Anda di halaman 1dari 7

Peran Diplomasi Kelautan dan Perikanan ......Perikanan Ilegal di Indonesia......(Bayu Vita Indah Yanti, Sonny K. dan Freshty Y. A.

PERAN DIPLOMASI KELAUTAN DAN PERIKANAN SEBAGAI BAGIAN


UPAYA MENANGGULANGI PERIKANAN ILEGAL DI INDONESIA

The Role of Marine and Fisheries Diplomacy as a Part of


Eradicate Illegal Fishing in Indonesia

Bayu Vita Indah Yanti, Sonny Koeshendrajana dan Freshty Yulia Arthatiani
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260
Telp. (021) 53650162, Fax. (021)53650159
Email: bviy1979@gmail.com
Diterima 27 Maret 2013 - Disetujui 31 Mei 2013

ABSTRAK
Permasalahan perikanan ilegal di Indonesia merupakan salah satu bentuk kejahatan
transnasional yang terjadi di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan perikanan ilegal di Indonesia untuk menekan kerugian bagi Indonesia. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk menangani permasalahan perikanan ilegal ini dengan melakukan diplomasi
antarnegara khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Bagaimana peran diplomasi kelautan
dan perikanan Indonesia untuk menanggulangi perikanan ilegal di Indonesia merupakan salah satu
permasalahan yang dikaji dalam kajian aspek hukum dalam memerangi kegiatan Illegal Unreported
Unregulated Fishing (IUUF). Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian hukum empiris
karena dilakukan berdasarkan pada kondisi faktual permasalahan yang terjadi hingga saat ini. Analisis
data dilakukan secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa peran diplomasi bidang
kelautan dan perikanan amat penting dan dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam melakukan
negosiasi antarnegara di bidang kelautan dan perikanan, meski saat ini hal tersebut masih dianggap
belum maksimal dilaksanakan. Jika diplomasi dapat berperan secara maksimal, maka negara lain
terutama negara-negara asal pelaku IUUF di Indonesia dapat melakukan upaya pencegahan agar
warganegaranya tidak melakukan kegiatan perikanan ilegal di Indonesia. Diplomasi ini penting dilakukan
oleh kementerian terkait (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Luar Negeri
(Kemenlu), serta didukung pula oleh semua pihak yang mewakili kepentingan Indonesia di mancanegara.

Kata Kunci: peran diplomasi, bidang kelautan dan perikanan, penanganan perikanan ilegal

ABSTRACT
Problem of illegal fishing in Indonesia is one of transnational crime that occurred in Indonesia.
Various efforts were made to address the problem of illegal fishing in Indonesia in order to reduce losses.
One of the efforts made to address the problem of illegal was through fishing diplomacy between related
countries, particularly in marine affairs and fisheries field. How the role of marine and fisheries Indonesian
diplomacy to tackle illegal fishing in Indonesia is one of the issues to examined in the study of the legal
aspects against Illegal Unreported Unregulated Fishing activities (IUUF). Method of an empirical legal
research because it is based on factual conditions of the problems on current situation. Results of the
research showed that the role of diplomacy in marine and fisheries sector is very important and can
improve Indonesia’s bargaining position in negotiations between countries in marine affairs and fisheries
field, although it is not maximized yet on implementation. Neighboring countries Indonesia could prevent
IUUF when they maximized diplomacy and achieve agreement among them. There for, diplomacy is
important to be undertaken by the relevant ministries, i.e., (Ministry of Maritime Affairs and Fisheries
(MMAF), the Ministry of Foreign Affairs (Foreign Ministry)), and supported by all parties that represent
the interests of Indonesia in foreign countries.

