Anda di halaman 1dari 2

Muhamad Dafa Oka Maulana_11200850000112

TUGAS REVIEW: MASYARAKAT MADANI


Keyword: Madani, Demokrasi, Masyarakat

 Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari
akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-
kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas
warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Masyarakat madani
adalah konsep yang cair yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus
menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai
masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat
madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa
secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil
security; civil responsibility dan civil resilience).

Berbagai pemikiran tentang civil society di Indonesia, yang diterjemahkan secara variatif menjadi
“masyarakat sipil”, “masyarakat war-ga/kewargaan” atau “masyarakat madani” menjadi kajian ak-tual
dan kontemporer. Konteks ini secara substansial adalah merupakan implikasi dari perkembangan
pemikiran di dunia Barat dimaksud, “khususnya di negara-negara industri maju kalangan Eropa Barat,
Amerika Serikat, bekas Uni Sovyet dan Eropa Timur”. Di Indonesia–keterkaitannya dengan konsep civil
society–lebih banyak berbicara tentang demokratisasi politik atau liberalisasi ekonomi. Selanjutnya
konsep civil society ini antara lain di Indonesia dipakai oleh Mansour Fakih, “karena istilah tersebut
mengimplikasikan makna“ma-syarakat sipil” sebagai lawan “masyarakat militer”.6 Interpretasi ini
sesung-guhnya kurang tepat, sebab term ini ditanggapi dengan penuh kecu-rigaan, bahwa istilah “sipil”
terkesan merupakan tandingan “militer”, padahal secara konseptual “sipil” merupakan mitra kerja
“militer” dalam berbagai sektor.

Sebenarnya akar masyarakat madani sudah ada di Indonesia, karena ciri-ciri masyarakat itu
sudah ada dalam diri masyarakat Indonesia. Secara historis kelembagaan masyarakat madani telah
memiliki akar yang cukup kuat dengan ditemukannya tradisi masyarakat sipil sebelum revolusi, yaitu
dengan munculnya reformasi organisasi-organisasi atau organisasi, politik, budaya secara independen,
dan aktifnya peran negara dan hal itu berlangsung hingga era sekarang. Strategi perkuat masyarakat sipil
di Indonesia dapat dikembangkan melalui beberapa tahap: Pertama, pemetaan dan persoalan dasar
tentang perkembangan masyarakat sipil, khususnya kelompok-kelompok strategi di dalamnya yang
harus mendapat prioritas. Pada tahap kedua ini, masyarakat kelas menengah diarahkan kepada
penumbuhan kembali jiwa interprenuernya yang sejati, sehingga akanmuncul sebuah kelas menengah
yangmandiri dan kuat. Tahap ketiga adalah pemberdayaan jangka panjang agar seluruh elemen
masyarakat sipil memiliki kapasitas kemandirian yang kuat. Sehingga secara bersama-sama dapat
mempertahankan demokrasi.

Dalam pandangan masyarakat 'masyarakat madani' muncul sebagai reaksi terhadap


pemerintahan militeristik yang dibangun rezim Orde Baru, dan ketika momentum era reformasi muncul
sebagai serangan terhadap rezim model politik Orde Baru, masyarakat dan bangsa Indonesia
Muhamad Dafa Oka Maulana_11200850000112
menginginkan adanya perubahan sistem politik dan pembangunan menuju arah terciptanya masyarakat
madani ataumasyarakat sipil. Pada saat itulah masyarakat madani atau masyarakat sipil mulai riuh riah
diperbincangkan dan dijadikan acuan dan agenda penting untuk membangun 'Indonesia Baru' yaitu
terciptanya suatu sistem keadilan, demokratis dan menghargai perbedaan di tengah-tengah masyarakat.
Tetapi, konsepsi yang ditawarkan dalam upaya membangun masyarakat sipil di Indonesia berbeda
dengan konsep masyarakat sipil yang muncul pertama kali di Eropa.

Mary Kaldor (2003, hlm. 6-12) memberi kita lima versi konsep masyarakat sipil global, yang
masing-masing sesuai dengan pemahaman tentang globalisasi kontemporer. Dua berasal dari versi klasik
atau tradisional dari ide masyarakat sipil. 'Peradaban masyarakat' adalah yang tertua dan berbicara
tentang kepedulian terhadap pembentukan negara dan masyarakat berbasis hukum yang telah
menghapus atau mengurangi kekerasan dan aturan sewenang-wenang. Dalam hal keprihatinan
kontemporer, konsep Kantian seperti itu memandang tugas sebagai penciptaan atau penyelesaian
tatanan kosmopolitan atau negara dunia, upaya menuju yang terlihat dalam berbagai perkembangan
seperti pembentukan pengadilan pidana internasional dan perluasan pemeliharaan perdamaian
internasional. Ketiadaan negara dunia sejauh ini dipandang sebagai tanda bahwa masyarakat sipil global
tidak lengkap atau tidak beroperasi.

Menurut perspektif Islam, masyarakat sipil lebih mengacu pada peradaban. Kataal-din, pada
umumnya diterjemahkan sebagai agama, yang memiliki kaitan dengan makna al-tamaddun yang berati
peradaban. Kedua kata itu menyatu menjadi sebuah pengertian al-madinah yang arti harfiahnya adalah
kota. Maknamasyarakat sipil diterjemahkan sebagai “masyarakat madani”, yang mengandung tiga hal
yakni agama, peradaban dan perkotaan. Konsep ini dapat dipahami bahwa masyarakat madani
berlandaskan agama sebagai sumbernya, peradaban sebagai prosesnya dan masyarakat kota adalah
hasilnya. Secara etimologi, Madinah adalah derivat kata bahasa Arab yang memiliki dua pengertian.
Pertama, madinah berarti kota atau yang disebut denganmasyarakat kota karena katamadani itu sendiri
turunan dari katamadinah. Kedua, madinahberarti masyarakat peradaban karena madinah adalah
derivat dari kata tamadun (kesopanan) atau madaniyyah (peradaban), yang berarti peradaban.
Masyarakat beradab atau masyarakat sipil dalam bahasa Arab disebut mujtama' madani yang berarti
masyarakat berperadaban. Jadi, masyarakat madani dapat berarti sama dengan masyarakat sipil.

Pemaknaannya adalah sebuah komunitas yang teratur dan berpedoman, sebagaimana sejelas-
jelasnya sebuah komunitas maju. Nurcholis Madjid menyatakan bahwa tradisi pepatah Madinah
memang diartikan sebagai kota, tetapi menurut ilmu kebahasaan hadits Madinah mengandung makna
peradaban. Dengan demikian, masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab yang membangun
kehidupan sosial yang sopan, ditegakkan berdasarkan hak, kewajiban dan kesadaran umum untuk
mematuhi peraturan dan hukum. Inilah tipologi masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada
awal pertumbuhan Islam. Di Indonesia sendiri, istilah masyarakat sipil pada umumnya disamakan
dengan istilahmasyarakat sipil danmenjadi salah satu sorotan penting dalam banyak diskusi publik,
bahkan pada saat pemerintahan Habibie telah membentuk satu tim dengan Keputusan Presiden Nomor
198 Tahun 1998, tentang Pembentukkan Tim Nasional Reformasi menuju Masyarakat Madani.

Anda mungkin juga menyukai