Anda di halaman 1dari 1

Dari kegiatan patroli maupun pengamanan berhasil didapatkan penyerahan satwa oleh masyarakat kpd

BBKSDA Papua Barat. Kepala Bagian Tata Usaha, Matheas Ari Wibawanto, S.Hut., M.Sc. menjelaskan
"Tumbuhan dan Satwa Liar khususnya di Papua Barat harus kita jaga agar mereka tetap lestari dan terus
menghiasi hutan di Papua Barat. Salah satunya melalui kegiatan patroli. Kegiatan patroli penertiban ini
rutin kita lakukan, dan melalui kegiatan ini, kita menginginkan adanya peningkatan pemahaman serta
kesadaran masyarakat untuk tidak menangkap, memelihara, mengedarkan dan memperjualbelikan jenis
TSL yang dilindungi UU. Kita pun berharap bahwa stakeholders lain seperti pihak aparat, pemerintah
daerah dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjaga asset kita berupa TSL dilindungi. Satwa
sitaan/temuan ini dilepasliarkan di TWA Klamono yang merupakan habitat asli dari satwa
tersebut sehingg ekosistem hutan di TWA Klamono akan tetap lestari".
Dilakukan juga pelepasliaran oleh Tim BBKSDA Papua Barat dan juga tokoh masyarakat sekitar
kawasan TWA Klamono. Beberapa jenis satwa liar yg dilindungi dan tdk dilindungi UU yg dilepasliarkan
antara lain: Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) 3 (tiga) ekor; Kadal Panan (Tiliqua
gigas) 16 (enam belas) ekor; Sanca Hijau Juvenile (Morelia viridis) 2 (dua) ekor; Kura2 Irian Leher
Pendek (Elseya novaeguineae); Biawak/Soa-soa Bintang (Varanus salvator) 3 (tiga) ekor; Sanca Boa
Pohon (Candoia carinata) 3 (tiga) ekor; Sanca Semak (Morelia amethistina) dan Ular Piton (Leophyton
albertisi).
Perlu kami sampaikan bahwa berdasarkan pasal 21, ayat 2, huruf (a) dan pasal 40 ayat 2, UU No. 5
Tahun 1990 ttg KSDAHE maka "setiap org dilarang utk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan,
memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yg dilindungi dlm keadaan hidup" dan dpt
dikenakan ketentuan pidana penjara paling lama 5 thn dan denda paling byk 100 juta rupiah.

Anda mungkin juga menyukai