Keywords: the role of diplomacy, marine affairs and fisheries, illegal fishing handling

39
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 1 Tahun 2013

PENDAHULUAN mengingat perikanan ilegal merupakan salah satu


bentuk kejahatan transnasional sehingga upaya
Jika melihat dari sejarah, Indonesia terbaik untuk penanganannya melalui kerjasama
merupakan negara yang dengan sikap berani antarnegara. Jika permasalahan perikanan ilegal
dan elegan telah memastikan kedaulatannya tidak ditangani secara komprehensif, maka tidak
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia hanya mengancam keberlanjutan sumber daya
melalui Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember kelautan melainkan juga mengancam kedaulatan
1957. Deklarasi ini juga secara kuat mendorong wilayah perairan Indonesia secara tidak langsung,
perdebatan dan kesepakatan baru dalam United karena perikanan ilegal merupakan salah satu
Nations Convention on The Law of the Sea bentuk ancaman nirmiliter bagi keamanan wilayah
(UNCLOS) sehingga memungkinkan definisi perairan Indonesia saat ini.
negara kepulauan (achipelagic state) disuarakan
dengan jelas dan dirumuskan tahun 1982 (UNCLOS Berdasarkan pada uraian tersebut, makalah
1982). Meskipun UNCLOS 1982 sebagai kerangka ini akan membahas permasalahan bagaimana
pengaturan utama dan mendapat pengakuan peran diplomasi kelautan dan perikanan Indonesia
mayoritas bangsa-bangsa secara internasional untuk menangani perikanan ilegal di Indonesia.
dalam pengelolaan laut global saat ini, tidak Permasalahan ini penting untuk dibahas karena
sepenuhnya tegas mengatur perlindungan serius kegiatan perikanan ilegal merupakan kejahatan
terhadap keanekaragaman hayati diluar wilayah transnasional atau merupakan kejahatan dengan
yurisdiksi nasional (perairan internasional). pelaku antarnegara, seperti halnya kasus kejahatan
human trafficking antarnegara.
Jika diperhatikan lebih lanjut, UNCLOS 1982
ternyata lebih jelas memberikan ruang eksploitasi
sumber daya laut, termasuk sumber daya METODOLOGI
perikanan dunia yang saat ini tengah krisis akibat Dasar Pemikiran
penangkapan ikan berlebih (overfishing). Kondisi
keberadaan “governance gaps” pada UNCLOS Berbagai macam bentuk kejahatan lintas
1982 merupakan alasan strategis dan utama negara terjadi di Indonesia, salah satu diantaranya
bagi Indonesia untuk memainkan peran adalah kegiatan perikanan ilegal. Kegiatan
positif agar semua pemimpin bangsa-bangsa perikanan ilegal dikatakan sebagai kejahatan
dapat mengedepankan kebijakan pentingnya transnasional, karena dilakukan oleh pelaku
pengelolaan lestari dan berkelanjutan sumber antarnegara dengan tempat kejahatan yang
daya kelautan melalui pendekatan ekosistem dilakukan juga antar negara, dan membawa
untuk memastikan keseimbangan lingkungan, dampak kerugian bagi negara tempat
pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan dilakukannya kejahatan tersebut. Berbagai
secara berkelanjutan. Kegiatan World Oceans macam cara dilakukan oleh pemerintah Indonesia
Conference (WOC) pada tahun 2009 yang telah untuk mengatasi kegiatan kejahatan transnasional
melahirkan Manado Oceans Declaration (MOD) tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk
serta kesepakatan 6 (enam) negara (Filipina, menangani permasalahan perikanan ilegal adalah
Malaysia, Kepulauan Solomon, Fiji, Papua Nugini, melalui diplomasi internasional di bidang kelautan
dan Indonesia) yang dipimpin oleh Indonesia dan perikanan.
terkait penetapan rencana aksi dan titik tolak Coral
Diplomasi bukan merupakan hal baru
Triangle Initiative (CTI). Hal ini merupakan salah
bagi hubungan antarnegara, karena diplomasi
satu wujud kepemimpinan, komitmen dan peran
merupakan salah satu cara yang dilakukan
nyata Indonesia yang patut diapresiasi.
untuk membela kepentingan negara di dunia
Meskipun jika dilihat dari sisi lainnya, internasional. Jika diplomasi dapat dilakukan
Indonesia memiliki permasalahan terkait maraknya secara maksimal untuk menekan kegiatan
kegiatan perikanan ilegal yang dilakukan oleh warga perikanan ilegal di Indonesia, diharapkan dimasa
negara lain di wilayah perairan Indonesia. Hal ini mendatang keberhasilan Indonesia menekan
merupakan permasalahan yang perlu ditangani kegiatan kejahatan antarnegara tersebut dapat
oleh pemerintah Indonesia. Salah satu upaya memberikan kontribusi penting bagi peran
penanganan perikanan ilegal di Indonesia adalah Indonesia dalam tata kelola sumber daya kelautan
dengan meningkatkan peran diplomasi bidang dan perikanan global (Gambar 1).
kelautan dan perikanan yang dilakukan antarnegara,

