Disusun oleh:
Nama/NIM : 1. Yulita Kirana Dewi (19/440740/FA/12117)
2. Adysti Wahyu Lestari (19/441502/FA/12119)
3. Ajeng Fadilla Davitria (19/441504/FA/12121)
4. Alya Salsanabilla (19/441508/FA/12125)
Kelas/Golongan : A/IV-A
Hari/Jam Praktikum : Senin/13.00-16.50
Tanggal Praktikum : 8 November 2020
Dosen Pembimbing : Apt. Rina Kuswahyuning, M.Si. Ph.D.
Asisten Praktikum : Dita Listya Chairunnisa
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Judul : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet: Uji Waktu Hancur Dan Uji Disolusi Tablet
B. Tujuan :
C. Alat
1. Neraca Analitik
Merk : MT-TS Analytical Balance
Kemampuan : Neraca analitik dengan merk MT-TS Analytical Balance dapat
menimbang dengan akurasi hingga 0,0001g
Jenis : Neraca analitik
Tipe : Automatic
Spesifikasi :
a. Kapasitas hingga 320 g
b. Layar touchscreen 11 inch
c. Penyimpanan dapat berupa pdf, word, excel, dll
d. Mesin yang presisi dan kokoh
e. Mudah dan dapat terhubung internet
f. Mudah dibersihkan
Gambar:
(Anonim, 2020).
2. Disintegration Tester
Merk : Disintegration tester BJ-2
Kemampuan : Alat ini berguna untuk mengukur kekerasan suatu obat dengan
melakukan pemecahan sediaan padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengukur
waktu hancurnya.
Jenis : Alat uji waktu hancur tablet
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Tersedia dua tempat penghancur
b. Nacelle back and forth : 30-32 menit
c. Lebar waktu mesin 1-120 menit
d. Power mesin 220V/50Hz/600W
Gambar:
(Anonim, 2020).
3. Dissolution Tester tipe II
Merk : Dissolution tester RC-6
Kemampuan : Alat uji ini digunakan untuk mengukur kelarutan obat zat padat maupun
semi padat. Mudahnya alat ini berperan sebagai simulasi lambung di luar
tubuh manusia. Alat uji ini bekerja dengan melarutkan obat dan
mengukur konsentrasi obat yang larut dalam cairan tubuh (simulasi).
Jenis : Alat uji disolusi
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Jangkauan kecepatan 20-200 rpm
b. Akurasi kecepatan ±2 rpm
c. Jangkauan temperature Rt-45oC
d. Stabilitas temperature ±0,3oC
e. Preset time 1-999 menit
f. Kapasitas power 220V/50Hz/1200W
Gambar:
(Anonim, 2020).
4. Spektrofotometri UV-Visibel
Merk : Spektofotometer UV-vis Genesys 10S
Kemampuan : Alat spektofotometer UV-vis merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi/kadar suatu larutan (dalam praktikum ini larutan
kadar obat) dengan mengukur serapan cahaya yang diteruskan dari
larutan
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Akurasi panjang gelombang 1nm
b. Dilengkapi USB
c. Bandwith spectral 1,8 nm
d. Detektor dual silicon photodies
e. Jangkauan Panjang gelombang 190-1100 nm
Gambar:
(Anonim, 2020).
D. Bahan
1. Kaptopril
Spesifikasi
a. Nama resmi : Captoprilum
b. Nama lain : Kaptopril
c. Rumus Molekul : C9H15NO3
d. Berat Molekul : 217,28
Sifat Fisika dan Kimia
Penyimpanan : pada wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : inkombatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
a. Bentuk fisik : serbuk, granul-granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan
ukuran dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
b. Bau : tidak berbau
c. Rasa : tidak berasa
d. Warna : berwarna putih
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10% pada 37°C
Stabilitas : stabil tapi higroskopis
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Kelarutan : mudah mengalir dan higroskopis
d. Titik lebur : 200°C
Penyimpanan : wadah tertutup baik
Fungsi : disintegran
Fungsi : glidant
(Anonim, 1995).
6. Magnesium stearate
Spesifikasi
F. Perhitungan Data
1. Data Jurnal
a. Waktu Hancur
Formula Waktu Hancur (Menit)
I 14,48
II 13,26
III 12,09
IV 1,90
V 15,0
b. Disolusi
Kadar terdisolusi (%) ± SD
Waktu
F1 FII FIII FIV FV
3 87,32±5,17 64,43±12,80 33,28±7,83 59,66±3,59 25,44±3,03
5 87,26±1,94 76,31±5,69 51,65±12,36 84,81±9,38 35,33±14,8
7 87,27±3,49 77,07±2,03 69,50±18,22 94,94±2,18 32,90±5,09
10 87,32±1,43 77,54±3,78 73,44±3,96 101,6±7,90 41,13±1,69
15 87,27±2,82 80,13±6,81 78,09±5,27 117,2±17,1 59,62±8,35
20 85,63±3,62 80,63±4,76 90,65±4,81 100,5±11,1 65,25±7,04
30 81,94±4,41 79,05±5,10 71,63±20,30 99,48±8,35 68,06±0,57
2. Data Simulasi
a. Data simulasi hasil pengujian waktu hancur tablet
Saudara bekerja di bagian Kontrol Kualitas (QC) suatu industri farmasi, diminta
untuk menguji waktu hancur tablet antalgin. Diperoleh hasil bahwa waktu hancur keenam
tablet antalgin adalah sebagai berikut (data simulasi):
Tablet Waktu Hancur (Menit)
1 17
2 8
3 11
4 7
5 5
6 14
Tugas:
1) Tentukan waktu hancur tablet dan lakukan interpretasi data (dari data simulasi di
atas).
2) Apakah waktu hancur tablet antalgin memenuhi persyaratan yang ada? Jelaskanlah!
Perhitungan
1) Waktu hancur tablet yang dipilih adalah waktu hancur terlama, yaitu 17 menit.
Berdasarkan waktu hancur tersebut, tablet parasetamol yang diuji belum memenuhi
syarat, meskipun rata-rata waktu hancur pada data simulasi adalah 10.33 menit.
Waktu hancur terlama dipilih untuk merepresentasikan waktu hancur tablet secara
keseluruhan. Tablet parasetamol belum memenuhi persyaratan waktu hancur,
sehingga pengujian harus diulangi dengan 12 tablet lainnya. Hasil akhir pada
pengujian ulang adalah tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
2) Waktu hancur tablet antalgin pada data simulasi didasarkan pada waktu hancur tablet
tidak bersalut, yaitu tidak lebih dari 15 menit. Namun, waktu hancur tablet yang
didapatkan adalah 19 menit, sehingga tablet tersebut tidak memenuhi persayaratan
waktu hancur menurut Farmakope.
b. Data simulasi hasil pengujian disolusi
PETUNJUK
1) Lakukan prosedur uji disolusi sesuai jenis zat aktif dan tablet yang sudah Anda
produksi pada Topik 3.
2) Larutan sample hasil uji disolusi kemudian ditetapkan kadarnya dengan
spektrofotometer dan diperoleh nilai absorbansi sebagai berikut:
menit ke- Absorbansi
5 0.219
10 0.327
15 0.354
20 0.368
30 0.377
45 0.379
60 0.413
90 0.468
Keterangan:
Persamaan kurva baku: Y=0,134 x +0,00001.
Sampel obat yang terlepas ke medium diambil pada menit ke-5, 10, 15, 20, 30, 45, 60,
dan 90 sebanyak 5 mL. Medium yang terambil digantikan dengan medium baru dengan
volume yang sama sehingga volume medium selalu konstan. Volume medium disolusi
adalah 900 mL.
PERTANYAAN
Berdasarkan data pada tabel di atas, tentukanlah:
1) Banyaknya obat yang terlepas dalam tiap waktu pengambilan sample ;
2) Tentukan nilai Q dan nilai DE sesuai zat aktif dalam tablet yang sudah Anda uji
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi sediaan tablet.
Perhitungan Data
1) Banyaknya obat yang terlepas
a) Penentuan nilai x
t=0,134 x +0.0001
0.219−0.0001
t(5) : = 1,634 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
0.327−0.0001
t(10) : = 2,440 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
0.354−0.0001
t(15) : = 2,641𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
0.368−0.0001
t(20) : = 2,746𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
0.377−0.0001
t(30) : 0.134
= 2,813 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.379−0.0001
t(45) : = 2,828𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
0.413−0.0001
t(60) : 0.134
= 3,081 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.468−0.0001
t(90) : = 3,492 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.134
2.5
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100
b) Perhitungan AUC
𝑡𝑛 − 𝑡𝑛−1
AUCn = (𝑄 + 𝑄𝑛−1 ) × ( )
2
5−0
AUC5 = (0,294 + 0) × ( ) = 0,735 mg menit / mL
2
10 − 5
AUC10 = (0,441 + 0,294) × ( ) = 1.8375 mg menit / mL
2
15 − 10
AUC15 = (0,478 + 0,441) × ( ) = 2.2975 mg menit / mL
2
20 − 15
AUC20 = (0,497 + 0,478) × ( )= 2,4375 mg menit / mL
2
30−20
AUC30 = (0,509 + 0,497) × ( )= 5,03 mg menit / mL
2
45 − 30
AUC45 = (0,512 + 0,509) × ( )= 17,6575mg menit / mL
2
60 − 45
AUC60 = (0,557 + 0,512) × ( )= 8,0175 mg menit / mL
2
90− 60
AUC90 = (0,632 + 0,557) × ( ) = 17.835 mg menit / mL
2
= 0,411%
Kriteria untuk persen disolusi agar tablet memenuhi syarat yaitu kadar obat
terlarut dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Anonim, 2014).
Sehingga tablet antalgin tidak memenuhi syarat sesuai farmakope.
