Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN

AMBOSA HIDAYAT. NIM 1710246804. Kajian Daya Dukung dan Daya


Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem di Kabupaten
Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh Rifardi dan
Suwondo.
Kebutuhan penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
di setiap wilayah sangat mendesak dan strategis karena fenomena degradasi
lingkungan di Indonesia kini sudah menjadi isu global. Daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup merupakan salah satu dasar pertimbangan utama
dalam perencanan tata ruang dan pembangunan sektor. Penentuan daya dukung
lingkungan dengan metode pendekatan yang berbeda telah banyak digunakan oleh
negara maju. Salah satu metode yang berkembang adalah pendekatan berbasis jasa
ekosistem yang dikembangkan oleh Millenium Ecosystem Assesment (MEA)
pada tahun 2005. Dalam pendekatan ini daya dukung lingkungan dilihat dalam
konteks manfaat yang diperoleh masyarakat dari ekosistem. Selain itu daya
dukung lingkungan berbasis jasa ekosistem dapat diintegrasikan dengan rencana
tata ruang maupun rencana pembangunan.
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan salah satu wilayah di Indonesia
yang memiliki bentuk lahan serta penutup lahan yang beragam dan selain itu
kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan belum pernah dilakukan di
kabupaten ini. Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis
jasa ekosistem yang tersedia di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
masih dalam skala 1 : 500.000 (nasional) dan belum tersedia untuk skala 1 :
50.000 atau skala operasional baik itu di tingkat wilayah kabupaten ataupun kota
setempat. Untuk itu, diperlukan suatu kajian tentang daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup agar kegiatan pembangunan tidak melebihi
kemampuan alam dalam mendukung dan menampungnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun, mendeskripsikan dan
menganalisis peta jasa ekositem pada wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai pedoman untuk menyusun Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Rencana Pengelolaan dan Pengendalian
Lingkungan Hidup (RPPLH), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) bagi
pemerintah, serta menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya. Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Selatan, dari bulan Januari sampai Juni 2020.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan daya dukung
lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem dengan menggunakan model AHP
(Analytic Hierarchy Process) yang telah terverifikasi dan tervalidasi oleh
Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan yang dilanjutkan dengan
menghitung Indeks Jasa Ekosistem dari hasil perkalian antara kelas penutup lahan
dengan jenis ekoregion kemudian mengelompokkannya berdasarkan kelas
Geometrical Interval dengan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
menghasilkan sebaran spasial nilai indeks jasa ekosistem sebanyak 5 kelas yaitu
kelas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

xv
Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil interpretasi penutupan lahan
diperoleh 17 kelas penutupan yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering
sekunder, hutan rawa, hutan tanaman, permukiman, perkebunan, pertambangan,
pertanian lahan kering, kebun dan tanaman campuran, rawa pesisir, sawah, semak
belukar, tanah terbuka, tambak, waduk, sungai, dan danau dengan akurasi
interpretasi sebesar 88,39 %. Sedangkan untuk ekoregion diperoleh 10 jenis
ekoregion. Berdasarkan hasil dan analisis, maka dihasilkan (1) Nilai indeks jasa
ekosistem terbaik di Kabupaten Tapanuli Selatan diberikan oleh jasa ekosistem
penyediaan serat dengan distribusi luasan kelas tinggi hingga sangat tinggi sebesar
68% dari luas keseluruhan wilayah dengan rerata indeks jasa ekosistemnya
sebesar 0,57 (2) Kelompok jasa ekosistem pengaturan di Kabupaten Tapanuli
Selatan merupakan yang terbaik dibandingkan tiga kelompok jasa ekosistem
lainnya (3) Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten
Tapanuli Selatan disusun berdasarkan kelompok ke dalam jasa ekosistem
penyediaan, pengaturan, budaya, dan pendukung.

Kata Kunci : Penutup Lahan, Ekoregion, SIG

xvi
SUMMARY

Ambosa Hidayat. NIM 1710246804. Study of The Carrying Capacity of The


Environment Based Ecosystem Services in The District of South Tapanuli
North Sumatera Province. Guided by Rifardi and Suwondo.
Environmental carrying capacity with the other methods has been used by
other countries especially developed countries. One of method was based on
ecosystem services which developed by MEA in 2005. This approach looked
environmental carrying capacity through benefits that people could get on it. In
the other hand, environmental carrying capacity based on ecosystem service
could integrated in spatial urban regional planning or other developing plan.
Ecosystem services are benefits that humans get from ecosystems. Sustainable
development era has increased demand on ecosystem services information to be
incorporated into various development policies and planning.

This research Purpose to assessing spatial distribution of ecosystem


services as basis of management for sustainable resources. The research method
was an ecosystem service approach using two estimating variables, land cover
and ecoregion as the landscape ecosystem. Each estimator variables assessed of
Ecosystem services by expert judgment with coefficient values. This research
specifically discusses the comparison of the results of maps of ecosystem services
formulated through experts' judgement on land use based proxy and a
combination of land cover and ecoregion. We use Analytical Hierarchy Process
(AHP) with pairwise comparison method to asssess the potential of ecosystem
services from land cover and ecoregion. The case study area is south tapanuli
district, while the type of ecosystem services analyzed is type of ecosystem
provider, regulator, cultural, and suporter.

The results of the calculations show that the index of ecosystem services
resulting from a combination of land cover and ecoregion produces a more
accurate map of ecosystem services with qualitative information. The coefficient
values were processed and analyzed by using GIS technique to produces spatial
distribution of Ecosystem Services values which were divided into five classes of
the ecosystem services : very high, high, medium, low, and very low. The results
showed that South Tapanuli District have great potentials to provider the
ecosystem services for fiber with a very high value of ecosystem services (68% of
the South Tapanuli District).

Keywords: Land Cover, Ecoregion, GIS

xvii

Anda mungkin juga menyukai