Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data-data di atas, timbul beberapa permasalahan, yaitu:

1. Angka dropout imunisasi yang tinggi yaitu 13,9% dari sasaran target <5%

2. Angka CDR TB yang masih rendah yaitu 55,6 % dari sasaran target 70%

3. Angka capaian ASI eksklusif masih rendah 41% dari sasaran target 47% yang

mempengaruhi meningkatnya angka kejadian diare.

2.2 Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Dalam hal ini maka cara penentuan

prioritas masalah yang dipilih adalah Metode PAHO-CENDES (Pan American

Health Organization-Center for Development Studies). Kriteria yang dipakai

adalah:

 M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari

1% atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat

serta kepentingan instansi terkait.

 I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu. Importancy terdiri dari:

 Severity (S): berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah

kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi)

29
30

 Rate of increase (RI): berat ringannya hambatan jika masalah tersebut

tidak ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin tinggi)

 Public concern (Pco): banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi

perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin tinggi)

 Political climate (PC): banyak sedikitnya perhatian politik terhadap

masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin

tinggi)

 Social benefit (SB): banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan

manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak memberi manfaat sosial,

nilai semakin tinggi)

 V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari

perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan

(input) yang dipergunakan.

 C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu:

P = M.I.V.C

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke

parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter.

Interpretasi angka hasil penilaian adalah sebagai berikut:


31

a. Besarnya masalah (Magnitude), diberi skor 1 – 5 yaitu:

1. Hanya sebagian kecil masyarakat

2. Sebagian kecil masyarakat

3. Hanya sebagian besar masyarakat

4. Sebagian besar masyarakat

5. Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability), diberi skor 1-2,

yaitu:

1. Tidak ada cara yang efektif

2. Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy), diberi skor 1 – 5

yaitu:

1. Tidak ada kepentingan

2. Kepentingannya sangat rendah

3. Kepentingannya cukup rendah

4. Kepentingannya cukup tinggi

5. Kepentingannya sangat tinggi

d. Biaya (Cost), diberi skor 1 – 5, yaitu :

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah
32

Sesuai cara skoring di atas maka prioritas masalah dapat dijabarkan sebagai

berikut.

NO Permasalahan M V I C Nilai Prior

Angka dropout imunisasi yang tinggi yaitu 13,9% dari


1 4 2 4 3 96 II
sasaran target <5%

Angka capaian ASI eksklusif masih rendah 41% dari

sasaran target 47% yang mempengaruhi meningkatnya


2 4 2 5 3 120 I
angka kejadian diare.

Angka CDR TB yang masih rendah yaitu 55,6 % dari


3 4 2 4 2 64 III
sasaran target 70%

Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah dengan Metode PAHO-CENDES

Berdasarkan hasil dari tabel di atas maka prioritas masalah ialah rendahnya

angka ASI Eksklusif yaitu 41% dari sasaran target 47% yang mempengaruhi

meningkatnya angka kejadian diare. Melalui data yang disajikan di atas, situasi

yang dihadapi oleh Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin dapat dianalisis

permasalahannya, yaitu:
33

Rendahnya Angka
pemberian ASI eksklusif
pada puskesmas
Pekapuran Raya

Faktor Internal Faktor Eksternal

Membentuk target Kurangnya pemberian


minimal pemberian informasi oleh tenaga
Kurangnya pengetahuan
informasi tentang gizi kesehatan tentang
masyarakat tentang
kepada masyarakat pentingnya pemberian
ASI eksklusif pada ibu pentingnya pemberian
sampai pengetahuan ASI eksklusif dan akibat
masyarakat meningkat hamil
yang ditimbulkan, cara
pemberian ASI eksklusif,
Minimnya biaya dan dukungan dari
Membuat terobosan operasional untuk keluarga
baru dalam metode dilakukannya kegiatan
penyampaian mengenai ASI eksklusif
informasi dan juga penyuluhan
bagi masyarakat Mengadakan penyuluhan
tentang pentingnya
Membentuk media pemberian ASI eksklusif
Bentuk media yang
yang unik sehingga pada masyarakat
digunakan terbatas dan
menarik perhatian kurang beragam
masyarakat

Gambar 2.1 Kerangka Permasalahan Rendahnya Angka ASI Eksklusif di


Wilayah Kerja Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai