Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Airaha, Vol. IX, No.

2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Struktur Komunitas dan Sebaran Lamun di Pulau Soop - Kota Sorong


Community Structure and Seagrass Distribution in Soop Island - Sorong City

Handayani, M. Ali Ulath, Amir M. Suruwaky, Mustasim, Abdul Ghofir


Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang
*
Corespondensi: handayanisorong.hs@gmail.com

Received : November 2020 Accepted : December 2020

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan komposis lamun, penutupan lamun,
kerapatan jenis lamun, dan sebaran lamun di Perairan Pulau Soop Kota Sorong-Papua Barat.
Metode penelitian adalah eksploratif, yang mana pengambilan data keragaman jenis,
komposisi dan kerapatan dilakukan menggunakan transek garis. Pengambilan data dengan
Transek garis yang dilakukan pada setiap stasiun dengan cara posisi tegak lurus dengan garis
pantai sepanjang setiap 10 m. Setiap transek garis dilakukan pencatatan data pada setiap 10
m tersebut, yang dimulai dari tepi pantai sampai tubir atau kedalaman tertentu. Data primer
meliputi jenis lamun, tipe substrat, kerapatan, dan estimasi tutupan serta titik koordinat luasan
dan titik pengambilan sampel. Kemudian data di analisis dan dibuatkan dalam bentuk peta
dengan menggunakan software Arc-gis 10.6. Berdasarkan hasil penelitian di Perairan Pulau
Soop terdapat 7 jenis lamun yaitu yaitu jenis Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprici,
Cymodocea serrulate, Thalassodendron ciliatum, Halophila ovalis, Enhalus acoroides dan
Halodule uninervis. Penutupan lamun tertinggi di stasiun penelitian sebelah Utara perairan
pulau Soop sebesar 51,58%, sedangkan penutupan lamun tertinggi di stasiun penelitian
sebelah Selatan pulau Soop sebesar sebesar 38.35%. Luas sebaran lamun di sebelah utara dan
selatan Perairan Pulau Soop sekitar 2.665.00 m2.
Kata kunci: Jenis, komposisi, penutupan, lamun

ABSTRACT
This study aims to analyze seagrass type and composter, seagrass closure, seagrass density,
and seagrass distribution in the Waters of Soop Island, Sorong City, West Papua. The research
method is explorative, where the data collection of diversity of types, compositions and densities
is carried out using line transek. Data collection with Transek line is done at each station by
perpendicular position with a coastline every 10 m. Each line transek is recorded at every 10
m, starting from the foreshore to tubir or a certain depth. Primary data include seagrass type,
substrate type, density, and cover estimation as well as area coordinates and sampling points.
Then the data is analyzed and made in the form of a map using Arc-gis 10.6 software. Based
on the results of research in the Waters of Soop Island there are 7 types of seagrass, namely
syringodium isoetifolium, Thalassia hemprici, Cymodocea serrulate, Thalassodendron
ciliatum, Halophila ovalis, Enhalus acoroides and Halodule uninervis. The highest seagrass
closure at the North soop island water research station was 51.58%, while the highest seagrass
closure at the south research station of Soop island was 38.35%. Seagrass distribution area to
the north and south of Soop Island Waters is about 2,665.00 m2.
Keywords: Type, composition, seagrass, distribution

PENDAHULUAN laut yang dangkal serta memiliki


Lamun (seagrass) merupakan produktivitas tinggi bagi kehidupan
tumbuhan laut yang berbunga (angiospermai) organisme yang ada di perairan, baik
dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan digunakan sebagai tempat untuk mencari

