Anda di halaman 1dari 27

Pemanfaatan Minyak Atsiri Berbahan Dasar Serai (Cymbopogon

citrates) Sebagai Air Freshener Anti Nyamuk

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Kenaikan Tingkat

Disusun Oleh :

Maulido Akbar Firzatullah

NIS/NISN

2018.282/3039406304

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN PASER

MAN INSAN CENDEKIA PASER

TAHUN 2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN
Judul Penelitian : Perbandingan soy candle repellent ekstrak daun pandan wangi
dengan ekstrak daun alpukat terhadap kematian nyamuk

Nama Lengkap : Maulido Akbar Firzatullah

NIS/NISN : 2018.282

Kelas/Program : XI/MIA II

Mengetahui, TanaPaser,
Guru Pembimbing Peneliti,

DR. H. Achmad Ruslan Afendi, M.Ag Maulido Akbar Firzatullah


NIP:--/-- NIS/NISN : 2018.282/3039406304

Menyetujui,
Kepala Madrasah,

KhoirulAnam, M.Pd,I
NIP :19730218 200012 1 001

Alamat e-mail : Maholandoo18@gmail.com

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya kita dapat mengerjakan proposal ini. Sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Rosulullah saw. Beserta keluarga dan para
umatnya yang selalu mengikut ajaranya sampai akhir zaman.

Penulisan proposal dengan judul Pemanfaatan Minyak Atsiri Berbahan


Dasar Serai (Cymbopogon citrates) Sebagai Air Freshener Anti Nyamuk
Alhamdulillah telah dapat dikerjakan. Banyak pihak yang telah memberikan
kontribusi baik berupa bantuan, dukungan, bimbingan maupun kritikan yang
membangun dalam penyusunan proposal ini, mulai dari persiapan dan
pelaksanaan penelitian serta penulisan. Kami menyadari bahwa penulisan
proposal ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan
untuk perubahan yang lebih baik.

Dan akhirnya hanya kepada Allah lah kita memanjatkan puji serta syukur
atas segala limpahan Karunia dan Hidayah-Nya dengan disertai harapan semoga
apa-apa yang kita tulis/teliti merupakan bagian dari amal ibadah untuk mendapat
Ridho-Nya.

Paser, 20 Januari 2020


Penyusun,

Ahmad Rijalul Akbar

ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Batasan Masalah...........................................................................................3

C. Rumusan Masalah.........................................................................................3

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................3

E. Manfaat Penelitian........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

A. Kajian Teori..................................................................................................5

B. Kerangka Berpikir.......................................................................................11

C. Hipotesis......................................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................12

A. Jenis Penelitian............................................................................................12

B. Tempat dan Waktu......................................................................................12

C. Variabel.......................................................................................................12

D. Populasi dan Sampel...................................................................................12

E. Alat dan Bahan Penelitian...........................................................................12

F. Prosedur Penelitian.....................................................................................13

G. Metode Pengumpulan Data.........................................................................14

H. Instrumen Penelitian...................................................................................14

I. Metode Analisis Data..................................................................................15

iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................16

A. Hasil............................................................................................................16

B. Pembahasan.................................................................................................17

BAB V PENUTUP................................................................................................18

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Tabel 4.1

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lebih dari 50% fauna yang menghuni muka bumi adalah serangga.
Selama ini kehadiran beberapa jenis serangga telah mendatangkan manfaat
bagi manusia dan makhluk lainnya, diantaranya sebagai organisme pembusuk
dan pengurai termasuk pengurai limbah, sebagai objek estetika dan wisata
seperti kupu-kupu, kumbang yang berwarna-warni, bermanfaat pada proses
penyerbukan maupun sebagai hama tanaman, pakan hewan (burung) yang
bernilai ekonomi tinggi, dan penghasil madu. Disamping peran secara langsung
serangga juga memiliki peran yang tidak langsung yaitu menjaga
keseimbangan ekologi di alam, karena serangga termasuk salah satu dari rantai
makanan, di mana beberapa jenis burung menjadikan serangga sebagai
makanan utamanya. Meskipun demikian, tidak sedikit serangga yang justru
membawa kerugian bagi kehidupan manusia, misalnya serangga perusak
tanaman dan nyamuk.

