Anda di halaman 1dari 36

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN III
SENYAWA HIDROKARBON

NAMA : SETIYAWATI INDAHSARI


NIM : 2013016027
KELOMPOK : 1 (SATU)
PRODI : S1 FARMASI 2020
ASISTEN : PUTRI RINJANI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
PERCOBAAN III
SENYAWA HIDROKARBON

A. Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : Selasa, 30 April 2021
Waktu : 07.30-10.30 WITA

B. Judul Praktikum
Senyawa Hidrokarbon

C. Tujuan Praktikum
Dapat mengetahui sifat-sifat dari hidrokarbon dan reaktifitas kimia
berdasarkan jenis senyawa hidrokarbon(jenuh, tak jenuh dan aromatis).

D. Dasar Teori
Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur
yaitu karbon dan hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa
hidrokarbon yaitu: hidrokarbon jenuh (saturated), hidrokarbon tak jenuh
(unsaturated), dan hidrokarbon aromatik. Pembagian ini berdasarkan atas
jenis ikatan antara karbon- karbon. Hidrokarbon jenuh hanya mengandung
ikatan tunggal karbo-karbon, hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan
karbon-karbon ganda, sedangkan hidrokarbon aromatik adalah kelompok
senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya berbeda dengan alkena. Sifat dari
kelompok senyawa ini secara umum dicirikan oleh benzene(Tim Dosen
Kimia Organik Unhas, 2013).
Berdasarkan penyusunannya dalam struktur hidrokarbon dibedakan
menjadi hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon alifatik
adalah senyawa organik yang tersusun oleh karbon dan hidrogen dalam
rantai terbuka. Hidrokarbon alifatik dapat berupa alifatik jenuh dan tidak
jenuh. Alifatik jenuh apabila di dalam struktur molekulnya hanya
mempunyai ikatan tunggal. Sedangkan alifatik tidak jenuh apabila di dalam
srtukturnya terdapat ikatan rangkap. Hidrokarbon alisiklik adalah senyawa
organik yang tersusun dalam suatu cincin atau rantai tertutup. senyawa
aromatik merupakan hidrokarbon yang tersusun dalam cincin yang memiliki
ketidakjenuhan yang tinggi dan memiliki aroma atau bau yang
khas(Wardiyah, 2016).
Senyawa organik berasal dari molekul hidrokarbon yang terdiri dari
atom karbon berbentuk rantai atau cicin dengan bermacam-macam ukuran.
Tiga set hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkena, alkane, dan
alkuna(Brady, 2010).

E. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia a. Menuang larutan.
b. Membuat larutan.
c. Mendidihkan larutan.
d. Mengukur volume larutan yang
tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.

(Wardiyah, 2016).
2. Tabung Reaksi Digunakan untuk mereaksikan zat,
Terbuka dapat dipa.naskan pada nyala api
oksidasi
(Wardiyah, 2016).

3. Rak Tabung Digunakan untuk menyimpan dan


meletakkan tabung reaksi yang
akan digunakan maupun yang
telah digunakan saat praktikum
(Rosi, 2019).
4. Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil
larutan dalam jumlah kecil
(tetesan) (Wardiyah, 2016).

5. Pipet Ukur a. Mengukur cairan atau larutan.


b. Mengambil cairan atau larutan.
c. Memindahkan sejumlah
volume cairan atau larutan.
(Kurniawati, 2018).

b. Bahan
No Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia
1. a. Berbentuk cair. a. Tidak dapat terbakar.
b. Tidak Berwarna. b. Tidak beracun,
c. Berat molekul : 18,0152 memiliki pH 7.
gr/mol. c. Tidak terjadi iritasi pada
d. Fase pada suhu kamar : kulit apabila kontak
Aqudes Liquid. langsung.
e. Warna : Tidak berwarna. (Khotimah, dkk., 2018)
f. Titik leleh : 0°C.
g. Titik didih : 10°C.
h. Titik beku : 13,5°C.
(Khotimah, dkk., 2018)
2. Asam oleat a. Massa molar : 282,4614 a. Tidak larut dalam air
gr/mol 2. b. Larut dalam methanol

b. Densitas : 0,895 gr/ml (CH3OH)


(Parhusip, Iswahyudi, &
c. Titik Beku : 13-14०C
Miskah, 2012)
(286 K)
d. Titik Didih : 360०C (633
K)
(Parhusip, Iswahyudi, &
Miskah, 2012)
3. Diklorometana a. Bersifat cairan a. Bersifat stabil
b. Berwarna bening b. Larut dalam alkohol

c. Titik didih : 40°C c. Mudah terbakar


d. Reaktif terhadap bahan
d. Berbau manis
oksidasi
e. Densitas uap : 2,9
e. Reaktif dengan logam
(Wijaya, 2018).
(Wijaya, 2018)

4. H2 SO4 (Asam a. Berbentuk cair. a. Korosif .


Sulfat). b. Massa molar sebesar b. Bersifat sangat polar.
98,08 g / mol. (Aura & Zainul,
c. Titik lebur 10 °C (283 2019)
K).
d. Titik didih 337 °C (610
K).
(Aura & Zainul, 2019)

5. I2 (Iodium) a. Berupa zat padat yang a. Mudah menyublim.


mengkristal. b. Sangat reaktif terhadap
b. Berkilat seperti logam. oksigen.
Berwarna hitam kelabu. c. Zat pengoksidasi.
Memiliki bau yang (Cholik, 2017).
menyengat.
c. Berat atom : 126,93.
d. Mendidih pada suhu
183°C.
e. Titik lebur : 144°C.
(Cholik, 2017).
6. Kloroform a. Berat molekul : 119,39 a. Pelarut semi-polar yang
g/mol memiliki nilai indeks
b. Wujud : cairan bening bias 1,45.
c. Titik didih : 61,2oC b. Pelarut yang efektif
d. Titik leleh : - 63,5oC untuk senyawa organik.
e. Densitas : 1,48 gr/cm3 c. Toxic.
f. Suhu kritis : 264 oC d. Mudah larut dalam
g. Specific gravity : 1,489. alkohol dan eter.

