Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI SEMINAR ROW

(Penciptaan Branding)

Pemateri
Muhammad Nurul Yaqin, lahir di Bondowoso tahun 1995. Tepatnya di desa Kerang.
Memulai hobi menulis sejak di bangku SD dan memulai mengembangkannya ke media sosial
pertengahan tahun 2017. Sekarang tecatat sebagai mahasiswa aktif di STITTA jurusan
Manajemen Pendidikan Islam. Selain itu ia aktif diberbagai komunitas kepenulisan, aktif di
organisasi PMII dan selebihnya ia sembari mengisi waktu luang dengan bekerja di berbagai
lini penerbitan sebagai editor, desain cover dan layout. Karya-karya di antaranya Merekam
Jejak Luka, Kausa Hati, Menggenggam Takdir, dll
Hati yang patah bukan dalih untuk tidak melangkah. Tetapi itu peringatan agar
langkah tidak kembali salah Adalah prinsipnya sebagai penulis pemula dan penikmat literasi.

PENCIPTAAN BRANDING
Memiliki ilmu marketing menjadi poin tambah bagi penulis. Salah satunya dengan
cara membangun personal branding untuk penulis. Jadi pada kesempatan kali ini saya akan
berbagi pengalaman bagaimana membangun personal branding untuk penulis. Bagaimana
pun juga, kemampuan menulis saja tidak bisa menjadi sebuah jaminan. Masih dibutuhkan
dukungan lain agar terapkan ke public dan dikenal oleh masyarakat.
Mungkin tidak banyak orang yang menyadari pentingnya membangun personal
branding. Padahal cara ini memberikan banyak keuntungan yang akan di dapatkan. Nah,
sebelum itu, saya akan berikan beberapa efek samping baik dari personal branding, tentunya
yang saya rasakan langsung.
Pertama, manfaat yang pertama adalah kita akan banyak dan mudah dikenali oleh
orang lain. Susah loh menjadi public figure. Setidaknya ketika kita menjadi penulis terkenal
dan banyak orang yang sadar dengan keberadaan kita, itu sebagai apresiasi yang besar. Ini
akhir yang akan kita rasakan, tetapi bagi calon penulis pemula, tentu tidaklah mudah
membangun personal branding. Cara membuat personal branding, akan saya bagi di sub bab
dibawah.
Kedua, dampak pertama dari personal branding kita memang dikenal. Tetapi untuk
mencapai di titik tersebut, butuh usaha dan memakan waktu lama. Tidak tanggung-tanggung,
waktu yang dibutuhkan bisa bertahun-tahun. Saya membangun personal branding sejak 2017
yang lalu dengan mengikuti lomba, mengikuti organisasi dunia kepenulisan, apa pun aktivitas
yang ada kaitannya dengan dunia tulis menulis. Di tahun 2017 itu pula awal saya terjun
sekaligus mencoba untuk menerbitkan sebuah buku solo pertama. Dan di tahun itu pula awal
saya membuat sosial media semacam facebook. Jadilah, pada tahun 2017 itu saya mengambil
langkah tegas untuk mendunia literasikan kemampuan menulis yang telah saya asah sejak di
bangku SD. Alhamdulillah, sampai saat ini saya tetap mempertahankan diri dengan terus
mengasah kemampuan menulis saya.
Ketiga, mendapatkan tawaran proyek dunia penulisan. Seperti yang disinggung di
poin kedua. Setelah + 2-4 tahun barulah mendapatkan tawaran. Ini waktu yang panjang. Kala
itu, saya hanya mengikuti pesan orang bijak, yang isinya kurang lebih “apa yang kita lakukan
tahun ini, akan kita lihat hasilnya 5-10 yang akan datang” dan benar loh, dampaknya saya
rasakan.
Dari situlah, saya mulai giat dan memiliki potensi mewujudkan menjadi seorang
penulis. Nah, kamu pun juga bisa memulai saat ini juga, jangan tahun depan. Sayang loh 1
tahun golden time.
Keempat, mengarahkan audience menilai dan melihat sesuai yang dicitrakan. Kala itu
saya belum tahu bahwa apa yang saya lakukan disebut sebagai personal branding. Saya hanya
membagikan pencapaian saya saat mengikuti lomba ke media sosial.
Kemudian saya mencoba aktif mengirimkan tulisan ke surat kabar, tabloid dll.
Banyak yang lolos, banyak yang diterima kerja di dunia perbukuan atau kejurnalistikan. Dari
situlah relasi mulai terbangun. Sampai tahun sekitar 2018-san barulah mulai mendapatkan
tawaran proyek menulis. Baik itu proyek menulis artikel maupun buku. Jadi, jangan
dibayangkan singkat loh ya. Tak tanggung-tanggung pula di awal tahun 2018 itu pula saya
mulai melebarkan sayap dengan bergabung di dunia penerbitan.

