Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY “H”


DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG

DISUSUN OLEH:
BAIQ SOLIHAN
008 SYEBID19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA 3
MATARAM
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Individu “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.“M”


Puskesmas Tanjung karang” telah mendapat pengesahan pada

Hari. . . . . . . . Tanggal. . . . . . . .oleh :

Mengetahui

Pembimbing pendidikan pembimbing


lahan

(Dian Soekmawati RA, M.keb ) (Makyah


Amd.Keb)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny. “P” di Puskesmas
Karang Taliwang”
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka
menyelesaikan program Praktik Kebidanan STIKES Yarsi Mataram.
Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Zulkahfi S.Kep,Ners.,M.Kes selaku Ketua STIKES YARSI MATARAM
2. dr. Dewi Nurlita selaku Kepala Puskesmas Karang Taliwang.
3. Baiq Ricca Afrida.,M.keb selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKES YARSI
MATARAM
4. Dian Soekmawaty RA,M.Keb selaku pembimbing pendidikan.
5. dr. Dewi Nurlita selaku Kepala Puskesmas Karang Taliwang.
6. Ni Wayan Yuniartini,SSTselaku Bidan Koordinator Puskesmas Karang
Taliwang.
7. Makyah, Amd.Keb selaku pembimbing lahan Puskesmas Karang Taliwang.
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

Mataram, 20 januari 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………….1
1.2. Tujuan
……………………………………………………………………….3
1.3. Manfaat
………………………………………………………………………4
BAB II TINJAUANTEORI…………………………………………………….5
2.1.Asuhankebidanan pada Bayi Baru Lahir……………………………………5
2.2. pendokumentasian 7 langkah varney……………………………………….14
BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………….25
3.1 Identifikasi…………………………………………………………………..31
3.2 Diagnosa……………………………………………………………………..31
3.3 Masalah Potensial……………………………………………………………31
3.4 Kebutuhan Segera………………………………………………………….31
3.5 Rencana Asuhan…………………………………………………………….31
3.6 Pelaksanaan Asuhan………………………………………………………..31
3.7 Evaluasi………………………………………………………………………37
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………38
4.1 Identifikasi…………………………………………………………………..38
4.2 Diagnosa ……………………………………………………………………40
4.3 Masalah Potensial ……………………………………………………………40
4.4 Kebutuhan Segera ……………………………………………………………41
4.5 Rencana Asuhan ……………………………………………………………41
4.6 Pelaksanaan Asuhan………………………………………………………...41
4.7 Evaluasi ……………………………………………………………………43
BAB V PENUTUP……………………………………………………………..48

iii
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………….48
5.2. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………….................................................47

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28
hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi
menurut WHO (World Helth Organization) (2015) pada negara ASEAN
(Association of South East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per 1000
kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailan 17 per 1000
kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 elahiran hidup, dan Indonesia 27 per
1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia masi tinggi dari
negara ASEAN lainya, jika dibandingkan dengan target dari MDGs
(Millenium Development Goals) tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran
hidup. (WHO, 2015).
Menurut (profil kesehatan NTB,2017) Angka kematian ibu di indonesia
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di Provinsi NTB selama tahun
2017 adalah 85 kasus, menurun dibandingkan tahun 2016 dengan 92 kasus.
bahwa jumlah kematian ibu di Provinsi NTB selama 5 (lima) tahun terakhir
ibu menunjukkan trend menurun. Selama perode tahun 2013-2017 terjadi
penurunan jumlah kematian ibu di Provinsi NTB sebesar 32 orang, dalam
periode yang sama rata-rata penurunan jumlah kematian mencapai 8,45%
pertahun.Dibandingkan dengan keadaan tahun 2016, jumlah kematian ibu
berkurang sebanyak 7 orang dalam setahun terakhir.
(Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2017)
Untuk tahun 2017, kematian ibu terbanyak tetap berada di Kabupaten
Lombok Barat dengan 24 kasus dan belum ada kabupaten yang ditetapkan
sebagai Kabupaten AKINO(Angka Kematian Ibu Nol). Kejadian kematian ibu
terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin sebesar
42,35%, nifas sebesar40% dan saat ibu hamil sebesar 17,65%. Berdasarkan
kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebanyak
64,71%, usia ≥35 tahun sebanyak 30,59% dan usia<20 tahun sebanyak 4,70%.

1
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) Menyatakan
bahwa dalam periode lima tahun sebelum SDKI 2017, angka kematian
neonatal (AKN) adalah 15 kematian per 1.000 kelahiran hidup, menyatakan
bahwa 1 dari 67 anak meninggal dalam bulan pertama kehidupanya.
Berdasarkan hasil SDKI 2002-2003 SDKI sampai 2017 untuk estimasi angka
kematian neonatal, bayi dan balita pada periode 5 tahun sebelum survei,
berikut rentanng kepercayaan 95 persen yang dinyatakan dalam lower dan
upper limits. Dari hasil SDKI 2017 menujukan penurunan AKB yang lebih
banyak (31 persen) dibandingkan AKN yaitu dari 35 per 1.000 kelahiran
hidup hasil SDKI 2002-2003 mejadi per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI
2017. ( SDKI, 2017)
Data yang didapat,angkak kematian bayi di provinsi NTB pada tahun
2014 turun menjadi 1069 kasus dengan proporsi 10,3 per 1000 kelahiran
hidup.Di tahun 2017 kasus kematian 1006 kasus turun menjadi 929
kasus.terlihat bahwa setiap tahun AHH di provinsi NTB mengalami
peningkatan,akan tetapi masih dibwah AHH nasional.angka kematian bayi
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi AHH provinsi NTB.
Peningkatan AHH menunjukkan ada peningkatan kehidupan masyarakat
provinsi NTB.(Profil kesehatan provinsi NTB,2018).
Berdasarkan surveiles, jumlah kematian bayi di kabupaten Lombok Barat
dari tahun 2011 hingga tahun 2013 menunjukan penurunan. Tahun 2011
sebanyak 144 bayi, tahun 2012 menurun menjadi 139 bayi dan tahun menjadi
90 bayi. Jumlah kematian bayi menurun secara signifikan. Tahun 2012
menurun sebesar 3,47 % dan pada tahun 2013 menurun lagi sebesar 3,85%.
Jika di kalkulasikan menurut hitungan per 1000 bayi hidup maka kita akan
dapat data yang sangat rendah. Angka kematian bayi sementara pada tahun
2012 adalah 10,61 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2013 menjadi
6,75 per 1000 KH.
Penyebab kematian bayi paling besar adalah BBLR (Berat bayi lahir
rendah) yaitu sebanyak 43 kasus, menurun dari tahun 2012 yaitu 55
kasus.penyebab kematian kedua yaitu kasus asfiksia sebanyak 8 kasus,
kemudian lain-lain 5 kasus. Untuk kelainan neonatal mencapai 3 kasus dan

