Anda di halaman 1dari 10

BAB I

KONSEP MEDIS

1. Pegertian Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel

darah merah dan hematokrit dibawah normal secara fisiologis, anemia

terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut

oksigen ke jaringan (Smeltzer, Suzanne, 2001)

Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen akibat penurunan sel darah merah dan atau penurunan hemoglobin

dalam darah. Anemia sering didefenisikan sebagai penurunan kadar Hb

dalam darah sampai dibawah rentang normal 13,3 gr % (pria), 11,5 gr %

(wanita) (Frazer, Diane M, 2009 )

2. Etiologi

Menurut (Handayani,2008) penyebab anemia dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena “

a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia difesiensi

besi, thalasemia, dan anemia infeksi kronik

b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient yang dapat

menimbulkan anemia pernisiosa dan anemi asam folat

c. Fungsi sel induk (stem sel )sehingga dapat menimbulkan anemia

aplastik dan leukimia

1
d. Infiltrasi sum-sum tulang, misalnya karna karsinoma

2. Kehilangan darah

a. Akut karena pendarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi

secara mendadak

b. Kronis karena pendarahan pada saluran cerna atau menorhagia

3. Meningkatkan pemecahan eritrosit (hemolisis)

Hemolisis dapat terjadi karena :

a. Faktor bawaan misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk

mencegah kerusakan eritrosit)

b. Faktor yang didapat yaitu adanya bahan yang dapat merusak

eritrosit misalnya ureum pada darah karena gangguan ginjal atau

penggunaan obat acetosal.

4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada

Bahan baku yang dimaksud adalah protein, asam folat, vitamin B12,

dan mineral Fe. Sebagian besar. Anemia juga bisa disebabkan oleh

kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang.

3. Tanda dan gejala

Menurut Smelzer, Suzanne C, 2001 :

a. Klien terlihat lemah, letih, lesu hal ini karena oksigen yang dibawa

keseluruh tubuh berkurang karena media transport hemoglobin

berkurang sehingga tentunya yang membuat energy berkurang dan

dampaknya adalah lemah, letih dan lesu

2
b. Mata berkunang-kunang, hampir sama prosesnya dengan hal diatas.

Karena darah yang membawa oksigen berkurang, aliran darah serta

oksigen ke otak berkurang pula dan berdampak pada indera

penglihatan dengan pandangan mata yang berkunang kunang.

c. Menurunnya daya pikir, akibatnya sulit berkonsentrasi

d. Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang

sakit

e. Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa

menunjukkan tanda-tanda detak jantung cepat dan bengkak pada

tangan dan kaki.

4. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum

tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.

Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan

toksik,invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Lisis sel

darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo

endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari

proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagositi akan memasuki

aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam

sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma.Apabila

konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma maka

hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urin.

Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia organ

3
target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawah oleh darah

kejaringan dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia. Kombinasi

kedua penyebab ini akan menimbulka gejala yang disebut sindrom anemia

(Handayani, 2008)

Timbulnya anemia juga disebabkan oleh salah satu kelainan

genetik hemoglobin yang ditandai dengan kurangnya atau tidaknya adanya

sintesis 1 rantai globin atau lebih. Sehingga terjadi ketidakseimbangan

jumlah rantai globin yang terbentuk. Mutasi gen pada alfa akan

menyebabkan penyakit alfa-thalasemia dan jika itu terjadi pada globin beta

maka akan menyebabkan penyakit beta-thelasemia.

Secara genetik, gangguan pembentukan protein globin dapat

disebabkan karena kerusakan gen yang terdapat pada kromosom 11 atau

16 yang ditepati lokus gen globin. Kerusakan pada salah satu kromosom

homog menimbulkan terjadinya keadaan heterezigot, sedangkan kerusakan

pada kedua kerusakan homolog menimbulkan dengan keadaan homozigot.