Cara Membangun Personal Branding Untuk Penulis


Cara membangun personal branding untuk penulis sebenarnya tidak ada cara special dan
khusus menurut saya. Semua tergantung dari konsistensi dan kemauan dari masing-masing
calon penulis. Berikut beberapa yang saya lakukan dalam membangun personal branding
lewat media sosial maupun lewat jalur relasi.
1. Personal branding lewat media sosial – tunjukan selling point diri sendiri
2. Personal branding lewat media sosial – fokus dan relevan
3. Personal branding lewat media sosial – Kreatif
4. Personal branding Jalur Relasi – membangun hubungan baik
5. Personal branding jalur relasi – aktif mengikuti kegiatan yang relevan
6. Personal branding jalur relasi – tidak banyak gaya, berikan bukti

PENCIPTAAN BRANDING
Membuat branding atau ciri khas diri bukanlah hal yang mudah. Perlu proses yang
tidak serta merta , semuanya butuh waktu juga konsistensi. Bila branding sudah kita miliki,
banyak yang kenal karya kita dan orang akan mengetahui itu kita melalui karya yang kita
tuliskan. Ada beberapa cara untuk menciptakan branding. Untuk mempermudah mengingat
akan saya buat rumus sederhana, yaitu SUKSES
1. SELF
Berkaryalah menjadi diri sendiri. Boleh kita belajar dari karya orang lain,
namun seyogyanya kita menemukan jati diri kita sendiri. Sebagus apapun karya kita,
bila masih mengikuti cara yang sudah ada, karya kita tidak lebih dari duplikasi karya
orang lain hanya beda nama penulis saja.
2. UNIVERSAL
Menciptakan sebuah karya yang mengangkat tema universal, akan menjadi
sebuah branding untuk kita. Tema yang belum tersentuh oleh para penulis lain.
Pemikiran-pemikiran baru untuk kemaslahatan umum akan mendorong tulisan
berkarakter dan berbeda dengan yang sudah ada.
3. KONSISTEN
Sebuah karya akan mudah dikenali bila kita konsisten dalam menuliskannya.
Sebagai contoh penulis yang memilih genre horor tentunya akan konsisten di genre
tersebut. Sehingga label sebagai seorang penulis genre horor disandangnya.
4. SURVIVE
Hidup pasti butuh proses, tak terlebih dengan penciptaan branding. Terus
bertahan dengan image yang kita ciptakan akan membentuk ciri khas diri kita di mata
audiens. Terus berpedoman pada idealisme tulisan kita agar tidak terkesan meniru
gaya kepenulisan karya orang lain.
5. EXPERIMENT
Untuk membuat branding, harus berani melakukan sesuatu yang baru. Terus
belajar hal baru dengan uji sesuatu yang sudah ada dengan pemikiran yang fresh dan
revolusioner. Karena sesuatu yang baru kita temukan akan menjadi hak paten kita.
6. SISTEM
Penciptaan branding tidak lepas dari cara atau metode yang tersusun dengan
rapi dan akurat. Semua berpola atau bersistem yang bilamana diuji secara ilmiah dan
akademisi sesuai.
Semakin bagus sistem yang kita pakai, akan semakin kentara bahwa itu adalah ciri khas kita.
Itu beberapa cara menciptakan branding, masih banyak lagi tentunya versi setiap orang.

Q&A
Q (Lucky) : Bagaimana caranya kita penulis pemula untuk konsisten, jika kita sendiri belum
mengetahui kemampuan kita di jenis tulisan dan genre apa ?
A (Yaqin) : Konsisten memang menjadi satu kesatuan utuh bagi penulis, aplgi yang pemula
alias baru menuangkan karya dalam bentuk tulisannya. Jadi, titik tengahnya adalah cobalah
untuk membuktikan atau paling tidak menulis di semua genre, jika salah satunya bingung...
Usahakn jangan d lanjutkan dulu, pelankan saja... Nah, itu mjd salah satu bahan
pertimbangan kita lebih ke genre apa dalm menulis... Jika nyaman d puisi... Puisi saja terus

Q (Lisda) : Di poin Self, yang dimaksud 'cara' itu apa dan bagaimana membuat karya yang
berbeda dari cara orang lain? Selama ini yang aku temukan itu rata-rata caranya sama setiap
genre.
A (Yaqin) : Cara memang kebanyakan sama... Tetapi dalam menentukan alur, atau plot
twistnya kadang itu yang bisa membedakan dengan karya orang lain.
Q (Ndalu) : Maaf kak, mana yang lebih penting antara belajar menulis sesuai kaidah atau
branding karya kita terlebih dahulu? Mengapa?
A (Yaqin) : Menurut saya lebih ke branding dulu saja, karena dengan branding kita akan
tahu keunikan kita d genre apa... Kalo fokus ke kaidah, bisa-bisa...mohon maaf ntr tulisan gak
selesai²... Untuk kaidah kita bisa selang selingin dengan branding tulisan kita. Konsisten tdk
selalu tertuju pada keseringan posting... Jiwa dan pikiran kalian juga perlu untuk
diistirahatkan... Jadi, bisa jadi kalian fokuskan bagaimana cara menambah wawasan agar
branding kalian semakin terasah plus punya nilai tersendiri d mata orang lain.

Q (Sam) : Hallo Kak! Kalau dari diri kita sendiri sulit atau ga mudah membangun konsep
atau ngembagin branding semacam pemaparan di atas, mungkin ada tips-tips ringan yang
bisa bikin kita selangkah maju untuk ga pesimis apalagi pendirian optimis orang itu kadang
ga ketolong sama sifat kurang percaya diri. Terima kasih.
A (Yaqin) : Kalau semacam itu, ya kita langsung menulis saja, genre apa saja yang kalian
mau tanpa perlu melihat sisi buruk pandangan orang sekitar... Percaya diri saja dengan tulisan
kita, dan kembangkan terus... Nanti perlahan kalian akan dibuat terkejut dengan keajaiban²
tulisan anda sendiri.. Kalian jangan pernah berhenti di tengah jalan. Kalo berhenti otomatis
kalian gak akan bisa menciptakan branding kelak.

Anda mungkin juga menyukai