2
sepsi 2 kasus.BBLR bisa terjadi karena kurangnya asupan gizi pada saat bayi
masih di dalam kandungan sehingga hal ini berhubungan dengan kesehatan
ibu hamil. Kematian neonatus adalah kematian pada bayi baru lahir dengan
usia 28 hari. (Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat,2013).
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI
eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015),
tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi
baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat lepas dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10%,
dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan menggunakan
antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar umbilikus
dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga
dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.
Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali
pusat lembab dan basah.
1.2. Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan
penerapan manajemen kebidanan pada bayi baru lahir dengan
menggunakan manajemen 7 langkah varney di Puskesmas karang
taliwang.
2.Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada Ny.
“P” dengan bayi baru lahir normal di Puskesmas karang taliwang
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar pada Ny.
“P” dengan bayi baru lahir normal dipuskesmas karang taliwang
c. Mahasiswa dapat menentukan diagnose dan masalah potensial
pada Ny. “P” dengan bayi baru lahir normal dipuskesmas karang
taliwang
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada Ny. “P”
dengan bayi baru lahir normal dipuskesmas karang taliwang

3
e. Mahasiswa dapat menentukan rencana asuhan menyeluruh pada
Ny. “P” dengan bayi baru lahir normal dipuskesmas karang
taliwang
f. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana
\yang telah dibuat pada Ny. “P” dengan bayi baru lahir normal
dipuskesmas karang taliwang
g. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
pada Ny. “P” dengan bayi baru lahir normal dipuskesmas karang
taliwang
1.3. Manfaat
1. Manfaat penulis
Dapat menerapkan manajemen kebidanan kepada pasien yang
membutuhkan pelayanan sesuai dengan ilmu yang didapat terutama pada
bayi baru lahir.
2. Bagi Puskesmas Kediri
Dapat menambah pengetahuan bagi bidan dan dapat meningkatkan mutu
dan kualitas dalam melakukan asuhan kebidanan.
3. Bagi institusi (pendidikan).
Hasil laporan ini dapat untuk dokumentasi dan saran tertulis yang dapat
meningkatkan kreabilitas instansi dan mewujudkan aktivitas yang
profesional.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian bayi baru lahir


A. Pengertian
Bayi baru lahir normal (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram. Beberapa pengertian lain tentang bayi baru lahir.
1) Bayi baru lahir (newborn [inggris] atau neonatus [latin]) adalah bayi
yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu.
2) BBL normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan cukup
bulan ( darikehamilan 37-42 minggu ) dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000garam dan tanpa tanda-tanda asfiksia dan
penyakit lainya.
3) Neonatal dini adalah BBL sampai dengan usia 1 minggu.
a. Neonatal lanjut adalah BBL dari usia 8-28 hari.
b. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Normal
4) Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara
lain :Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke
merahmerahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >
100x/menit, Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau
batur/bersin, Activity(tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha
napas), bayi menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas (lebih
dari 38°C) atau terlalu dingin (kurang dari 36°C).. (Sri Wahyuni,
2012)
B. Ciri-ciri bayi baru lahir
Bayi baru lahir memiliki ciri-ciri berat badan 2700- 4000 gram,
panjang 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm (potter & perry,
2009), neonatus memilki frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60x/menit, lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agar panjag dan lemas,

5
nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik
(Dewi, 2010).

Tabel2.1 Tanda APGAR

Tanda 0 1 2

Warnakulit Pucat Badanmerah, Seluruhtubuhke


ekstermitasbiru merahan

Frekuensijantung Tidak <100x/menit >100x/menit


ada

Reaksiterhadapra Tidak Sedikitgerakan Menangis,


ngsangan ada mimic batuk/bersin

Tonus otot Lump Ekstermitasdalamfle Gerakanaktif


uh ksisedikit

Usaha nafas Tidak Lemah/tidakteratur Menangiskuat


ada

Sumber :American academy of pediatrics, 2006


dalam kosim ( 2010)

a. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil


pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
b. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik.
c. Refleks morrow (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
d. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
e. Genetalia
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

6
f. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Octa Dwienda, ddk,
2014).
C. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Menurut permenkes No.25 Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan
Anak
sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan neonatal esensial
a. Pelayana 0 – 6 jam sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 huruf
a:
1) Mejaga bayi tetap hangat
2) Inisiasi menyusui dini
3) Pemotongann dan perawatan tali pusat
4) Pemberian sutikan vitami K1
5) Pemberian salep mata
6) Pemberian imunisasi hepatitis B0
7) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
8) Pemantauan tanda bahaya
9) Penangana asfiksia bayi baru lahir
10) Pemberian tanda iddentitas diri
11) Merujuk kasus yang tidak bisa ditanngani dalam kondisi stabil,
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehata yag lebih mampu
b. Pelayanan neonatal asensial dilakkukan 6 jam-28 hari sebagaimana
dimaksud alam pasal 8 ayat 2 huruf b meliputi:
1) Mejaga bayi tetap hagat
2) Perawatan tali pusat
3) Pemerisaa bayi baru lahir
4) Perawata dengan metode angguru pada BBLR
5) Pemeriksaan status vitamin k1 profilasis dan imunisasi
6) Penanganan BBL sakit dan kelainan bawaan
7) Merujuk kasus yang tidak bisa ditanngani dalam kondisi stabil,
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehata yag lebih mampu.

7
2. Skrining bayi baru lahir
Skrining bayi baru lahir yanng perlu dilakukkan adalah skrining
hipotiroid kongenital.lakukan melalui penngambilan asampel darah yang
harus ddilakukan pada bayi usia 48 – 72 jam. Hormon tiroid yaitu
tiroksin yang terdiri dari triiodotironin (T3) dan terta iodotirronin
(T4).merupakan hormon yang yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
(kelenjar gondok) hormon ini mberfunsi mengatur produksi panas tubuh,
metabolisme, pertumbuha tulang, kerja jantung saraf, serta pertumbuha a
perembangan otak. penngobatan harus dilaukan terhadap sebelum bayi
berusia 1 bulan.
Kelenjar hipotiroid kongenital adalah keadaan mennurun atau
tidak berfungsiya kelenjar tiroid yang didapatka seja lahir. Hal ini terjadi
kelainan anatomi atau gaggua metabolisme pembetuka hormon tiroid
atau defisiensi iodium ( Kemetrian Kesehatan RI, 2014)
3. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan
keluarga.Sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Perawata bayi baru lahir
2) ASI eksklusif
3) Tanda bahaya pada bayi baru lahir
4) Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir
5) Siring bayi baru lahir.
a. Masalah Yang Sering Timbul
Menurut who(2009), masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir
sebagai
berikut:
1. BBLR (berat badan lahir rendah), adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram.
2. Asfiksia adalah kegagalab bernafas secara sepontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah itu.
3. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit

8
4. cacat bawaan adalah cacat yang dibawah sejak lahir, cacat sejak dalam
kandungan
5. Trauma jalan lahir.
b. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
a. Tidak mau minum atau muntah
b. Kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang
d. Nafas cepat (> 60kali/ menit)
e. Nafas lambat (<30 kali/menit)
f. Tarikan dinding kedalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Teraba demam ( suhu aksila > 37,5C)
i. Teraba dingin ( suhu aksila <36C)
j. Nanah yang banyak dimata
k. Pusat meluas kemerahan meluas e didnding perut
l. Diare
m. Tampak kunining pada telapak tangan dan kaki (kementrian Kesehatan
RI, 2010)
c. Rencana Asuhan Bayi Baru lahir
Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
a. Minum Bayi Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir
(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,
kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu.
Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu mendampingii dan tetap
memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit
– 1jam setelah lahir) dan eksklusif.ASI eksklusif mengandung zat gizi
yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan
efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini
mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan
bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI.Cadangan