Nyamuk merupakan serangga yang banyak kita jumpai peranannya


sebagai vektor penyakit berbahaya bagi manusia misalnya penyakit kaki gajah,
malaria dan demam berdarah dengue (Susanti & Boesri, 2012), saat ini demam
berdarah termasuk penyakit yang cukup meresahkan masyarakat karena
penyebarannya sangat cepat dan tidak jarang menyebabkan kematian. Di
Indonesia sendiri penyakit berbahaya yang disebabkan oleh nyamuk sudah
tersebar dimana mana dan bahkan sudah menelan banyak korban jiwa. Hasil
survei tahun 2015 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
kepada Kementrian Kesehatan RI melaporkan bahwa kasus penyakit Deman
Berdarah Dengue (DBD) di daerah Jawa Timur telah mencapai angka 1.817
kasus (Depkes, 2015). Oleh karena itu diperlukan penanganan yang cukup
serius dalam hal ini agar tidak ada lagi yang menjadi korban.

1
Penanganan terhadap nyamuk sebagai vektor penyakit banyak dilakukan
dengan cara menurunkan populasi atau dengan memutus siklus hidupnya,
banyak usaha yang bisa dilakukan untuk menangani kasus ini mulai dari yang
sederhana seperti memakai losion anti nyamuk, menguras bak mandi,
menanam tanaman anti nyamuk, dan menaburkan abate kedalam bak mandi
sampai melakukan fogging yang mengandung bahan kimia. Penggunaan bahan
kimia ini, selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, juga akan
membuat nyamuk menjadi resisten (Kardinan & Dhalimi, 2010). Upaya
mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis pada anti nyamuk, sangatlah
bijak bila mengoptimalkan penggunaan tumbuhan yang mempunyai
kemampuan insektisida alami terutama bagi nyamuk. Hal itu karena Indonesia
merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,
diantaranya adalah keragaman tanaman yang mengandung bahan-bahan aktif
yang sangat berguna sebagai penolak serangga termasuk nyamuk. Salah satu
tanaman yang berfungsi sebagai penolak serangga adalah tanaman serai.

Serai umum digunakan sebagai pelengkap beragam masakan. Tanaman ini


pula bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Sebuah studi yang
diterbitkan di Phytomedicine menyebut minyak serai mempunyai khasiat yang
setara dengan obat nyamuk di pasaran. Studi tersebut menemukan bahwa
seekor burung yang terjebak di kawanan nyamuk kelaparan selama dua hari
mengalami penurunan serangan nyamuk sebesar 50 persen dengan minyak
serai. Minyak serai dapat menghindarkan burung dari nyamuk selama sekitar
tiga jam.

Nyamuk tidak menyukai aroma serai karena serai mengandung minyak


citronella dan aroma musk. Tanaman dengan nama latin Cymbopogon citratus
ini termasuk mudah ditanam. Tidak memerlukan perawatan khusus, serai
hanya perlu tanah yang tak begitu basah dan banyak disirami sinar matahari.
Tanaman serai juga bisa dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan dengan
cara mengolahnya terlebih dulu menjadi minyak atsiri yang dihasilkan dari

2
proses destilasi. Pengharum ruangan yang dibuat dari minyak atsiri ini, selain
memiliki aroma yang segar juga dapat membunuh nymuk.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Pemanfaatan Minyak Atsiri


Berbahan Dasar Serai (Cymbopogon citrates) Sebagai Air Freshener Anti
Nyamuk.

B. Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian ini dengan melakukan pemanfataan minyak


atsiri berbahan dasar serai kulit sebagai air freshener anti nyamuk.

C. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:


1. Apakah minyak atsiri berbahan dasar serai mampu membunuh nyamuk
sekaligus menjadi air freshener?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi minyak atsiri dalam pembuatan air
freshener anti nyamuk?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:


1. Untuk mengetahui minyak atsiri berbahan dasar serai mampu membunuh
nyamuk sekaligus menjadi air freshener.
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri dalam pembuatan air
freshener anti nyamuk.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberi manfaat antara lain:


1. Bagi Peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan ekstrak serai.

3
b. Membuat peneliti lebih peka untuk memanfaatkan potensi alam sebagai
produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
c. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam menyusun
karya tulis ilmiah.

2. Bagi Madrasah
a. Sebagai informasi bagi Madrasah tentang cara pemanfataan ekstrak serai
sebagai air freshener anti nyamuk.
3. Bagi Masyarakat
a. Menambah wawasan dalam pemanfaatan tanaman serai.
b. Dapat membuka peluang usaha.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Tanaman Serai

Gambar 2.1: Serai

a) Tanaman Serai
Sereh dapur (Cymbopogon citratus) merupakan jenis tanaman dari
keluarga rumput-rumputan yang rimbun dan berumpun besar serta
mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Tanaman sereh dapur
merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis dan banyak tersebar di
negara-negara Guatemala, Brazil, Hindia Barat, Kongo, Tanzania dan
kawasan Indocina termasuk Indonesia. Tanaman sereh dapur banyak
digunakan dalam kuliner Bali maupun masakan-masakan khas Indonesia.
Selain batang tanaman sereh dapur yang dapat dimanfaatkan dalam dunia
kuliner, dalam industri spa dan aroma terapi, minyak tanaman sereh telah
banyak digunakan sebagai minyak pijat. Terutama di Bali, minyak
aromatik yang di hasilkan dari tanaman sereh digunakan untuk dupa atau
lilin aromatik. Selain penggunaan tersebut, beberapa penelitian tentang
tanaman sereh dapur juga menunjukan bahwa adanya manfaat dari

5
minyak sereh dapur yang dapat dijadikan pestisida nabati, aplikasi
ekstrak tanaman sereh dapur menurut beberapa penelitian dapat bekerja
sebagai pembasmi ulat bulu (Sudiarta, 2012).
Adnyana, (2012) juga menyatakan aplikasi minyak tanaman sereh
dapur juga memiliki daya bunuh yang tinggi terhadap ulat bulu gempinis,
minyak sereh dapur memiliki persentase mortalitas mencapai 98% untuk
konsentrasi 10%, 5%, 2%,dan 1% serta 94% untuk konsentrasi 0,75%.
Bukan hanya itu, konsentrasi 0,5% minyak sereh dapur memiliki
kemampuan yang setara dengan kemampuan membunuh minyak nimba
pada konsentrasi 10%.
Serai (Cymbopogon citratus) tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 50 – 2700 M dpl. Tanam pada berbagai kondisi tanah di
daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah
hujan yang relatif tinggi. Wilayah Indonesia banyak terdapat di Jawa,
ditepi jalan atau dipersawahan. Serai dapur memerlukan iklim yang
panas degan cahaya matahari yang banyak dan curah hujan yang cukup.
Tidak memerlukan tanah yang subur. Tanah yang berat dan subur, hasil
daunnya tinggi, tetapi kadar minyaknya agak rendah (Dalimartha, 1999).

b) Klasifikasi Tanaman sereh


Menurut Muhlisah (1999), Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) kingdom : Plantae (Tumbuhan)
2) Sub-Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
3) Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
4) Divisio / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
5) Classis / Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
6) Sub-Classis :Commelinidae
7) Ordo / Bangsa : Poales
8) Familia / Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
9) Genus / Marga : Cymbopogon