40
Peran Diplomasi Kelautan dan Perikanan ......Perikanan Ilegal di Indonesia......(Bayu Vita Indah Yanti, Sonny K. dan Freshty Y. A.)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


FIgure 1. Research Framework

Teknik Pengumpulan Data dan Metode Analisis Reliability merupakan derajat konsistensi
Data untuk kategori, meskipun berbeda pengamat
atau pengamat yang sama untuk berbeda waktu.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Reliability diperlihatkan untuk validasi dengan
studi kepustakaan menggunakan bahan literatur melakukan inter-rate untuk mendapatkan input dan
terkait dengan pembahasan permasalahan feedback dari para ahli untuk menyempurnakan
dan juga dengan melakukan Diskusi Kelompok hasil penelitian.
Terfokus (Focus Group Discussion (FGD)) yang
dihadiri oleh narasumber terkait penanganan Content analysis, internal validity, dan
perikanan ilegal di Indonesia. reliability dilakukan bersamaan pada saat
penyampaian hasil sementara penelitian ini dalam
Data yang telah diperoleh kemudian FGD dan untuk mendapatkan input dan feedback
dianalisis dengan menggunakan pendekatan dari narasumber terkait.
dalam analisis kebijaksanaan. Penggunaan
analisis kebijaksanaan untuk menganalisis
data dan informasi yang diperoleh ditujukan
PERIKANAN ILEGAL SEBAGAI KEJAHATAN
untuk menghasilkan kebijaksanaan yang dapat
TRANSNASIONAL
dimanfaatkan di tingkat politik untuk memecahkan
permasalahan kebijaksanaan (Dunn, 2001). Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) Nomor 55/25 tanggal 15 November 2000
tentang United Nations Convention Againts
Validitas dan Realibilitas Transnasional Organized Crime (UNCATOC),
dinyatakan bahwa kejahatan transnasional
Validitas menurut Kamus Besar Bahasa
merupakan suatu kejahatan terorganisir
Indonesia, merupakan informasi sejauhmana tingkat
antarnegara, tidak stagnan, tetapi merupakan
kebenaran suatu fakta atau informasi. Validitas
hasil industri yang selalu berubah, beradaptasi
data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian
dengan pasar dan menciptakan bentuk-bentuk
ini dilihat berdasarkan Content validity dan Internal
baru kejahatan. Bentuk kejahatan ini melampaui
validity. Content validity adalah sejauhmana skala
budaya, sosial, bahasa, batas geografis dan
pengukuran memberi cakupan yang memadai dari
tidak mengenal batas atau aturan. Bentuk-bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat investigatif
kejahatan ini antara lain perdagangan manusia,
(Cooper dan Schinder dalam Wahyuni, 2011).
penyelundupan, perompakan, pencucian uang,
Content validity pada penelitian ini dilakukan
maupun kegiatan perikanan ilegal yang dilakukan
melalui pemaparan hasil temuan penelitian
antarnegara.
pada para pemangku kepentingan terkait untuk
selanjutnya mendapatkan umpan balik (feedback) Suatu kejahatan dapat diklasifikasikan
dari mereka. Internal validity adalah perkiraan menjadi “kejahatan transnasional”, jika kejahatan
kebenaran kesimpulan tentang sebab akibat atau tersebut: dilakukan di lebih dari satu negara,
hubungan kausal (Trochim dan Donenelly dalam kemudian persiapan, perencanaan, pengarahan
Wahyuni, 2011). Internal validity dimaksudkan dan pengawasan dilakukan di negara lain, dengan
untuk mendapatkan data dan informasi yang melibatkan organisasi kriminal dimana kejahatan
relevan dilakukan dengan mengumpulkan data dilakukan di lebih dari satu negara, dan berdampak
dan informasi yang relevan dari narasumber terkait serius pada negara lain (Tulip et al., 2009).
dengan permasalahan yang dibahas. Kejahatan transnasional merupakan kejahatan