9
nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca
persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam
(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.
2) Bila bayi melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara
lain.
3) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan
isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman
lain selain ASI, tidak menggunakan dot atau kempeng.
4) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
5) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibu
dengan benar.
6) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling dan
bergerak.
7) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
8) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu mulut
bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir bawah
jauh dibelakang areola.
9) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara,
mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut
bayi lebih luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan
kadang berhenti.
10) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum
baik.
c. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari pertama
kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah ekskresi
gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa

10
janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekoneum adalah
hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas : mucus sel epitel, cairan
amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini
keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum
dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar
24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum
tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya
atresia ani dan megakolon.
Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur 4-5 hari, bayi
yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan
tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula, feses cenderung berwarna
pucat dan agak berbau. Warna feses akan menjadi kuning kecoklatan
setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu
kalil dalam sehari.Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB
bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak,
apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih
dalam sehari.
d. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari
selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya volume
urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200 ml/hari
pada akhir minggu pertama.Warna urine keruh/merah muda dan
berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam
bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah
intake cairan dan kondisi uretra.
e. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan
waktunya untuk tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan
dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15% waktu digunakan bayi dalam
keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan
mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
f. Kebersihan Kulit

11
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi.Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan kullit
harus senantiasa dijaga.Verniks kaseosa bermanfaat untuk melindungi
kulit bayi, sehingga jangan dibersihkan pada saat memandikan bayi.
Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus
memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi selalu bersih dan kering.Memandikan bayi terlalu awal (dalam
waktu 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi.Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah
suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
g. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih.Tali pusat merupakan tempat
koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi lokal.Perlu
perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat menolong
kelahiran bayi.Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka
dan ditutupi kain bersih secara longgar.Pemakaian popok sebaiknya popok
dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali
pusat harus dicuci dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
h. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan.Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang
tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri tanpa
ada yang menunggu.Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air atau
tempat tidur, kursi atau meja.Tidak memberikan apapun lewat mulut selain
ASI karena bayi bias tersedak.Membaringkan bayi pada alas yang cukup
keras pada punggung/sisi badannya.Hati-hati menggunakan bantal
dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
i. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan.Hal
tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi hatinya
belum sempurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana kadar
bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang

12
menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis yang
menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara alami untuk
mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya di bawah matahari
pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu memberikan efek
kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah untuk menurunkan kadar
bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadipenyebab bayi kuning pasca
dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi yang baru lahir
di pagi hari adalah hal yang sangat penting. Manfaat menjemur bayi adalah
sebagi berikut :
1) Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
2) Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
3) Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
4) Menghindarkan bayi dari stress
5) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya
antara bidan dan pasien antara lain :
1) Hak pasien untuk mengetahui informasi
2) Kewajiban moral
3) Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
4) Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
5) Memenuhi kebutuhan bidan
d. Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir
a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat
badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali
pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini
dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan
ulang BB bayi.

13
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI
c. 4 minggu setelah kelahiran
1) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran
pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Perhatikan nutrisi bayi
4) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012)
e. Jenis-jenis pencegahan infeksi pada neonatus
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah
bawaha tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka talipusat dengan air
bersih yang mengalir dan sabun, segera keringkan dengan kain kasa
kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang
membumbukan atau mengoles ramuan, abu dapur dan sebagainnya pada
luka tali pusat, karena akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat
berakhir dengan kematian neonatal.
Tanda-tanda infeksi talipusat yang harus diwaspadai, anatara lain kulit
sekitar tari pusat berwarna merah, ada pus/nanah dan berbau busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa ara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada
kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di
dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga
menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung
bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibody bayi yang sudah terbentuk
dan terkandung dalam air susu ibu.
3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada matta bayi baru lahir dengan mencuci
tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua maa bayi segera setelah

14
lahir dengan kaapas halus yang telah dibersihkan dengan air hangat.
Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk
mencegah oftalmia neonatorum, biarkan obat tetap pada mata bayi dan
obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan .setelah selesai merawat
mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata,
misalnya bayi baru lahir diberi salep mata setelah lewat 1 jam setelah
lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi
pada mata bayi baru lahir.
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi tuberculosis, imunisasi BCG harus
diberikan pada bayi segera setelah lahir.Pemberian dosis pertama tetesan
polio dianjurkan pada bayi segera setelah lahir.Pemberian dosis pertama
tetesan polio dianjurkan pada bbayi segera setelah lahir atau pada umur 2
minggu.

2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih segera
setelah bayi baru lahir merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru
lahir.
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka
letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut
dalam keadaan bersih dan kering.Segara lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir.
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan.Apabila salah satu penilaian
tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir normal/fisiologis.(Rukiyah
dan Yulianti, 2010).

15
2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), membersihkan suntik vitamin K1, memberikan
salep mata antibiotic pada kedua mata, melakukan pemeriksaan fisik
memberikan imunisasi Hepatitis B (Sujianti, 2011).

3. Mekanisme kehilangan panas


BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara
sebagai
barikut:
1) Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban
pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini
merupakan jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau
terlalu cepat dimadikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dengan selimut.
2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur
atau timbangan yang temperaturya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila
bayi diletakan diatas benda-benda tersebut.
3) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh melalui yag terjai saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
itempatkan didalam ruangan yang dingin akkan cepat mengalami
kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjai jika ada aliran udara
dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui
ventilasi/pendingin ruangan.
4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah

16
dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini
arena benda-benda tersebut menyerap raiasi panad tubuh bayi
( walupun tidak bersentuhan secara langsung).(Kementrian Kesehatan
RI, 2015)
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna.
Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegeahan kehilangan panas
makabayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat
beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.Hipotermi
sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau
tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berasa dalam
rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi.Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong ntuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Jangan pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk lebih dari
satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan

17
bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali
digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara
dengan mandi setiap hari (puttingsusu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Muslihatun, 2010).
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
pada
bayi baru lahir menurut kementrian kesehatan republik Indonesia
(2016) :
1) Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara menjaga tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi, atau tanah. Popok bayi diletakan di sebelah bawah tali
pusat.Upaya tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering
dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang
membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya
pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus
yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.
Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai, antara lain
kulit sekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau
busuk.Mengawasi dan segera melaporkan ke dokter jika pada tali
pusat ditemukan pendarahan, pembengkakan, keluar caira, tampak
merah atau berbau busuk.
2) Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada
kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakan bayi
baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakan bayi di dada ibu