(Nugroho, 2013). (Nugroho, 2013).


7. KMnO4 (Kalium a. Merupakan garam yang a. Menghasilkan larutan
Permanganat) mengandung ion K+ dan berwarna merah muda
MnO4-. atau ungu Intens.
(Feronika, 2018). b. Pengoksidasi yang baik.
c. Korosif.
d. Larut dalam air.
(Feronika, 2018).
8. Minyak tanah a. Bersifat cair. a. Menghasilkan larutan
b. Tidak berwarna. berwarna merah muda
c. Titik didih : 175-284°C. atau ungu Intens.
(Hamri, 2018). b. Pengoksidasi yang baik.
c. Korosif.
d. Larut dalam air.
(Feronika, 2018).
9. n-heksana a. Berbentuk cair. a. Non-polar.
b. Tidak berwarna. b. Mudah menguap.
c. Berbau sedikit c. Mudah terbakar.
menyengat. (Apriliawati, 2019).
(Apriliawati, 2019).

10. Sikloheksana a. Berbentuk cair. a. Non-polar.


b. Rumus molekul : C6H12. b. Oksidasi fase cair
c. Berat molekul : 84,156 dengan udara
kg/mol. menggunakan katalis
d. Titik beku : 6,55°C. cobalt atau asam borak
e. Titik didih : 80,74°C. menghasilkan
f. Temperatur kritis : cyclohexanol dan
281°C. cyclohexanone.
(Priambodo, 2017). (Priambodo, 2017).

11. Toluena a. Berat molekul : 92,141 a. Toluena bereaksi dengan


g/mol asam nitrat membentuk

b. Bentuk : cair MNT

c. Titik didih : 110,63oC (Ma’aruf, 2014)

d. Titik beku : -94,97 oC


e. Densitas : 0,8665 g/ml
f. Suhu kritis : 318,65 oC
g. Tekanan kritis : 41,8 atm
(Ma’aruf, 2014)

F. PENGAMATAN
1. Uji Kelarutan

Ambil tabung reaksi yang telah


dibersihkan dan dikeringkan.

Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3


mL n-heksana, toluena, minyak tanah, asam
oleat, sikloheksana.

Kemudian di semua tabung ditambahkan 5


tetes aquades lalu dikocok. Amati dan catat
hasil pengamatan.

Lakukan hal yang sama pada bagian a-b,


selanjutnya masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes kloroform.

2. Uji 𝐾𝑀𝑛𝑂4

Ambil tabung reaksi yang telah dikeringkan


dan dibersihkan.

Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3


mL n-heksana, toluena, minyak tanah, asam
oleat, sikloheksana.

Kemudian disemua tabung ditambahkan


KMnO4 1% hingga warnanya tetap ada dan
tidak hilang. Amati dan catat hasil pengamatan
serta dihitung jumlah tetesan KMnO4 yang
digunakan.
3. Uji H2SO4

Ambil tabung reaksi yang telah dikeringkan


dan dibersihkan.

Tabung reaksi diisi masing-masing 3 mL n-


heksana, toluena, minyak tanah, asam oleat,
sikloheksana.

Kemudian disemua tabung ditambahkan


H2SO4 pekat 3 tetes.

Amati perubahan warna dan pegang tabung


serta rasakan apakah terjadi perubahan suhu.

4. Reaksi Adisi

Dibuat larutan I2 dalam kloroform sebanyak


15 mL, larutan dibagi kedalam 3 tabung reaksi
masing-masing 5 mL (larutan I2 dalam
kloroform akan berwarna merah muda
keunguan).

Tabung pertama ditetesi dengan asam oleat


dan tabung kedua kedua ditetesi dengan n-
heksana dan tabung ketiga ditetesi dengan
toluena.
Amati yang terjadi dan hitung jumlah tetesan
asam oleat, n-heksana dan toluene yang
diperlukan untuk menghilangkan warna merah
muda keunguan menjadi bening.

G. PENGAMATAN
a. Hasil Pengamatan

Tabel 1 (Kelarutan)

No. Sampel + + Hasil Pengamatan


Aquades Kloroform

n-heksana tidak larut saat diberi 5


1. n-heksana - +
tetes aquades. Namun larut saat
diberikan 5 tetes kloroform.

2. Sikloheksana - + Sikloheksana tidak larut saat diberi 5


tetes aquades. Namun larut saat
diberikan 5 tetes kloroform.

3. Toluena - + Toluena tidak larut saat diberi 5 tetes


aquades. Namun larut saat diberikan
5 tetes kloroform.
4. Minyak - + Minyak tanah tidak larut saat diberi 5
tanah tetes aquades. Namun larut saat
diberikan 5 tetes kloroform.

5. Asam oleat - + Asam oleat tidak larut saat diberi 5


tetes aquades. Namun larut saat
diberikan 5 tetes kloroform.