I. Daftar Pustaka
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Murtini, G., dan Elisa, Y., 2018, Teknologi Sediaan Solid, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Shargel, L., dkk., 2005, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi Kedua,
Airlangga University Press, Surabaya.
Siregar, C.J.P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Sugiyanto, K.C., dkk, 2017, Evaluasi Hasil Keseragaman Ukuran, Keregasan dan Waktu
Hancur Tablet Salut Film Neuralgad Produksi Lafi Ditkesad Bandung, STIKES
Cendekia Utama Kudus, Bandung.
Sulaiman, T. N. S., 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat, Fakultas Farmasi UGM,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
A. Spesifikasi Alat
C. ACC Dosen
Saudara bekerja di bagian Kontrol Kualitas (QC) suatu industri farmasi, diminta
untuk menguji waktu hancur tablet antalgin. Diperoleh hasil bahwa waktu
hancur keenam tablet parasetamol adalah sebagai berikut (data simulasi) :
1 17
2 8
3 11
4 7
5 5
6 14
Tugas:
1. Tentukan waktu hancur tablet dan lakukan interpretasi data (dari data
simulasi di atas).
2. Apakah waktu hancur tablet asam mefenamat memenuhi persyaratan yang
ada? Jelaskanlah !
2. DATA SIMULASI HASIL PENGUJIAN DISOLUSI
PETUNJUK
1. Lakukan prosedur uji disolusi sesuai jenis zat aktif dan tablet yang sudah
Anda produksi pada Topik 3.
2. Larutan sample hasil uji disolusi kemudian ditetapkan kadarnya dengan
spektrofotometer dan diperoleh nilai absorbansi sebagai berikut:
5 0,219
10 0,327
15 0,354
20 0,368
30 0,377
45 0,379
60 0,413
90 0,468
Keterangan:
Persamaan kurva baku : Y=0,134 x +0,00001.
Sampel obat yang terlepas ke medium diambil pada menit ke-5, 10, 15, 20, 30, 45,
60, dan 90 sebanyak 5 mL. Medium yang terambil digantikan dengan medium baru
dengan volume yang sama sehingga volume medium selalu konstan. Volume
medium disolusi adalah 900 mL.
PERTANYAAN
Berdasarkan data pada tabel di atas, tentukanlah :
a. Banyaknya obat yang terlepas dalam tiap waktu pengambilan sample ;
b. Tentukan nilai Q dan nilai DE sesuai zat aktif dalam tablet yang
sudah Anda uji ;
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi sediaan tablet.
FORMULATION AND EVALUATION OF CAPTOPRIL TABLET USING
AMBASSES OF UMBI TALAS AND HPMC WHICH IS MODIFIED AS FILLERS
AND BINDERS INDIRECT METHODS
ABSTRACT
Indonesia is a tropical country that has many plants, one of its functions can be
the material of making medicines such as starches and tubers. Amylum of taro tuber
(Colocasia esculenta) has the potential to be developed into excipient but its use is limited.
The purpose of this study was to optimize the formulation and to evaluate the
characteristics of captopril tablets by using taro thistle of amylum and HPMC modified as
filler and binder on direct compression method. Talc taro is obtained by extraction process,
then combined with HPMC with partial pregelatination and co-process method. Variation
of the use of starch is divided into 5, Formulation I, Formulation II, Formulation III,
Formulation IV, and Formulation V. Captopril tablet formulation is good if it includes
evaluation of granular flow properties, weight diversity test, size diversity test, frayness
test, hardness test, cracking test, dissolution test, and grade determination. The data
analysis is done by theoretical approach between the evaluation result and the literature to
observe the result of the modification formulation. From the fifth formulation, the
evaluation result indicated that the formulation of III of pregelatination taro amylum:
Avicel PH 102 (50:50) has result of evaluation of physical properties of tablet which is
best seen from weight diversity test that is 151,6 ± 2,74 mg, diversity of size with diameter
8.07 ± 0.010 mm and 2.38 ± 0.08 mm thick, hardness of 5.57 ± 0.36 kg, friability of 0.17 ±
0.07, crushing time 12.09 ± 0.52 minutes, determination Levels of 97.88 ± 1.71% and
dissolution test results 90.65 ± 4.81% dimenit to 20, and of the overall test can be said in
accordance with the provisions in the literature. It can be concluded that from this study,
the formula III corresponds to the literature and is suitable as a filler and binder in tablets
of captopril with the ratio of pregelatinasi thoracic acid: Avicel PH 102 (50:50).
ABSTRAK
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak tumbuhan, salah satu
fungsinya bisa menjadi bahan pembuatan obat-obatan seperti pati dan umbi. Amilum dari
umbi talas (Colocasia esculenta) berpotensi dikembangkan menjadi bahan tambahan obat
tetapi peggunaannya masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji formulasi
yang optimal dan mengetahui hasil evaluasi sediaan tablet kaptopril menggunakan amilum
umbi talas dan HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi dan pengikat pada metode kempa
langsung. Amilum talas diperoleh melalui proses ekstraksi, kemudian dikombinasi dengan
HPMC dengan metode pregelatinasi parsial dan ko-proses. Variasi penggunaan amilum
dibedakan menjadi 5, yaitu Formulasi I, Formulasi II, Formulasi III, Formulasi IV, dan
Formulasi V. Pengujian yang dilakukan meliputi evaluasi sifat alir granul, uji keragaman
1
bobot, uji keragaman ukuran, uji kerapuhan, uji kekerasan, uji waku hancur, uji disolusi,
dan penetapan kadar. Analisis data dilakukan dengan pendekatan secara teoritis antara
hasil evaluasi dengan literatur untuk mengamati hasil dari formulasi modifikasi. Dari
kelima formulasi, hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi III yang mengandung
amilum talas pregelatinasi : Avicel PH 102 (50:50) memiliki hasil evaluasi sifat fisik tablet
yang paling baik dilihat dari uji keragaman bobot yaitu 151,6±2,74 mg, keragaman ukuran
dengan diameter 8,07±0,010 mm dan tebal 2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu 5,57±0,36 kg,
kerapuhan yaitu 0,17±0,07, waktu hancur 12,09±0,52 menit, penetapan kadar 97,88±1,71
% dan hasil uji disolusi 90,65±4,81 % dimenit ke 20, dan dari keseluruhan uji dapat
dikatakan sesuai dengan ketentuan yang ada di literatur. Dapat disimpulkan bahwa dari
penelitian ini, formula III sesuai dengan literatur dan cocok sebagai bahan pengisi dan
pengikat dalam tablet captopril dengan perbandingan amilum talas pregelatinasi : Avicel
PH 102 (50:50).
Kata kunci : Tablet, Kaptopril, Ko-Proses, Pregelatinasi Parsial
2
Namun pregelatinasi menghasilkan serbuk umbi talas dan HPMC yang dimodifikasi
yang kurang optimal, sehingga dilakukan sebagai pengisi dan pengikat pada metode
kombinasi dengan menggunakan HPMC kempa langsung.
(Disign MD., 2015). Pada penelitian
sebelumnya kombinasi hidroksipropil Tujuan Penelitian
metilselulosa K15M sebagai matriks, Tujuan yang diharapkan dari
komponen effervescent natrium bikarbonat penelitian ini yaitu membuat formulasi dan
dan asam sitrat pada tablet floating mengevaluasi tablet kaptopril
kaptopril memberikan pengaruh baik menggunakan amilum umbi talas dan
terhadap sifat fisik granul, sifat fisik tablet, HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi
maupun pelepasan tablet. Semakin banyak dan pengikat pada metode kempa
HPMC K15M yang ditambahkan akan langsung.
meningkatkan kekerasan tablet,
menurunkan waktu alir, kecepatan disolusi METODE PENELITIAN
dan floating time tablet. Sedangkan Alat
semakin banyak komponen effervescent Alat yang digunakan dalam
yang ditambahkan akan menurunkan penelitian ini yaitu magnetic stirrer
kerapuhan tablet(Awaludin., 2016). Maka (Thermolyne Cimarec®2), timbangan
dari itu, HPMC digunakan untuk analitik (Mettler Toledo type
meningkatkan daya ikat pada amilum yang PL303),friability tester (Erweka
digunakan. Pada penelitian sebelumnya Friabilator Type TA-100/TA-200), alat uji
belum dilakukan formulasi dan evaluasi sudut diam, stopwatch, seperangkat alat
pada tablet, maka dari itu penelitian ini spektrofotometer UV, mesin kempa tablet
dilakukan formulasi dan evaluasi pada (korsch tipe EK0), jangka sorong,
tablet(Asyarie 2007). Zat aktif yang seperangkat alat uji disolusi (Erweka DT
digunakan yaitu kaptopril dimana kaptopril 706), hardness tester (Vanguard tipe YD-
adalah obat hipertensi. Dosis obat 2), dan alat uji kerapuhan tablet (Erweka
kaptopril yang digunakan kecil, sehingga Friabilitor Tipe TA- 100/TA-200).
sesuai untuk dijadikan tablet dengan
metode kempa langsung (Depkes., 2014). Bahan
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas Pada penelitian ini digunakan bahan-
maka dari itu perlu dilakukan penelitian bahan diantaranya kaptopril, umbi talas
lebih lanjut terkait formulasi dan evaluasi (Colocasia esculenta (L). Scott), HCl 0,1
tablet kaptopril menggunakan amilum N, aquades, Avicel pH 102, HPMC K15
3
dan primojel, aerosil, dan magnesium Umbi talas yang didapat dari
stearic. Bahan umbi talas (Colocasia pedagang lokal diekstraksi untuk
esculenta (L.) Schott) didapatkan dari mendapatkan amilum talas. Selanjutnya
pedagang yang ada di pasar Pakem, amilum talas dimodifikasi dengan
Sleman, Yogyakarta yang diperoleh pada dikombinasikan menggunakan HPMC
tanggal 20 Februari 2017. Kaptopril dengan konsentrasi 3% melalui metode
diperoleh dari Laboratorium Teknologi pregelatinasi dan ko-proses untuk
Farmasi FMIPA UII. Aquades, Avicel PH menghasilkan amilum talas termodifikasi.