Pada thalasemia homozigot sintesis rantai menurun atau tidak ada sintesis

sama sekali. Keseimbangan sinsites rantai alpha atau rantai nonaloha,

khususnya kekurangan sintesis rantai B akan menyebabkan kurangnya

pembentukan H. Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alpha

dan beta disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk

menderita penyakit ini seseorang harus memiliki dua gen dari kedua orang

tuanya. Jika hanya satu gen yang diturunkan maka orang tersebut hanya

menjadi pembawa atau karier (Swasti, 2019)

4
5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut (Doenges 2000) meliputi :

1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemotokrit menurun

Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik)

2. MCV (Molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin

korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit

hipokronik peningkatan pansitopenia (aplastik)

3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal menurun, meningkat (respons

sum sum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis)

Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk

(dapat mengindentifikasi tipe khusus anemia)

4. Laju endap darah : peningkatan menunjukan adanya reaksi inflamasi

Misal : peningkatan kerusakan sel darah merah atau penyakit malignasi

Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa

anemia misalnya pada tipe anemia tertentu,sel darah merah

mempunyai hidup lebih pendek

5. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. Sel darah putih : jumlah sel total

sama dengan sel darah merah (deferensial) mungkin meningkat

hemolitik atau menurun (aplastik)

Jumlah trombosit : menurun caplastik: meningkat normal atau tinggi

(hemolitik)

6. Hemoglobin elektroforesis :mengindentifikasi tipe struktur

hemoglobin.

5
7. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia

sehubungan dengan defesiensi masukan/absorbsi

8. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan PH dan tak

adanya asam hidroklorik bebas

9. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak

berubah, dalam jumlah ukuran dan bentuk membentuk, tipe anemia.

Misal peningkatan megaloblas, letak sumsum dengan penurunan sel

darah (aplastik)

10. Pemeriksaan andoskopik dan radiograpik : memeriksa sisi

pendarahan: pendarahan gastrointestinal

6. Klasifikasi Anemia

a. Anemia kekurangan zat besi, yaitu terlalu sedikit sel darah merah sehat

karena zat besi terlalu sedikit didalam tubuh, tanpa zat besi yang cukup,

sel-sel darah merah tidak mampu membawa cukup oksigen ke jaringan

tubuh. Ciri cirinya yaitu dimana seluruh tubuh mengalami kelambanan,

kelelahan, kepala terasa ringan, malaise atau pusing, iritabilitas, kuku

rapuh, nafas pendek, rambut rontok, sakit kepala atau sindrom kaki

gelisah. Bentuk anemia ini di obati dengan suplemen zat besi, yang

mungkin anda harus minum beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab

kekurangan zat besi kehilangan darah selain dari haid-sumber

pendarahan harus diketahui dan dihentikan dengan melibatkan operasi.

b. Anemia pernisiosa yaitu anemia penurunan jumlah sel darah merah saat

tubuh tidak bisa menyerap cukup vitamin B-12. Ciri-cirinya yaitu

6
dimana seluruh tubuh kelelahan atau kepala terasa ringan dan secara

umum mengalami nafas pendek, penurunan berat badan, peradangan

perut, pucat atau sensasi kesemutan. Anemia pernisiosa diobati dengan

suntikan yang seringkali suntikan seumur hidup B12. Anemia karena

kekurangan asam folat di obati dengan suplemen asam folat.

c. Anemia inflamasi atau disebut juga anemia karena penyakit kronis

(anemia of chronoc disease atau ACD) adalah jenis anemia yang

menyerang orang-orang yang memiliki kondisi yang menyebabkan

peradangan seperti infeksi, penyakit autoimun, kanker dan penyakit

gagal ginjal kronis. Ciri-cirinya yaitu detak jantung meningkat, badan

terasa pegal-pegal, pingsan, mudah merasa lelah selama atau setelah

aktifitas fisik, kulit pucat dan sesak nafas. Tidak ada pengobatan khusus

untuk anemia jenis ini suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak

membantu jenis anemia ini. Namun, jika gejalanya menjadi parah,

transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintesis, hormon yang

biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi

sel darah merah dan mengurangi kelelahan.