Tabel 2 (Uji KMnO4)

Pereaksi
No. Sampel Jumlah Hasil Pengamatan
Tetesan
KMnO4

1. KMnO4 2 tetes
n-heksana Larutan tidak tercampur merata,
terdapat endapan berwarna ungu di
permukaan bawah tabung.

2. KMnO4 2 tetes
Sikloheksana Larutan tidak tercampur merata dan
terdapat endapan kecoklatan serta
sedikit keruh.

3. KMnO4 2 tetes
Toluena Larutan tidak tercampur merata dan
terdapat endapan berwarna hitam.

4. KMnO4 2 tetes
Minyak Larutan tidak tercampur merata dan
tanah terdapat endapan berwarna ungu dan
ada sedikit warna kuning di sisi
paling bawah.
5. KMnO4 2 tetes
Asam oleat Larutan tidak tercampur merata dan
perubahan warna yang terjadi tetap
sama seperti awal yaitu berwarna
bening, menghasilkan endapan
berwarna hitam.

Tabel 3 (Uji H2SO4)

No. Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan

1. H2SO4
n-heksana Terbentuk endapan berwarna cokelat muda.

2. H2SO4
Sikloheksana Terbentuk endapan berwarna kuning cokelat dan
mengalami perubahan suhu menjadi hangat.

3. H2SO4
Toluena Tidak terdapat endapan.

4. H2SO4
Minyak Terdapat endapan berwarna oranye.
tanah

5. H2SO4
Asam oleat Terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
merah keunguan.
Tabel 4 (Reaksi Adisi)

No.
Sampel Pereaksi Jumlah Hasil Pengamatan
Tetesan

1. n- 30 tetesan Memudar menjadi warna


I2 dalam
heksana ungu bening.
kloroform

2. Asam 38 Memudar menjadi warna


I2 dalam
oleat tetesan coklat sedikit bening .
kloroform

3. Toluena 48 Memudar menjadi warna


I2 dalam
tetesan coklat.
kloroform

2. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan

No. Prosedur Hasil Pengamatan


Kerja
1. Kelarutan Aquades

Pada percobaan 1, terdapat 5 sampel yang diujikan yaitu n-


heksana, sikloheksana, Toluena, Minyak tanah, dan Asam oleat.
Jika diberikan 5 tetes aquades pada masing-masing sampel,
maka tidak akan terlarut dan akan terjadi 2 fase.

Kloroform

Sedangkan pada percobaan 2, terdapat 5 sampel yang diujikan


yaitu n-heksana, sikloheksana, Toluena, Minyak tanah, dan
Asam oleat. Ketika ditambahkan dengan 5 tetes kloroform maka
akan terlarut dan terjadi 1 fase.
2. Uji
KMnO4

Pada percobaan 2, terdapat 5 sampel yang diujikan yaitu n-


heksana, toluena, minyak tanah, asam oleat dan sikloheksana.

a. Tabung reaksi pertama berisi toluena diberi 2 tetesan


KMnO4 1% menghasilkan endapan berwarna ungu tua.
b. Tabung reaksi kedua berisi n-heksana diberi 2 tetesan
KMnO4 1% menghasilkan endapan berwarna merah
muda.
c. Tabung reaksi ketiga berisi minyak tanah diberi 2 tetesan
KMnO4 1% menghasilkan endapan berwarna merah hati.
d. Tabung reaksi keempat berisi sikloheksana diberi 2
tetesan KMnO4 1% menghasilkan endapan berwarna
coklat muda.
e. Tabung reaksi kelima berisi asam oleat diberi 2 tetesan
KMnO4 1% menghasilkan endapan berwarna coklat tua.
3. Uji H2SO4

Pada percobaan 3, terdapat 5 sampel yang diujikan yaitu n-


heksana, toluena, minyak tanah, asam oleat, dan sikloheksana.
a. Tabung reaksi pertama berisi asam oleat diberi 3 tetes H2SO4
pekat menghasilkan perubahan warna dari kuning menjadi
merah keunguan dan terjadi perubahan suhu menjadi lebih
hangat.
b. Tabung reaksi yang kedua berisi n-heksana diberi 3 tetes
H2SO4 pekat menghasilkan tidak adanya perubahan suhu dan
terbentuk endapan berwarna cokelat muda.
c. Tabung reaksi yang ketiga berisi sikloheksana diberi 3 tetes
H2SO4 pekat menghasilkan endapan berwarna kuning cokelat,
dan tidak mengalami perubahan suhu.
d. Tabung reaksi yang keempat berisi toluena diberi 3 tetes
H2SO4 pekat menghasilkan tidak terjadinya perubahan warna,
pembentukan endapan, tidak terjadi pencampuran senyawa,
namun terjadi perubahan suhu.
e. Tabung reaksi yang kelima berisi minyak tanah diberi 3 tetes
H2SO4 pekat dan terbentuk terbentuk endapan berwarna jingga,
dan suhu menjadi lebih hangat.
4. Reaksi
Adisi

Pada percobaan 4, dibuat I2 dalam kloroform sebanyak 15 mL,


larutan dibagi ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 5 mL.
a. Tabung reaksi pertama ditetesi oleh asam oleat, menghasilkan
warna coklat pudar sedikit bening.
b. Tabung kedua ditetesi oleh toluena, menghasilkan warna
coklat pudar.
c. Tabung ketiga ditetesi oleh n-heksana, menghasilkan warna
yang memudar menjadi ungu bening.