41
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 1 Tahun 2013

terorganisir antarnegara, bersifat dinamis negara dalam hubungannya dengan negara lain;
merupakan hasil industri yang selalu berubah, dan menurut pemikiran Satow dalam buku Satow’s
beradaptasi dengan pasar dan menciptakan Diplomatic Practice (2009) dinyatakan bahwa
bentuk-bentuk baru kejahatan. Upaya untuk diplomasi merupakan penerapan kecerdasan
menangani kejahatan transnasional ini tidak dan kebijaksanaan untuk pelaksanaan hubungan
dapat dilakukan hanya oleh satu negara tertentu resmi antarpemerintah negara merdeka, juga
tempat dilakukannya tindak kejahatan, melainkan untuk memperluas hubungan mereka dengan
memerlukan kerjasama antarnegara. Kerjasama wilayah territorial, dan antara pemerintah dengan
antarnegara perlu dilakukan karena kejahatan internasional kelembagaan, atau, lebih singkat,
transnasional tersebut: dilakukan di lebih dari pelaksanaan bisnis antarnegara-negara dengan
satu negara, kemudian persiapan, perencanaan, cara-cara damai.
pengarahan dan pengawasan dilakukan di negara
lain, dengan melibatkan organisasi kriminal dimana Berdasarkan pada uraian tersebut,
kejahatan dilakukan di lebih dari satu negara, dan dihubungkan dengan pembahasan permasalahan
berdampak serius pada negara lain. Untuk itulah, dalam tulisan ini, diplomasi merupakan kegiatan
perikanan ilegal sebagai salah satu bentuk dari yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara
kejahatan transnasional, dalam penanganannya sebagai bagian dari politik internasional yang
memerlukan kerjasama antarnegara, dan itu berarti dengan cara-cara damai melalui penerapan
memerlukan dilakukannya diplomasi antarnegara. kecerdasan dan kebijaksanaan dalam pelaksanaan
hubungan resmi antarnegara ataupun antara
pemerintah dengan internasional kelembagaan,
DIPLOMASI DAN PENANGGULANGAN
dengan tujuan untuk mengedepankan kepentingan
PERIKANAN ILEGAL
negara di dunia internasional.
Advanced Oxford Dictionary 2003 memberi
Pendapat Prof. Etty R. Agoes, pakar hukum
konotasi pengertian dari diplomasi sebagai
laut internasional Fakultas Hukum Universitas
“manajemen hubungan internasional melalui
Padjadjaran Bandung, pada “Focus Group
negosiasi, yang diselaraskan dan diatur oleh
Discussion Kajian Aspek Hukum Dalam Rangka
duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para
Memerangi IUU Fishing di Indonesia di Jakarta, 10
diplomat dari suatu negara. Jika melihat pengertian
Desember 2012” , terkait dengan penanganan atau
diplomasi menurut kamus besar bahasa Indonesia,
penanggulangan IUU Fishing yang merupakan
maka diplomasi menyangkut 4 (empat) hal berikut:
suatu bentuk kejahatan internasional antarnegara
1. urusan atau penyelenggaraan (transnasional), menyatakan bahwa salah satu
perhubungan resmi antara negara dengan langkah yang perlu dilakukan oleh Kementerian
negara; Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah melakukan
diplomasi terkait rencana aksi terkait isu dan
2. urusan kepentingan sebuah negara
permasalahan perikanan ilegal. Langkah diplomasi
dengan perantaraan wakil-wakilnya di
tersebut, dilaksanakan KKP dengan tidak harus
negeri lain;
hanya tergantung pada peran diplomasi yang
3. pengetahuan dan kecakapan dalam hal dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri, langkah
perhubungan antara negara dengan ini dapat dilaksanakan oleh struktur organisasi
negara; dan KKP itu sendiri, yang utama dalam hal ini adalah
4. kecakapan menggunakan kata-kata Pusat Analisis Kerja Sama Internasional dan
pilihan yang tepat bagi keuntungan pihak Antarlembaga (PUSKITA).
yg bersangkutan (dalam perundingan, Kebijakan diplomasi luar negeri Indonesia
menjawab pertanyaan, mengemukakan secara nasional untuk pemantapan politik luar
pendapat, dsb). negeri dan peningkatan kerjasama internasional
Selain pengertian diplomasi tersebut di adalah dengan meningkatkan peran dan
atas, terdapat pula pendapat pakar hubungan diplomasi Indonesia dalam penanganan isu
internasional, seperti menurut KM Panikkar multilateral1. Pelaksanaan kebijakan tersebut
dalam bukunya The Principles and Practice of dilakukan dengan menerapkan strategi antara
Diplomacy (1956) menyatakan bahwa diplomasi lain dengan: meningkatkan partisipasi dan inisiatif
dalam hubungannya dengan politik internasional, Indonesia dalam forum-forum multilateral termasuk
adalah seni mengedepankan kepentingan suatu mengupayakan agar Indonesia menjadi tuan rumah