18
agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga
menyebabakan terjadinya kolonisasi mikroorganisme yang ada dikulit
dan saluran pencernaan bayi dengan salurang mikroorganisme ibu
yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya anti bodi bayi yang
sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.
3) Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegeah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat
mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu,
membersihkan kedua mata bayi segera setelah bayi lahir dengan kapas
atau sapu tangan halus dan bersih yang telah diberikan salep atau obat
tetes mata untuk mencegah oftalmia nenonatorum.Biarkan obat tetap
pada mata bayi dan obat yang ada disekitar mata jangan dibersihkan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4) Pemberian imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis
B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi. Terdapat 2
jadwal pemberian imunisasi hepatitis B. jadwal pertama, imunisasi
hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah
lahir menggunakan uniject), 1 bulan dan 6 bulan. Jadwal kedua,
imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali pemberian, yaitu pada 0 hari
(segera setelah lahir) dan DPT+Hepatitis B pada 2, 3, dan 4 bulan usia
bayi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
5) Injeksi vitamin K1
Vitamin K berguna mencegah perdarahan di otak bayi pasca proses
kelahiran. Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak,
merupakansuatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi
danaktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan
darah.Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1
(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg
vitamin K1 per 1 ml.
Cara pemberian injeksi vitamain K1 adalah :

19
a. Masukan vitamin K1 ke dalam tabung suntik sekali pakai steril 1
ml, kemudian disuntikan secara intramuscular di paha kiri bayi di
bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling
lambat 2 jam setelah lahir.
b. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi
hepatitis B0 (uniject) dengan selang waktu 1-2 jam (Depkes, 2012).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah
dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakan di dada ibunya sebelum
bayi itu dibersihkan.Sentuhan kulit dengan kulit mampu
menghadirkan efek psikologi yang dalam di antaranya ibu dan
anak.Penelitian membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan
memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat baru
lahir. Percayakah anda, satu jam pertama saat bayi dilahirkan, insting
bayi membawanya untuk mencari puting sang bunda. Perilaku bayi
tersebut sering disebut dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Pada jam pertama si bayi menemukan payudara ibunya, ini adalah
awal hubungan menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan antara
ibu dan bayi menyusui. Setelah IMD dilanjutkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga dua tahun.
Berdasarkan penelitian, jika bayi yang baru lahir dipisahkan
dengan ibunya, maka hormon stress yang meningkat 50%. Otomatis
hal itu akan menyebabkan kekebalan atau daya tahan bayi menurun.
Jika dilakukan kontak antara kulit ibu dan bayi, maka hormon
stress akan kembali turun sehingga bayi lebih tenang, tidak stress,
pernafasan dan detak jantungnya lebih stabil. Sentuhan, hisapan, dan
jilatan bayi pada puting ibu selama proses IMD akan merangsang
keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga
membantu pengeluaran plasenta dan hormon lain yang membuat ibu
menjadi tenang, rileks dan mencintai bayi, serta merangsang
pengaliran ASI dari payudara. Secara alamiah, proses inisiasi
menyusu dini akan mengurangi rasa sakit pada ibu, selain itu, bayi

20
juga dilatih motoriknya pada saat proses tersebut (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
2.3 pedoman bagi bayi baru lahir selama sosial distancing
Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, ibu nifas
dan bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal precaution
dengan selalu cuci tangan memakai sabun selama 20 detik atau hand
sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh
dengan rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang
seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas
kesehatan adalah isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai
standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian antibiotik
empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri),
pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang
lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih
dini apabila terjadi gangguan pernapasan yang progresif, perencanaan
persalinan berdasarkan pendekatan individual / indikasi obstetri, dan
pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
A. PEDOMAN BAGI BAYI BARU LAHIR
1.bayi baru lahir tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat
lahir (0-6 jam) seperti pamotongan dan perawatan tali pusat,inisiasi
menyusui dini,injeksi vitamin K1,pemberian salep/tetes mata
antibiotic dan pemberian imunisasi hepatitis B
2.setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas
kesehatan,pengambilan skrining hipotiroid congenital (SHK) dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan
3. pelayanan neonatal esensial setelah lahir setelah lahir atau kunjungan
neonatal (KN) tetap dilakukan sesuai jadwal kunjungan rumah oleh
tenaga kesehatan dengan upaya pencegahan menularan COVID-19
baik dari petugas ataupun ibu dan keluarga.waktu kunjugan neonatal
yaitu

21
a.KN 1: pada periode 6 (enam) jam sampai jam 48 (empat puluh
delapan)
setelah bayi lahir
b. KN 2:pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh) hari setelah lahir
c. KN 3: pada periode 8(delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh
delapan)
hari setelah bayi lahir
4. ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
ekslusif dan tanda tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang
tercantum pada buku KIA)apabila ditemukan tanda bahaya pada bayi
baru lahir,segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,khusus untuk
bayi baru lahir rendah (BBRL) apabila ditemukan tanda bahaya atau
permasalahan segera dibawa ke rumah sakit.
2.4 Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen
kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis
dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua
pihak baik klien maupun pemeri asuhan. Manajemen kebidanan
merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi
ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan
yang terdiri dari tujuh langkah yang berurut secara sistematis dan siklik
(Soepardin, 2008).
2. Langkah Dalam Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.

22
Setiap langkah dalam manajemen kebidanan akan dijabarkan, sebagai
berikut:
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Langkah pertama diikumpulkan semua informasi (data) yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan cara :
1) Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas, bio-psiko-soiso-spiritual, serta pengetahuan klien.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi).
b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya).
b. Langkah II : Intepretasi Data Dasar
Langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah bedasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.Data dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga
dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
c. Langkah III : Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi
Penanganannya
Langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini
menjadi kenyataan.Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman.
d. Langkah IV : Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera
Dengan Tenanga Kesehatan

23
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak
hanya langsung selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja, tetapi selama wanita tersebut dalam dampingan
bidan.Misalnya, pada waktu wanita teserbut dalam persalinan. Dalam
kondisi tertentu, seorang bidan mungkin juga perlu melakukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain
seperti perkerjaan social, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis
bayi baru lahir. Dalam hal ini, bidan harus mampu mengevaluasi
kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa sebaiknya
konsultasi dan kolaborasi dilakukan.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyuluruh
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut.Pedoman antisipasi
ini mencakup setiap hal berkaitan dengan semua aspek asuhan
kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan
klien, agar bisa dilaksanakan secara efektif.Semua keputusan yang
telah disepakati dikembangkan dalam asuhan menyeluruh. Asuhan ini
harus bersifat rasional dan valid yang dilaksanakan pada pengetahuan,
teori terkini (up to date), dan sesuai dengan asumsi dengan apa yang
akan dilakukan klien.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan
Aman

24
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan
dengan efesien dan aman. Pelaksanaanini bisa dilakukan oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, namun ini tetapi
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya
memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar telah
terlaksana).Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang
menyuluruh tersebut. Penatalaksanaan yang efesien dan berkualitas
akan berpengaruh pada waktu serta biaya.
g. Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan.Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan
asuhan yang diberikan. Ini meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan : apakah benar-bernar terpenuhi sebagaimana di identifikasi
di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika bener efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan
bahwa sebagian rencana tersebut efektif, sedang sebagian lagi belum
efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan, maka bidan perlu mengulang
kembali setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen
untuk mengidentifikasi mengapa rencana asuhan tidak berjalan efektif
serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut
(Soepardin, 2008).

