Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MEDIK


“PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Praktikum Mikrobiologi Medik”

Dosen Pengampu :

apt. Tanti Juwita Saragih., M. Farm.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Dony Afriansyah (201030700030)


Fadhil Muntazar (201030700034)
Hafidz Al-anshory (201030700116)
Hawa Ayu Islami (201030700095)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menerapkan cara pembuatan media
baik padat maupun cair untuk pengujian mikrobiologi.
1. Menerapkan cara pembuatan media padat untuk pengujian mikrobiologi.
2. Menerapkan carapembuatan media cair untuk pengujian mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba baik
di atas maupun di dalamnya, sehingga dapat dipelajari aktifitas mikroba, pengaruh
suatu bahan terhadap pertumbuhan mikroba dan memperoleh zat tertentu yang
dihasilkan oleh mikroba tertentu (Anonim, 2011).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) 3
terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Inokulasi
adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat
maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan
mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat.
Berdasarkan bentukannya media dibedakan menjadi :
1. Media Cair
Media cair (liquid,broth), merupakan media yang mengandung nutrisi
tertentu namun tidak ditambahi bahan oemadat, seperti gelatin maupun agar.
Umumnya jenis media ini digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
Contoh :
a. Nutrient broth (NB)
b. Glukosa Broth
2. Media semi padat
Media semi padat atau semi cair (Semi Solid), merupakan media yang
dibuat dengan komposisi agar pada konsentrasi kurang dari 0,5%. Media
jenis ini umumnya dugunakan untuk budidaya bakteri microaerophilic atau
untuk penentuan motilitas bakteri.

3. Media padat
Media padat adalah media cair yang mengandung substansi pemadat
(missal, agar-agar,gelatin) dengan konsentrasi yang berbeda (ISO 11133-
1,20090 hal.2). Konsentrasi bahan pemadat ini akan membuat media setelah
dingin menjadi padat.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum dapat dilihat pada table 1
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan media sebagai berikut :
No. Alat Satuan Kegunaan

1 Timbangan Analitik Gram Untuk Menimbang Bahan


2 Gelas Ukur Ml Untuk Mengukur Aquadest
3 Erlenmeyer Ml Untuk Pembuatan Larutan
4 Batang Pengaduk - Untuk Mengaduk Larutan
5 Tabung Reaksi - Untuk Tempat Larutan
6 Cawan Petri - Untuk Tempat Larutan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Bahan yang Digunakan Dalam Percobaan Pembuatan Media Sebagai Berikut :
No. Bahan Satuan Kegunaan

1 Media Na Gram Bahan Percobaan


2 Aquadest ml Untuk Membersihkan
3 Kapas - Untuk Menyumbat Mulut
Tabung Reaksi

IV. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai bertikut :

PEmbuatan media dari ekstrak media telah jadi (Contoh : Media Na)

 Mengukur air suling sebanyak 50ml dengan menggunakan gelas ukur, kemudia
tuang kedalam erlenmeyer ukuran 250ml.
 Menimbang media Na seberat 1g dan masukan kedalam Erlenmeyer 250ml
 Memanaskan sampai mendidih sambal diaduk terus-menerus.
 Menutup mulut Erlenmeyer dengan kapas dan tabung reaksi.
 Mensterilkan Erlenmeyer, tabung reaksi dan cawan petri pada autoclave
 Memasukan larutan pada Erlenmeyer kedalam dua tabung reaksi dan cawan petri
secara aseptic.
 Membuat media tegak, media miring, dan media cawan secara aseptic
 Menyumbat dengan kapas pada bagian mulut tabung dan menutup cawan.
 Menyimpan masing-masing tabung dan cawan dengan membalik posisi cawan.