42
Peran Diplomasi Kelautan dan Perikanan ......Perikanan Ilegal di Indonesia......(Bayu Vita Indah Yanti, Sonny K. dan Freshty Y. A.)

pertemuan multilateral; dan mengidentifikasi dan Hakim, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional,
mengkaji secara kritis, untuk kepentingan efisiensi, Kemenlu, pada saat Forum Koordinasi Hukum dan
partisipasi Indonesia pada organisasi  kerjasama Organisasi KKP, diplomasi yang dilakukan oleh
multilateral, dengan melihat manfaat langsung bagi  Indonesia merupakan diplomasi total. “Diplomasi
kepentingan nasional. total dalam hal ini merupakan diplomasi yang
melibatkan semua komponen bangsa dalam suatu
Pusat Analisis Kerjasama Internasional dan sinergi dan memandang substansi permasalahan
Antarlembaga (PUSKITA) merupakan vocal point secara integratif.” Berdasarkan pada pernyataan
yang diberikan mandat untuk mewujudkan visi tersebut, KKP sebagai salah satu komponen
dan misi KKP dan juga kebijakan nasional terkait bangsa, juga dapat melakukan fungsi diplomasi
politik luar negeri dan peningkatan kerjasama sebagai salah satu cara untuk menjalankan visi
internasional. PUSKITA mempunyai peranan dan misi KKP. Pertimbangan lain terkait pentingnya
penting dalam membangun dan memantapkan upaya peningkatan peran diplomasi kelautan dan
posisi Indonesia dalam kerjasama internasional perikanan Indonesia disebabkan karena Indonesia
bidang kelautan dan perikanan2.  Salah satu sebagai negara yang memiliki luas wilayah
indikator keberhasilan kerjasama internasional perairan lebih dari 75% memiliki kepentingan besar
tersebut adalah dengan meningkatnya untuk memperkuat diplomasi bidang kelautan dan
persentase keberhasilan implementasi kerjasama perikanan terutama terkait dengan isu tata kelola
internasional bidang kelautan dan perikanan. kelautan global.
Peran penting yang dijalankan oleh PUSKITA
tersebut hingga saat ini masih dirasakan kurang Permasalahan perikanan ilegal di Indonesia
optimal. Informasi tersebut mengemuka pada saat yang dianggap mengancam perekonomian
pelaksanaan “FGD Kajian Aspek Hukum Dalam maupun keamanan wilayah maupun sumber daya
Rangka Memerangi IUU Fishing di Indonesia”, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh warga
terkait dengan penanganan atau penanggulangan negara asing (pelaku asing). Penanganan pada
IUU Fishing antarnegara. Diplomasi dalam para pelaku asing ini menyebabkan Indonesia
konteks ini merupakan salah satu cara Indonesia dipandang perlu dan penting untuk melakukan
untuk melakukan negosiasi dengan negara lain komunikasi dengan negara lain. Namun pada
demi mengurus kepentingan Indonesia terkait kenyataannya, kemampuan diplomasi dari KKP
dengan pembangunan kelautan dan perikanan di masih dianggap kurang optimal dan memerlukan
Indonesia. upaya peningkatan kemampuan diplomasi, karena
KKP merupakan kementerian yang diberi mandat
Kebijakan luar negeri yang dianut Indonesia khusus untuk menangani permasalahan bidang
berdasarkan prinsip bebas dan aktif dengan kelautan dan perikanan. Salah satu contoh bentuk
mengacu pada kepentingan nasional. Bebas penyelesaian permasalahan bidang kelautan
dalam arti Indonesia bebas untuk menentukan dan perikanan antarnegara dilakukan melalui
sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan jalur diplomasi, seperti yang dilakukan oleh
intemasional dan tidak mengikatkan diri secara pemerintah Indonesia dengan Malaysia melalui
apriori pada satu kekuatan dunia, dan aktif penandatanganan nota kesepahaman di awal
dalam arti Indonesia secara aktif memberikan tahun 2012.
sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun
partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, Diplomasi antarnegara dilakukan sebagai
sengketa dan permasalahan dunia lainnya. salah satu strategi penanganan perikanan ilegal
Kebijakan politik luar negeri Indonesia tersebut yang merupakan salah satu bentuk kejahatan
merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya transnasional di Indonesia. Diplomasi yang perlu
tujuan nasional sebagaimana tercantum di dalam dilakukan dengan memberikan data dan informasi
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea terkait dengan bentuk-bentuk pelanggaran
4: “…..ikut melaksanakan ketertiban dunia yang perikanan ilegal yang telah dilakukan oleh warga
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi negara asing kepada negara-negara asal mereka,
dan keadilan sosial…“. Pernyataan Linggarwati dengan tujuan:

