problem seeker), manajer ini menikmati
pemecahan masalah dan mencarinya.
♦ Mengumpulkan informasi
Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya
mengumpulkan informasi(information-gathering styles) atau
sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi
mereka.
 Gaya teratur (preceptive style), manajer jenis ini
mengikuti management by exception (pengecualian) dan
menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan
dengan area minatnya.
 Gaya menerima (receptive style), manajer jenis ini ingin
melihat semuanya, kemudian menentukan apakah
informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam
organisasi.
♦ Menggunakan informasi
Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua
gaya menggunakan informasi(information-using styles), yaitu
cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu
masalah.
 Gaya sistematik (systematic style), manajer memberi
perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang
telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
 Gaya intuitif (intuitive style), manajer tidak lebih menyukai
suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan
dengan situasi.
Rencana Tindak Lanjut
 Seorang penentu kebijakan harus peka pada keadaan yang mungkin timbul
terhadap solusi yang dijalankan, karena bagaimana pun, setiap solusi yang
ditawarkan selalu ada titik balik yang kemungkinan ada reaksi negatif.
 Karakteristik dari penerapan dan rencana tindak lanjut yang efektif :
 - Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang
benar.
 - Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan
terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
 - Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit demi
sedikit” dengan tujuan meminimalkan terjadinya perlawanan dan
meningkatkan dukungan.
 Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian
umpan balik atau pertukaran informasi.
 - Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak
dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk
membangun dukungan dan komitmen.
 - Adanya sistem monitoring yang dapat memantau penerapan
solusi secara berkesinambungan.
 - Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi
berdasarkan atas terselesaikannya masalah yang dihadapi,
bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan
adanya penerapan solusi ini.
 - Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah
yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan
dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif
lainnya.
Permasalahan
 AKI dan AKB masih tinggi
 Penyebab karena Keterlambatan (4T)
 Minimnya pemahaman Evidence Based Midwifery (EBM)

 Anda sebagai seorang manajer/koordinator, buatlah analisa dari


salah satu permasalahan diatas!
 Gunakan teori dibawah ini utk mempermudah menyelesaikan
menentukan priorits masalah.

Anda mungkin juga menyukai