102 (AsahiKASEI), HPMC K15, primojel,
Pembuatan Tablet
airosil (PT. Brataco) dan magnesium
stearate (PeterGREVEN) diperoleh dari Pembuatan tablet kaptopril
Laboratorium Teknologi Farmasi FMIPA menggunakan metode kempa langsung.
UII. Kempa langsung memiliki keuntungan
Ekstraksi dan Modifikasi Amilum sebagai produksi tablet yang paling
dengan Metode Pregelatinasi dan Ko- singkat. Pada penelitian ini amilum talas
Proses hasil pregelatinasi digunakan sebagai
bahan pengisi.
4
telah jatuh membentuk kerucut kemudian d. Uji keragaman ukuran
diukur tingginya. Besar sudut diam Pengukuran dilakukan pada
ditentukan menggunakan rumus : sejumlah 20 tablet. Pengukuran diameter
ℎ dan ketebalan tablet menggunakan jangka
Tan α = 𝑟 ...............................(1)
sorong. Berdasarkan syarat yang
α = sudut diam
ditetapkan British Pharmacopoeia standar
h = tinggi kerucut
diameter tablet dengan CV lebih kurang
r = jari-jari kerucut
5% untuk tablet diameter hingga 12,55
mm(Wlodarski., 2016).
Uji Evaluasi Tablet
e. Uji Waktu Hancur
a. Uji Kekerasan
Dimasukkan lima buah tablet ke
Dilakukan uji kekerasan 20 tablet
dalam alat disintegration tester. Setiap
menggunakan alat uji kekerasan Erweka
tabung diisi satu tablet. Dijalankan alat
Hardness tester satu per satu. Pengukuran
sampai semua fraksi pecahan tablet lewat
berhenti ketika tablet pecah dan dibaca
ayakan yang terletak pada bagian bawah
tekanan pada skala tertentu. Percobaan
alat dan Dicatat waktu yang diperlukan
diulang sebanyak sepuluh kali(USP 36.,
sebagai waktu hancur tablet (Depkes.,
2013).
2018).
b. Uji Kerapuhan
f. Uji Disolusi dan penetapan kadar
Diambil dua puluh tablet dan
a. Pembuatan larutan asam klorida
dibebas debukan. Kemudian ditimbang
0,1 N
seksama lalu dimasukkan ke dalam alat
Larutan HCL 0,1 N dibuat
friabilator. Pengujian dilakukan selama
dengan cara 8,5 ml asam klorida
empat menit pada kecepatan 25 rpm dan
pekat diencerkan dengan aquades
dibandingkan dengan berat sebelumnya
1000 ml.
(USP 36., 2013).
b. Pengukuran panjang gelombang
c. Uji Keragaman Bobot
maksimum
Diambil dua puluh tablet acak
Larutan induk kaptopril dibuat
ditimbang satu persatu lalu dihitung rata-
dengan cara sebagai berikut: 100
rata. Kemudian dihitung presentase
mg kaptopril ditimbang secara
penyimpangan tiap bobot tablet dengan
seksama kemudian dilarutkan
bobot 130-324 mg simpangan bobot nya
dengan HCl 0,1 N hingga 100 ml.
tidak boleh lebih dari 7,5% (USP 36.,
Dari larutan ini kemudian diambil
2013).
1,0 ml dan diencerkan hingga 100
5
ml dengan HCl 0,1 N. Larutan ke 3, 5, 7, 10, 15, 20, dan 30. Kadar
dimasukan ke dalam kuvet dan kaptopril terdisolusi ditentukan
diamati absorbansinya pada pada spektrofotometer UV pada
spektrofotometer UV diukur panjang gelombang 205
panjang gelombang antara 200-300 nm(Depkes., 2014).
nm sehingga akan diperoleh e. Penetapan kadar zat aktif
serapan maksimal dari panjang Pada setiap formula diambil 20
gelombang tersebut. tablet kemudian digerus dan
c. Pembuatan kurva baku ditimbang, tablet yang telah digerus
Larutan induk kaptopril dibuat dimasukkan ke dalam labu takar
dengan cara berikut, ditimbang 100 100 ml dan ditambahkan HCL 0,1
mg kaptopril dan dilarutkan dengan N hingga 100 ml. Tablet yang telah
100 ml HCl 0,1 N dan diencerkan dilarutkan kemudian diambil 0,8 ml
menjadi 100 ppm. Lalu dipipet 0,4 lalu diencerkan dengan larutan
ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml; 1,2 ml; HCL 0,1 N hingga 10 ml, hasil
1,4 ml; dan 1,6 ml, lalu dimasukan pengenceran dibaca pada
labu ukur 10 ml. Seri larutan spektrofometer UV pada panjang
diukur serapannya dengan gelombang maksimum kaptopril
spektrofotometer UV pada panjang (203 nm)(Depkes., 2014).
gelombang maksimum kaptopril.
d. Uji disolusi tablet kaptopril Analisis Hasil
Uji disolusi dilakukan untuk Analisa hasil dilakukan dengan
mengetahui tablet yang dibuat membandingkan hasil uji serbuk hingga
dapat terdisolusi sesuai dengan evaluasi sifat fisik tablet dengan nilai
klasifikasi yang ditentukan atau standar di dalam Farmakope Indonesia V
tidak. Pengujian dilakukan dengan atau USP 36.
alat dissolution tester aparatus 2
dengan tipe basket. Tablet HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan ke dalam alat disolusi
yang berisi HCL 0,1 N sebanyak 1. Hasil evaluasi serbuk
900 ml pada suhu 37oC dengan Evaluasi serbuk diperlukan
kecepatan pengadukan 50 rpm sebagai proses kontrol kualitas serbuk
selama 30 menit. Pengambilan yang sudah diproses agar di dapatkan
sampel 5 ml dilakukan pada menit aliran yang baik dari hopper ke lubang
6
die. Serbuk dibuat dari campuran untuk menentukan kualitas serbuk
beberapa bahan seperti zat aktif yang kemudian dilanjutkan dengan
kaptopril, amilum talas hasil proses menjadi tablet dengan kempa
pregelatinasi, Avicel PH 102, langsung. Evaluasi serbuk dilakukan
primojel, airosil serta magnesium menggunakan 2 pengukuran yaitu
stearate. Evaluasi serbuk bertujuan waktu alir dan sudut diam.
7
agar tablet bisa dikatakan masuk dalam
bentuk sediaan tablet yang baik.
8
memiliki simpangan baku melebihi 102 mempengaruhi kekerasan tablet
5%. pada masing-masing formula sehingga
c. Uji Kekerasan hasil rerata uji kekerasan pada setiap
Pada tabel, hasil uji kekerasan formulasi berbeda signifikan.
pada formula I adalah 5,27 kg, d. Uji Kerapuhan
formula II 4,92 kg, formula III 5,57 Hasil uji kerapuhan
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V berhubungan dengan hilangnya bobot
2,81 kg. Dari kelima formula tersebut akibat pengikisan yang terjadi pada
yang memenuhi persyaratan kekerasan permukaan tablet, pada pemeriksaan
tablet yang baik, yaitu dalam rentang ini dapat dipastikan bahwa tablet yang
4-8 kg(Sulistyaningrum., 2012). memenuhi syarat pada pengujian akan
adalah formula I, II, III, dan IV tahan dari goresan ringan, penanganan
sedangkan formula V dibawah 4 kg. pada tablet, dan aman pada saat
Apabila kekerasan yang didapat pengemasan. Hasil uji kerapuhan pada
melebihi atau kurang dari rentang formula I adalah 0,32%, formula II
tersebut, maka tablet yang yang 0,29%, formula III 0,17%, formula IV
dihasilkan menjadi lebih keras dan 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari
membutuhkan waktu yang lama untuk kelima formula tersebut sudah
hancur dan kalau tablet dibawah memenuhi kriteria pada uji kerapuhan
rentang maka akan rapuh dan sulit yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010)
untuk berbentuk tablet. Kekerasan (Wlodarski., 2016). Dalam amilum
tablet harus diatur supaya tablet yang modifikasi terdapat HPMC yang
diproses mempunyai kekerasan yang berfungsi sebagai pengikat dalam
sesuai dengan persyaratan, sehingga tablet. Dari hasil uji kerapuhan dari
tablet akan tahan terhadap tekanan dan kelima formula menunjukkan bahwa
goncangan mekanik. kandungan HPMC dalam amilum
Hasil uji kekerasan modifikasi dapat menjadi pengikat
menunjukan bahwa kelima formula tablet yang baik.
memiliki perbedaan hasil kekerasan e. Uji Waktu Hancur
pada tiap formula dengan Hasil pengujian waktu hancur
menggunakan tekanan kempa yang tablet menunjukkan bahwa formula I
sama. Hasil tersebut menunjukkan adalah 14,48 menit, formula II 13,26
bahwa variasi konsentrasi amilum menit, formula III 12,09 menit,
hasil pregelatinasi dengan Avicel PH formula IV 1,9 menit, dan formula V
9
lebih dari 15 menit. Pada pengujian membantu disintegrasi tablet karena
waktu hancur ini bertujuan untuk selain fungsinya sebagai pengisi
mengetahui tablet kaptopril Avicel PH-102 bisa sebagai
terdisintegrasi dalam cairan lambung. disintegrant. Hal itu dibuktikan
Berdasarkan hasil uji disintegrasi dengan waktu hancur pada formula I
tablet, formula I, II, III, dan IV hancur yang sangat cepat karena tidak ada
dalam waktu kurang dari 15 menit, penggunaan amilum termodifikasi.