3. REAKSI
1. Kelarutan
a. n-heksana + aquades
C6H14 + H2O
C6H14 + 6H2O → 6CO + 13H2
Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa senyawa n-heksana
yang bersifat non-polar saat ditambahkan dengan 5 tetes aquades
yang bersifat polar maka akan menghasilkan keduanya tidak larut.
b. Sikloheksana + aquades
C6H12 + H2O
C6H12 + 6H2O →6CO + 12H2O
Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa senyawa sikloheksana
yang bersifat non-polar saat ditambahkan dengan 5 tetes aquades
yang bersifat polar maka cairan nya akan terpisah dan tidak larut.
c. Toluena + aquades
C7H8 + H2O
C7H8 + 7H2O→7CO + 11H2
Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa senyawa toluena yang
bersifat non-polar saat ditambahkan dengan 5 tetes aquades yang
bersifat polar maka cairannya terpisah dan tidak larut.
d. Minyak tanah + aquades
C12H26 + H2O
C12H26 + 12H2O→ 12CO + 14H2
Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa minyak tanah yang
bersifat non-polar saat ditambahkan dengan 5 tetes aquades yang
bersifat polar maka cairannya akan terpisah dan tidak larut.
e. Asam Oleat + aquades
C18H34O2 + H2O
C18H34O2 + 76H2O → 3C6H5O7 + 57H3O
Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa senyawa asam Oleat
yang bersifat non-polar saat ditambahkan dengan 5 tetes aquades
yang bersifat polar tidak akan larut dan membuat lapisan.
f. n-heksana + Kloroform
C6H14 + CHCl3 → 7CH2 + HCl3
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa n-heksana yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan, Karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut dengan
sempurna pada n-heksana.
g. Sikloheksana + Kloroform
C6H12 + 6CHCl3 → 12CH + 6HCl3
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa sikloheksana yang
ditambahkan. Kloroform tidak menghasilkan endapan, Karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut dengan
sempurna pada Sikloheksana.
h. Toluena + Kloroform
C7H8 + CHCl3 → 4C2H + HCl3
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa toluena yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan. Karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut dengan
sempurna pada toluena.
i. Minyak Tanah + Kloroform
C12H26 + CHCl3 → 13CH2 + HCl3
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa minyak tanah yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan, Karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut dengan
sempurna pada minyak tanah.
j. Asam Oleat + Kloroform
C18H34O2 + 4CHCl3 → 18CH2 + 4Cl3 + H2O
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa asam oleat yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan. Karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut dengan
sempurna pada asam oleat.

2. Uji 𝐾𝑀𝑛𝑂4

a. n-heksana + 𝐾𝑀𝑛𝑂4
2C6H14 + KMnO4 → 2C6H12 + KMnO2 +2H2O
Berdasarkan reaksi tersebut menghasilkan endapan berwarna ungu
dan larutan yang tidak tercampur rata. Hal ini dikarenan n-
heksana yang bersifat jenuh direaksikan dengan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang
bersifat jenuh sehingga tidak dapat bereaksi.
b. Sikloheksana +𝐾𝑀𝑛𝑂4
C6H12 + KMnO4 → C6H6 + KMnO4 + 4H2O
Berdasarkan reaksi di atas menghasilkan endapan kecoklatan dan
larutan yang tidak tercampur rata. Hal ini dikarenakan
sikloheksana yang bersifat jenuh direaksikan dengan KMnO4
yang bersifat tak jenuh sehingga tidak dapat bereaksi.
c. Toluena + 𝐾𝑀𝑛𝑂4
C7H8 + 2KMnO4 → KC7H5O2 + 2MnO2 + KOH + H2O
Berdasarkan reaksi tersebut menghasilkan endapan ungu pekat
dan larutan yang tidak tercampur rata. Hal ini dikarenakan toulena
yang bersifat tak jenuh yang direaksikan dengan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang
bersifat tidak jenuh maka akan larut.
d. Minyak Tanah + 𝐾𝑀𝑛𝑂4
3C12H26 + 2KMnO4 + 4H2O → 3C12H26(OH)2 + 2MnO2 + 2KOH
Berdasarkan reaksi tersebut menghasilkan endapan berwarna ungu
dan sedikit kuning pada sisi paling bawah. Hal ini dikarenakan
minyak tanah bersifat jenuh dan jika di reaksikan dengan 𝐾𝑀𝑛𝑂4
yang bersifat tak jenuh.
e. Asam Oleat + 𝐾𝑀𝑛𝑂4
C18H34O2 + KMnO4 → K2SO4 + H2O + CO2 + MnSO4
Berdasarkan reaksi tersebut menghasilkan endapan berwarna
hitam dan larutan yang tidak tercampur rata. Hal dapat diketahui
bahwa asam oleat bersifat tak jenuh dan jika di reaksikan dengan
𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang bersifat tak jenuh.

