Anda di halaman 1dari 10

Tax Evasion

Analisis Kasus Penggelapan Pajak oleh Kontraktor PT MBT


Berdasarkan Penyidik Kanwil DJP Provinsi Banten
terhadap Teori Etika dan Korupsi

Ahmad Diva Imaduddin


205030407111038
Program Studi Perpajakan, Universitas Brawijaya
Surel: imaduddinahdi@student.ub.ac.id

Abstract
The case of tax evasion in Indonesia has been revealed again. Investigators from the
Regional Office of the Directorate General of Taxes in Banten Province have succeeded in
uncovering a case of tax evasion by a contractor who intentionally did not deposit the
Value Added Tax (VAT) collected by PT MBT and manipulated the Annual Tax Report (SPT).
This research is an article based on a case study and uses a qualitative approach. This
study aims to understand the tax evasion case and find out the appropriate ethical and
corruption theory. Therefore, there is an analysis of tax evasion case against ethical and
corruption theories. This study also finds out the fact that the alleged perpetrators of tax
crimes in the form of tax evasion carried out these actions in accordance with the ethical
theory of Egoism. In addition, the perpetrators of the actions in this case are also in
accordance with the GONE corruption theory.
Keywords: Ethical, corruption, tax evasion.

Abstrak
Kasus penggelapan pajak di Indonesia kembali tetungkap. Penyidik Kantor Wilayah
Dirketorat Jenderal Pajak Provinsi banten berhasil mengungkap kasus penggelapan pajak
oleh seorang kontraktor yang secara sengaja tidak menyetorkan Pajak Perambahan Nilai
(PPN) yang dipungut PT MBT dan memanipulasi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).
Penelitian ini merupakan artikel yang berdasarkan atas studi kasus dan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kasus penggelapan pajak
tersebut dan mengetahui teori etika dan teori korupsi yang sesuai. Maka dari itu, terdapat
analisis mengenai kasus penggelapan pajak terhadap teori-teori etika dan korupsi.
Penelitian ini membuahkan hasil bahwa tersangka pelaku tindak pidana perpajak berupa
penggelapan pajak melakukan tindakan tersebut sesuai dengan teori etika Egoisme.
Selain itu, pelaku tindakan dalam kasus ini juga sesuai dengan teori korupsi GONE.
Kata kunci: Etika, korupsi, penggelapan pajak.
PENDAHULUAN rendahnya norma dan etika. Sifat manusia
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas yang dapat terpengaruh oleh pendapat
negara berdasarkan undang-undang (yang orang-orang di sekitarnya akan sangat
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat mempengaruhi niat seseorang untuk
jasa timbal balik (kontraprestasi) yang berperilaku. Sehingga dalam perpajakan,
langsung dapat ditunjukkan dan yang norma dan etika dapat mempengaruhi niat
digunakan untuk membayar pengeluaran individu untuk berperilaku tidak patuh
umum (Soemitro, melalui Resmi, 2019). dalam perpajakan, tak terkecuali dalam
Pemungutan iuran tersebut digunakan melakukan penggelapan pajak. Selain itu,
untuk biaya penyelenggaraan kepatuhan membayar dan menyetorkan
pemerintahan dan untuk kesejahteraan pajak bagi wajib pajak juga merupakan
umum. Dan untuk pengaturan pemungutan salah satu faktor yang mempengaruhi
pajak, pemerintah telah menunjuk maraknya kasus penggelapan pajak di
Direktorat Jendral Pajak yang berada di Indonesia.
bawah naungan Kementerian Keuangan Penggelapan pajak marak terjadi di