sedangkan formula V waktu Mekanisme Avicel PH-102 yang juga
hancurnya lebih dari 15 menit dan berperan sebagai penghancur dengan
tentunya tidak memenuhi kriteria cara mengambang dan menyerap air
waktu hancur tablet yang sudah sehingga memberikan kontribusi pada
ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur peningkatan waktu disintegrasi
sempurna apabila sediaan yang tablet(Gopinath dkk).
tertinggal pada kasa alat uji d. Penetapan Kadar Kaptopril
merupakan massa lunak yang tidak Berdasarkan pengukuran
mempunyai inti yang jelas(Depkes., panjang gelombang diperoleh serapan
2014). maksimum pada panjang gelombang
Tablet dalam formula V 203,4 nm, panjang gelombang ini
memiliki waktu hancur yang lama hampir mendekati sama dengan
dikarenakan HPMC yang ada dalam farmakope yaitu 205 nm(Depkes.,
amilum ko-proses akan membentuk 2014). Pembuatan kurva baku
lapisan hidrogel jika berinteraksi kaptopril dilakukan dengan mengukur
dengan pelarut atau cairan(Rowe dkk., seri kadar kaptopril dalam medium
2009), Hal ini menyebabkan susahnya pada panjang gelombang 203,4 nm.
waktu hancur akan memperlambat Seri konsentrasi yang digunakan
waktu pelepasan obat dan juga pada adalah 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm,
formula V hanya terdapat amilum 12 ppm, 14 ppm, dan 16 ppm Hasil
modifikasi dan tidak ada Avicel PH- persamaan regresi linear dapat dilihat
102. Waktu disintegrasi tablet pada pada gambar, dengan nilai y = 0,0441
formula I, II, III, dan IV tentunya juga x -0,0161 dan nilai koefisien korelasi
disebabkan oleh Avicel PH-102 yang (r) adalah 0,9989.
10
Tabel 4. Hasil uji kadar kaptopril
Formula Kadar kaptopril
(rata-rata ± SD)
I 96,67 ± 0,57
II 95,45 ± 0,99
III 97,88 ± 1,71
IV 95,53 ± 0,73
V 98,94 ± 0,80
0.8 0.699
0.7 y = 0.0441x - 0.0161
0.597
R² = 0.9989
0.6 0.507
Absorbansi
0.5 0.42
0.4 0.345
0.3 0.246
0.163
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
kadar (ppm)
11
harus larut tidak kurang dari 80%(Depkes., 2014).
140.00
120.00
rata-rata % terdisolusi
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu
Formula 1 Formula 2 Formula 3 formula 4 formula 5
12
dilihat dari uji keragaman bobot yaitu Skripsi, Fmipa, Univ Islam Indones
151,6±2,74 mg, keragaman ukuran dengan Yogyakarta. 2016;
diameter 8,07±0,010 mm dan tebal
Asyarie S. Formula Tablet Kaptopril Lepas
2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu 5,57±0,36
Lambat Dengan Matriks Pautan
kg, kerapuhan yaitu 0,17±0,07%, waktu
Silang Alginat Tablet Of Captopril
hancur 12,09±0,52 menit, penetapan kadar
With A Cross-Linked System Of
97,88±1,71 % dan hasil uji disolusi
Alginate. 2007;18(1):34–9.
90,65±4,81 % dimenit ke 20.
Depkes Ri. Farmakope Indonesia Edisi V.
Jakarta, Departemen Kesehatan
Daftar pustaka Republik Indonesia. 2014. 327-569
P.
Yusuf H, Radjaram A, Setyawan D.
Modification Of Cassava Starch As Setyawan D, Widjaja B, Ningtyas Zf.
A Co-Process Tablet. 2008;7:31–47. Pengaruh Avicel Ph 102 Laju
Disolusi Orally Disintegrating
Apriani Ve, Penggunaan P, Jagung A,
Tablet Piroksikam Dengan. Maj
Sifat T, Et Al. Pengaruh
Ilmu Kefarmasian. 2010;Vii(1):9–
Penggunaan Amilum Jagung
16.
Pregelatinasi Sebagai Bahan
Pengikat Sebagai Bahan Pengikat Convention Tusp. The United States
Terhadap Sifat Fisik Tablet Vitamin Pharmacopeia. In: Usp 36. 2013.
E Pengaruh Penggunaan Amilum
Wlodarski K, Tajber L, Sawicki W.
Jagung Pregelatinasi Sebagai Bahan
Physicochemical Properties Of
Pengikat. 2009;
Direct Compression Tablets With
Design Md. Optimasi Sediaan Floating Spray Dried And Ball Milled Solid
Tablet Kaptopril Sistem Dispersions Of Tadalafil In Pvp-Va.
Effervescent. 2015;8(2). Eur J Pharm Biopharm [Internet].
2016;109:14–23. Available From:
Awaluddin R. Karakterisasi Amilum Talas
Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Ejpb.2
(Colocasia Esculenta (L.) Schott)
016.09.011
Hasil Modifikasi Kombinasi
Metode Pregelatinasi Parsial Dan Sulistyaningrum Ih, Djatmiko M, Farmasi
Ko-Proses Menggunakan Hpmc F, Wahid U, Semarang H. Uji Sifat
(Hydroxy Propyl Methyl Cellulose). Fisik Dan Disolusi Tablet Isosorbid
13
Dinitrat 5 Mg Sediaan Generik Dan Gopinath H, Venugopal Ks,
Sediaan Dengan Nama Dagang. Maj Shanmugasundaram S, Bada Pk.
Farm Dan Farmakol. Disintegrants - A Brief Overview. J
2012;16(5):21–30. Chem Pharm Sci [Internet].
Available From:
Rowe R, Sheskey P, Quinn M. Handbook
Http://Jchps.Com/Form/Model_Rev
Of Pharmaceutical Excipients.
iew_Article.Pdf
Handb Pharm Excipients, Sixth Ed.
2009;326–9.
14
KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
DEPARTEMEN FARMASETIKA
Alamat : Sekip Utara,Yogyakarta 55182 Telp : (0274)542739/6492567 Email : tek.far.ugm@gmail.com
LAPORAN SEMENTARA
( FTS. PADAT )
A. Judul
Percobaan IV
Melakukan Kontrol Kualitas Tablet: Uji Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengevaluasi waktu hancur tablet.
2. Mahasiswa dapat melakukan uji disolusi terhadap sediaan tablet dan menentukan kesesuaian
dengan persyaratan disolusi.
C. Alat
1. Neraca Analitik
Merk : MT-TS Analytical Balance
Kemampuan : Neraca analitik dengan merk MT-TS Analytical Balance dapat menimbang
dengan akurasi hingga 0,0001g
Jenis : Neraca analitik
Tipe : Automatic
Spesifikasi :
a. Kapasitas hingga 320 g
b. Layar touchscreen 11 inch
c. Penyimpanan dapat berupa pdf, word, excel, dll
d. Mesin yang presisi dan kokoh
e. Mudah dan dapat terhubung internet
f. Mudah dibersihkan
Gambar:
(Anonim, 2020).
2. Disintegration Tester
Merk : Disintegration tester BJ-2
Kemampuan : Alat ini berguna untuk mengukur kekerasan suatu obat dengan melakukan
pemecahan sediaan padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengukur
waktu hancurnya.
Jenis : Alat uji waktu hancur tablet
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Tersedia dua tempat penghancur
b. Nacelle back and forth : 30-32 menit
c. Lebar waktu mesin 1-120 menit
d. Power mesin 220V/50Hz/600W
Gambar:
(Anonim, 2020).
(Anonim, 2020).
4. Spektrofotometri UV-Visibel
Merk : Spektofotometer UV-vis Genesys 10S
Kemampuan : Alat spektofotometer UV-vis merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi/kadar suatu larutan (dalam praktikum ini larutan kadar
obat) dengan mengukur serapan cahaya yang diteruskan dari larutan
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Akurasi panjang gelombang 1nm
b. Dilengkapi USB
c. Bandwith spectral 1,8 nm
d. Detektor dual silicon photodies
e. Jangkauan Panjang gelombang 190-1100 nm
Gambar:
(Anonim, 2020).
D. Bahan
1. Kaptopril
Spesifikasi
a. Nama resmi : Captoprilum
b. Nama lain : Kaptopril
c. Rumus Molekul : C9H15NO3S
d. Berat Molekul : 217,28
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk fisik : Serbuk hablur
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Bau : bau khas seperti sulfida
d. Titik lebur : 104°-110° C
Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol, dan kloroform
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : sebagai zat aktif
(Anonim, 1979).
2. Avicel PH-102
Spesifikasi
a. Nama resmi : Microcrystal Cellulose
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk kristalin dengan pertikel berpori
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : tidak berasa
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar pelarut
organik
f. Luas permukaan : 1,21-1,30 m2/g
g. Bobot jenis : 0,337 g/cm3(baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512-1668 g/cm3 (true)
Stabilitas : material higroskopis yang stabil.
Penyimpanan : pada wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : inkombatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
Fungsi : pengisi atau pengikat, untuk lubrikan dan disentegrant
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
3. Amilum
Spesifikasi
a. Nama lain : Amylum, Starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk, granul-granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
b. Bau : tidak berbau
c. Rasa : tidak berasa
d. Warna : berwarna putih
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10% pada 37°C
Stabilitas : stabil tapi higroskopis
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat.terbentuk senyawa
inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium
Fungsi : pengisi, penghancur, pengikat tablet.
