Anda di halaman 1dari 13

Modul

KIMIA KELAS XII


Sifat Koligatif Larutan
Non Elektrolit

Disusun oleh
: Sherly Risma Damayanti
XII MIPA 1
31
KATA PENGANTAR

Dengan diberlakukannya standar isi untuk satuan


pendidikan
dasar dan menengah, maka penulis menyusun modul yang sesuai
dengan tuntunan tersebut. Saya bersyukur kepada Tuhan yang maha
esa, karena atas petunjuknya saya berhasil menyusun modul
pembelajaran sifat koligatif larutan non elektrolit ini.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan pembaca
memperoleh pemahaman tentang sifat koligatif larutan non
elektrolit. Kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam lingkungan.
Dalam penyusunan modul ini tentu masih ada
kekurangannya.
Sebagaimana tiada gading yang tak retak, maka kritik dan saran yang
membangun diri semua pihak sangat ditunggu.
Terima kasih,

Penulis

( Sherly Risma Damayanti )


DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................(ll)
Daftar isi.............................................................................(lll)
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................( 1 )
B. Deskripsi singkat...................................................( 1 )
C. Manfaat..................................................................( 1 )
D. Tujuan....................................................................( 2 )
BAB ll KEGIATAN BELAJAR
A. Standar kompetensi...............................................( 3 )
B. Materi pokok..........................................................( 3 )
C. Uraian materi
1.) Definisi sifat koligatif larutan non elektrolit (3
) 2.) penurunan tekanan uap............................( 4 )
3.) Kenaikan titik didih......................................( 5 )
4.) Penurunan titik beku....................................( 5 )
5.) Tekanan osmotik..........................................( 6 )
D. Latihan soal............................................................( 7 )
BAB lll PENUTUPAN............................................................( 10 )
DAFTAR PUSTAKA............................................................( 11 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan diberlakukannya standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, maka penulis menyusun
modul yang sesuai dengan tuntunan bagi para guru. Apalagi
dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kreatifan
siswa dalam belajar, maka modul merupakan suatu bahan ajar
yang tepat digunakan.
Kemudian diharapkan setelah mempelajari modul ini kalian
akan memperoleh pemahaman tentang konsep yang berkaitan
dengan sifat koligatif larutan non elektrolit.

B. Deskripsi singkat
Modul ini akan memberikan pengetahuan tentang :
1.) Penjelasan tentang sifat koligatif larutan non elektrolit
2.) Penurunan tekanan luas
3.)Kenaikan titik didih
4.)Penurunan titik beku
5.)Tekanan osmotik

C. Manfaat
Modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk
menjelaskan tentang sifat koligatif larutan non elektrolit.
D. Tujuan
1.) Siswa mampu menjelaskan sifat koligatif larutan
non elektrolit
2.) Siswa dapat menjelaskan tentang penurunan
tekanan uap dan hukum raoult
3.) Siswa mampu menjelaskan tentang kenaikan titik didih
4.) Siswa dapat menjelaskan tentang penurunan titik beku
5.) Siswa dapat menjelaskan tentang tekanan osmotik
BAB ll
Kegiatan belajar
Sifat koligatif larutan non elektrolit

A. Standar kompetensi
Mengidentifikasi sifat koligatif pada larutan non elektrolit

B. Materi pokok
1.) Definisi sifat koligatif larutan non elektrolit
2.) Penurunan tekanan uap
3.) Kenaikan titik didih
4.) Penurunan titik beku
5.) Tekanan osmotik

C. Uraian materi
1.) Definisi sifat koligatif larutan non elektrolit
Sifat koligatif adalah sifat fisik larutan yang disebabkan oleh
banyaknya zat terlarut pada suatu larutan. Sifat koligatif tidak
bergantung pada hal selain jumlah zat terlarut apa pun senyawa
yang dilarutkan ke dalamnya. sifat koligatif terdiri dari
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didik, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik.
2.) penurunan tekanan uap
Pada tahun 1878, ahli kimia François-Marie Raoult
melakukan eksperimen perbedaan tekanan uap pada larutan.
Raoult menemukan bahwa larutan memiliki tekanan uap yang
lebih rendah dibandingkan saat masih menjadi pelarut murni.
Dilansir dari Chemistry LibreTexts, hukum Raoult menyebutkan
bahwa penurunan tekanan uap (ΔP) suatu larutan adalah besar
tekanan uap pelarut murni (Po) yang dikalikan dengan fraksi
mol pelarutnya (Xp), sebagai berikut:

Jika urea dilarutkan ke dalam air lalu dididihkan, tekanan


uapnya akan lebih rendah dibanding air murni.
Hal ini dikarenakan molekul-molekul urea menghalangi molekul
air untuk menguap sehingga larutan lebih sulit menguap.
Hal ini menyebabkan setiap larutan akan mengalami
penurunan uap dibandingkan pelarut murninya.
3.) Kenaikan titik didih
Sama dengan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih
larutan terjadi karna molekul-molekul terlarut menghalangi
molekul air untuk menguap.
Jika air murni mendidih pada suhu 100 derajat celcius, larutan
air dan glukosa dapat mendidih pada suhu yang lebih tinggi.
Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah besar dari konstanta elevasi
titik didih (Kb) dikalikan dengan molalitas larutannya (m)
sebagai berikut:

Konstanta kenaikan titik didih bergantung pada jenis


pelarutnya. Air memiliki Kb 0,52 sedangkan aseton memiliki Kb
senilai 1,71.
4.) Penurunan titik beku
Pada suatu larutan, zat terlarut menyebabkan larutan
tersebut lebih pekat dibandingkan pelarut murninya.
Hal ini menyebabkan larutan akan lebih sulit membeku,
sehingga titik bekunya mengalami penurunan dari titik beku
pelarut murninya.
Penurunan titik beku (ΔTb) adalah besar dari konstanta
perubahan titik beku (Kb) dikalikan dengan molalitas larutannya
(m) sebagai berikut :

5.) Tekanan osmotik


tekanan osmotik adalah tekanan yang dihasilkan oleh
osmosis atau perpindahan partikel dari larutan yang pekat ke
larutan yang lebih encer. Kedua larutan ini dipisahkan oleh
membran semipermeabel.
Osmosis akan terus terjadi hingga kedua larutan mencapai
kesetimbangan. Tekanan osmotik dirumuskan sebagai hasil
kali dari konstanta gas (R), molaritas larutan (M), dan juga suhu
larutan (T) sebagai berikut:
D. Latihan Soal
1) Hitunglah tekanan uap larutan 2 mol sukrosa
dalam 50 mol air pada 300 °C jika tekanan uap air
murni pada 300 °C adalah 31,80 mmHg.

Pembahasan :

xB = 0,038
xA = 1 – 0,038 = 0,962
PA = xA . PAo = 0,962 × 31,8 mmHg = 30,59 mmHg
Jadi, tekanan uap larutan adalah 30,59 mmHg.

2) Berapakah tekanan uap parsial dan tekanan uap


total pada suhu 25 °C di atas larutan dengan
jumlah fraksi mol benzena (C6H6) sama dengan
jumlah fraksi mol toluena (C7H8)? Tekanan uap
benzena dan toluena pada suhu 25 °C berturut-
turut adalah 95,1 mmHg dan 28,4 mmHg.
Pembahasan :

Jika larutan terdiri atas dua komponen dengan


jumlah fraksi mol yang sama, fraksi mol keduanya
adalah 0,5.

Tekanan uap parsial :

Pbenzena = xbenzena × Pbenzena = 0,5 × 95,1


mmHg = 47,6 mmHg
Ptoluena = xtoluena × Ptoluena = 0,5 × 28,4 mmHg
14,2 mmHg.

Tekanan uap total:

Ptotal = Pbenzena + Ptoluena = 47,6 + 14,2 = 61,8


mmHg

Jadi, tekanan uap parsial benzena dan toluena


adalah 47,6 mmHg dan 14,2 mmHg, sedangkan
tekanan uap total adalah 61,8 mmHg.
BAB lll
Penutupan

Modul adalah salah satu bahan ajar pelajaran ilmu


pengetahuan alam.
Namun, harus dipahami pula bahwa modul ini bukan
satu-satunya rujukan bagi siswa untuk melengkapi
pengetahuan tentang pengetahuan alam tersebut,
maka sangat disarankan untuk membaca buku
pengetahuan alam, ataupun ensikbpedia.
Semoga modul ini dapat menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menyenangkan,
sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung secara
efektif dan efisien. Semoga siswa dengan mempelajari
materi tentang sifat koligatif larutan non elektrolit dapat
memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/10/10
/203207369/sifat-koligatif
https://youtu.be/sb1ErW20nMs
https://www.google.com
https://www.nafiun.com/2013/01/sifat-koligatif-
larutan-elektrolit-dan-non

Anda mungkin juga menyukai