25
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “P’’DENGAN


BAYI BARU LAHIR NORMAL USIA 0 HARI DI
PUSKESMAS KARANG TALIWANG

Tanggal pengkajian : 07-01-2021


Pukul :02:30 WITA
Tempat pengkajian :Puskesmas Karang Taliwang
No rekam medic :
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny.”P”
Umur bayi : 0 hari
Tgl/jam lahir : 20/01/2021 02.50 Wita
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : ke-2
b. Identitas orang tua
Nama Ibu :Ny. P Nama Ayah : Tn. I
Umur : 31tahun Umur :32tahun
Agama : hindu Agama : hindu
Suku/bangsa : Sasak Suku/bangsa :
Sasak/Indonesia
Pendidikan : D3 Pendidikan :
perguruan tinggi
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : polri
Alamat : Monjok Alamat : Monjok
2. Keluhan utama/alasan kunjungan
Bayi baru lahir Ny “P” usia 0 hari
3. Riwayat keluhan utama

26
Pada tagal 20-01-2021 pukul 02:50 lahir bayi perempuan langsung
menangis BB:3500gr PB:49,5 cm
4. Riwayat antenatal
a. Penyakit/kesehatan ibu dan pengobatan
- Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit
berat seperti DM, hipertensi,jantung, asma, TBC,
HIV, malaria ataupenyakit lainnya.
- ANC : Ibu mengatakan sudah 7 kali melakukan
Pemeriksaan kehamilannya (trimester I,II,III)
- Trimester I : ibu mengatakan pada awal kehamilannya
yaitu
2 bulan pertama mengalami mual tetapi tidak
sampai mengganggu aktifitas ibu memeriksakan
kehamilannya di polindes setiapbulan dan
mendapat terapi vitamin dan obatanti mual.
- Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan
- Trimester III : ibu mengatakan mengalami sering kencing.
Ibu
masih sering memeriksakan kehamilannya di
polindes. Dan ibu mengatakan sangat menantikan
kelahiran bayinya ini dan ibu merasa senang
dengankehamilan ini.
b. Kebiasaan waktu hamil
- Makan : ibu mengatakan selama hamil makan 3-4x sehari
dengan porsi kecil namun sering dengan menu
nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tempe, tahu, ikan
laut,telur dan daging), buah-buahan, serta
tambahan susu.
- Obat /jamu : ibu mengatakan hanya mengkonsumi tablet
tambah darah (Fe) dan tidak pernah minum jamu
pada saat hamil muda maupun hamil tua.

27
- Merokok : ibu mengatakan tidak pernah merokok pada saat
hamil muda maupun hamil tua.
- Aktivitas : ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi
pekerjaan rumah tangga yang berat.
c. Riwayat proses persalinan
- Umur kehamilan :9 bulan
- Kehamilan tunggal/kembar : Tunggal
- Letak bayi : Presentasi kepala
- Tanda gawat janin sebelum lahir : Tidak ada
- Lama persalinan kala I : 9 jam
- Lama persalinan kala II : 10 menit
- Ketuban pecah : 10 wita sebelum bayi
lahir
- Warna air ketuban : Jernih
- Jumlah : 40 cc
- Bau : Amis
- Tempat bersalin :Ruang bersalin
Puskesmas
- Apgar score : 7-9
- Di tolong oleh : Bidan
- BBL/PBL :3500 gram / 49,5 cm
- Menetek pertama kali :-
- Jenis dan indikasi obat yang diberikan selama persalinan :
oxytocin
- Resusitasi : Tidak dilakukan
- Imunisasi : vit K
d. Riwayat imunisasi
- Tidak ada

28
B. DATA OBYEKTIF
Riwayat Kesehatan saat ini
a. Keadaan umum : Baik
Diagnosa medis : Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan
usia 0 hari
Tindakan Medis : Tidak ada tindakan medis
Pemeriksaan Bayi
- Aktivitas : Gerak aktif
- Warna kulit : Kemerahan
- Tangisan : kuat dan kencang
b. Tanda-tanda vital
- Suhu : 360C
- Pernafasan : 42x/menit
- Detak jantung : 130x/menit
c. Pemeriksaan antopometri
- Berat badan saat ini : 3500 gram
- Panjang badan saat ini :49,5cm
- Lingkar dada : 35cm
- Lingkar kepala : 34 cm
d. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : ubun-ubun besar dan kecil normal, terdapat
rambut dikepala, rambut berwrna hitam.
Palpasi : tidak ada molase, tidak ada pembengkakan
atau daerahcekung pada kepala, tidak ada
caputsuccedenu, caputhematon fontanel dan
sutura dalam keadaan normal

29
2. Mata
Inspeksi : jumlah mata dua, bersih, simetris, tidak ada
tanda infeksi, tidak ada pengeluaran secret,
tidak ada perdarahan padakonjungtifa, sclera
tidak ikterus, tidak ada kelainan.
3. Telinga
Inspeksi : simetris, daun telinga sempurna, tidak ada
serum di telinga, kartilago lunak, tidak ada
tanda infeksi, letaktelinga sejajar dengan
mata, pembentukan tulang rawanterbentuk
dengan baik dan kokoh.
4. Hidung
Inspeksi : Normal, posisi hidung digaris tengah,
terdapat dua lubangpada hidung, dan
bernafas melalui hidung.
5. Mulut
Inspeksi : Tidak ada sumbing, bibir dan mulut normal,
Bibir berwarna merah.
6. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tiroid di garis tengah, tidak ada limfe, tidak
ada benjolan dan pembengkakan.
7. Dada
Inspeksi : Pola nafas normal, puting susu tidak
menonjol, tidak ada pembesaram, kelenjar
mamae, putting susu pada garissejajar dan
tidak ada putting tambahan.
Auskultasi : Frekuensi suara nafas normal, denyut jantung
terdengarnormal 130x/menit.
8. Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris, tali pusat masih basah dan
tidak ada perdarahan pada tali pusat

30
Palpasi : Abdomen teraba lunak
Auskultasi : Bising usus negative
Lain-lain : Tidak ada
9. Bahu, tangan dan lengan
Inspeksi : Jumlah lengan dan tangan 2, jumlah jari
lengkap 10,warna kemerahan, gerakan
tungkai aktif, serta lengan simetris dan
aktif.
10. Genetalia
Inspeksi : normal (labia mayor sudah menutupi labia
minor)
11. Tungkai dan kaki
Inspeksi : Jumlah kaki lengkap ada dua, bergerak aktif,
jumlah jari lengkap ada 10, reflex baby sky
normal, reflex walking normal.
12. Punggung
Inspeksi : Simetris tidak ada benjolan
13. Anus
Inspeksi : Terdapat lubang anus

14. Kulit
Inspeksi
Verniksi : Tidak ada
Lanugo : Ada
Warna : Kemerahan
Bercak hitam (tanda lahir) : Tidak ada
Lain-lain jelaskan : Tidak ada
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tidak ada

31
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : bayi NY “P” usia 0 hari Neonatus cukup bulan sesuai
masakehamilan umur 0 hari
DS : bayi lahir normal sesuai masa kehamilan,usia kehamilan 9 bulan
umur 0 Hari
DO : bayi Ny. “P” umur 0 hari sesuai masa kehamilan 38 minggu, k/u:
baik, BB:3500 gr, PB:45,5cm, LD:35 cm, LK:34 cm LILA: 12
cm.
a. Tanda-tanda vital
Suhu : 360C
Denyut jantung : 130x/menit
Pernafasan : 42x/menit
b. Pemeriksaan antopometri
- Berat badan : 3500 gram
- Panjang badan : 45,5 cm
- Lingkar kepala : 34 cm
- Lingkar dada : 35 cm
- Lingkar lengan : 12 cm
c. Tangisan bayi kuat
d. Gerak bayi aktif
e. Warna kulit kemerahan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mandiri : Menjaga kehangatan bayi
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan injeksi vitamin K, salep mata dan imunisasi HB0
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi
4. Berikan pendidikan kesehatan mengenai :

32
a) ASI ekslusif dan tanda bayi cukup ASI
b) Posisi menyusui yang benar
c) Perawatan bayi dan tali pusat
d) Nutrisi pada ibu menyususi
e) Tanda bahaya bayi baru lahir
f) Jelaskan pada ibu pedoman bayi baru lahir selama social distancing
5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 20/012021
Pukul : 03.05wita
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
baik tetapi harus dijaga kehangatan karena bayi dengan suhu 360c,
pernafasan : 42x/menit, detak jantung : 144x/menit, berat badan saat ini
3000 gram, lingkar dada 34 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar perut 10 cm,
dan pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki baik dan dalam keadaan
normal.
2. Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah diberikan injeksi vitamin K, salep
mata dan imunisasi HB0
a. Vitamin K
Vitamin K berguna mencegah perdarahan di otak bayi pasca proses
kelahiran. Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak,
merupakansuatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan
aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah.Jenis
vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione)
injeksi.
b. Salep Mata
Pencegahan infeksi mata dapat diberikan segera setelah
lahir.Pencegahan infeksi pada mata dapat dilakukan dengan
memberikan salep mata tetrasiklin 1 %. Salep antibiotika ini harus
diberikan dalam waktu 1 jam setelah kelahiran, pencegahan infeksi
mata ini tidak efektif apabila diberikan lebih dari 1 jam setelah
kelahiran.

33
c. Imunisasi HB0
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi. Terdapat 2 jadwal
pemberian imunisasi hepatitis B. jadwal pertama, imunisasi hepatitis B
sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir
menggunakan uniject), 1 bulan dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi
hepatitis B sebanyak 4 kali pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah
lahir) dan DPT+Hepatitis B pada 2, 3, dan 4 bulan usia bayi (Rukiyah
dan Yulianti, 2010).
3. Mengajarkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi yaitu:
a) Menyelimuti bayi dengan kain bersih dan hangat
Menyelimuti bayi dengan kain bersih dan hangat dapat membuat
bayi merasa aman dan hangat.
b) Menutup bagian kepala bayi
Menutup bagian kepala bayi dapat membuat bayi merasa lebih
hangat ketika bayi berda didalam ruangan yang dingin.
c) Mengganti baju atau popok bayi jika basah
Mengganti baju atau popok bayi jika basah dapat membuat bayi
merasa aman dan hangat.
d) Bayi selalu didekap pada ibu
Bayi selalu didekap pada ibu dapat membuat bayi merasa aman dan
hangat karena suhu ibu yang hangat akan dirasakan oleh bayi.
e) Mengoleskan minyak telon
Mengoleskan minyak telon dapat membuat bayi merasa hangat
karena merangsang pembuluh darah membesar sehingga aliran
darah menjadi lebih cepat.
4. Memberikan ibu KIE tentang :
a) ASI ekslusif yaitu memberikan ASI saja selama 6 bulan tampa
makanan tambahan. ASI adalah makan yang penting bagi bayi
karena ASI mengandung gizi yang cukup yang dibutuhkan bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI adalah sumber
kekebalan bagi bayi untuk mencegah bibit-bit penyakit yang masuk

34
kedalam tubuh bayi selain itu, ASI jyga mengandung zat anti alergi
untuk mencegah alergi pada bayi. Tanda bayi cukup minum ASI
dimana bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya
jernih sampai kuning muda. Bayi sering menyusu dengan durasi
setiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam sehari. Bayi tampak puas,
sewaktu-waktu merasa laper, dan bangun atau tidur dengan cukup
tenang. Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, anak cukup
aktif.
b) Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar:
1. Mengoleskan sedikit ASI pada putting susu dan areola
2. Meletakan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pda
lengkungan siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu.
3. Menempelkan perut bayi pada perut ibu dengn meletakkan satu
tangan bayi dibelakang badan ibu dan yang satu didepan,
kepala bayi menghadap payudara.
4. Memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
5. Memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah
6. Merangsang mulut bayi dengan cara menyentuh pipi dan
putting susu atau dengan jari-jari ibu.
7. Jika bayi sudah membuka mulut, ibu mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan
putting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi.
8. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyentuh payudara lagi.
9. Mengajari ibu cara melepas cara isapan bayi, yaitu dengan cara
jari kelingking dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut
atau dagu bayi ditekan kebawah.
10. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi bayi digendong
tegag dengan bersandar pada bahu ibu kemudia punggung
ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa.

35
11. Mengajari ibu untuk selalu menyusui kedua payudara secara
bergantian
12. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selang 2 jam.
c) Mengajari ibu untuk melakukan perawatan tali pusat pada bayi
dengan prinsip bersih dan kering tanpa memberikan tambahan obat
atau ramuan apapun.
d) Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
yaitu:
a. Bayi tidak mau menyusu
ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau
menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan
berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau
menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin
justru dalam kondisi dehidrasi berat.
b. Kejang
Kejang pada bayi mememang terkdang terjadi.Yang perlu anda
perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang.Apakah
kejang terjadi saat bayi demam.Jika iya kemungkinan kejang di
picu dari demamnya, selalu disediakan obat penurun panas
sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi kejang namun
tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain.
Perhatikan frekuensi dan lamanya kejang, dan konsultasikan
pada dokter.
c. Lemah
Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka
waspadalah.Jangan biarkan kondisi ini berlanjut.Kondisi lemah
bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi
berat.
d. Sesak nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia
dewasa yaitu sekitar 30-60 kali/menit.Jika bayi bernafas kurang

36
dari 30 kali/menit atau lebih dari 60 kali/menit maka anda
wajib waspada lihat dinding dadanya ada tarikan atau tidak.
e. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Ketika bayi merintih terus menerus kenali sudah diberi ASI
atau sudah di tepuk-tepuk, maka konsultasikan hal ini pada
dokter bisa jadi ada ketidak nyamanan lain yang bayi rasakan.
f. Pusar kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukan adanya tanda
infeksi.Yang harus ibu perhatikan saat merawat tali pusat
adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.Bersihkan
dengan air hangat dan biarkan kering.
g. Demam atau tubuh merasa dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C sampai 37,50C.Jika
kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi.Apakah
kondisi disekitar membuat bayi kehilangan panas tubuh seperti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h. Mata bernanah banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukan adanya
infeksi yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata
bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada
dokter atau bidan.
i. Kulit terlihat kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karna bayi kurang ASI.
Namun jika kuning pada bayi terjadi pada waktu >24 jam
setelah lahir <14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga
telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning
maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut kepada
dokter.Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja
tanda bahaya yaitu dengan merujuk segera ke rumah sakit atau
puskesmas

37
e) Memberitahu ibu jika nanti di rumah sebaiknya mengkonsumsi
makan-makanan yang seperti, sayur-sayuran hijau yaitu bayam,
daun katuk, buncis, jagung, kacang, serta banyak meminum air
putih dan meminum vitamin pelancar ASI. Karena makan-makanan
tersebut memberi manfaat untuk memperbanyak produksi ASI
f) Menjelaskan pedoman bayi baru lahir selama social distancing
1. bayi baru lahir tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial
saat lahir (0-6 jam) seperti pamotongan dan perawatan tali
pusat,inisiasi menyusui dini,injeksi vitamin K1,pemberian
salep/tetes mata antibiotic dan pemberian imunisasi hepatitis B
2.Setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas
kesehatan,pengambilan skrining hipotiroid congenital (SHK) dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan
3. pelayanan neonatal esensial setelah lahir setelah lahir atau
kunjungan neonatal (KN) tetap dilakukan sesuai jadwal kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan dengan upaya pencegahan menularan
COVID-19 baik dari petugas ataupun ibu dan keluarga.waktu
kunjugan neonatal yaitu
a. KN 1: pada periode 6 (enam) jam sampai jam 48 (empat puluh
delapan)
setelah bayi lahir
b. KN 2:pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh) hari setelah
lahir
c. KN 3: pada periode 8(delapan) hari sampai dengan 28 (dua
puluh delapan)
hari setelah bayi lahir
4. ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk
ASI ekslusif dan tanda tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai
yang tercantum pada buku KIA)apabila ditemukan tanda bahaya
pada bayi baru lahir,segera bawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan,khusus untuk bayi baru lahir rendah (BBRL) apabila

38
ditemukan tanda bahaya atau permasalahan segera dibawa ke
rumah sakit.
5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang tiga hari lagi.
VII. EVALUASI
Tanggal : 07/01/2021
Pukul : 03.10 wita
1. Ibu dapat memahami penjelasan yang dijelaskan oleh bidan
2. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya
3. Ibu mengerti dan bersedia menjaga kehangatan bayinya dengan cara
menyelimuti bayi dan memakaikan topi
4. Ibu mengatakan sudah mengerti dan bersedia tentang pendidikan
kesehatan yang telah diberikan yaitu:
a. Ibu telah memberi ASI ekslusif pada bayi 2x selama 30 menit
b. Cara menyusui yang benar
c. Perawatan tali pusat yang benar pada bayinya
d. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan akan segera konsultasikan
pada dokter
atau bidan apabila terjadi sesuatu hal pada bayinya.
e. Ibu sudah mengerti tentang pedoman bayi baru lahir selama social
distancing
5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan data dasar
1. Data Subyetif
By. Ny.”P” dengan Neonatus Cukup Bulan usia 0 hari pertama BBL :
3500 gram dan PBL 45,5 cm, bayi sudah dilakukan IMD lama 1 jam, bayi
BAB dan BAK segera setelah frekuensi 1x segerah setelah lahir, bayi
sudah disuntikan vitamin K1 pada paha kiri dan bayi sudah diberikan
imunisasi Hb0 pada paha kiri. Lahir, warna mekonium hijau kehitaman
dan warna urin bayi kuning jernih.
Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2010) Bayi baru lahir (neonatus)
adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir adalah bayi berusia 1-
2 jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2.500-4000 gram (Dewi, 2010). Menurut (Kementrian Kesehatan RI,
2010). Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
4000 gram, umur kehamilan 37-42 minggu. Jadi pada tinjauan kasus dan
tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2013) Setelah bayi lahir dan tali
pusat dipotong, segera setelah bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi
kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam.
Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian
besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke 45-60 dan
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu
payudara. Jadi pada tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena sesuai dengan teori. Jadi pada tinjauan kasus dan
tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori.
Pada usia 0 hari bayi Ny. “H” sudah BAB warna hitam kehijauan
(mekonium). Menurut penelitian, hal ini menunjukkan keadaan fisiologis.
Mekonium adalah feses pertama bayi, hal ini bagus karna menandakan
system pencernaan bayi bayi baru lahir sedang melakukan tugasnya
mengeluarkan zat sisa dari tubuh bayi. Normalnya feses ini akan

40
dikeluarkan bayi setelah lahir, kira-kira 24 jam pertama setelah kelahiran.
Jadi pada tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan
karena sesuai dengan teori.
Menurut vivian (2010), proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24
jam pertama setelah bayi lahir. Feses bayi baru lahir berwarna hijau
kehitaman, konsistensi mekonium lebih kental dan lengket. Feses bayi
yang keluar akan berubah warna menjadi kuning setelah beberapa hari
bayi lahir (3;5 hari seteah lahir).
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2010), Semua bayi baru lahir
harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2010), Imunisasi Hepatitis B
diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang
bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi
yang dapat menimbulkan kerusakan hati. Jadi pada tinjauan kasus dan
tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori.
2. Data Objektif
Pemeriksaan By. Ny. “P” ,pernafasan ; 42x/ menit, jantung ; 130x/
menit, lngkar dada ; 35 cm, panjang badan : 45,5 cm, refleks rooting,
sucking, grasping baik, vagina dan uretra berlubang : ya, labia dan minora:
ada normal.
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2010), pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang
lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut
selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada
umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
Menurut (Dewi, 2010), Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan
48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi
denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak
terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan

41
lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik
(rooting, sucking, morro, grasping), pada bayi perempuan vagina dan
uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah
keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan. Jadi pada
tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena sesuai
dengan teori.
4.2Interpretasi data dasar
By.Ny. “P” dengan Neonatus Cukup Bulan usia 0 jam hari pertama
a. Data subjektif
Bayi baru lahir normal sesuai masa kehamilan usia 9 bulan umur 0
hari
b. Data objektif
Pemeriksaan By. Ny. “P” ,pernafasan ; 42x/ menit, jantung ; 130x/
menit, lngkar dada ; 35 cm, panjang badan : 45,5 cm, refleks rooting,
sucking, grasping baik, vagina dan uretra berlubang : ya, labia dan
minora: ada normal.
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2010), pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi
yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas
tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN)
yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1kali
pada umur 8-28 hari. Jadi pada tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori.
Menurut (Dewi, 2010), Bayi baru lahir normal memiliki panjang
badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm,
frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit,
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), pada bayi perempuan
vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,