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
4. Primojel
Spesifikasi :
a. Nama lain : sodium starch glycolate atau sodium carboxymethyl starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Kelarutan : mudah mengalir dan higroskopis
d. Titik lebur : 200°C
Penyimpanan : wadah tertutup baik
Fungsi : disintegran
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
5. Aerosil
Spesifikasi
a. Rumus molekul : SiO2
b. Berat Molekul : 60,08
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan ukuran, terhidrat
sebagian, amorf
b. Ukuran partikel : 7-16 nm
c. Titik leleh : 1600°C
d. Berat jenis : 0,029-0,042 g/cm3
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam solven organic, air dan asam, kecuali HCl,
larut dalam larutan panas alkali hidroksida membentuk disperse
koloid. Untuk aerosol kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 25°.
Stabilitas : higroskopis, menyerap banyak air tanpa menjadi cair, bila pH lebih
besar dari 7,5 viskositas akan berkurang dan di atas 10,7 kemampuan
akan hilang.
Inkompatibilitas : dengan dietilstibestrol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Fungsi : glidant
(Anonim, 1995).
6. Magnesium stearate
Spesifikasi
a. Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt
b. Rumus kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk Fisik : serbuk
b. Warna : putih terang
c. Rasa : khas
d. Bau : bau samar asam stearat
e. pH :-
Fungsi : sebagai bahan pelicin
Keamanan : penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek laxative
dan iritasi membrane mukosa
Inkompatibilitas : asam kuat, alkali,dan garam besi
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
E. Metodologi
Cara Kerja
A. Uji Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang
↓
Dijalankan alat dan digunakan air bersuhu 37±2oC sebagai media, kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi
↓
Diangkat keranjang dan amati semua tablet pada akhir batas waktu yang tertera di
monografi
↓
Dipastikan semua tablet hancur, dan diangkat keranjang dan amati semua tablet
↓
Dipastikan 16 dari 18 tablet yang diuji hancur
B. Uji Disolusi untuk Sediaan Lepas Segera dengan Alat Tipe II\
Media disolusi
Digunakan media disolusi yang sesuai seperti tertera pada masing-masing monografi
↓
Dilakukan pengukuran volume media disolusi pada suhu antara 20-250oC
↓
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografi (Bila media disolusi merupakan dapar)
↓
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji
C. Kajian Preformulasi
1. Kecepatan Alir
Waktu alir yang telah didapat digunakan untuk menentukan kecepatan alir granul
sehingga dapat diperoleh kecepatan alir granul untuk formula I, yaitu 28,137 g/detik, formula
II 19,150 g/detik, formula III 14,513 g/detik, formula IV 13,530 g/detik, dan formula V
11,040 g/detik. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kecepatan alir dari ke lima
formulasi sudah memenuhi syarat kecepatan diatas 10 g/detik.
2. Sudut Diam
Hasil sudut diam yang didapat dari formula I (24,69o), formula II (24,59o), formula III
(22,54o), formula IV (25,20o), dan formula V (21,23o). Hasil yang didapatkan dikatakan baik
karena sudut diam dari ketiga formulasi kurang dari 30 o, sehingga dapat dipastikan granul
akan mengalir dengan baik dari hopper ke lubang die.
3. Uji Keseragaman Bobot
Hasil uji keragaman bobot menunjukkan bahwa formula I (152,3 mg), formula II (154,4
mg), formula III (151,6 mg), formula IV (148,4 mg), dan formula V (148,9 mg). Dari hasil
yang didapatkan bisa dikatakan tablet yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan. Hasil
evaluasi dari uji keragaman bobot tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai CV dari
kelima formula kurang dari 5% dan tidak ada tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari
7,5%. Selain itu berdasarkan nilai SD dari kelima formula menunjukkan hasil pengukuran
bobot tablet hampir dikatakan seragam.
4. Uji Keseragaman Ukuran
Pengujian keseragaman ukuran dilakukan dengan pengukuran diameter dan ketebalan
tablet. Hasil yang didapatkan dari formula I, yaitu rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,73
mm, formula II memiliki rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,49 mm, formula III
memiliki rata-rata diameter 8,07 mm dan tebal 2,38 mm, formula IV memiliki rata-rata
diameter 8,05 mm dan tebal 2,37 mm formula V memiliki rata-rata diameter 8,10 mm dan
tebal 2,39 mm. secara umum semua formula telah memenuhi kriteria keragaman ukuran
dimana tablet kaptopril tidak kurang dari 90%(Depkes., 2014) (Wlodarski., 2016). pada hasil
pengukuran diameter tablet tiap formula tidak ada tebal dan diameter tablet yang memiliki
simpangan baku melebihi 5%.
5. Uji Kekerasan
Hasil uji kekerasan pada formula I adalah 5,27 kg, formula II 4,92 kg, formula III 5,57
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V 2,81 kg. Dari kelima formula tersebut yang memenuhi
persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu dalam rentang 4-8 kg(Sulistyaningrum., 2012).
adalah formula I, II, III, dan IV sedangkan formula V dibawah 4 kg. Hasil uji kekerasan
menunjukan bahwa kelima formula memiliki perbedaan hasil kekerasan pada tiap formula
dengan menggunakan tekanan kempa yang sama. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi
konsentrasi amilum hasil pregelatinasi dengan Avicel PH 102 mempengaruhi kekerasan
tablet pada masing-masing formula sehingga hasil rerata uji kekerasan pada setiap formulasi
berbeda signifikan.
6. Uji Kerapuhan
Hasil uji kerapuhan pada formula I adalah 0,32%, formula II 0,29%, formula III 0,17%,
formula IV 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari kelima formula tersebut sudah memenuhi
kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010) (Wlodarski., 2016). Dalam
amilum modifikasi terdapat HPMC yang berfungsi sebagai pengikat dalam tablet. Dari hasil
uji kerapuhan dari kelima formula menunjukkan bahwa kandungan HPMC dalam amilum
modifikasi dapat menjadi pengikat tablet yang baik.
7. Uji Waktu Hancur
Hasil pengujian waktu hancur tablet menunjukkan bahwa formula I adalah 14,48 menit,
formula II 13,26 menit, formula III 12,09 menit, formula IV 1,9 menit, dan formula V lebih
dari 15 menit. Pada pengujian waktu hancur ini bertujuan untuk mengetahui tablet kaptopril
terdisintegrasi dalam cairan lambung. Berdasarkan hasil uji disintegrasi tablet, formula I, II,
III, dan IV hancur dalam waktu kurang dari 15 menit, sedangkan formula V waktu hancurnya
lebih dari 15 menit dan tentunya tidak memenuhi kriteria waktu hancur tablet yang sudah
ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur sempurna apabila sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas
8. Uji Disolusi
Dari uji disolusi yang sudah dilakukan, didapat data rerata persen terdisolusi untuk FI
yaitu 85,63 ± 3,62; FII 80,63 ± 4,76; FIII 90,65 ± 4,81; FIV 100,5 ± 11,1; dan FV 65,25±7,04.
Dari hasil yang di dapatkan tersebut FI, FII, FIII, FIV tentunya memenuhi persyaratan
persen terdisolusi obat dalam kurun waktu yang sudah ditentukan yaitu tidak kurang dari
80% selama 20 menit. Kemudian formula V tidak memenuhi persyaratan karena dibawah
80%.
D. Perhitungan Bahan
Formulasi Tablet Captopril
Bahan Formula Formula Formula Formula Formula
I II III IV V
Kaptopril 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg
Avicel PH-102 122 mg 73,2 mg 61 mg 48,8 mg 0 mg
E. Daftar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Rowe, R. C., dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, sixth edition, Pharmaceutical
Press and American Pharmacist Association, USA.
LAPORAN SEMENTARA
( FTS. PADAT )
A. Judul
Percobaan IV
Melakukan Kontrol Kualitas Tablet: Uji Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengevaluasi waktu hancur tablet.
2. Mahasiswa dapat melakukan uji disolusi terhadap sediaan tablet dan menentukan kesesuaian
dengan persyaratan disolusi.
C. Alat
1. Neraca Analitik
Merk : MT-TS Analytical Balance
Kemampuan : Neraca analitik dengan merk MT-TS Analytical Balance dapat menimbang
dengan akurasi hingga 0,0001g
Jenis : Neraca analitik
Tipe : Automatic
Spesifikasi :
a. Kapasitas hingga 320 g
b. Layar touchscreen 11 inch
c. Penyimpanan dapat berupa pdf, word, excel, dll
d. Mesin yang presisi dan kokoh
e. Mudah dan dapat terhubung internet
f. Mudah dibersihkan
Gambar:
(Anonim, 2020).
2. Disintegration Tester
Merk : Disintegration tester BJ-2
Kemampuan : Alat ini berguna untuk mengukur kekerasan suatu obat dengan melakukan
pemecahan sediaan padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengukur
waktu hancurnya.
Jenis : Alat uji waktu hancur tablet
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Tersedia dua tempat penghancur
b. Nacelle back and forth : 30-32 menit
c. Lebar waktu mesin 1-120 menit
d. Power mesin 220V/50Hz/600W
Gambar:
(Anonim, 2020).
3. Dissolution Tester tipe II
Merk : Dissolution tester RC-6
Kemampuan : Alat uji ini digunakan untuk mengukur kelarutan obat zat padat maupun
semi padat. Mudahnya alat ini berperan sebagai simulasi lambung di luar
tubuh manusia. Alat uji ini bekerja dengan melarutkan obat dan mengukur
konsentrasi obat yang larut dalam cairan tubuh (simulasi).
Jenis : Alat uji disolusi
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Jangkauan kecepatan 20-200 rpm
b. Akurasi kecepatan ±2 rpm
c. Jangkauan temperature Rt-45oC
d. Stabilitas temperature ±0,3oC
e. Preset time 1-999 menit
f. Kapasitas power 220V/50Hz/1200W
Gambar:
(Anonim, 2020).