6
10) Species / Jenis: Cymbopogon citratus (DC.) Stapf

c) Manfaat Tanaman Serai


1) Mengatasi depresi
2) Meghindari gigitan nyamuk
3) Menurunkan tekanan darah
4) Menjaga kadar kolesterol
5) Menjaga sistem pencernaan
6) Menjaga kesehatan mulut
7) Meredakan gejala flu

d) Kandungan Tanaman Serai


Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen
sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-
8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, augenol, elemol, kadonon,
kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3
komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol
(Sastrohamidjojo,2004). Zat sitronelal ini dapat membunuh nyamuk
karena memiliki sifat racun kontak (aroma), yang membuat nyamuk
kehilangan cairan secara terus-menerus.

2. Minyak Atsiri

Gambar

Gambar 2.2: Minyak Atsiri

7
Minyak yang ada di alam dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
minyak mineral (mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat
dimakan, serta minyak atsiri (essential oil). Minyak atsiri dikenal juga
dengan nama eteris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh
tanaman. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik
dan tidak larut dalam air (Anonim-c, 2007).
Minyak serai dapur banyak digunakan secara meluas dalam bidang
industri kimia dan farmasi. Dalam bidang kimia minyak serai dapur
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik, parfum,
deodoran, aerosol, pewangi sabun, pembersih lantai dan detergen. Dalam
bidang farmasi minyak serai dapur digunakan sebagai sumber vitamin A,
obat-obatan, antiseptik baik antiseptic internal maupun secara eksternal,
untuk bahan analgesic, haemolitic atau sebagai antizymatic serta sebagai
sedavita dan stim ulans untuk obat sakit perut. Dalam jumlah yang kecil
minyak serai dapur digunakan pada industri makanan dan minuman seperti
anggur, saus, permen, rempah-rempah dan sebagai flavour agent dalam
makanan atau minuman. Minyak serai dapur juga bermanfaat sebagai bahan
yang digunakan di bagian luar yaitu; untuk keperluan obat sakit kepala,
sakit gigi dan ramuan air mandi (Anonim-c, 2007 dan Feryanto, 2006).

3. Distilasi Air

8
Gambar 2.3: Proses Distilasi

Penyulingan minyak atsiri serai menggunakan sistem penyulingan uap


dan air. Pemilihan sistem penyulingan ini karena bahan yang digunakan
berupa daun dan batang sehingga minyak atsiri yang dihasilkan lebih
banyak, penyulingan lebih singkat dan bahan yang disuling tidak menjadi
gosong. Bahan yang akan disuling sebaiknya dipotong-potong terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelepasan minyak atsiri
setelah bahan tersebut ditembus oleh uap. Bahan yang dipotong harus segera
disuling karena bila tidak segera diproses maka minyak atsiri yang
mempunyai sifat mudah menguap, sebagian akan teruapkan sehingga hasil
total minyak atsiri yang diperoleh akan berkurang dan komposisi minyak
atsiri akan berubah sehingga akan mempengaruhi hasilnya. Bahan 8
tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan
dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang
ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi
air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan tetapi bahan
tanaman tidak terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).

4. Nyamuk

Gambar 2.4: Nyamuk


a) Pengertian Nyamuk

9
Nyamuk adalah salah satu komponen lingkungan manusia. Di
lingkungan permukiman merupakan tempat perindukan nyamuk.
Banyak penyakit khususnya penyakit menular seperti demam berdarah,
Japanese encephalitis, malaria, filariasis ditularkan melalui perantara
nyamuk (Achmadi. 2013).
b) Klasifikasi Nyamuk
1) Kingdom: Animalia
2) Filum: Arthropoda
3) Kelas: Insecta
4) Ordo: Diptera
5) Subordo: Nematocera
6) Infraordo: Culicomorpha
7) Superfamili: Culicoidea
8) Famili: Culicidae
(Handayani & Ishak, H. 2011)

5. Baking Soda
Baking Soda mengandung senyawa alkaline (basa) yang dapat
membunuh bakteri candida sebagai natrium bikarbonat (baking soda) yang
bersifat basa (basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7). Natrium bikarbonat
(baking soda) memiliki reaksi oksidasi antara natrium bikarbonat dan
oksigen yang efektif sebagai bahan pemutih gigi. Struktur kristal natrium
bikarbonat yang bersifat besar dan lembut dapat melepaskan noda pada gigi
(Rahaju dkk,2018).

