Nim : 2013016027
A. Orbital Molekul
Gambar 2.1 (a) interaksi konstruktif yang menghasilkan orbital molekul ikatan
sigma (b) interaksi destruktif yang menghasilkan orbital molekul antiikatan
sigma.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada orbital molekul antiikatan sigma
terdapat simpul (node) yang menyatakan kerapatan elektron nol, sehingga kedua inti
positif saling tolak-menolak.
Gambar 2.2 Tingkat energi orbital molekul ikatan dan antiikatan molekul H2
Penggunaan teori orbital molekul ini dapat diterapkan pada molekul- molekul lain
selain molekul H2. Hanya saja, jika dalam molekul H2 kita hanya perlu memikirkan
orbital 1s saja, maka pada molekul lain akan lebih rumit karena kita perlu
memikirkan orbital atom lainnya juga. Untuk orbital p, prosesnya akan lebih rumit
karena orbital ini dapat berinteraksi satu sama lain dengan cara yang berbeda.
Misalnya, dua orbital 2p dapat saling mendekat satu sama lain ujung ke ujung untuk
menghasilkan sebuah orbital molekul ikatan sigma dan orbital molekul antiikatan
sigma. Selain itu, kedua orbital p dapat saling tumpang tindih secara menyimpang
untuk menghasilkan orbital molekul pi (π2p) dan orbital molekul antiikatan pi (π*2p).
(a)
(b)
Gambar 2.3 (a) pembentukan satu orital molekul ikatan sigma dan satu orbital
molekul antiikatan sigma ketika orbital p saling tumpang tindih ujung-ke-ujung.
(b) ketika orbital p saling tumpang tindih menyamping, terbentuk suatu orbital
molekul pi dan suatu orbital molekul antiikatan pi.
Dalam orbital molekul sigma (sigma moleculer orbital) (ikatan atau antiikatan,
kerapatan elektron terkonsentrasi secara simetris di seputar garis antara kedua inti
atom-atom yang berikatan. Dua elektron dalam orbital molekul sigam membentuk
ikatan sigma. Dalam orbital molekul pi (ikatan atau antiikatan), kerapatan elektron
terkonsentrasi di atas dan di bawah garis imajineryang menghubungkan kedua inti atom
yang berikatan. Dua elektron dalam orbital molekul pi membentuk ikatan pi. Ikatan
rangkap duahampir selalu terdiri atas ikatan sigma dan ikatan pi, ikatan rangkap selalu
berupa ikatan sigma dengan dua ikatan pi (Chang, R, 1987).
B. Hibridasi
Salah satu contoh orbital hirbid sp2 diasumsikan terjadi pada Boron
trifluorida. Boron mempunyai 4 orbital tapi hanya 3 eletron pada kulit
terluar. Hibridisasi boron mengkombinasikan 2s dan 2 orbital 2p menjadi 3
orbital hybrid sp2 dan 1 orbital yang tidak mengalami hibridisasi. Skema
hibridisasi Boron adalah sebagai berikut : Orbital hybrid sp2 menjadi
bentuk trigonal planar dengan sudut ikatan 120.
III. Hibrid sp3
Hibridisasi sp3d pada PC15. Pada PCl5, atom pusat Pospor dengan
nomor atom P mempunyai konfigurasi electron valensi ls22s22p63s23p3.
Pada PC15 terdapat 5 ikatan kovalen, jadi Phospor harus mempunyai 5
orbital yang setengah penuh. Dengan menerima energy, konfigurasi
Phospor pada keadaan tereksitasi menjadi ls22s22p63s13p33d1 . oleh
karena itu terdapat 1 orbital s, 3 orbital p dan 1 orbital d yang akan
berhibridisasi membentuk 5 orbital hibrida sp3d. geometri yang terbentuk
dari orbital ini adalah trigonal piramida dengan sudut 120°.
b. Terdapat ikatan rangkap antara ion pusat dengan atom lain seperti HCN