Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275
Email : iriniatsih@yahoo.com
Abstrak
Tabel 1. Hasil pengukuran muatan padatan tersuspensi di Perairan Teluk Awur (mg/l)
Tabel 3. Rata-rata Kerapatan Total Lamun di perairan Teluk Awur dan pantai
Prawean Bandengan Jepara (ind/m2)
Stasiun
Substasiun
1 2 3
Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3
TelukAwur 69,1 34,2 29,1 228,6 90,8 107,4 29,7 84,7 134,8
Bandengan 33,8 48,3 18,3 77,1 42,3 116,5 114,3 49,1 47,7
Hasil analisis korelasi menunjukkan 0,000 X + 0,055 dengan R2 = 0,466. Hal ini
bahwa semakin tinggi nilai kerapatan menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai
lamun, maka akan semakin rendah kerapatan total lamun, maka kandungan
sebaran sedimen muatan padatan muatan padatan tersuspensi di perairan
tersuspensi yang terdapat di perairan. semakin rendah. Bengen (2001)
Secara umum kandungan muatan menyatakan bahwa salah satu fungsi
padatan tersuspensi yang terukur selama ekologis padang lamun sebagai
penelitian masih berada dalam kisaran “pengikat” sedimen dan partikel-pertikel
yang layak menurut baku mutu air laut bahan organic yang melayang di kolom
yang diperbolehkan, yaitu sebesar < 80 air di daerah tersebut.
mg/liter atau 0,080 gram/liter. Data hasil
penelitian menunjukkan bahwa
kandungan sebaran muatan padatan KESIMPULAN
tersuspensi di perairan Teluk awur
cenderung lebih tinggi apabila Hasil pengamatan selama penelitian
dibandingkan muatan padatan tersuspensi menunjukkan bahwa kerapatan total
yang terukur di pantai Prawean vegetasi lamun di suatu perairan dapat
Bandengan. Hal ini diduga karena terkait mempengaruhi nilai muatan padatan
dengan perbedaan kondisi kerapatan tersuspensi terukur di perairan tersebut.
lamun di kedua lokasi tersebut. Semakin tinggi nilai kerapatan total lamun,
maka akan semakin rendah nilai muatan
Semakin tinggi kerapatan lamun, padatan tersuspensi yang terdapat di
semakin banyak bahan organik yang perairan tersebut.
terikat di dasar perairan. Kondisi padang
lamun yang rapat dapat menenangkan
arus dan gelombang, sehingga muatan UCAPAN TERIMA KASIH
padatan tersuspensi yang melayang di
kolom air cenderung lebih mudah Penulis menyampaikan ucapan
mengendap di dasar perairan. hal ini terimakasih kepada para reviewer yang
sesuai dengan pendapat Hutomo dan telah mambantu menyempurnakan artikel
Azkab (1987) dan Kiswara dan Winardi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
(1999) yang menyatakan bahwa salah satu sampaikan kepada semua pihak yang
fungsi ekosistem padang lamun adalah telah banyak membantu selama
untuk menyaring sedimen terlarut dalam air pelaksanaan penelitian sehingga
dan menstabilkan sedimen substrat dasar penelitian dapat berlangsung dengan
Perairan. lancar.
Fortes, M.D. 1990. Seagrasses: A Resources Riniatsih, I., & Widianingsih. 2007.
Unknown in The Asean Region. Iclarm Kelimpahan dan Pola sebaran
Education Series 5. International Kerang-kerangan (Bivalvia) di
Center for Living Aquatic. Resources Ekosistem Padang Lamun Perairan
Management Manila, Philippines. Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 12
Hutomo, M. & M.H. Azkab. 1987. Perairan (1) Maret 2007.
Lamun di Lingkungan Laut dangkal. Sidjabat, M.M. 1992. Pengantar
Oseana Vol. XII No. 1. LON-LIPI, Oseanografi Bagian Oseanografi IPB-
Jakarta Bogor.
Kiswara, W. & Winardi. 1999. Sebaran Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta
Lamun di Teluk Kuta dan Teluk Ofset. Yogyakarta.
Gerupuk, Lombok. Puslitbang P3O-LIPI, Utamingsih, Jaya S, Dermiyaningsih. 1994.
Jakarta. Pedoman Analisis Kualitas Air dan
Nybaken, J.W. 1988. Biologi Laut, Suatu Tanah Sedimen Perairan Payau, Balai
Pendekatan Ekologis. Gramedia, Budidaya Air Payau. Jepara.
Jakarta.