4. Spektrofotometri UV-Visibel
Merk : Spektofotometer UV-vis Genesys 10S
Kemampuan : Alat spektofotometer UV-vis merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi/kadar suatu larutan (dalam praktikum ini larutan kadar
obat) dengan mengukur serapan cahaya yang diteruskan dari larutan
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Akurasi panjang gelombang 1nm
b. Dilengkapi USB
c. Bandwith spectral 1,8 nm
d. Detektor dual silicon photodies
e. Jangkauan Panjang gelombang 190-1100 nm
Gambar:
(Anonim, 2020).
D. Bahan
1. Kaptopril
Spesifikasi
a. Nama resmi : Captoprilum
b. Nama lain : Kaptopril
c. Rumus Molekul : C9H15NO3S
d. Berat Molekul : 217,28
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk fisik : Serbuk hablur
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Bau : bau khas seperti sulfida
d. Titik lebur : 104°-110° C
Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol, dan kloroform
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : sebagai zat aktif
(Ditjet POM, 1979).
2. Avicel PH-102
Spesifikasi
a. Nama resmi : Microcrystal Cellulose
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk kristalin dengan pertikel berpori
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : tidak berasa
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar pelarut
organik
f. Luas permukaan : 1,21-1,30 m2/g
g. Bobot jenis : 0,337 g/cm3(baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512-1668 g/cm3 (true)
Stabilitas : material higroskopis yang stabil.
Penyimpanan : pada wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : inkombatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
Fungsi : pengisi atau pengikat, untuk lubrikan dan disentegrant
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
3. Amilum
Spesifikasi
a. Nama lain : Amylum, Starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk, granul-granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
b. Bau : tidak berbau
c. Rasa : tidak berasa
d. Warna : berwarna putih
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10% pada 37°C
Stabilitas : stabil tapi higroskopis
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat.terbentuk senyawa
inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium
Fungsi : pengisi, penghancur, pengikat tablet.
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
4. Primojel
Spesifikasi :
a. Nama lain : sodium starch glycolate atau sodium carboxymethyl starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Kelarutan : mudah mengalir dan higroskopis
d. Titik lebur : 200°C
Penyimpanan : wadah tertutup baik
Fungsi : disintegran
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
5. Aerosil
Spesifikasi
a. Rumus molekul : SiO2
b. Berat Molekul : 60,08
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan ukuran, terhidrat
sebagian, amorf
b. Ukuran partikel : 7-16 nm
c. Titik leleh : 1600°C
d. Berat jenis : 0,029-0,042 g/cm3
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam solven organic, air dan asam, kecuali HCl,
larut dalam larutan panas alkali hidroksida membentuk disperse
koloid. Untuk aerosol kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 25°.
Stabilitas : higroskopis, menyerap banyak air tanpa menjadi cair, bila pH lebih
besar dari 7,5 viskositas akan berkurang dan di atas 10,7 kemampuan
akan hilang.
Inkompatibilitas : dengan dietilstibestrol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Fungsi : glidan
(Anonim, 1995).
6. Magnesium stearate
Spesifikasi
a. Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt
b. Rumus kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk Fisik : serbuk
b. Warna : putih terang
c. Rasa : khas
d. Bau : bau samar asam stearat
e. pH :-
Fungsi : sebagai bahan pelicin
Keamanan : penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek laxative
dan iritasi membrane mukosa
Inkompatibilitas : asam kuat, alkali,dan garam besi
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
E. Metodologi
Cara Kerja
A. Uji Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang
↓
Dijalankan alat dan digunakan air bersuhu 37±2oC sebagai media, kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi
↓
Diangkat keranjang dan amati semua tablet pada akhir batas waktu yang tertera di
monografi
↓
Dipastikan semua tablet hancur, dan diangkat keranjang dan amati semua tablet
↓
Dipastikan 16 dari 18 tablet yang diuji hancur
B. Uji Disolusi untuk Sediaan Lepas Segera dengan Alat Tipe II\
Media disolusi
Digunakan media disolusi yang sesuai seperti tertera pada masing-masing monografi
↓
Dilakukan pengukuran volume media disolusi pada suhu antara 20-250oC
↓
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografi (Bila media disolusi merupakan dapar)
↓
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji
C. Kajian Preformulasi
1. Kecepatan Alir
Waktu alir yang telah didapat digunakan untuk menentukan kecepatan alir granul
sehingga dapat diperoleh kecepatan alir granul untuk formula I, yaitu 28,137 g/detik, formula
II 19,150 g/detik, formula III 14,513 g/detik, formula IV 13,530 g/detik, dan formula V
11,040 g/detik. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kecepatan alir dari ke lima
formulasi sudah memenuhi syarat kecepatan diatas 10 g/detik.
2. Sudut Diam
Hasil sudut diam yang didapat dari formula I (24,69o), formula II (24,59o), formula III
(22,54o), formula IV (25,20o), dan formula V (21,23o). Hasil yang didapatkan dikatakan baik
karena sudut diam dari ketiga formulasi kurang dari 30 o, sehingga dapat dipastikan granul
akan mengalir dengan baik dari hopper ke lubang die.
3. Uji Keseragaman Bobot
Hasil uji keragaman bobot menunjukkan bahwa formula I (152,3 mg), formula II (154,4
mg), formula III (151,6 mg), formula IV (148,4 mg), dan formula V (148,9 mg). Dari hasil
yang didapatkan bisa dikatakan tablet yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan. Hasil
evaluasi dari uji keragaman bobot tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai CV dari
kelima formula kurang dari 5% dan tidak ada tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari
7,5%. Selain itu berdasarkan nilai SD dari kelima formula menunjukkan hasil pengukuran
bobot tablet hampir dikatakan seragam.
4. Uji Keseragaman Ukuran
Pengujian keseragaman ukuran dilakukan dengan pengukuran diameter dan ketebalan
tablet. Hasil yang didapatkan dari formula I, yaitu rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,73
mm, formula II memiliki rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,49 mm, formula III
memiliki rata-rata diameter 8,07 mm dan tebal 2,38 mm, formula IV memiliki rata-rata
diameter 8,05 mm dan tebal 2,37 mm formula V memiliki rata-rata diameter 8,10 mm dan
tebal 2,39 mm. secara umum semua formula telah memenuhi kriteria keragaman ukuran
dimana tablet kaptopril tidak kurang dari 90%(Depkes., 2014) (Wlodarski., 2016). pada hasil
pengukuran diameter tablet tiap formula tidak ada tebal dan diameter tablet yang memiliki
simpangan baku melebihi 5%.
5. Uji Kekerasan
Hasil uji kekerasan pada formula I adalah 5,27 kg, formula II 4,92 kg, formula III 5,57
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V 2,81 kg. Dari kelima formula tersebut yang memenuhi
persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu dalam rentang 4-8 kg(Sulistyaningrum., 2012).
adalah formula I, II, III, dan IV sedangkan formula V dibawah 4 kg. Hasil uji kekerasan
menunjukan bahwa kelima formula memiliki perbedaan hasil kekerasan pada tiap formula
dengan menggunakan tekanan kempa yang sama. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi
konsentrasi amilum hasil pregelatinasi dengan Avicel PH 102 mempengaruhi kekerasan
tablet pada masing-masing formula sehingga hasil rerata uji kekerasan pada setiap formulasi
berbeda signifikan.
6. Uji Kerapuhan
Hasil uji kerapuhan pada formula I adalah 0,32%, formula II 0,29%, formula III 0,17%,
formula IV 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari kelima formula tersebut sudah memenuhi
kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010) (Wlodarski., 2016). Dalam
amilum modifikasi terdapat HPMC yang berfungsi sebagai pengikat dalam tablet. Dari hasil
uji kerapuhan dari kelima formula menunjukkan bahwa kandungan HPMC dalam amilum
modifikasi dapat menjadi pengikat tablet yang baik.
7. Uji Waktu Hancur
Hasil pengujian waktu hancur tablet menunjukkan bahwa formula I adalah 14,48 menit,
formula II 13,26 menit, formula III 12,09 menit, formula IV 1,9 menit, dan formula V lebih
dari 15 menit. Pada pengujian waktu hancur ini bertujuan untuk mengetahui tablet kaptopril
terdisintegrasi dalam cairan lambung. Berdasarkan hasil uji disintegrasi tablet, formula I, II,
III, dan IV hancur dalam waktu kurang dari 15 menit, sedangkan formula V waktu hancurnya
lebih dari 15 menit dan tentunya tidak memenuhi kriteria waktu hancur tablet yang sudah
ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur sempurna apabila sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas
8. Uji Disolusi
Dari uji disolusi yang sudah dilakukan, didapat data rerata persen terdisolusi untuk FI
yaitu 85,63 ± 3,62; FII 80,63 ± 4,76; FIII 90,65 ± 4,81; FIV 100,5 ± 11,1; dan FV 65,25±7,04.
Dari Hasil yang di dapatkan tersebut FI, FII, FIII, FIV tentunya memenuhi persyaratan
persen terdisolusi obat dalam kurun waktu yang sudah ditentukan yaitu tidak kurang dari
80% selama 20 menit. Kemudian formula V tidak memenuhi persyaratan karena dibawah
80%.
D. Perhitungan Bahan
Formulasi Tablet Captopril
Bahan Formula Formula Formula Formula Formula
I II III IV V
Kaptopril 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg
Avicel PH-102 122 mg 73,2 mg 61 mg 48,8 mg 0 mg
E. Daftar Pustaka
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Depkes RI ; JAkarta
Rowe, R. C., dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, sixth edition, Pharmaceutical
Press and American Pharmacist Association, USA.