10
Gambar 2.5: Baking Soda

F. Kerangka Berpikir

Serai

Destilasi

Minyak
MinyakAtsiri
Atsiri BakingSoda
Baking Soda

Pencampuran
Pencampuran
Minyak Atsiri
Minyak Atsiri
dan Baking Soda
dan Baking Soda

Pemanfaatan
Pemanfaatan Minyak
Minyak Atsiri
Atsiri
Berbahan Dasar Serai
Berbahan Dasar Serai
sebagai
sebagai Air
Air Freshner
Freshner Anti
Anti
Nyamuk
Nyamuk

11
G. Hipotesis

Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman serai dapat dijadikan sebagai
air freshner anti nyamuk.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan


metode tradisional dengan memanfaatkan miyak atsiri berbahan dasar serai
sebagai air freshener anti nyamuk .

H. Tempat dan Waktu

Tempat

Waktu

I. Variabel

1. Variabel bebas : Konsentrasi minyak atsiri

2. Variabel terikat : Nyamuk

J. Populasi dan Sampel

1. Populasi : Nyamuk dalam wadah

2. Sampel : 10 ekor nyamuk

K. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

a) Alat destilasi

b) Labu erlenmeyer

12
c) Gelas ukur

d) Kompor

e) Pisau

f) Talenan

g) Kawat nyamuk

h) Kertas cover bening

i) Isolasi bening

j) Selang

2. Bahan Penelitian

a) Serai

b) Baking soda

c) Air

L. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan minyak atsiri

a) Potong kecil-kecil serai yang telah dicuci bersih.

b) Masukkan serai dan air ke dalam alat destilasi sederhana.

a) Nyalakan kompor dan tunggu selama ± 45 menit

b) Setelah ± 45 menit akan dihasilkan cairan berupa hidrosol, yaitu


campuran air dengan minyak.

c) Pisahkan minyak dan air yang telah didapatkan menggunakan corong


pemisah.

d) Masukkan minyak yang dihasilkan kedalam gelas ukur.

13
2. Pembuatan air freshener

a) Siapkan toples kecil dengan tutup yang sudah dilubangi.

b) Masukkan baking soda dan minyak atsiri kedalam toples kecil.

c) Guncangkan toples sedikit agar baking soda tercampur dengan minyak


atsiri.

d) Setelah tercampur masukkan toples kecil berisi air freshener yang telah
dibuat ke dalam kandang nyamuk.

e) Ulangi langkah yang sama dengan konsentrasi minyak atsiri yang


berbeda pada toples lainnya.

f) Catat dan amatilah proses tersebut lalu cantumkan hasilnya pada lembar
observasi.

M. Metode Pengumpulan Data

1. Pengamatan Langsung
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah pengamatan secara langsung pada air freshener anti nyamuk
2. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendukung hasil pengamatan sebagai
bukti bahwa pengamatan yang dilakukan benar adanya.

N. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan adalah menggunakan lembar


observasi. Ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan aroma air
freshener dari minyak atsiri berbahan dasar serai.