d. Aplastic anemia adalah suatu kondisi dimana ketika tubuh berhenti

memproduksi cukup sel darah baru. Anemia aplastik berkembang

sebagai akibat kerusakan sum-sum tulang, kerusakan dapat hadir saat

lahir atau terjadi setelah paparan radiasi, kemoterapi, bahan kimia

beracun, obat tertentu, atau infeksi. Ciri-cirinya yaitu seluruh tubuh

mengalami kelelahan, demam atau pusing, kulit bintik merah atau ruam

7
dengan bintik keunguan kecil dan juga mengalami denyut jantung

cepat, infeksi berulang,memar, mimisan (keluar darah dari hidung),

nafas pendek, pendarahan atau pucat. Pengobatan untuk anemia ini

dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah

merah. Transplantasi sumsum tulang jika sum sum tulang berpenyakit

dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat.

e. Anemia hemolitik adalah penyakit kurang darah akibat penghancuran

sel darah merah lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Anemia

hemolitik mengelola anemia hemolitik termaksuk menghindari obat-

obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-

obatan yang menekan sistem kekebalan yang dapat menyerang sel-sel

darah merah. Ciri-cirinya yaitu pusing, kulit pucat, tubuh cepat lelah,

demam, urine berwarna gelap, kulit dan bagian putih mata menguning

(penyakit kuning), perut terasa tidak nyaman akibat organ dan limpa

dan hati membesar dan jantung berdebar. Pengobatan singkat dengan

steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu

menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.

f. Sickle cell anemia merupakan sekelompok gangguan yang

menyebabkan sel darah merah menjadi cacat dan rusak. Ciri-cirinya

yaitu sendi terasa nyeri, nyeri datang secara tiba-tiba, seluruh tubuh

mengalami kelelahan, malaise, oksigen didalam tubuh rendah atau

pusing, ketidakmampuan untuk mengeluarkan air seni yang terpusat

atau encer atau air seni berdarah, kerusakan sel darah merah yang

8
abnormal, kulit dan mata berwarna kuning, nafas pendek, peradangan

jari tangan atau jari kaki, perkembangan tertunda/pucat. Pengobatan

untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen, obat

menghilangkan rasa sakit, baik oral atau cairan infus untuk mengurangi

rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya

menggunakan tranfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik.

7. Penatalaksanaan

Menurut Corwin (2009) penatalaksanaan yang dapat dilakukan :

Penatalaksanan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang.

a. Transpalasi sel darah merah

b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi

c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah

d. Obati pendarahan abnormal bila ada

e. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)

1. Anemia defesiensi besi

a. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan

yang diberikan seperti ikan, daging, telur, sayur

b. Pemberian preparat fe

c. Perrosulfat 3x200 mg/hari/per oral sehabis makan

d. Peroglukonat : 3x200 mg/hari/per oral sehabis makan

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

9
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg./hari/oral

4. Anemia karna pendarahan : mengatasi pendarahan dan syok dengan

pemberian cairan dan tranfuse darah.

8. Komplikasi

Komplikasi menurut Betz dan Sowden, 2009 :

1. Perkembangan otot buruk

2. Kemampuan memperoleh informasi yang didengar menurun

3. Interaksi sosial menurun

4. Daya konsentrasi menurun

Komplikasi lain berupa infark tulang, nekrosis aspeptik kapuk femoralis,

serangan serangan priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi karna

kemampuan ereksi, kelainan ginjal berupa nekrosis papilla karena sickling

dan infaris menyebabkan hematuria yang sering berulang-ulang sehingga

akhinya ginjal tidak dapat mengkonsetrasi urine. Kasus-kasus hemoglobin

strait juga dapat mengalami hematuria (Noer Sjaifullah H.M, 2007)

10

Anda mungkin juga menyukai