LAPORAN SEMENTARA
( FTS. PADAT )
A. Judul
Percobaan IV
Melakukan Kontrol Kualitas Tablet: Uji Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengevaluasi waktu hancur tablet.
2. Mahasiswa dapat melakukan uji disolusi terhadap sediaan tablet dan menentukan
kesesuaian dengan persyaratan disolusi.
C. Alat
1. Neraca Analitik
Merk : MT-TS Analytical Balance
Kemampuan : Neraca analitik dengan merk MT-TS Analytical Balance dapat menimbang
dengan akurasi hingga 0,0001g
Jenis : Neraca analitik
Tipe : Automatic
Spesifikasi :
a. Kapasitas hingga 320 g
b. Layar touchscreen 11 inch
c. Penyimpanan dapat berupa pdf, word, excel, dll
d. Mesin yang presisi dan kokoh
e. Mudah dan dapat terhubung internet
f. Mudah dibersihkan
Gambar:
(Anonim, 2020).
2. Disintegration Tester
Merk : Disintegration tester BJ-2
Kemampuan : Alat ini berguna untuk mengukur kekerasan suatu obat dengan melakukan
pemecahan sediaan padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengukur
waktu hancurnya.
Jenis : Alat uji waktu hancur tablet
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Tersedia dua tempat penghancur
b. Nacelle back and forth : 30-32 menit
c. Lebar waktu mesin 1-120 menit
d. Power mesin 220V/50Hz/600W
Gambar:
(Anonim, 2020).
3. Dissolution Tester tipe II
Merk : Dissolution tester RC-6
Kemampuan : Alat uji ini digunakan untuk mengukur kelarutan obat zat padat maupun
semi padat. Mudahnya alat ini berperan sebagai simulasi lambung di luar
tubuh manusia. Alat uji ini bekerja dengan melarutkan obat dan mengukur
konsentrasi obat yang larut dalam cairan tubuh (simulasi).
Jenis : Alat uji disolusi
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Jangkauan kecepatan 20-200 rpm
b. Akurasi kecepatan ±2 rpm
c. Jangkauan temperature Rt-45oC
d. Stabilitas temperature ±0,3oC
e. Preset time 1-999 menit
f. Kapasitas power 220V/50Hz/1200W
Gambar:
(Anonim, 2020).
4. Spektrofotometri UV-Visibel
Merk : Spektofotometer UV-vis Genesys 10S
Kemampuan : Alat spektofotometer UV-vis merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi/kadar suatu larutan (dalam praktikum ini larutan
kadar obat) dengan mengukur serapan cahaya yang diteruskan dari larutan
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Akurasi panjang gelombang 1nm
b. Dilengkapi USB
c. Bandwith spectral 1,8 nm
d. Detektor dual silicon photodies
e. Jangkauan Panjang gelombang 190-1100 nm
Gambar:
(Anonim, 2020).
D. Bahan
1. Kaptopril
Spesifikasi
a. Nama resmi : Captoprilum
b. Nama lain : Kaptopril
c. Rumus Molekul : C9H15NO3S
d. Berat Molekul : 217,28
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk fisik : Serbuk hablur
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Bau : bau khas seperti sulfida
d. Titik lebur : 104°-110° C
Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol, dan kloroform
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : sebagai zat aktif
(Ditjet POM, 1979).
2. Avicel PH-102
Spesifikasi
a. Nama resmi : Microcrystal Cellulose
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk kristalin dengan pertikel berpori
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : tidak berasa
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar pelarut
organik
f. Luas permukaan : 1,21-1,30 m2/g
g. Bobot jenis : 0,337 g/cm3(baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512-1668 g/cm3 (true)
Stabilitas : material higroskopis yang stabil.
Penyimpanan : pada wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : inkombatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
Fungsi : pengisi atau pengikat, untuk lubrikan dan disentegrant
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
3. Amilum
Spesifikasi
a. Nama lain : Amylum, Starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk, granul-granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
b. Bau : tidak berbau
c. Rasa : tidak berasa
d. Warna : berwarna putih
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10% pada 37°C
Stabilitas : stabil tapi higroskopis
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat.terbentuk senyawa
inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium
Fungsi : pengisi, penghancur, pengikat tablet.
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
4. Primojel
Spesifikasi :
a. Nama lain : sodium starch glycolate atau sodium carboxymethyl starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Kelarutan : mudah mengalir dan higroskopis
d. Titik lebur : 200°C
Penyimpanan : wadah tertutup baik
Fungsi : disintegran
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
5. Aerosil
Spesifikasi
a. Rumus molekul : SiO2
b. Berat Molekul : 60,08
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan ukuran, terhidrat
sebagian, amorf
b. Ukuran partikel : 7-16 nm
c. Titik leleh : 1600°C
d. Berat jenis : 0,029-0,042 g/cm3
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam solven organic, air dan asam, kecuali HCl,
larut dalam larutan panas alkali hidroksida membentuk disperse
koloid. Untuk aerosol kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 25°.
Stabilitas : higroskopis, menyerap banyak air tanpa menjadi cair, bila pH lebih
besar dari 7,5 viskositas akan berkurang dan di atas 10,7 kemampuan
akan hilang.
Inkompatibilitas : dengan dietilstibestrol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Fungsi : glidan
(Anonim, 1995).
6. Magnesium stearate
Spesifikasi
a. Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt
b. Rumus kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk Fisik : serbuk
b. Warna : putih terang
c. Rasa : khas
d. Bau : bau samar asam stearat
e. pH :-
Fungsi : sebagai bahan pelicin
Keamanan : penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek laxative
dan iritasi membrane mukosa
Inkompatibilitas : asam kuat, alkali,dan garam besi
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
E. Metodologi
Cara Kerja
A. Uji Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang
↓
Dijalankan alat dan digunakan air bersuhu 37±2oC sebagai media, kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi
↓
Diangkat keranjang dan amati semua tablet pada akhir batas waktu yang tertera di
monografi
↓
Dipastikan semua tablet hancur, dan diangkat keranjang dan amati semua tablet
↓
Dipastikan 16 dari 18 tablet yang diuji hancur
B. Uji Disolusi untuk Sediaan Lepas Segera dengan Alat Tipe II\
Media disolusi
Digunakan media disolusi yang sesuai seperti tertera pada masing-masing monografi
↓
Dilakukan pengukuran volume media disolusi pada suhu antara 20-250oC
↓
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografi (Bila media disolusi merupakan dapar)
↓
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji
C. Kajian Preformulasi
1. Kecepatan Alir
Waktu alir yang telah didapat digunakan untuk menentukan kecepatan alir granul
sehingga dapat diperoleh kecepatan alir granul untuk formula I, yaitu 28,137 g/detik,
formula II 19,150 g/detik, formula III 14,513 g/detik, formula IV 13,530 g/detik, dan
formula V 11,040 g/detik. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kecepatan alir dari
ke lima formulasi sudah memenuhi syarat kecepatan diatas 10 g/detik.
2. Sudut Diam
Hasil sudut diam yang didapat dari formula I (24,69o), formula II (24,59o), formula
III (22,54o), formula IV (25,20o), dan formula V (21,23o). Hasil yang didapatkan dikatakan
baik karena sudut diam dari ketiga formulasi kurang dari 30 o, sehingga dapat dipastikan
granul akan mengalir dengan baik dari hopper ke lubang die.
3. Uji Keseragaman Bobot
Hasil uji keragaman bobot menunjukkan bahwa formula I (152,3 mg), formula II
(154,4 mg), formula III (151,6 mg), formula IV (148,4 mg), dan formula V (148,9 mg).
Dari hasil yang didapatkan bisa dikatakan tablet yang dihasilkan sudah memenuhi
persyaratan. Hasil evaluasi dari uji keragaman bobot tersebut ditunjukkan dengan
perolehan nilai CV dari kelima formula kurang dari 5% dan tidak ada tablet yang bobotnya
menyimpang lebih dari 7,5%. Selain itu berdasarkan nilai SD dari kelima formula
menunjukkan hasil pengukuran bobot tablet hampir dikatakan seragam.
4. Uji Keseragaman Ukuran
Pengujian keseragaman ukuran dilakukan dengan pengukuran diameter dan ketebalan
tablet. Hasil yang didapatkan dari formula I, yaitu rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal
2,73 mm, formula II memiliki rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,49 mm, formula III
memiliki rata-rata diameter 8,07 mm dan tebal 2,38 mm, formula IV memiliki rata-rata
diameter 8,05 mm dan tebal 2,37 mm formula V memiliki rata-rata diameter 8,10 mm dan
tebal 2,39 mm. secara umum semua formula telah memenuhi kriteria keragaman ukuran
dimana tablet kaptopril tidak kurang dari 90%(Depkes., 2014) (Wlodarski., 2016). pada
hasil pengukuran diameter tablet tiap formula tidak ada tebal dan diameter tablet yang
memiliki simpangan baku melebihi 5%.
5. Uji Kekerasan
Hasil uji kekerasan pada formula I adalah 5,27 kg, formula II 4,92 kg, formula III 5,57
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V 2,81 kg. Dari kelima formula tersebut yang
memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu dalam rentang 4-8
kg(Sulistyaningrum., 2012). adalah formula I, II, III, dan IV sedangkan formula V dibawah
4 kg. Hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kelima formula memiliki perbedaan hasil
kekerasan pada tiap formula dengan menggunakan tekanan kempa yang sama. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variasi konsentrasi amilum hasil pregelatinasi dengan Avicel
PH 102 mempengaruhi kekerasan tablet pada masing-masing formula sehingga hasil rerata
uji kekerasan pada setiap formulasi berbeda signifikan.