Republik Indonesia sebagai lembaga yang Indonesia, baik pelakunya orang pribadi
memiliki otoritas atas perpajakan di maupun badan usaha, bahkan pihak yang
Indonesia. berwenang dalam Direktorat Jenderal
Dalam dunia perpajakan tidak Pajak. Yang membuat kondisi semakin miris
selamanya lurus dan berjalan dengan lagi, bisa jadi masih banyak sekali kasus
semestinya. Dengan tingginya nominal penggelapan pajak yang belum terungkap
pajak yang dipungut negara, tidak menutup sehingga tidak dapat ditindak sesuai hukum
kemungkinan adanya berbagai upaya- yang berlaku di Indonesia. Salah satu kasus
upaya dari oknum yang tidak bertanggung penggelapan pajak di Indonesia khususnya
untuk memanfaatkan situasi demi di Provinsi Banten adalah kasus
kepentingan pribadi. Salah satu contohnya penggelapan pajak oleh kontraktor PT MBT
adalah penggelapan pajak. yang bergerak di bidang jasa kontruksi.
Menurut Siahaan (2010) Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk
penggelapan pajak adalah: memahami skenario kasus penggelapan
“Usaha yang digunakan oleh wajib pajak oleh PT MBT dan meninjaunya
pajak yang sesungguhnya dan merupakan berdasarkan teori etika dan korupsi,
perbuatan yang melanggar undang-undang sehingga artikel ini dapat membuat
pajak, sehingga membawa berbagai macam pembaca paham atas kejadian kasus
akibat, meliputi berbagai bidang kehidupan penggelapan pajak oleh kontraktor PT MBT
masyarakat, antara lain bidang keuangan, dan memahami kaitannya dengan teori
ekonomi, dan psikologi”. etika dan teori korupsi yang berlaku.
Praktik penggelapan pajak sudah
pasti merugikan negara dan masyarakat TINJAUAN EMPIRIS
umum. Pajak yang seharusnya disetorkan Kasus penggelapan pajak yang
dan dimanfaatkan demi kepentingan dilakukan oleh PT MBT tidak etis untuk
bersama malah disalahgunakan demi dilakukan dan merugikan negara. Tersangka
kepentingan pribadi. Hal ini sangat berinisial AR secara sengaca memanipulasi
melanggar etika dan bahkan dapat dibilang Surat Pemberitahuan Tahunan PT MBT yang
mirip dengan kasus tindak pidana korupsi, bergerak dalam bidang jasa konstruksi, dan
karena menggelapkan cikal bakal uang secara sengaja tidak menyetorkan pajak
negara. yang telah dipungut oleh perusahaan
Di Indonesia, kasus-kasus mengenai tersebut. Dalam menganalisis kasus
penggelapan pajak tidak sedikit dijumpai. tersebut terhadap sudut pandang etika dan
Terjadinya penggelapan pajak dipengaruhi korupsi, teori-teori yang kemudian akan
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dipakai dalam menganalisis adalah teori
etika egoisme, teori etika utilitarianisme, berpendapat bahwa masyarakat
dan teori etika deontologi. Sedangkan teori mempunyai pengaruh yang besar dalam
korupsi yang akan digunakan adalah teori membentuk perilaku seseorang. Dan dalam
korupsi means-ends scheme, teori konteks korupsi, budaya korupsi yang tinggi
solidaritasi sosial, dan teori GONE. dalam suatu Lembaga akan membentuk
Dalam teori etika Egoisme, seseorang jiwa korupsi pula bagi seorang individu yang
melakukan suatu tindakan berdasarkan atas berada di Lembaga tersebut. Teori GONE
kepentingan diri sendiri. Duska (2011) dihadirkan oleh Jack Bologne. Teori ini
menjelaskan sebuah konsep yang ada menjelaskan faktor-faktor yang menjadi
kaitannya dengan egoisme, yaitu penyebab adanya korupsi yang terdiri atas
psychological egoism. psychological egoism Greeds (keserakahan), Opportunities