3. Uji 𝐻2 𝑆𝑂4
a. n-heksana + 𝐻2 𝑆𝑂4
3𝐶6 𝐻14 + 7𝐻2 𝑆𝑂4 → 3𝐶6 + 28𝐻2 𝑂 + 7S
Tidak menghasilkan reaksi kimia karena n-heksana bersifat non polar
dan 𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat polar, hal yang terjadi hanya menjadi panas atau
mengalami reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi kimia
yang membebaskan atau melepaskan kalor. Pada percobaan tersebut
terjadi reaksi eksoterm buatan karena hasil percobaan dari laboratorium.
b. Sikloheksana + 𝐻2 𝑆𝑂4
𝐶6 𝐻12 + 6𝐻2 𝑆𝑂4 → 6𝑆𝑂2 + 6C + 12𝐻2 𝑂
Pada sikloheksana tidak menghasilkan reaksi kimia karena sikloheksana
termasuk senyawa alifatik yang bersifat non polar dan 𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat
polar. Pada saat sikloheksana ditambahkan dengan 𝐻2 𝑆𝑂4, sikloheksana
tidak menunjukan perubahan yang signifikan karena tidak bereaksi dan
suhu tetap normal. Namun, terbentuk endapan.
c. Toulena + 𝐻2 𝑆𝑂4
𝐶7 𝐻8 4𝐻2 𝑆𝑂4 → 4𝑆𝑂2 + 7C + 8𝐻2 𝑂
Tidak menghasilkan reaksi kimia karena toluena bersifat non polar dan
𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat polar, hal yang terjadi hanya menjadi panas atau
mengalami reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi kimia
yang membebaskan atau melepaskan kalor. Pada percobaan tersebut
terjadi reaksi eksoterm buatan karena hasil percobaan dari laboratorium.
d. Minyak tanah + 𝐻2 𝑆𝑂4
2𝐶12 𝐻26 37𝐻2 𝑆𝑂4 → 24𝐶𝑂2 + 37SO + 63𝐻2 𝑂
Tidak menghasilkan reaksi kimia karena minyak tanah bersifat non
polar dan 𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat polar, hal yang terjadi hanya menjadi panas
atau mengalami reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi
kimia yang membebaskan atau melepaskan kalor. Pada percobaan
tersebut terjadi reaksi eksoterm buatan karena hasil percobaan dari
laboratorium.
e. Asam oleat + 𝐻2 𝑆𝑂4
𝐶18 𝐻34 𝑂2 𝐻2 𝑆𝑂4 → 18CO + 4SO + 18𝐻2 𝑂
Asam oleat adalah asam lemak tidak jenuh yang termasuk
lemak/minyak dan bersifat nonpolar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut nonpolar juga, yaitu heksana, petroleum eter, atau dietil eter.
Sedangkan 𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat polar. Hal tersebut membuat asam oleat
tidak dapat bereaksi dengan 𝐻2 𝑆𝑂4 karena senyawa polar hanya larut
dengan baik dalam pelarut yang polar dan senyawa non polar dapat
larut dengan baik juga pada pelarut non polar. Pada asam oleat
direaksikan dengan 𝐻2 𝑆𝑂4 menimbulkan rasa panas atau suhu tersebut
panas dan terbentuk warna hitam pekat

4. Reaksi Adisi
a. Asam Oleat + I2
2C18H34O2 + I2 → 2C18H33O2 + 2HI
Asam oleat merupakan senyawa kimia yang merupakan asam lemak tak
jenuh ikatan rangkap yang bereaksi dengan iodin, asam oleat dengan
tingkat tak jenuhan yang tinggi akan mengikat iodin dalam jumlah yang
besar sehingga pada larutan asam oleat mengalami perubahan warna
menjadi bening kecoklatan.
b. n-hekasana + I2
2C6H14 + I2 → 2C6H13 + 2HI
Heksana merupakan alkana yang bersifat jenuh, sehingga mempunyai
siat yang sukar bereaksi dibandingkan senyawa lain. Hal ini akan
menimbulkan gas dan larutan akan berubah menjadi kuning karena
mengalami reaksi subtitusi.
c. Toluena + I2
6C7H8 + 10I2 7C6H5I + 13HI
Toluena merupakan senyawa non polar, senyawa ini mampu
melarutkan iodin karena keduanya merupakan senyawa non polar.

H. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan
tingkat kepolarannya dari kelima sampel yang digunakan, urutan sifat
senyawa dari tingkat paling non polar yaitu n-heksana, sikloheksana,
toluene, minyak tanah, dan asam oleat. Hal tersebut dikarenakan untuk
melihat kepolaran suatu senyawa dapat dilihat dari struktur yang dimiliki.
Selain itu juga dapat dilihat dari densitas sampel tersebut. Berdasarkan
Jenuh atau tak jenuhnya dari kelima sampel yang digunakan, yaitu :
n-heksana, termasuk hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal
antar karbonnya dan memiliki rumus C6H14 yang merupakan hidrokarbon
jenuh. Sikloheksana merupakan salah satu contoh dari sikloalkana dengan
rumus C6H12 yang membentuk seperti siklus. Sikloalkana disebut
hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal antar karbonnya. Maka
minyak tanah ini termasuk kedalam hidrokarbon jenuh. Asam oleat
Merupakan bagian dari minyak yang berbentuk cair yang disebut olein,
maka dapat disimpulkan asam oleat yang memiliki rumus struktur C18H34O2
merupakan jenis senyawa hidrokarbon tak jenuh. Toluena merupakan
turunan dari benzena dengan rumus C7H8. Benzena merupakan senyawa
kimia hidrokarbon aromatik dengan rantai tertutup dan termasuk kedalam
hidrokarbon tidak jenuh, tetapi, senyawa tersebut dapat larut dengan
senyawa non polar seperti kloroform.Untuk mengetahui senyawa yang
bersifat jenuh dan tak jenuh serta oksidasi larutan maka diperlukan reaksi
dengan KMnO4, dapat diketahui bahwa n-Heksana bersifat jenuh jika
direaksikan dengan KMnO4 yang tidak jenuh tidak dapat menghasilkan
reaksi, sikloheksena bersifat jenuh yang bersifat jenuh jika direaksikan
dengan KMnO4 yang tidak jenuh maka tidak akan bereaksi, toluene yang
bersifat tak jenuh akan dapat bereaksi dengan KMnO4 yang tak jenuh
minyak tanah yang bersifat jenuh tidak akan bisa bereaksi dengan KMnO 4
yang tak jenuh, dan asam oleat yang bersifat tak jenuh akan dapat bereaksi
dengan KMnO4. Lalu untuk mengetahui senyawa alifatik dan aromatik
maka sampel direaksikan dengan H2SO4, dan hasilnya adalah n-Heksana
adalah senyawa alifatik, sikloheksana adalah senyawa alifatik, toluena
adalah senyawa aromatik, asam oleat adalah senyawa alifatik, dan minyak
tanah termasuk senyawa alifatik. Dan yang terakhir adalah reaksi adisi, yang
dilakukan dengan mereaksikan larutan dengan I2 , sampel yang direaksikan
adalah asam oleat, n-heksana dan toluena.