161
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

makan (feeding ground), sebgai tempat untuk METODE DAN ANALISIS DATA
memijah (spawning ground) ataupun sebagai Penelitian ini dilaksanaan pada Bulan
tempat untuk pengasuhan (nursery ground), April sampai dengan November tahun 2018 di
serta mampu meredam kekuatan arus dan sebelah Utara dan Selatan perairan Pulau
gelombang sepanjang pantai (Phillips dan Soop Kota Sorong. Adapun alat dan bahan
Menez, 1988; Kiswara 1997; Arifin dan yang digunakan selama pengambilan data
Jompa, 2005; Kawaroe, 2009; Takaendengan adalah, GPS, meteran (100 meter), kuadrat
dan Azkab, 2010; Yunita et al., 2020). yang berukuran 50 x 50 cm (PVC 0.5 Inch),
Seagrass adalah sumberdaya laut yang sangat lembar kerja lapangan yang terdiri atas :
penting bagi kehidupan baik secar ekologis kertas tahan air (newtop), papan preparat,
maupun secara ekonomis (Phillips & Menez, pensil 2b, patok besi, pelampung tanda, tali,
1988; den Hartog C, Kuo J. C 2006; box, dan longboat.
Wahyudin et al., 2016). Seagrass itu sendiri Metode penelitian adalah eksploratif,
merupakan sumber makanan penting bagi yang mana pengambilan data keragaman jenis,
ikan dugong dan termasuk sumber makanan komposisi dan kerapatan dilakukan
bagi penyu hijau (Chelonia mydas) Lanyon et menggunakan transek garis mengikuti metode
al. (1989). Seagrass juga berfungsi sebagai yang telah dimodifikasi dari English et al.
penahan sedimen dan nutrient yang turun ke (1994). Pengambilan data dengan Transek
laut. Seagrass atau Lamun merupakan suatu garis yang dilakukan pada setiap stasiun
ekosistem yang sangat berperan penting dengan cara posisi tegak lurus dengan garis
dalam menjaga keseimbangan ekosistem di pantai sepanjang setiap 10 m. Setiap transek
perairan laut (Dahuri et al., 2003). garis dilakukan pencatatan data pada setiap 10
Sebaran lamun yang ditemukan di m tersebut, yang dimulai dari tepi pantai
perairan Indonesia menurut Azkab (1999) sampai tubir atau kedalaman tertentu. Data
terdiri dari 12 jenis dan diantaranya Halophila primer meliputi jenis lamun, tipe substrat,
spinolosa yang sebarannya terbatas dan kerapatan, dan estimasi tutupan serta titik
terdapat di perairan Irian Jaya. Perairan kota koordinat luasan dan titik pengambilan
Sorong bagian dari wilayah perairan Irian sampel. Kemudian data di analisis dan
Jaya (Papua) yang memiliki potensi padang dibuatkan dalam bentuk peta dengan
lamun, namun dengan meningkatnya aktivitas menggunakan software Arc-gis 10.6.
di sekitar perairan Kota Sorong seperti
pengerukan dan penimbunan/reklamasi, HASIL DAN PEMBAHASAN
penambangan menyebabkan sedimentasi di Jenis Komposisi Lamun
wilayah pesisir yang dapat merusak ekosistem Jenis lamun yang ada di Kepulauan
tersebut. Aktivitas yang semakin marak di Soop, Kota Sorong – Papua Barat merupakan
wilayah pesisir menjadi isu penting terutama padang lamun yang multispesies, hal ini
bagi nelayan tradisional yang melakukan berdasarkan hasil pengambilan data yang
kegiatan penangkapan di perairan Kota dilakukan di setiap stasiun penelitian yaitu
Sorong. Keberadaan informasi sebaran, sebelah utara pula Soop terdapat 7 (tujuh)
kerapatan jenis dan keanekaragaman flora dan jenis lamun yaitu jenis Thalassia hemprici,
fauna yang berassosiasi dengan lamun perlu Thalassodendron ciliatum, enhalus
dilakukan sebagai upaya perlindungan dan acoroides, Halophila ovalis, Cymodecea
pelestarian ekosistem lamun di perairan Kota serrulate, Syringodium isoetifolium, Halodule
Sorong. Hal ini didasarkan karena masih uninervis, dan Enhalus acoroides. Sedangkan
kurangnya informasi terhadap lamun di di stasiun penelitian sebelah selatan ditemukan
Indonesia khususnya di perairan Kota Sorong. 5 (lima) jenis dan komposisi lamun yang
Tujuan penelitian yakni menganalisis terdapat di stasiun penelitian bagian Selatan
struktur komunitas lamun, penutupan dan luas Pulau Soop adalah jenis Cymodecea serrulate,
sebaran lamun di perairan Pulau Soop Kota Syringodium isoetifolium, Halodule
Sorong. uninervis, dan Enhalus acoroides, dan