adalah suatu teori yang berpandangan (kesempatan), Needs (kebutuhan) dan
bahwa semua tindakan manusia dimotivasi Exposure (pengungkapan).
oleh kepentingannya masing-masing.
Selanjutnya dalam teori etika METODE
Utilitarianisme, yang menilai sebuah Metodologi yang digunakan dalam
tindakan berdasarkan kebahagiaan artikel ilmiah ini adalah penilitian kualitatif
bersama yang dihasilkan. Teori deskriptif, di mana terdapat studi kasus
Utilitarianisme ini berbeda dengan teori mengenai peristiwa penggelapan pajak,
Egoisme karena dalam teori ini kebahagiaan kemudian menganalisis kasus penggelapan
yang dihasilkan oleh suatu tindakan harus pajak tersebut dengan landasan teori
dirasakan oleh banyak pihak, lain halnya mengenai etika dan korupsi yang ada.
dengan teori Egoisme yang berpandangan Pengumpulan data dilakukan melalui studi
bahwa hasil atas suatu tindakan dianggap pustaka atau studi dokumentasi. Data yang
benar apabila membawakan kebahagiaan digunakan dalam penelitian ini berupa data
bagi diri sendiri. Selanjutnya dalam teori yang dipublikasikan melalui media oleh
etika Deontologi, suatu tindakan dinilai Penyidik Kantor wilayah Direktorat Jenderal
berdasarkan kewajiban seseorang untuk Pajak Provinsi Banten, yang berhasil
melakukan tindakan tersebut. Teori yang membongkar kasus penggelapan pajak oleh
diprakarsai oleh filsuf abad ke-18, Imannuel pengusaha kontraktor yang berdomisili di
Kant, ini tidak mengkaitkan tujuan, Kota Tangerang Selatan.
konsekuensi, maupun akibat dari suatu
tindakan sebagai tolak ukur dalam menilai HASIL KEGIATAN
suatu tindakan. Tindak pidana korupsi dan
Teori Means-ends Scheme yang penggelapan pajak masih marak terjadi di
diperkenalkan oleh Robert Merton Indonesia, tak terkecuali di daerah-daerah,
menyatakan bahwa korupsi merupakan seperti di Kota Tangerang Selatan, di mana
suatu perilaku manusia yang diakibatkan terjadi kasus penggelapan pajak dengan
oleh tekanan sosial, sehingga menyebabkan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan
pelanggaran norma-norma (Handoyo, Tahunan (SPT) dan secara sengaca tidak
2009). Teori ini menjelaskan bahwa sistem menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai
sosial akan memberikan tekanan terhadap (PPN) yang dipungut melalui PT MBT oleh
kelompok orang yang terbatas oleh tersangka berinisial AR. Atas tindak pidana
diskriminasi rasial, etnik, maupun penggelapan pajak yang dilakukan oleh
keterampilan, sehingga kelompok orang tersangka AR terhadap pajak yang dipungut
tersebut akan melakukan segala cara yang melalui PT MBT, tindakan tersebut didasari
menyimpang demi keberlangsungan hidup atas hasrat, nafsu, maupun keserakahan
mereka maupun demi melawan tekanan yang berasal dari terdakwa AR, lantaran
yang mereka terima. Teori Solidaritas Sosial terdakwa secara sengaja memanipulasi
dikembangkan oleh Emile Durkheim, dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan
tidak menyetorkan hasil pungutuan Pajak Cara Perpajakan dengan ancaman pidana
Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut penjara paling singkat 6 bulan dan paling
atas jasa konstruksi melalui PT MBT. Atas lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali
tindakan tersangka AR tersebut, teori etika jumlah pajak terutang yang tidak atau
yang sesuai dalah teori etika Egoisme, kurang dibayar dan paling banyak 4 kali
lantaran dalam teori ini yang menjadi tolak jumlah pajak terutang yang tidak atau
ukur dalam benar atau tidaknya suatu kurang dibayar. Kini berkat koordinasi
tindakan adalah kenyataan bahwa apabila antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
tindakan itu dapat menguntungkan diri Pajak Provinsi Banten, Polda Metro Jaya,
sendiri, dan hal ini terbukti karena dan Kejaksaan Tinggi Banten, tersangka AR
tersangka AR berniat untuk beserta barang bukti telah diserahkan
menguntungkan diri sendiri dan berani kepada Kejaksaan Negeri Tangerang
untuk merugikan banyak pihak (dalam Selatan untuk ditindaklanjuti.
kasus ini adalah kas negara) demi Teori etika Egoisme merupakan teori
kebahagiaan yang akan ia gapai. Sedangkan etika di mana dalam teori ini yang menjadi
untuk teori korupsi yang sesuai atas tolak ukur dalam benar atau tidaknya suatu
tindakan tersangka AR dalam kasus tindak tindakan adalah kenyataan bahwa apabila
pidana perpajak berupa penggelapan pajak tindakan itu dapat menguntungkan diri
adalah teori korupsi GONE, di mana teori ini sendiri. Sehingga apabila tindakan yang
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dilakukan akan menguntungkan orang lain,
menjadi penyebab adanya korupsi (dalam maka keuntungan bagi orang lain tersebut
kasus ini adalah penggelapan pajak) adalah bukanlah tolak ukur yang membuat
Greeds (keserakahan), Opportunities tindakan itu dapat dibenarkan. Tersangka
(kesempatan), Needs (kebutuhan) dan AR atas hasrat, nafsu, maupun
Exposure (pengungkapan). keserakahannya dalam mementingkan diri
sendiri akhirnya berani untuk mengambil
ANALISIS DAN PEMBAHASAN tindakan penggelapan pajak yang
Penyidik Kantor wilayah Direktorat merugikan negara, dan akibat dari tindakan
Jenderal Pajak Provinsi Banten telah itu akhirnya tersangka AR kini terjerat
melakukan penyidikan terhadap pelaku hukum atas penggelapan pajak yang ia
tindak pidana perpajakan dan berhasil lakukan. Sedangkan menurut teori korupsi
membongkar kasus penggelapan pajak yang GONE, di mana teori ini menjelaskan bahwa
dilakukan oleh seorang pengusaha faktor-faktor yang menjadi penyebab
kontraktor PT MBT yang berinisial AR. adanya korupsi (dalam kasus ini adalah
Tersangka AR diduga merekayasa laporan penggelapan pajak) adalah Greeds
SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (keserakahan), Opportunities
dan memanipulasi Surat Pemberitahuan (kesempatan), Needs (kebutuhan) dan
Tahunan (SPT) dalam periode Januari Exposure (pengungkapan), tersangka AR
sampai dengan Desember 2016. Tersangka atas hasrat dan keserakahan (greeds) yang
AR dengan sengaja tidak menyetorkan juga mengacu pada teori etika Egoisme,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas jasa akhirnya melakukan suatu tindakan
kontstruksi yang dipungut melalui PT MBT penggelapan pajak atas pajak yang
yang berdomisili di Tangerang Selatan. Atas dipungut melalui PT MBT karena adanya
tindakan tersebut, tersangka AR telah suatu kondisi di mana tersangka
merugikan negara sebesar Rp. 265.369.464. berkesempatan untuk melakukan tindakan
Tersangka AR telah melanggar Pasal 39 Ayat tersebut (opportunities). Tersangka AR
(1) Huruf D dan I Undang-Undang Nomor 6 dalam kasus tersebut bisa saja memiliki
Tahun 1983, sebagaimana diubah terakhir kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun (needs) baik berupa kebutuhan untuk
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata memperkaya diri melalui penggelapan
pajak, sehingga berani untuk pula bagi seorang individu yang berada di
mengungkapkan dan mengambil tindakan Lembaga tersebut, juga kurang sesuai
yang beresiko untuk memancing perhatian dengan kasus ini. Teori ini kurang sesuai
publik (exposure). karena dalam kasus tersebut hanya
Teori etika Utilitarianisme menilai terdapat satu tersangka yang melakukan
suatu tindakan berdasarkan hasil dari tindak pidana perpajakan berupa
tindakan tersebut. Apabila suatu tindakan penggelapan pajak.
dapat bermanfaat bagi banyak orang, maka
tindakan tersebut dapat dibilang etis. Akan KESIMPULAN
tetapi, tindak pidana perpajakan berupa Kasus tindak pidana perpajakan
penggelapan pajak yang dilakukan oleh berupa penggelapan pajak oleh tersangka
tersangka AR dalam kasus ini justru berinisial AR telah berhasil dibongkar.
merugikan banyak pihak dan masyarakat, Tersangka AR telah melakukan penggelapan
sehingga berdasarkan teori etika pajak dengan cara memanipulasi laporan
Utilitarianisme, tindakan tersangka AR Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan
merupakan tindakan yang tidak etis. secara sengaja tidak menyetorkan Pajak
Selanjutnya menurut teori etika Deontolgi, Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut
di mana dalam teori ini suatu tindakan tidak oleh PT MBT. Berdasarkan analisis kasus
dinilai berdasarkan hasil maupun akibat dari tersebut terhadap teori etika dan teori
tindakan tersebut, tetapi berdasarkan korupsi, tersangka AR berani melakukan
kewajiban bagi seseorang untuk melakukan tindakan tersebut karena tersangka
tindakan tersebut, tindakan tersangka AR memiliki hasrat, nafsu, maupun
tetapi dinilai tidak etis. Tindakan tersangka keserakahan untuk menguntungkan dirinya
AR telah pasti merugikan banyak pihak. sendiri. Dan berdasarkan teori korupsi, hal
Akan tetapi, hal tersebut tidak menjadi tersebut dapat terjadi karena terdapat
tolak ukur apabila ditinjau dari teori ini. keserakahan (greeds) pada dirinya,
Yang membuat tindakan dapat dinilai etis sehingga berani untuk melakukan
adalah apabila tindakan tersebut sesuai penggelapan pajak karena adanya suatu
dengan kewajiban dari pelaku tindakan, dan kondisi di mana tersangka berkesempatan
sayangnya tersangka AR tidak berkewajiban untuk melakukan tindakan tersebut
untuk melakukan penggelapan pajak. Maka (opportunities) dan karena adanya
dari itu, tindakan tersangka AR dinilai tidak kebutuhan untuk memperkaya diri (needs),
etis karena tidak sesuai dengan sehingga berani untuk mengungkapkan dan
kewajibannya untuk menyetorkan pajak mengambil tindakan yang beresiko untuk
yang dipungut atas jasa konstruksi melalui memancing perhatian publik (exposure).
PT MBT.
Teori korupsi Means-ends Scheme REKOMENDASI
menyatakan bahwa korupsi merupakan Pemerintah dalam kasus ini pihak dari
suatu perilaku manusia yang diakibatkan Kanwil DJP Provinsi Banten, Polda Metro
oleh tekanan sosial, sehingga menyebabkan Jaya, dan Kejaksaan Tinggi Banten telah
pelanggaran norma-norma. Akan tetapi, berhasil mengungkap kasus penggelapan
berdasarkan kasus penggelapan pajak ini, pajak yang terjadi, dan diharapkan dapat
tidak diketahui apabila terdapat tekanan terus menegakkan keadilan di negara ini.
sosial yang dialami oleh tersangka sehingga Saran dalam penelitian ini yang dapat
melakukan pelanggaran, maka dari itu, teori diberikan kepada pemerintah adalah