1
Keputusan Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Nomor 00148/PL/II/2010/46/06 tentang Penetapan
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Multilateral Tahun 2010-2014.
2
Mengacu pada materi yang terdapat di http://puskita.kkp.go.id/i2/index.php/kerjasama/kerjasama-antarlembaga/23-kerjasama

43
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 1 Tahun 2013

Terwujudnya compliance terhadap peraturan- merupakan kejahatan antarnegara dan memiliki


peraturan yang diberlakukan Indonesia dalam potensi ancaman bagi pertahanan dan keamanan
upaya penanggulangan perikanan ilegal pada Indonesia. Peran diplomasi bidang keamanan
pelaku-pelaku dari negara partner bilateral maupun kelautan merupakan salah satu peran yang dimiliki
multilateral, dan; oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
(TNI AL), dan Kemhan dapat membantu KKP
Terwujudnya kesepahaman dalam untuk memperkuat peran diplomasi KKP tersebut
penanganan perikanan ilegal. Sebagai contoh, melalui pelaksanaan peran TNI AL dan juga melalui
pada saat terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh peran bidang strategi pertahanan di Kemhan. Hal
nelayan Indonesia di negara tersebut, pemerintah ini mungkin dilakukan, karena perikanan ilegal jika
dapat menjadikan data pelanggaran negara tersebut dikaji lebih mendalam merupakan salah satu bentuk
sebagai alat bantu dukung pembelaan bagi nelayan ancaman nirmiliter bagi pertahanan dan keamanan
Indonesia; sebaliknya pemerintah Indonesia dapat wilayah Indonesia.
memberikan alasan bahwa nelayan Indonesia
melakukan pelanggaran karena sumber daya ikan Upaya-upaya yang dilakukan oleh KKP dalam
di Indonesia juga telah dicuri oleh nelayan dari rangka penanganan kegiatan perikanan ilegal di
negara tersebut. Indonesia, baik yang dilakukan antarinstansi di
dalam negeri maupun yang dilakukan antarnegara
KKP selaku kementerian teknis bidang melalui kegiatan diplomasi antarnegara,
kelautan dan perikanan, dalam melakukan merupakan bentuk upaya pemerintah Indonesia
upaya diplomasi bidang kelautan dan perikanan untuk berkontribusi pada tata kelola sumber daya
untuk penanganan perikanan ilegal, memerlukan kelautan dan perikanan ilegal yang berkelanjutan.
kerjasama antarinstitusi pemerintah. KKP perlu
bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi
PENUTUP
terkait lainnya, seperti dengan institusi yang
diamanatkan undang-undang untuk mengamankan Diplomasi merupakan salah satu cara damai
kedaulatan negara di wilayah perairan, dan untuk yang ditempuh antarnegara dalam membela
melakukan diplomasi antarnegara. Instansi- kepentingan negara di tingkat internasional.
instansi ini diantaranya adalah Kementerian Luar Salah satu cara yang ditempuh untuk menangani
Negeri (Kemenlu), Kementerian Hukum dan HAM kegiatan perikanan ilegal yang dilakukan oleh
(Kemenkumham), dan Kementerian Pertahanan warga negara asing di wilayah perairan Indonesia.
(Kemhan). Meskipun hingga saat ini masih dirasakan belum
Kerjasama dengan Kemenlu penting maksimal pelaksanaan peran diplomasi tersebut
dilakukan karena tugas yang diamanatkan oleh untuk membela kepentingan bidang kelautan dan
Presiden pada kementerian ini adalah membidangi perikanan Indonesia, mengingat kompleksitas
permasalahan yang terkait dengan hubungan keterkaitan kegiatan perikanan ilegal tersebut
antarnegara. Meskipun KKP juga tidak dapat dengan bidang lainnya.
tergantung sepenuhnya pada kementerian ini, Peningkatan kemampuan diplomasi KKP
karena tidak semua diplomat menguasai secara merupakan kebutuhan mutlak, kebutuhan ini dapat
substansial permasalahan terkait bidang kelautan dipenuhi dengan cara memberikan bekal dan
dan perikanan. memperkuat penyediaan data dan informasi yang
Kerjasama dengan Kemenkumham, dalam akan disampaikan oleh semua pejabat KKP yang
hal penanganan para pelaku perikanan ilegal akan melakukan tugas mewakili (delegasi) negara
diperlukan, terkait dengan penanganan para pelaku Indonesia dalam kancah pertemuan internasional.
yang merupakan warga negara asing WNA). Selanjutnya, diplomasi perlu diarahkan untuk
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi penanganan mewujudkan terbentuknya kemauan untuk sharing
terhadap WNA merupakan tugas keimigrasian. data dan informasi antar negara yang terkait. Jika
Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan institusi para perwakilan KKP memiliki data dan informasi
dibawah Kemenkumham yang memiliki tugas yang komprehensif dan up to date terkait bidang
untuk melakukan hubungan diplomatik antarnegara kelautan dan perikanan, terutama dengan seriusnya
terkait dengan masalah pendeportasian WNA. penanganan perikanan ilegal di Indonesia, pada
saat melakukan kegiatan pertemuan dengan
Kerjasama dengan Kemhan juga perlu negara lain, dapat menjadi salah satu bentuk
dilakukan oleh KKP, mengingat perikanan ilegal peningkatan posisi tawar Indonesia pada saat

44
Peran Diplomasi Kelautan dan Perikanan ......Perikanan Ilegal di Indonesia......(Bayu Vita Indah Yanti, Sonny K. dan Freshty Y. A.)

Indonesia melakukan negosiasi dengan negara Hornby, A.S. 2003. Advanced Oxford Dictionary.
lain yang telah merugikan negara Indonesia. New York: Oxford University Press.
Peningkatan posisi tawar Indonesia dikarenakan
Investor Daily Indonesia. 2011. “RI Mendesak Miliki
sikap Indonesia peduli untuk menangani perikanan
UU Kelautan”. Tgl. 7 Desember 2011 Hal. 7.
ilegal, akan membuat negara lain yang berminat
untuk melakukan eksploitasi sumber daya ikan di Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013.
Indonesia, dengan melakukan hal tersebut secara Kerjasama Antarlembaga. http://puskita.kkp.
legal dengan mematuhi aturan-aturan yang telah go.id/i2/index.php/kerjasama/kerjasama-an-
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Implikasi lain tarlembaga/23-kerjasama.
yang dapat terjadi jika diplomasi bidang kelautan dan Kementerian Luar Negeri. 2010. Keputusan
perikanan. Peran PUSKITA dilakukan berdasarkan Direktur Jenderal Multilateral Kementerian
pada tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan. Luar Negeri (Kemenlu), Nomor 00148/PL/
Namun pada saat pelaksanaannya PUSKITA tetap II/2010/46/06 tentang Penetapan Rencana
harus mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan Strategis Direktorat Jenderal Multilateral
tugas dan fungsinya dari komponen KKP Tahun 2010-2014. Jakarta : Kementerian
lainnya. Luar Negeri RI.

Jika kebijakan diplomasi tersebut dilakukan, Koeshendrajana, S., Y. Dewita Sari., Tajerin,
maka diperkirakan dapat memberikan implikasi B.V.I. Yanti, F. Y. Arthatiani., Akhmad S.,
terkait peningkatan kemampuan diplomasi KKP, Bono B., Abdul S., Putri K. 2012. Laporan
Akhir Kegiatan Kajian Hukum dalam
akan mempermudah mewujudkan konsistensi data
Rangka Memerangi Kegiatan IUU Fishing
dan informasi terkait dengan bidang kelautan dan
di Indonesia. Jakarta: BBPSEKP, 2012.
perikanan itu sendiri. Kemudian diplomasi diperlukan Unpublished.
untuk mewujudkan terbentuknya kemauan untuk
sharing data dan informasi antarnegara yang terkait. Panikkar, K.M. 1956. The Principles of Diplomacy.
Implikasi kebijakan juga dapat terlihat pada saat Asia Publishing House.
melakukan kegiatan pertemuan dengan negara lain;
Satow. 2009. Satow’s Diplomatic Practice. Editor:
karena ketegasan Indonesia dalam penanganan Sir Ivor Roberts. New York: Oxford University
perikanan ilegal akan dapat menjadi salah satu Press.
bentuk peningkatan posisi tawar Indonesia pada
saat Indonesia melakukan negosiasi dengan Tulip, A., Nasriana, A. Idris. 2009. Kerjasama
negara lain yang telah merugikan negara Indonesia. Indonesia dengan Negara-negara Tetangga
Sikap Indonesia yang serius menangani perikanan Dalam Pemberantasan Kejahatan
ilegal ini, akan membuat negara lain yang berminat Transnasional. Laporan Penelitian Hibah
Kompetitif Fakultas Hukum Universitas
untuk melakukan eksploitasi sumber daya ikan di
Sriwijaya. Palembang.
Indonesia, akan melakukan hal tersebut secara
legal dengan mematuhi aturan-aturan yang telah United Nations Office On Drugs And Crime.
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Diplomasi 2004. United Nations Convention Against
bidang kelautan dan perikanan yang kuat akan Transnational Organized Crime And The
dapat mempermudah advokasi pada nelayan Protocols Thereto. New York: United States.
Indonesia yang melakukan pelanggaran di negara
Wahyuni, S. 2011. Qualitative Research Method
lain. Theory and Practice. Jakarta: Salemba
Empat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus


Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Dunn, W.N. 2001. Analisis Kebijaksanaan Publik.


Penyadur: Dr. Muhadjir Darwin. Editor:
Ari Wulandari, S.S. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widia, 2001. Judul asli: Public Policy
Analysis; an introduction. 166 hlm.

45

Anda mungkin juga menyukai