162
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Cymodocea rotundata (Cr),. Hal ini seiring serta kebanyakan berasosiasi dengan terumbu
dengan hasil penelitaian yang dilakukan karang.
Irawan et al., (2020) di Pulau Ayau dan Jenis Syringodium isoetifolium
sekitarnya menemukan bahwa jenis lamun memiliki ciri rhizoma antar fragmen berkisar
yang ada disekitar tersebut multispesies antara 1 – 5, Panjang daun mencapai 16 cm
dimana ditemukan antara 2 – 5 spesies lamun. dengan lebar daun antara 1 – 3 mm, kemudian
Demikian halnya yang ditemukan oleh Hoek memiliki Bunga jantan dan betina, sedangkan
et al., (2016) mendapatkan 8 spesies lamun di jenis lamun Halophila ovalis memiliki helai
Kampung Samate, Raja Ampat – Papua Barat. daun yang berbentuk bulat, Panjang daun
Jenis-jenis lamun tersebut berada pada berkisar 1 – 4 cm, lebar daun berkisar 0,5 – 2,0
kedalaman perairan 1 – 2 meter dengan cm, dan mampu tumbuh hingga kedalaman 25
substrat dasar perairan pasir, pasir berbatu, m. Jenis lamun Cymodecea serrulate memiliki
lumpur dan pasir berlumpur. Lamun dapat kekhasan sendiri dimana rhizome berbentuk
hidup pada berbagai macam tipe silinder dengan Panjang berkisar 4 – 25 cm,
daerah/substrat, mulai dari substrat yang jumlah akar antara 1 – 3 helai, jumlah daun
berlumpur hingga substrat yang terdiri dari berkisar 3 – 5 lembar, Panjang daun antara 4
lebih 40% endapan lumpur dan fnemud. – 16 cm, lebar daun berkisar 1 – 6 mm dan
Substrat memegang peranan penting bagi sering ditemukan didaerah intertidal. Lamun
lamun untuk hidup karena substrat sebagai jenis Halodule uninervis juga memiliki
pelindung lamun dari pengaruh arus laut serta keunikan tersendiri dimana jumlah tulang
sebagai pemasok nutrient bagi lamun itu kurang dari 13 batang, ujung-ujung daunnya
sendiri (Kiswara dan Hutomo, 1985; Dahuri, mirip trisula, sering ditemukan pada substrat
2003). Erftemeijer (1993) menuliskan bahwa berpasir, berlumpur bahkan diterumbu
lamun dapat tumbuh subur pada daerah yang karang. Selain itu terdapat juga jenis Enhalus
terjadi pasang surut terbuka serta pada acoroides juga ditemukan di Pulau Soop
perairan pantai yang substratnya berupa dimana jenis ini memiliki ciri Panjang daun
lumpur, lumpur berpasir, kerikil/batu-batu bisa mencapai 1 meter, sementara ujung daun
kecil, maupun patahan dari karang yang mati. membulat, helai daun sejajar (linier),
Kebutuhan akan substrat yang paling utama memiliki buah yang berbentuk bulat, dan
bagi pengembangan pertumbuhan lamun tumbuh subur pada daerah yang berlumpur.
adalah ketebalan sedimen yang cukup. Oleh Adapun jenis lamun yang ditemukan pada saat
karena itu, jenis tekstur sedimen apapun yang pengambilan data di Perairan Pulau Soop
terdapat pada daerah padang lamun yang dapat dilihat pada Gambar 1.
menjadi kebutuhan utama bagi pertumbuhan Jenis-jenis lamun yang hidup di perairan
dan pengembangan daerah padang lamun pulau Soop, memiliki parameter lingkungan
yaitu tergantung dari kedalaman atau suhu perairan sekitar 32C – 33C artinya
ketebalan sedimennya sebagai substrat tempat masuk dalam kisaran optimal untuk
lamun tumbuh. pertumbuhan lamun. Suhu yang baik dapat
Jenis-jenis lamun yang ditemukan di mempengaruhi proses metabolism
perairan Pulau Soop memiliki keunikan penyerapan unsur hara serta kelangsungan
masing-masing yakni keunikan dari lamun hudup lamun (fotosintesis, laju respirasi, dan
jenis Thalassia hemprici adalah ketebalan pertumbuhan) (Brouns and Heijs, 1986;
rhizoma mencapai 5 mm, dan kebanyakan Marsh et al, 1986).
ditemukan Panjang daun mencapai 40 cm dan Secara umum padang lamun yang
lebar daun antara 0,4 – 1,0 cm, helai daun terdapat di perairan Pulau Soop dikategorikan
berbentuk pita, jenis Thalassodendron tipe campuran (mixed vegetation), sesuai
ciliatum mempunyai ciri khas yaitu batang dengan pendapat Hutomo (1997) bahwa
tumbuh dengan tegak, jumlah daun antara 4 – perairan yang memiliki lebih dari satu jenis
6 helai, dan Panjang daun mencapai 10 cm lamun merupakan jenis lamun campuran.