V. HASIL PENGAMATAN

Gambar 1. Media Tegak Gambar 2. Media miring

Gambar 3. Media cawan

VI. PEMBAHASAN
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. Untuk
meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Dalam 10 laboratorium,
lingkungan fisik yang dimaksud adalah media biakan. Media biakan adalah media steril
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu
dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya.
Dalam pembiakan dikenal adanya media PDA dan Media NA. Media ini
memiliki kesamaan, yakni media yang digunakan untuk membiakkan mikroba. Namun
media ini juga memiliki perbedaan masung-masing. Media PDA (Potato Dextrose
Agar) merupakan media yang digunakan untuk membiakkan jamur dan bakteri.
Menurut Rais (2011) bahwa media PDA adalah medium yang umum digunakan dalam
kultivasi bakteri. Selain karena proses pembuatannya mudah, juga karena memiliki
komposisi yang kompleks bagi perkembangan bakteri, yaitu nerupa. Dan untuk media
NA (Nutrient Agar) merupakan media yang digunakan untuk membiakkan bakteri
dengan tidak rutin. Dalam penggunaannya bersifat solid dan tahan terhadap suhu tinggi.
Bakteri yang tumbuh biasanyan diatas permukaan sehingga nampak bentuk koloninya.
Begitupula yang dikemukakan Sari (2008) bahwa media NA (Nutrien Agar) fungsi
penggunaan medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi di
dalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga
terdapat adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme.
Menurut Manurung (2009) bahwa Nutrien agar adalah medium umum untuk
uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat
tumbuh, karena mengandung banyak N2.
Dalam praktikum kali ini dilakukan pembuatan media padat, dimana media
padat ini berfungsi untuk membiakkan mikroba dengan jumlah yang sedikit sehingga
memungkinkan untuk pengamatan bentuk koloni. Media padat mengandung agar
sedangkan media cair tidak mengandung agar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Waluyo (2007) bahwa media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar.
Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga
digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku
pada suhu diatas 45oC. Sedangkan menurut Rais (2011) bahwa Media padat adalah
media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat dibalik)
seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat dibalik) seperti serum
darah terkoagulasi. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam media lain.
Media padat dibagi tiga jenis yakni media tegak, media miring dan media
cawan. Media tegak (deep tube agar) adalah media yang berfungsi untuk mengamati
jenis mikroba yang bersifat anaerob sedangkan media miring merupakan media yang
digunakan sebagai tempat menggoreskan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif/hidup
dipermukaan dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Sedangkan untuk media cawan
berfungsi untuk pembiakkan bakteri aerob yang berkoloni. Hal ini didukung dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fernando (2011) bahwa media miring yang dibuat,
digunakannya untuk membiakan bakteri anaerob. Sedangkan untuk media cawan
dibuktikan oleh percobaa Nursusilawati (2010) bahwa media cawan untuk pembiakan
bakteri koloni yang hidup dipermukaan (membutuhkan oksigen).
Pada penyimpanan masing-masing media, yakni tabung reaksi dan cawan petri
disimpan ditempat yang steril, pada saat penyimpanan mulut tabung ditutup dengan
kapas sedangkan untuk media cawan disimpan dengan posisi membalik cawan petri.
Hal ini dimaksudkan agar uap air tidak jatuh pada permukaan media yang bisa membuat
bakteri menjadi lebih banyak.

VII. KESIMPULAN
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. Untuk meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Dalam 10 laboratorium, lingkungan fisik yang dimaksud adalah
media biakan. Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Menurut Rais bahwa media PDA adalah medium yang umum
digunakan dalam kultivasi bakteri. Selain karena proses pembuatannya mudah, juga
karena memiliki komposisi yang kompleks bagi perkembangan bakteri, yaitu
nerupa. Dan untuk media NA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan
bakteri dengan tidak rutin. Dalam penggunaannya bersifat solid dan tahan terhadap
suhu tinggi. Bakteri yang tumbuh biasanyan diatas permukaan sehingga nampak bentuk
koloninya. Begitupula yang dikemukakan Sari bahwa media NA fungsi penggunaan
medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi di dalamnya
yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat
adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme.
Menurut Manurung bahwa Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk
dairy. Media padat mengandung agar sedangkan media cair tidak mengandung
agar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Waluyo bahwa media padat diperoleh
dengan cara menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi
sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu diatas 45oC. Sedangkan menurut Rais
bahwa Media padat adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang
bersifat reversible seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible seperti serum
darah terkoagulasi. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam media lain.
Media padat dibagi tiga jenis yakni media tegak, media miring dan media cawan.

VIII. DAFTAR ISI


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-DAN-MIKROBIOLOGI-
PARASITOLOGI.pdf
https://www.slideserve.com/janice/pengenalan-kultur-media-bakteri
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/38710761/MIKROBIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai