Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

CONTOH KOGNITIF DENGAN MENGANDUNG UNSUR-UNSUR YANG


TERIKAT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. Arva Risa (1918014)
2. City Rahmadhea Panjaitan (19.18.033)
3. Ernida Sari Sagala (19.18.068)
4. Giacinta Gracesandy Sinaga 19.18.086
5. Henny Fatwa (19.18.093)
6. Joya Angelica Tresia (19.18.111)
7. Julia Anastasya (19.18.112)
8. Mufidatul Husna (19.18.140)
9. Nurfaizi Habibillah Fahmi (19.18.157
10. Tri Anggreni (19.18.224)
11. Nurainun badriani (19.18.156)

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

FAKULTAS FARMASI PROGRAM SARJANA

TA.2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Pengertian Penilaian Kognitif
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition yang artinya pengertian,mengerti.
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusatsusunan saraf
pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris,2006). Pengertian
yang luasnya dari cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser, 1976).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasukdalam ranah
kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami,mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.Dalam ranah kognitif itu terdapat
enam aspek atau jenjang proses berfikir,mulai dari jenjang terendah sampai
dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut yaitu: pengetahuan
(knowledge), pemahaman(comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis( synthesis), dan penilaian (evaluation) (Nurbudiyani, 2013).
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalamkawasan
kognisi, hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggalmelainkan
kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domainkognitif yang
meliputi beberapa jenjang atau tingkat (Purwanto, 2010). Tujuan pengukuran
ranah kognitif adalah untuk mendapatkan informasi yang akuratmengenai tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada ranahkognitif khususnya pada
tingkat hafalan, pemahaman, penerapan, analisis,sintesa dan evaluasi. Manfaat
pengukuran ranah kognitif adalah untukmemperbaiki mutu atau meningkatkan
prestasi siswa pada ranah kognitifkhususnya pada tingkat hapalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesa danevaluasi (Nurbudiyani, 2013)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dibuat rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.      Apa hakikat dari kegiatan penilaian?
2.      Apa saja aspek ranah kognitif? 
3.      Apa pengertian penilaian kognitif?
4.      Apa saja teknik penilaian kognitif?  
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuanyang
ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Mengetahui tentang hakikat penilaian
2.         Mengetahui tentang aspek ranah kognitif
3.         Mengetahui tentang penilaian kognitif
4.         Mengetahui tentang teknik penilaian kognitif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 UNSUR KOGNITIF DAN CONTOH KOGNITIF


1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
Contoh: seorang remaja yang bisa menyebutkan tanda-tanda puber melalui
perubahan secara fisik Seorang ibu yang bisa menyebutkan jenis-jenis alat
kontrasepsi.

2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagian suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapatmenginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Contoh: seorang remaja yang bisa menjelaskan
mengapa terjadi perubahan secara fisik pada remaja saat pubertas. Seorang ibu
yang bisa menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi dan kegunaannya masing-
masing.

3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya
dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu
strukturorganisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi – formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telahada.

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi,
dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab –
sebab mengapa ibu – ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup


kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut.

BAB III
KESIMPULAN

Penilaian kognitif adalah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk


mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan
yang meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dalam melakukan penilaian kognitif teknik dan instrumen yang dapat kita
gunakan meliputi: Tes tertulis dengan menggunakan butir soal. Bentuk soal
Terdiri atas pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan,dan
uraian. Tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didikmenggunakan
daftar pertanyaan. Penugasan atau proyek dengan lembar kerjatertentu yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan
instrumen berupa tes dalam penilaian aspek kognitifhendaknya kita harus
memperhatikan dengan seksama bagaimana kaidah
 penulisan yang baik dan benar, tata cara pelaksaanan, penskoran dan kelebihan
serta kekurangan masing-masing instrumen sehingga sebagai seorang guru kita
dapat mempersiapkan instrumen yang baik baik dari aspek (valid, reliabel, tingkat
kesukaran soal dan daya beda yang sudah baik) sehingga instrumen kita dapat
digunakan dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan penilaian pada aspek
kognitif

Anda mungkin juga menyukai