163
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Jenis dan komposisi lamun menyebar lamun yang terdapat di stasiun penelitian
merata di lokasi penelitian perairan bagian bagian Selatan Pulau Soop adalah jenis
Utara Pulau Soop namun yang utama adalah Syringodium isoetifolium (Si), Cymodocea
jenis Syringodium isoetifolium (Si), serrulata (Cs), Cymodocea rotundata (Cr),
Cymodocea serrulata (Cs), Halodule Halodule uninervis (Hu) dan Enhalus
uninervis (Hu) dan Enhalus acoroides (Ea). acoroides (Ea). Jenis dan komposisi lamun
Hal ini terlihat dari kemunculan jenis lamun yang ditemukan di stasiun penelitian perairan
tersebut pada setiap transek dalam satu Pulau Soop bagian Utara dan Selatan
kuadrat. Sedangkan jenis dan komposisi disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Jenis dan komposisi lamun di stasiun penelitian perairan bagian Utara pulau Soop
No Spesies Transek 1 Transek 2 Transek 3
1 Thalassia hemprici (Th) 
2 Thalassodendron ciliatum (Tc) 
3 Syringodium isoetifolium (Si)   
4 Halophila ovalis (Ho)  
5 Cymodocea serrulata (Cs)   
6 Halodule uninervis (Hu)   
7 Enhalus acoroides (Ea)   

Tabel 2. Jenis dan komposisi lamun di stasiun penelitian perairan bagian Selatan pulau Soop

No Spesies Transek 1 Transek 2 Transek 3


1 Thalassodendron ciliatum (Tc)  
2 Cymodocea rotundata (Cr)   
3 Syringodium Isoetifolium (Si)   
4 Halophila ovalis (Ho)  
5 Cymodocea serrulata (Cs)   
6 Enhalus acoroides (Ea)   

Penutupan Lamun di Perairan Pulau Soop lamun per jenis di sebelah Utara Perairan
Hasil penelitian untuk penutupan lamun Pulau Soop disajikan pada Tabel 3 dan
tertinggi di stasiun penelitian sebelah Utara Gambar 1.
perairan pulau Soop sebesar 51,58%, Pada stasiun penelitian di sebelah
sedangkan penutupan lamun tertinggi di Selatan perairan pulau Soop, penutupan jenis
stasiun penelitian sebelah Selatan pulau Soop lamun masih didominasi oleh jenis
sebesar sebesar 38.35%. Jenis Syringodium Syringodium isoetifolium (Si) yakni 14% di
isoetifolium (Si) merupakan jenis lamun yang kuadrat 1,21% pada kuadrat 2 dan 30% pada
paling dominan di stasiun penelitian baik kuadrat ketiga. selanjutnya diikuti dengan
sebelah Utara maupun sebelah Selatan jenis lamun sama dengan stasiun penelitian
perairan Pulau Soop yakni dengan penutupan sebelumnya yakni Cymodocea serrulata (Cs)
sebesar 30% pada transek 1,24% pada t yakni 4,4% pada transek 1; 7,23 pada transek
transek 2 dan 11% pada transek ketiga. 2; dan 9,8% pada transek ketiga. Penutupan
Disusul oleh jenis Cymodocea serrulata (Cs) lamun per jenis di sebelah Selatan Perairan
yakni 12% di transek 1,5% di transek 2 dan Pulau Soop disajikan pada Tabel 4 dan
6,3% pada transek ketiga. Hasil penutupan Gambar 2.

164
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Tabel 3. Penutupan lamun di stasiun peneltian bagian Utara Perairan Pulau Soop
No Spesies Transek Transek Transek
(%) (%) (%)
1 Thalassia hemprici (Th) - - 3,9
2 Thalassodendron ciliatum (Tc) - - 3,9
3 Syringodium isoetifolium (Si) 30 24 11
4 Halophila ovalis (Ho) - - 3,9
5 Cymodocea serrulata (Cs) 12 5 6,3
6 Halodule uninervis (Hu) 9,6 1,7 10
7 Enhalus acoroides (Ea) 4,5 12,8 9,1

Transek (%) Transek (%) Transek (%)

30

25

20

15

10

Gambar 1. Diagram penutupan lamun di stasiun penelitian bagian Utara perairan


Pulau Soop

Tabel 4. Penutupan lamun di stasiun peneltian bagian Selatan Perairan Pulau Soop

Transek Transek Transek


No Spesies (%) (%) (%)
1 Thalassodendron ciliatum (Tc) 1,3 0,9 0
2 Cymodocea rotundata (Cr) 0,4 2 2,7
3 Syringodium isoetifolium (Si) 14 21 30
4 Halophila ovalis (Ho) 0 0,5 0,2
5 Cymodocea serrulata (Cs) 4,4 7,23 9,8
6 Enhalus acoroides (Ea) 4,6 3,5 1,8

161
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

35 30
Transek (%) Transek (%) Transek (%)
30
25 21
20
14
15
9.8
10 7.23
4.4 4.6 3.5
2.7
5 1.3 0.9 0 0.4 2 0 0.5 0.2
1.8
0

Gambar 2. Diagram penutupan lamun di stasiun penelitian bagian Selatan


Perairan Pulau Soop

Gambar 3. Luasan lamun di stasiun penelitian perairan Pulau Soop

Lamun yang hidup di perairan pulau rhizoma antar fragmen 1 – 5, panjang daun 16
Soop berada pada kedalaman 1 – 3 meter dan cm dengan lebar 1 – 3 mm, bentuk daun yang
selalu tergenang air, hal ini ditunjukkan silinder dan terdapat rongga udara di
dengan tingginya prosentase penutupan jenis dalamnya serta memiliki bunga jantan dan
lamun Syringodium isoetifolium (Si) pada betina hidup pada habitat yang selalu
kedua stasiun penelitian. Syringodium tergenang. Pendapat ini diperkuat oleh
Isoetifolium (Si) yang memiliki ciri-ciri Kiswara et al., (1997) yang melaporkan

162
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

bahwa jenis lamun Syringodium isoetifolium Brouns, J.J.W.M and Heijs, H.M.L., 1986.
dapat tumbuh subur pada perairan yang selalu Production and Biomass of the
tergenang oleh air. Seagrasses in Queensland water.
Sebaran Lamun di Perairan Pulau Soop Current State of Knowledge. CRC Reef
Berdasarkan hasil pengambilan data Research Centre. Australia
koordinat potensi lamun di lokasi penelitian, Dahuri, R., 2003. Keanekaragaman Hayati
Luas sebaran lamun di perairan pulau Soop Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan
dianalisis dengan pemetaan menggunakan Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia
software Arc-gis 10.6, maka hasil penelitian Pustaka Utama.
diperoleh bahwa luas sebaran lamun di pulau den Hartog C, Kuo J. C 2006.Taxonomy and
Soop sekitar 2.665.00 m2. Hasil pemetaan Biogeography of Seagrasses. In:
luas sebaran lamun disajikan pada Gambar 3. Larkum AWD, Orth RJ, Duarte CM,
editors. Seagrass: Biology, Ecology and
SIMPULAN Conservation. Netherlands:Springer.
Berdasarkan hasil penelitian, maka P.1—23.
dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis lamun English, S., C. Wilkinson and V. Baker. 1994.
yang terdapat di sebelah Utara Perairan Pulau Survey Manual for Tropical Marine
Soop terdapat 7 jenis yaitu Thalassia Resources. Published on behalf of the
hemprici, Thalassodendron ciliatum, ASEAN-Australia Marine Science.
Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Townswile.
Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Erftemeijer, P. L. A., 1994. Differences in
dan Enhalus acoroides. Sedangkan di sebe;ah Nutrient Concentration and Resources
selatan Perairan Pulau Soop terdapat 5 (lima) between Seagrass Communities on
jenis yaitu yringodium isoetifolium (Si), Carbonate and Terrigenous Sediments
Cymodocea serrulata (Cs), Cymodocea in South Sulawesi, Indonesia. Bulletin
rotundata (Cr), Halodule uninervis (Hu) dan of Marine Science 54(2), 403-419.
Enhalus acoroides (Ea).Penutupan lamun Hemminga, M. A. dan Duarte. C. M. 2000.
tertinggi di stasiun penelitian sebelah Utara Seagrass Ecology. Cambridge :
perairan pulau Soop sebesar 51,58%, Cambridge University Press . Australia.
sedangkan penutupan lamun tertinggi di Kawaroe M, Nugraha AH dan Juraij. 2016.
stasiun penelitian sebelah Selatan pulau Soop Ekosistem Lamun. IPB Press. Bogor
sebesar sebesar 38.35%, dimana Jenis Kiswara W. 1997. Struktur komunitas padang
Syringodium isoetifolium (Si) merupakan lamun perairan Indonesia. p. 54-61. In:
jenis lamun yang paling dominan. Luas Inventarisasi dan evaluasi potensi laut-
sebaran lamun sekitar 2.665.00 m2. pesisir, geologi, kimia, biologi, dan
ekologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Jakarta.
Arifin dan Jamaluddin Jompa. 2005. Studi Kiswara W. 1999. Perkembangan Penelitian
Kondisi dan Potensi Ekosistem Padang Ekosistem Padang Lamun di Indonesia.
Lamun Sebagai Daerah Asuhan Biota Proseding Seminar Tentang Osenolgy.
LauT. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Puslitbang Oseanology LIPI. Jakarta.
Perikanan Indonesia. Jilid 12, Nomor 2: 181 – 186.
73-79. Kiswara dan Hutomo, 1985; . Habitat dan
Azkab, Husni. 1999. Pedoman Inventarisasi Sebaran Geografik Lamun. Oseana,
Lamun. Oseana, Volume XXIV; Nomor Volume X, No 1. LIPI. Jakarta.
1, 1999 : 1- 16. Lanyon, J., C. J. Limpus, and H. Marsh. 1989.
Bengen DG. 2000. Teknik Pengambilan Dugongs and Turtles; Grazers in the
Contoh dan Analisis Data Bio-Fisik. Seagrass System. In Biology of
Sinopsis. Pusat Kajlan Sumberdaya Seagrass. A treatles on the Biology of
Pesisir dan Laut IPB. Bogor. Seagrass with a Special reference to the

162
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 161 – 163, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Australian Region. (Eds. A.W. D. Indonesien seas. P. In the Republic of


Larkum, A. J. McComb and S. A. Singapore.
Shepherd). Touchhette BW. 2007. The biology and
Marsh JA, WC Dennison, RS Alberte. 1986. ecology of seagrasses. Journal of
Effects of Temperature on Experimental Marine Biology and
Photosynthesis and Respiration in Ecology 350: 1 - 2 .
Eelgrass (Zostera marina). J. Exp. Waycott M, Short F, Carruthers T, Dennison
Mar.Biol. Ecol. 101 : 257-267. W. 2007. Global seagrass distribution
McKenzie LJ, Yoshida RL. 2014. and diversity: A bioregional model.
Proceedings of a workshops for Journal of Experimental Marine
monitoring seagrass habitats in Cape Biology and Ecology 350: 3-20.
York Peninsula. Yuku-Baja-Muliku Kiswara, Wawan dan Winardi. 1997. Sebaran
Ranger Base, Archer Point, Queensland, Lamun di Teluk Kutadan Teluk
24—25 July 2014. Gerupuk, Lombok. Dalam: Dinamika
Philips, R.C. & Menez, E.G. (1988). Seagrass. komunitas biologis pada ekosistem
Smithsonian Institution Press. lamun di PulauLombok, Indonesia. S.
Washington D.C. Soemodiharjo, O. H. Arinardi danI.
Takaendengan, Karel dan Muhammad Huzni Aswandy (Eds.). Puslitbang Oseanologi
Azkab. 2010. Struktur Komunitas - LIPI, Jakarta, 1994: 11 – 25.
Lamun di Pulau Talise, Sulawesi Utara. Yunita, R. R., Suryanti, S., & Latifah, N.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2020). Biodiversitas Echinodermata
36(1): 85- 95, ISSN 0125-9830. pada Ekosistem Lamun di Perairan
Wahyudin, Y., Kusumastanto, T., Andrianto, Pulau Karimunjawa, Jepara. Jurnal
L. & Wardiatno, Y. (2016). Jasa Kelautan Tropis, 23(1), 47-56.
Ekosistem Lamun Bagi Kesejahteraan Irawan, A., Hafizt, M., & Hernawan, U. E.
Manusia. Omni-Akuatika. 12 (3): 29- di (2020). Community Structure And
wilayah pesisir Bintan timur Kepulauan Condition Of Seagrass Meadows In
Riau. Laporan Akhir. Program Riset Ayau Islands, Raja Ampat
Kompetetif LIPI, Sub Program Sensus Regency. Marine Research in
Biota Laut, LIPI. Indonesia, 45(1).
Thom RM dan Long WJ.L. 2001. Hoek, F., Razak, A., Hamid, H., Muhfizar,
Improving Seagrass Habitat Quality. M., Suruwaky, A. M., Ulat, M. A.,
Global Seagrass Research Methods. 407 Mustasim., ... & Arfah, A. (2016).
-421. Struktur Komunitas Lamun di Perairan
Tomascik TAJ. Mah, A Nontji dan Moosa Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja
MK. 1997. The Ecology of the Ampat. Jurnal Airaha, 5(1), 087-095.

163

Anda mungkin juga menyukai