I. KESIMPULAN
Setelah melakukan pecobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
Senyawa alifatik jenuh tidak akan bereaksi (sulit bereaksi) jika direaksikan
baik dengan halogen, asam sulfat, asam nitrat, dan alkohol, karena sifat nya
yang jenuh dan tidak lagi bisa mengalami reaksi adisi ataupun substitusi.
Senyawa aromatik (benzena) dapat direaksikan dengan asam nitrat (nitrasi),
asam sulfat (sulfonasi), halogen (substitusi halogen) karena ikatan rangkap
yang beresonansi. Dari sampel senyawa polar tidak akan bias bereaksi
dengan senyawa non polar, selain itu untuk mengetahui senyawa tersebut
jenuh atau tidak maka dilakukan pereaksian dengan KMnO4, lalu untuk
mengetahui senyawa aromatik dan alifatik, sampel direaksikan dengan
H2SO4 dan yang terakhir untuk mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal maka dibutuhkan reaksi adisi dengan menggunakan I2.

J. DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, 2013, Kimia Organik, Unhas, Makassar


Wardiyah. 2016. KIMIA ORGANIK. Jakarta Selatan: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Brady, J. E. 2010. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Satu.
BinarupaAksara. Jakarta.
Rosi, P. D. 2019. Alat-Alat Laboratorium. Sukoharjo: Graha Printama
Selaras.
Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta Selatan: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniawati, D. 2018. Menggunakan Alat Ukur di Laboratorium. Surakarta:
Aksarra Sinergi Media.
Aura, S. M., & Zainul, R. 2019. Karakterisasi dan Interaksi Molekular
Asam Sulfat.
Khotimah, H., Anggraeni, E. W., & Setianingsih, A. 2018. Karakterisasi
Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal
Chemurgy, 1(2), 34-38.
Parhusip, R., Iswahyudi., & Miskah, S. (2012). Pengaruh Waktu Reaksi dan
Penambahan Katalis pada Pembuatan Gliserol Monooleat dari
Gliserol dan Asam Oleat. Jurnal Teknik Kimia, 18(1), 54-59.
Wijaya. A. (2018). Sintesis Cairan (Ionic Liquid) 1-Etil-3-Metilimidazolium
Asetat [EMIM] Ac Menggunakan Metode One Pot dengan Variasi
Volume dan Jenis Solven.
Cholik, Intan Nabiela. 2017. PERBEDAAN KADAR KIO3 TELUR ASIN
BERDASARKAN METODE DAN LAMA PEMASAKAN.
Nugroho, D. W. (2013). Prarancangan Pabrik Kloroform Dari Aseton Dan
Kaporit Kapasitas 25.000 Ton/Tahun (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Feronika, Nur Intan, Rahadian Zainul. 2018. Kalium Permanganat:
Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam Air.
Hamri. 2018. SORBITOL-OLEAT POLIESTER: PRODUKSI, SIFAT
FISIKOKIMIA, DAN PERUBAHANNYA SELAMA
PENGGORENGAN. Jurnal Teknologi. Vol. 13, No.1, Hal. 1842-
1846.
Apriliawati, Aldiala. 2019. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
ETANOL UMBI Eleutherine palmifolia L TERHADAP
Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI
CAKRAM.
Priambodo, Anton, Tri Widayatno, Eni Budiyati. 2017. Prarancangan
Pabrik Sikloheksana Dengan Proses Hidrogenasi Benzena
Kapasitas 30.000 Ton Per Tahun.
Ma’ruf, A. (2014). Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena Dari Toluena
Dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 50.000
Ton/Tahun (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
K. JAWABAN SOAL
No. Soal-soal
1. Soal Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon dapat larut dalam senyawa
Diklorometana (nonpolar) sedangkan tidak larut dalam aquades (polar)?
Jawaban Karena senyawa hidrokarbon umumnya bersifat nonpolar. Senyawa
kovalen nonpolar memiliki ikatan yang kuat sehingga tidak dapat
terionisasi dalam air (polar). Hal tersebut mengakibatkan tidak ada ion-
ion yang mampu melepas dan menangkap elektron (Wulandari, Margono,
& Qurniawati, 2016).
Referensi Wulandari, E. T., Margono, N. Y., & Qurniawati, A. (2016). Kimia
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester
2. Klaten: Intan Pariwara.
2. Soal Tuliskan struktur kimia dari senyawa n-heksana, sikloheksana, toluena,
asam oleat, diklorometana!
Jawaban a. Struktur n-heksana

b. Struktur sikloheksana
c. Struktur toluene

d. Struktur asam oleat


e. Struktur diklorometana

Referensi National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem


Compound Summary for CID 6344, Dichloromethane. Retrieved
April 18, 2021 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Dichloromethane.
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem
Compound Summary for CID 8078, Cyclohexane. Retrieved April
18, 2021 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cyclohexane.
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem
Compound Summary for CID 8058, Hexane. Retrieved April 18,
2021 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Hexane.
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem
Compound Summary for CID 445639, Oleic acid. Retrieved April
18, 2021 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Oleic-
acid.
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem
Compound Summary for CID 1140, Toluene. Retrieved April 18,
2021 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Toluene.
3. Soal Apa yang mempengaruhi kepolaran suatu senyawa!
Jawaban Menurut Wulandari, dkk (2016), kepolaran suatu senyawa dipengaruhi
oleh beberapa faktor berikut.

a. Jumlah momen dipol

Jika momen dipol suatu senyawa = 0, maka senyawa tersebut bersifat


nonpolar. Sedangkan, jika momen dipol suatu senyawa tidak sama dengan
0, maka senyawa tersebut bersifat polar. Besarnya momen dipol dapat
dihitung dengan: μ = d × l

keterangan:

μ = momen dipol dalam Debye (D)


d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)

l = jarak dalam cm

b. Bentuk molekul

Jika bentuk molekul suatu senyawa simetris, maka senyawa tersebut


bersifat nonpolar. Sedangkan, jika bentuk molekul senyawanya tidak
simetris, biasanya senyawa tersebut bersifat polar. Jika kedua unsur
tersebut sejenis, ikatannya nonpolar. Contohnya H2 dan Cl2. Jika
kedua unsur tersebut tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.
Contohnya HCl dan HBr.

c. Jika molekul terdiri atas dua buah unsur.

1) Jika kedua unsur itu sejenis, ikatannya nonpolar.

Contoh: H2 dan Cl2.

2) Jika kedua unsur itu tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.

Contoh: HCl dan HBr.

d. Jika molekul terdiri atas tiga atau lebih unsur yang berbeda.

1. Jika atom yang berada di tengah molekul (atom pusat) mempunyai


pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron berikatan
akan tertarik ke salah satu atom, senyawanya bersifat polar.
Contoh: H2O dan NH3.

2. Jika atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas


sehingga pasangan elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom,
senyawanya bersifat nonpolar.

Contoh: CH4 dan CO2.


f. Perbedaan keelektronegatifan.

Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya, kepolaran


senyawa semakin besar.

(Wulandari, Margono, & Rufaida, 2016)


Referensi Wulandari, E. T., Margono, N. Y., & Qurniawati, A. (2016). Kimia
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester
2. Klaten: Intan Pariwara.
Wulandari, E. T., Margono, N. Y., & Rufaida, A. D. (2016). Kimia
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Kelas X Semester 1. Klaten:
PT Intan Pariwara.
4. Soal Senyawa KMnO4 termasuk oksidator, apakah yang dimaksud oksidator?
Jawaban Menurut Wismono (dalam Nurlela dkk, 2017), oksidator adalah zat yang
dapat mengoksidasi atau menyebabkan zat lain mengalami reaksi
oksidasi. Dengan kata lain, oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
Referensi Nurlela, Mawardi, & Kurniati, T. (2017). Kajian Miskonsepsi Siswa
Melalui Tes Multiple Choice Menggunakan Certainty of Response Index
(CRI) Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MIPA SMAN 1
Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah, 5(2), 225-238.
5. Soal Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan
KMnO4? Jelaskan!
Jawaban Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna) dapat mengalami
reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau tiga lainnya. KMnO4 hanya
dapat mengoksidasi hidrokarbon tak jenuh yaitu, dengan uji bayer.
Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4
disebabkan adanya reaksi ion MnO4 dengan alkena atau alkuna yang
membentuk glikol (diol) dan endapan berwarna coklat dari MnO2.
(Produk yang dihasilkan adalah glikol atau 1,2-diol).
Referensi Sikanna, R. 2016. Analisis Kualitatif Kandungan Formalin pada Tahu
yang dijual dibeberapa Pasar di Kota Palu. Jurnal Kimia. Vol. 2, No.
2: 85-90.
Rahayu, E. A. 2013. Pengaruh Model Gi Berbasis Praktikum pada Hasil
Belajar Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X SMAN 1 Semarang.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Negeri Semarang.
6. Soal Sama halnya dengan KMnO4, asam sulfat merupakan suatu oksidator
kuat. Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi
dengan H2SO4? Jelaskan!
Jawaban Pada uji asam sulfat dihasilkan suatu senyawa alkil hidrosulfat yang
diperoleh dari suatu alkana (hidrokarbon jenuh). Hal ini menunjukkan
bahwa alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam
sulfat walaupun dalam jumlah sedikit atau terjadi rekasi pengsulfonatan.
Senyawa bersifat nonpolar dan asam sulfat adalah pengoksidasi kuat yang
bersifat polar sehingga sulit untuk bereaksi (Azaniah, 2013).
Referensi Azaniah, A. 2013. Reaksi Pengenalan Hidrokarbon. Jakarta: Institut
Sains dan Teknologi Nasional.
7. Soal Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi!
Jawaban Reaksi adisi merupakan reaksi penambahan molekul sederhana seperti
(𝐻2 , 𝐶𝐻2 , 𝐻𝐶𝑙, 𝑑𝑎𝑛 𝐻2 𝑂. Kedalam senyawa dengan ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga.
(Warsito, 2018).
Referensi Warsito. 2018. Derevatisasi Sitronelal. Malang : UB
Press.
8. Soal Mengapa hidrokarbon tak jenuh dapat diadisi oleh I2 sedangkan
hidrokarbon jenuh tidak bisa? Jelaskan!
Jawaban Karena reaksi adisi adalah penambahan suatu atom pada ikatan rangkap
sehingga terjadi pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa dengan ikatan rangkap
sehingga dapat diadisi oleh I2. Jika unsur halogen direaksikan terhadap
senyawa alkena dan alkuna maka akan terjadi reaksi adisi. Sedangkan,
senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa dengan ikatan tunggal
sehingga tidak bisa diadisi oleh I2. Jika unsur halogen direaksikan dengan
alkana yang terjadi adalah reaksi substitusi (penukaran).
Referensi Warsito. 2018. Derevatisasi Sitronelal. Malang: UB Press.
9. Soal Tuliskan reaksi antara senyawa asam oleat dengan H2SO4, KMnO4 dan I2 .
Jawaban
a. H2SO4
Reaksi esterifikasi asam oleat dengan H2SO4 yaitu dapat
meningkatkan berat molekul berarti dalam kata lain terjadi reaksi
polimerisasi dengan kekuatan asam sulfat

