Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Exa Lorenza

Nim : 1932311034
S1 Keperawatan
RANGKUMAN MATERI

MASALAH KESEHATAN PADA SISTEM REPRODUKSI

A. Perdarahan Post Partum


1. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 ml selama 24 jam setelah
anak lahir.
2. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan:
 Perdarahan post partum
 hipertensi saat hamil / pre eklamasi
 infeksi
3. Klasifikasi Perdarahan Post Partum
early postpartum hemorrhage) = Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
late postpartum hemorrhage) = Terjadi > 24 jam pertama setelah bayi lahir
4. Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan
sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus
menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak
menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir
seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga
menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada
ibu.
5. Manifestasi Klinis
 kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml)
 nadi lemah
 Pucat
 lochea berwarna merah
 Pusing
 Gelisah
 Letih
 terjadi syok hipovolemik
 tekanan darah rendah
 ekstremitas dingin
 mual.
6. Gejala Klinis berdasarkan penyebab
a. Atonia uteri (50-60%)
Uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir.
Faktor resiko: over distensi uterus
Penyebab
- Polihidramnion - persalinan cepat atau lama
- hamil kembar - riwayat atonia uteri
- makrosomia janin - pemakaian obat relaksasi uterus
- multi paritas infeksi (kelahiran hidup/mati lebih dr 5 kali kelahiran).
b. Robekan jalan lahir
Faktor resiko: persalinan per vaginam = makrosomia janin, tindakan episiotomi.
Gejala yang selalu ada
- perdarahan segera
- darah segar mengalir segera setelah bayi lahir
- kontraksi uteru baik
- plasenta baik
- pucat
- lemah
- menggigil
c. Retensio sisa plasenta
 plasenta belum lahir setelah 30 menit,
 perdarahan segera, kontraksi uterus baik
 gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan,
inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
 Penyulit: uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak kurang.
d. Retensio sisa plasenta
 plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus
baik
 gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan,
inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
 Penyulit: uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak kurang.
e. Inversio uterus
 uterus tidak teraba
 lumen vagina terisi massa
 tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
 perdarahan segera
 nyeri sedikit atau berat
 gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Golongan darah
b. Jumlah darah lengkap
c. Kultur uterus dan vagina
d. Urinalisis
e. Profil koagulasi
f. Sonografi

B. ABORTUS
1. Keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana beratnya terletak antara 400 -
1000gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
2. Etiologi
a. Kelainan ovum
b. Kelainan uterus
c. Gangguan sirkulasi plasenta
d. Penyakit pada ibu (demam berdarah, pneumonia)
e. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus kontraksi
3. Klasifikasi
Abortus spontan : terjadi secara ilmiah
a. Abortus Imminens
Perdarahan di bawah kehamilan 20 minggu dengan konsepsi masih dalam
uterus tanpa adanya dilatasi serviks
b. Abortus Insipiens
Perdarahan di bawah kehamilan 20 minggu dengan konsepsi masih dalam
uterus dengan adanya dilatasi serviks

Abortus provokatus : terjadi secara dibuat


a. Abortus Medisinalis
Tindakan dengan kemauan sendiri karena akan
dianggap akan membahayakan ibu atau janin
b. Abortus Kriminalis
Abortus yang tidak dilakukan secara legal

C. Pre EKLAMpSIA
Sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil yang terdiri dari hipertensi, edema
dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28
minggu atau lebih.
Tanda dan gejala
1. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa
kali
2. Edema, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit, TD > 140/90
mmHg, tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg, diastolik>15 mmHg
4. Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsia
5. Proteinuria
6. Terdapat protein dalam urine

D. EKLMpSIA
Kelainan akut pada ibu hamil, saat persalinan atau masa nifas ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre
eklamsia (hipertensi, oedema, proteinuria).
Tanda dan gejala
1. Mata terbuka tanpa melihat (pandangan kosong)
2. Kelopak mata dan tangan bergetar
3. Kejang dan sesak
4. Badan dan seluruh otot kaku
5. Sianosis
6. Lidah tergigit
7. Tekanan darah > 140/90 mmHg
8. Koma

E. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan
(muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua
puluh.
Tanda dan gejala
1. Mual
2. Muntah setiap kali makan dan minum
3. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
4. Turgor kulit buruk
5. Lidah kering

F. Plasenta previa
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Tanda dan gejala
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
2. Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
3. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik
4. Perdarahan permulaan jarang begitu berat. Biasanya perdarahan akan berhenti
sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga

G. Solusio plasenta
Solusi plasenta (abruption plasenta atau accidental haemorage) adalah terlepasnya
plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri setelah kehamilan 20 minggu atau
sebelum janin lahir
Tanda dan gejala
1. Perdarahan biasanya pada trimester ketiga, perdarahan pervagina tanpa rasa nyeri
sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervagina yang
banyak, syok dan kematian janin intra uteri
2. Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok
3. Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut
jantung janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena
tercampur darah.

H. POLIP SERVIKS
Polip adalah pertumbuhan jaringan kecil yang biasanya bersifat jinak, namun juga dapat
bersifat ganas, hanya ada satu polip yang tumbuh disaluran serviks atau dipermukaan
mulut rahim.
1. Polip Endoserviks yaitu terdapat dalam kanal serviksdan cenderung timbul pada
wanita berusia tengah baya (40-65 tahun) yang multipara.
2. Polip Ekoserviks yaitu terdapat pada bagian bawah serviks dan menonjol kedalam
vagina. Sering dijumpai pada wanita pasca menopause, dan Nampak pucat, bulat,
atau panjang, dan menempel pada mukosa melalui sebuah tangkai yang gemuk.

I. POSTPARTUM INFEKSI
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi
klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan
(Bobak, 2004).
 Etiologi
Organisme yang menyerang bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan
adalah penghuni normal serviks dan jalan lahir, mungkin juga dari luar. Biasanya lebih
dari satu spesies. Kuman anaerob adalah kokus gram positif (peptostreptokok,
peptokok, bakteriodes dan clostridium). Kuman aerob adalah berbagai macam gram
positif dan E. coli.
 Patofisiologi
Infeksi nifas setelah pervaginam terutama mengenai tempat implantasi plasenta dan
desidua serta miometrium didekatnya. Pada sebagian kasus, duh yang keluar berbau,
banyak, berdarah dan kadang-kadang berbusa. Pada kasus lain duh hanya sedikit.
 Jenis – jenis postpartum infeksi
- Infeksi uterus
- Syok bakteremia
- Peritonitis
- Infeksi saluran kemih
- Septicemia dan piemia
 Komplikasi
- Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
- Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan resiko
terjadinya emboli pulmoner.
- Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri di dalam
darah. Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang berat dan bahkan
kematian.
 Penatalaksanaan
a. Masa Persalinan
b. Masa Kehamilan
c. Pencegahan infeksi postpartum
d. Penanganan umum
e. Pengobatan secara umum
f. Penanganan infeksi postpartum

Anda mungkin juga menyukai