korupdi Means-ends kurang sesuai dengan melakukan peninjauan kembali celah-celah
kasus ini. Selanjutnya menurut teori korupsi yang masih ada dan dimanfaatkan oleh
Solidaritas Sosial, yang berpendapat bahwa pihak yang tidak baik untuk melakukan
budaya korupsi yang tinggi dalam suatu penggelapan pajak, sehingga kasus
Lembaga akan membentuk jiwa korupsi penggelapan pajak dengan cara
memanipulasi Surat Pemberitahuan Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi
Tahunan (SPT) dapat dihindari di masa (2011) Pendidikan Anti Korupsi untuk
depan. Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kasus penggelapan pajak maupun Kemendikbud.
korupsi merupakan masalah kita bersama,
kedua pihak baik dari pemerintah dan Pemerintah Indonesia (1983) Undang-
masyarakat harus saling berupaya untuk Undang Republik Indonesia Nomor 6
menjaga diri dan lingkungan dari tindakan Tahun 1983 tentang Ketentuan
korupsi maupun penggelapan pajak. Saran Umum Dan Tata Cara Perpajakan,
selanjutnya bagi masyarakat secara luas (Diakses melalui kemenkeu.go.id)
adalah mempelajari hikmah dari kasus
penggelapan pajak ini. Cara kotor seperti Nonstopnews.id (2021) Kanwil DJP Provinsi
penggelapan pajak dan korupsi untuk Banten Limpahkan Kasus
memperkaya diri akan merugikan diri Penemplangan Pajak Ke Kejari
sendiri dan orang lain. Sanksi yang berat Tangsel,
dari masyarakat, hukum, maupun Tuhan https://nonstopnews.id/post/kanwil-
juga akan menyambut kita apabila djp-provinsi-banten-limpahkan-
melakukan tindakan kotor seperti itu. Maka kasus-penemplangan-pajak-ke-
dari itu, kita patut mensyukuri akan apa
kejari-tangsel (Diakses pada 9 Juni
yang kita miliki, dan bersama-sama kita
2021)
hapus budaya korupsi maupun
penggelapan pajak di Indonesia demi masa Bisnisbanten.com (2021) Kanwil DJP Banten
depan yang adil, cerah, dan sejahtera. Ungkap Kasus Tersangka AR
Penggelapan Pajak,
DAFTAR PUSTAKA
https://bisnisbanten.com/kanwil-
Resmi, Siti (2019) Perpajakan Teori dan
djp-banten-ungkap-kasus-tersangka-
Kasus, Buku 1 edisi 11. Jakarta:
ar-penggelapan-pajak/ (Diakses pada
Salemba Empat.
9 Juni 2021)
Siahaan, Marithot Pahala (2010) Hukum
DDTC.co.id (2021) Pengemplang Pajak
Pajak Elementer, Yogyakarta: Graha
Rp265 Juta Ditahan Kejari Tangsel,
Ilmu.
https://news.ddtc.co.id/pengemplan
Duska, Ronald. (2011) Accounting Ethics, g-pajak-rp265-juta-ditahan-kejari-
Sussex: Wiley-Blackwell Publishing. tangsel-27022?page_y=0 (Diakses
pada 10 Juni 2021)
Handoyo, Eko (2009) Pendidikan Anti
Korupsi, Semarang: Widyakarya
Press.
LAMPIRAN

Sumber: Duska, 2011


Gambar L.1 Ilustrasi perbedaan teori Egoisme dan Utilitarianisme

Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia


Gambar L.2 Pasal 39 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 198

Sumber: nonstopnews.id
Gambar L.3 Penyerahan tersangka kepada Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan
Sumber: nonstopnews.id
Gambar L.4 Publikasi kasus oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat Kanwil DJP Provinsi Banten kepada media
Sumber: bisnisbanten.com
Gambar L.5 Publikasi kasus oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat Kanwil DJP Provinsi Banten kepada media
Sumber: nonstopnews.id
Gambar L.3 Berita kasus penggelapan pajak oleh tersangka berinisial AR

Sumber: news.ddtc.co.id
Gambar L.4 Berita kasus penggelapan pajak oleh tersangka berinisial AR

Anda mungkin juga menyukai