42
mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam
kecoklatan.
Diagnose ini didukung dengan teori, bidan menganalisa data yang
diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya dan logis untuk
menegakan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat
(KEPMENKES No. 938 tahun 2007).
4.3 Identifikasi diagnosa atau masalah potensial
Tidak ada
4.4 Identifikasi kebutuhan segera
Secara mandiri adalah memberitahu cara perawatan tali pusat dan konseling
tentang pemberian ASI ekslusif (KIA, 2019).
4.5 Perencanaan
Rencana asuhan pada Ny”P” yaituBeritahu ibu hasil pemeriksaan, Berikan
injeksi vitamin K, salep mata dan imunisasi HB0, Anjurkan ibu untuk
menjaga kehangatan bayiBerikan pendidikan kesehatan mengenai :ASI
ekslusif dan tanda bayi cukup ASI, Posisi menyusui yang benar, Perawatan
bayi dan tali pusat, Nutrisi pada ibu menyususi, Tanda bahaya bayi baru lahir,
Jelaskan pada ibu pedoman bayi baru lahir selama social distancing,
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Berdasarkan teori (Muslihatun, 2010).Rencana asuhan yang diberikan
pada bayi baru lahir sangat di perlukan karena berpengaruh pada tumbuh
kembang bayi.Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan, karena sesuai dengan teori.
4.6 Pelaksanaan
Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan tanda vital bayi ibu normal
yaitu suhu : 36 °C pernafasan : 42 x/m Jantung :144x/m berat badan saat ini :
3000 (gr) panjang badan saat ini : 51 (cm) lingkar dada : 34 (cm lingkar
kepala : 33 (cm). Memberitahu ibu cara menghangatkan bayi dengan cara
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi,
memberikan konseling kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif karena
ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, dapat mengembangkan
kecerdasan bayi dan ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

43
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi.
Memberitahu ibu cara menyusui yang benar. Memberitahu ibu manfaat dari
dari pemberian salep mata pada bayi untuk pencegahan infeksi mata.
Membritahu ibu manfaat dari vitamin K1 yanga akan disuntikan kepada
bayinya untuk pencegahan perdarahan. Memberitahu ibu manfaat dari
imunisasi Hb0 yang akan diberikan pada bayinya yang bertujuan untuk
mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat
menimbulkan kerusakan hati.Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan
tanda vital bayi ibu normal yaitu suhu : 36 °C pernafasan : 42 x/m Jantung :
144 x/m berat badan saat ini : 3000 (gr)panjang badan saat ini : 51 (cm)
lingkar dada : 34 (cm lingkar kepala : 33 cm.
Menurut (DepKes RI, 2005) Cara menyusui yang benar adalah Posisi
Badan Ibu dan Badan Bayi Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Pegang
bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala. Rapatkan dada bayi
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.Tempelkan dagu bayi pada
payudara ibu .Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu
garis dengan leher dan lengan bayi .Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu
dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu. Posisi Mulut Bayi dan
Putting Susu Ibu Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain
menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari
telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang
payudara) .Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah
ke bawah.Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan
bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala 5) Posisikan puting susu
diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan hidung bayi.
Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum
durum) dan langit- langit lunak (palatum molle). Lidah bayi akan menekan
dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar

44
dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang payudara. Setelah bayi
menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi .Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada
payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi
bernafas. Hal itu tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara
dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu. Dianjurkan tangan ibu
yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi.

4.7 Evaluasi
Pada tanggal 07/01/2021 pukul 03.10 wita Ibu sudah mampu mengulang
kembali apa yang dijelaskan bidan tentang cara menghangatkan bayi, ibu
sudah mampu mengulang penjelasan dari bidan tentang pemberian ASI
ekslusif , ibu sudah mampu mengulangi penjelasan dari bidan tentang cara
menyusui bayinya dengan benar, Ibu sudah mampu mengulangi penjelasan
yang diberikan bidan tentang manfaat dari pemberian salep mata pada bayi
ibu,Ibu sudah mampu mengulangi penjelasan dari bidan tentang pemberian
manfaat dari vitamin K1, Ibu sudah mampu mengulangi penjelasan dari bidan
tentang manfaat dari imunisasi Hb0, Ibu sudah mampu mengulangi
penjelasan dari bidan tentang supaya untuk tetap imunisasi bayinya secara
rutin, Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan tanda vital bayinya normal.
Menurut (Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004) ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berusia
0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan
makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI ekslusif
mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan
dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan
bayi.

45
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Mampu melakukan pengkajian data berupa data subjektif dan data objektif
pada bayi Ny. “P” dengan lahir normal di puskesmas karang taliwang.
2. Mampu melakukan interpretasi data dasar berupa data subjektif dan data
objektif pada bayi Ny. “P” lahir normal hari pertama, dan penulis
mendapatkan hasil bahwa dalam kasus bayi Ny. “P” mengalami lahiran
normal.
3. Mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada
bayi Ny. “P” dengan diaknosa dan masalah potensial tidak ada.
4. Mampu merencanakan identifikasi kebutuhan segera yang dilakukan pada
Ny. “P” dengan lahir normal hari pertama.
5. Mampu melakukan rencana asuhan menyeluruh pada Ny”P” dengan lahir
noral di puskesmas karang taliwang
6. Ibu mampu melakukan pelaksanaan atas tindakan yang dilakukan pada Ny.
“P” dengan lahir normal hari pertama.
7. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada bayi
Ny. “P” dengan lahir normal hari pertama di puskesmas karang taliwang .
4.2 Saran
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “P”. Adapun saran yang
ingin di sampaikan oleh penulis yaitu:
1. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan
asuhan kepada pasien terutama penanganan pada bayi baru lahir dengan
penerapan teori manajemen kebidanan Varney yang tepat dan efisien.
2. Bagi Lahan
Upaya dijadikan acuan sebagai peningkatan mutu pelayanan kesehatan
sehingga kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

46
3. Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat tercapainya kompetensi
yang di targetkan bagi institusi pendidikan kepada mahasiswa, sehingga
benar-benar melahirkan calon bidan yang berkualitas baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan.
Upaya peningkatan mutu sesuai dengan standar praktek kebidanan guna
tercapainya derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat menurunkan
angka kematian terutama angka kematian ibu.
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Kebidanan
khususnya dan pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

47
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F.G. 2012. Obstetri William. Cetakan 23.Jakarta : EGC


Depkes, (2012).Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir. Yogyakarta
Depkes RI, 2005: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005
Tentang Kesehatan. Jakarta
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Salemba Medika
Indrayani, Djami M.E.U. 2013. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : CV. Trans Info Media
Kepmenkes RI. 2010. Keputusan Mentri Kesehatan Republic Indonesia
Tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta.
Kemenkes RI 2018. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta : Balitbang
Kemenkes RI
2020.pedeman bagi ibu hamil,ibu nifas dan bayi baru lahir selama social
distancing.jakarta:kementrian kesehatan republik indonesia
Kemenkes RI 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta : Balitbang
Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI Nomor 938/MENKES/SL/2007 Tentang Estándar
Asuhan Kebidanan. Jakarta : Kemenkes RI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004. Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Ekslusif Pada Bayi Di Indonesia.

48

Anda mungkin juga menyukai