Waktu Tercepat
Konsentrasi Waktu Jumlah Nyamuk
untuk membunuh
Minyak atsiri Pengamatan yang Mati
satu nyamuk
10 menit

14
20 menit
30 menit
10 menit
20 menit
30 menit

Tabel 3.1 : Instrumen Penelitian Minyak Atsiri

O. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif. Statistik deskriptif


adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian
suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik
deskriptif hanya terbatas dalam menyajikan data dalam bentuk tabel dan
besaran lain.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

10 menit - -
4 ml
20 menit 4 ekor 16 menit

15
30 menit 2 ekor -
Jumlah 6 ekor
Waktu Tercepat
Konsentrasi Waktu Jumlah Nyamuk
untuk Membunuh
Minyak atsiri Pengamatan yang Mati
Satu Nyamuk
10 menit - -
2 ml 20 menit 3 ekor 16 menit
30 menit 1 ekor -
Jumlah 4 ekor

Setelah dilakukan proses pengamatan air freshener minyak atsiri berbahan


dasar serai terhadap nyamuk selama ± 30 menit dengan konsentrasi minyak
atsiri yang berbeda, yaitu 2 ml dan 4 ml, diperoleh data angka yang
menunjukkan jumlah nyamuk mati dan waktu tercepat untuk membunuh
nyamuk. Hasil dari pengamatan ditunjukkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan

P. Pembahasan

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui air freshener dengan


konsentrasi minyak atsiri 2 ml mampu membunuh 4 dari 10 ekor nyamuk
dengan waktu tercepat untuk membunuh satu nyamuk yaitu 16 menit.
Sedangkan air freshener dengan konsentrasi minyak astsiri 4 ml mampu
membunuh 6 ekor nyamuk dengan waktu tercepat yaitu 14 menit. Berdasarkan
hasil ini

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan percobaan dapat disimpulkan sebagai


berikut :

17
1. Air freshener dari minyak atsiri berbahan dasar serai dapat membunuh
nyamuk

2. Konsentrasi minyak atsiri dapat mempengaruhi air freshener yang


dihasilkan, semakin banyak minyak atsiri yang digunakan maka akan
semakin kuat aromanya.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebi lanjut dengan alat yang lebih memadai dan
sampel yang banyak

2. Perlu ditambahkan pewangi tambahan karena mungkin ada beberapa orang


yang tidak menyukai aroma dari minyak atsiri serai

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F. (2013). Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Adnyana, I. S. (2012). Efikasi Pestisida Nabati Minyak Atsiri Tanaman Tropis


terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis.

Anonim. (2007). Tanaman Obat Indonesia.

Dalimartha, S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.

18
Feryanto. (2006). Minyak Serai Dapur/Lemongrass Oil.

Gandahusada, d. (2006). Parasitologi Kedokteran.

Ginting, S. (2004). Pengaruh Lama Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu


Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi.

Handayani, & Ishak, H. (2004). Efektifitas Ekstrak Daun Sirih ( Piper batle L.)
Sebagai Bioinsektisida terhadap Aedes aegypti. .

Kardinan, A., & Dhalimi, A. (2010). Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai
Bahan Aktif Lotion Anti Nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti).

Muhlisah. (1999). The sense of lemongrass.

Rahaju, A., & dkk. (2018). Potensi Kombinasi Ekstrak Air Lemon (Citrus limon
L) dan Natrium Bikarbonat sebagai Larutan Pemutih Gigi (in vitro).

Sastrohamidjojo. (2004). The components of the essential oil.

Soesanti, L., & Boesri, H. (2012). Insektisida Sipermethrin 100 g/l Terhadap
Nyamuk dengan Metode Pengasapan.

Sofiah, S. (2010). Sereh Dapur Penghasil Minyak Atsiri.

Sudiarta, I. P. (2012). Basmi Hama Ulat Bulu dengan Minyak Sereh.

Wardani, S. (2009). Uji Aktivitas Minyak Atsiri Daun dan Batang Serai
(Andropogon nardus L) sebagai Obat Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk
Aedes aegypti.

Widarto, H. (2009). Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kulit Durian (Durio zibethinus
Murr) sebagai Obat Nyamuk Elektrik Terhdap Nyamuk Aedes aegypti.

19

Anda mungkin juga menyukai