Reaksi Asam Oleat dengan H2 SO4


CH3 − (CH2 )7 − CH ≡ CH − (CH2 )7 − COOH + H2 SO4
→ CH3 − (CH2 )7 − CH − CH − (CH2 )7 − COOH
| |
H H2 SO3

b. KMnO4
Terjadi reaksi oksidasi KMnO4 yang memotong ikatan rangkap dari
asam oleat yang bisa menghasilkan senyawa asam karboksilat.
Reaksi Asam Oleat dengan KMnO4
• H3 C − (CH2 )7 − C = CH − (CH2 )7 − COOH → H3 C
−(CH2 )7 − CH − C − (CH2 )7 − COOH
| ||
OH O
• H3 C − (CH2 )7 − CH − C − (CH2 )7 − COOH →
| ||
OH O
H3 C − (CH2 )7 − COOH + HOOC − (CH2 )7 − COOH
Asam Permanganat Asam Asetat

c. I2
Reaksi asam oleat terhadap I2 yaitu terjadinya reaksi adisi. Jumlah iod
yang diabsorpsi menunjukkan derajat ketidakjenuhan lemak atau
minyak, semakin banyak iodium yang diserap maka semakin banyak
ikatan rangkap atau semakin tidak jenuh minyak atau lemak tersebut.
Reaksi dengan I2
CH3 − (CH2 )7 − CH − CH − (CH2 )7 − COOH + I2 →
|
H
CH3 − (CH2 )7 − C − C(CH2 )7 − COOH
|
I
Referensi Handayani, A. S., Marsudi, S., Nasikin, M., & Sudibandriyo, M. (2019).
Reaksi esterifikasi asam oleat dan gliserol menggunakan katalis
asam. Jurnal Sains Materi Indonesia, 102-105
Mamuaja, C. F. (2017). Lipida.Manado: Unsrat Press
Wulandary Sulthan, D. (2017). Modifikasi Struktur Triasilgliserida dari
Minyak Kopra Menggunakan Reaksi Oksidasi Dengan Variasi Waktu
Reaksi KMnO4 Untuk Produksi Biodiesel (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
10. Soal Dari hasil percobaan diatas, golongkan senyawa sampel kedalam
penggolongan hidrokarbon (hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak
jenuh)!
Jawaban a. n-heksana
n-termasuk kedalam alkana yang memiliki rangkap tunggal. Alkana
disebut hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal antar
carbonnya (wardiyah, 2016). Maka dapat disimpulkan bahwa n-
heksana yang memiliki rumus C6H14 adalah hidrokarbon jenuh.
b. Sikloheksana
Sikloheksana merupakan salah satu contoh dari sikloalkana dengan
rumus C6H12 yang membentuk seperti siklus. Sikloalkana disebut
hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal antar carbonnya.
Maka sikloheksana ini termasuk kedalam kelompok hidrokarbon
jenuh.
c. Minyak tanah
Minyak tanah merupakan salah satu contoh dari alkana dengan rumus
C12H26 hingga C15H32. Alkana disebut hidrokarbon jenuh karena
memiliki ikatan tunggal antar carbonnya. Maka minyak tanah ini
termasuk kedalam hidrokarbon jenuh.
d. Asam oleat
Merupakan turunan dari benzena dengan rumus C7H8. Toluena
merupakan salah satu senyawa hidrokarbon aromatik, yaitu zat yang
tidak berwarna, cairannya mudah terbakar dan memiliki aroma yang
khas. Benzena merupakan senyawa kimia hidrokarbon aromatik
dengan rantai tertutup dan termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh.
Maka toluena ini termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh.
e. Toluena
Toluena merupakan turunan dari benzena dengan rumus C7H8.
Benzena merupakan senyawa kimia hidrokarbon aromatik dengan
rantai tertutup dan termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh Maka
toluena ini termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh.
Referensi Nauli, M., Ashar, T., & Lubis, R.(2019) Paparan toluen di udara ambien
industri percetakan terhadap kadar hippuric acid urin pada
pekerja industri percetakan di Kota Medan. Jurnal Berita
Kedokteran Masyarakat, 35(6), 233-236.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta: Kemenkes.
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 19 April 2021


Asisten Praktikum, Praktikan,

Putri Rinjani Setiyawati Indahsari


NIM. 1713015147 NIM. 2013016027

Anda mungkin juga menyukai