6. Uji Kerapuhan
Hasil uji kerapuhan pada formula I adalah 0,32%, formula II 0,29%, formula III
0,17%, formula IV 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari kelima formula tersebut sudah
memenuhi kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010) (Wlodarski.,
2016). Dalam amilum modifikasi terdapat HPMC yang berfungsi sebagai pengikat dalam
tablet. Dari hasil uji kerapuhan dari kelima formula menunjukkan bahwa kandungan
HPMC dalam amilum modifikasi dapat menjadi pengikat tablet yang baik.
7. Uji Waktu Hancur
Hasil pengujian waktu hancur tablet menunjukkan bahwa formula I adalah 14,48
menit, formula II 13,26 menit, formula III 12,09 menit, formula IV 1,9 menit, dan formula
V lebih dari 15 menit. Pada pengujian waktu hancur ini bertujuan untuk mengetahui tablet
kaptopril terdisintegrasi dalam cairan lambung. Berdasarkan hasil uji disintegrasi tablet,
formula I, II, III, dan IV hancur dalam waktu kurang dari 15 menit, sedangkan formula V
waktu hancurnya lebih dari 15 menit dan tentunya tidak memenuhi kriteria waktu hancur
tablet yang sudah ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur sempurna apabila sediaan yang
tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas
8. Uji Disolusi
Dari uji disolusi yang sudah dilakukan, didapat data rerata persen terdisolusi untuk FI
yaitu 85,63 ± 3,62; FII 80,63 ± 4,76; FIII 90,65 ± 4,81; FIV 100,5 ± 11,1; dan FV
65,25±7,04. Dari Hasil yang di dapatkan tersebut FI, FII, FIII, FIV tentunya memenuhi
persyaratan persen terdisolusi obat dalam kurun waktu yang sudah ditentukan yaitu tidak
kurang dari 80% selama 20 menit. Kemudian formula V tidak memenuhi persyaratan
karena dibawah 80%.
D. Perhitungan Bahan
Formulasi Tablet Captopril
Bahan Formula Formula Formula Formula Formula
I II III IV V
Kaptopril 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg
Avicel PH-102 122 mg 73,2 mg 61 mg 48,8 mg 0 mg
E. Daftar Pustaka
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Depkes RI ; JAkarta
Rowe, R. C., dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, sixth edition, Pharmaceutical
Press and American Pharmacist Association, USA.
LAPORAN SEMENTARA
( FTS. PADAT )
A. Judul
Percobaan IV
Melakukan Kontrol Kualitas Tablet: Uji Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengevaluasi waktu hancur tablet.
2. Mahasiswa dapat melakukan uji disolusi terhadap sediaan tablet dan menentukan
kesesuaian dengan persyaratan disolusi.
C. Alat
1. Neraca Analitik
Merk : MT-TS Analytical Balance
Kemampuan : Neraca analitik dengan merk MT-TS Analytical Balance dapat menimbang
dengan akurasi hingga 0,0001g
Jenis : Neraca analitik
Tipe : Automatic
Spesifikasi :
a. Kapasitas hingga 320 g
b. Layar touchscreen 11 inch
c. Penyimpanan dapat berupa pdf, word, excel, dll
d. Mesin yang presisi dan kokoh
e. Mudah dan dapat terhubung internet
f. Mudah dibersihkan
Gambar:
(Anonim, 2020).
2. Disintegration Tester
Merk : Disintegration tester BJ-2
Kemampuan : Alat ini berguna untuk mengukur kekerasan suatu obat dengan melakukan
pemecahan sediaan padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengukur
waktu hancurnya.
Jenis : Alat uji waktu hancur tablet
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Tersedia dua tempat penghancur
b. Nacelle back and forth : 30-32 menit
c. Lebar waktu mesin 1-120 menit
d. Power mesin 220V/50Hz/600W
Gambar:
(Anonim, 2020).
3. Dissolution Tester tipe II
Merk : Dissolution tester RC-6
Kemampuan : Alat uji ini digunakan untuk mengukur kelarutan obat zat padat maupun
semi padat. Mudahnya alat ini berperan sebagai simulasi lambung di luar
tubuh manusia. Alat uji ini bekerja dengan melarutkan obat dan mengukur
konsentrasi obat yang larut dalam cairan tubuh (simulasi).
Jenis : Alat uji disolusi
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Jangkauan kecepatan 20-200 rpm
b. Akurasi kecepatan ±2 rpm
c. Jangkauan temperature Rt-45oC
d. Stabilitas temperature ±0,3oC
e. Preset time 1-999 menit
f. Kapasitas power 220V/50Hz/1200W
Gambar:
(Anonim, 2020).
4. Spektrofotometri UV-Visibel
Merk : Spektofotometer UV-vis Genesys 10S
Kemampuan : Alat spektofotometer UV-vis merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi/kadar suatu larutan (dalam praktikum ini larutan
kadar obat) dengan mengukur serapan cahaya yang diteruskan dari larutan
Tipe : otomatis
Spesifikasi :
a. Akurasi panjang gelombang 1nm
b. Dilengkapi USB
c. Bandwith spectral 1,8 nm
d. Detektor dual silicon photodies
e. Jangkauan Panjang gelombang 190-1100 nm
Gambar:
(Anonim, 2020).
D. Bahan
1. Kaptopril
Spesifikasi
a. Nama resmi : Captoprilum
b. Nama lain : Kaptopril
c. Rumus Molekul : C9H15NO3S
d. Berat Molekul : 217,28
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk fisik : Serbuk hablur
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Bau : bau khas seperti sulfida
d. Titik lebur : 104°-110° C
Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol, dan kloroform
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : sebagai zat aktif
(Ditjet POM, 1979).
2. Avicel PH-102
Spesifikasi
a. Nama resmi : Microcrystal Cellulose
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk kristalin dengan pertikel berpori
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Rasa : tidak berasa
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar pelarut
organik
f. Luas permukaan : 1,21-1,30 m2/g
g. Bobot jenis : 0,337 g/cm3(baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512-1668 g/cm3 (true)
Stabilitas : material higroskopis yang stabil.
Penyimpanan : pada wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : inkombatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
Fungsi : pengisi atau pengikat, untuk lubrikan dan disentegrant
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
3. Amilum
Spesifikasi
a. Nama lain : Amylum, Starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk fisik : serbuk, granul-granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
b. Bau : tidak berbau
c. Rasa : tidak berasa
d. Warna : berwarna putih
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10% pada 37°C
Stabilitas : stabil tapi higroskopis
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat.terbentuk senyawa
inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium
Fungsi : pengisi, penghancur, pengikat tablet.
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
4. Primojel
Spesifikasi :
a. Nama lain : sodium starch glycolate atau sodium carboxymethyl starch
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih atau hampir putih
c. Kelarutan : mudah mengalir dan higroskopis
d. Titik lebur : 200°C
Penyimpanan : wadah tertutup baik
Fungsi : disintegran
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
5. Aerosil
Spesifikasi
a. Rumus molekul : SiO2
b. Berat Molekul : 60,08
Sifat fisik dan kimia
a. Bentuk : terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan ukuran, terhidrat
sebagian, amorf
b. Ukuran partikel : 7-16 nm
c. Titik leleh : 1600°C
d. Berat jenis : 0,029-0,042 g/cm3
e. Kelarutan : praktis tidak larut dalam solven organic, air dan asam, kecuali HCl,
larut dalam larutan panas alkali hidroksida membentuk disperse
koloid. Untuk aerosol kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 25°.
Stabilitas : higroskopis, menyerap banyak air tanpa menjadi cair, bila pH lebih
besar dari 7,5 viskositas akan berkurang dan di atas 10,7 kemampuan
akan hilang.
Inkompatibilitas : dengan dietilstibestrol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Fungsi : glidan
(Anonim, 1995).
6. Magnesium stearate
Spesifikasi
a. Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt
b. Rumus kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Sifat Fisika dan Kimia
a. Bentuk Fisik : serbuk
b. Warna : putih terang
c. Rasa : khas
d. Bau : bau samar asam stearat
e. pH :-
Fungsi : sebagai bahan pelicin
Keamanan : penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek laxative
dan iritasi membrane mukosa
Inkompatibilitas : asam kuat, alkali,dan garam besi
(Rowe, R.C., dkk, 2009).
E. Metodologi
Cara Kerja
A. Uji Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang
↓
Dijalankan alat dan digunakan air bersuhu 37±2oC sebagai media, kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi
↓
Diangkat keranjang dan amati semua tablet pada akhir batas waktu yang tertera di
monografi
↓
Dipastikan semua tablet hancur, dan diangkat keranjang dan amati semua tablet
↓
Dipastikan 16 dari 18 tablet yang diuji hancur
B. Uji Disolusi untuk Sediaan Lepas Segera dengan Alat Tipe II\
Media disolusi
Digunakan media disolusi yang sesuai seperti tertera pada masing-masing monografi
↓
Dilakukan pengukuran volume media disolusi pada suhu antara 20-250oC
↓
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografi (Bila media disolusi merupakan dapar)
↓
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji
C. Kajian Preformulasi
1. Kecepatan Alir
Waktu alir yang telah didapat digunakan untuk menentukan kecepatan alir granul
sehingga dapat diperoleh kecepatan alir granul untuk formula I, yaitu 28,137 g/detik,
formula II 19,150 g/detik, formula III 14,513 g/detik, formula IV 13,530 g/detik, dan
formula V 11,040 g/detik. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kecepatan alir dari
ke lima formulasi sudah memenuhi syarat kecepatan diatas 10 g/detik.
2. Sudut Diam
Hasil sudut diam yang didapat dari formula I (24,69o), formula II (24,59o), formula
III (22,54o), formula IV (25,20o), dan formula V (21,23o). Hasil yang didapatkan dikatakan
baik karena sudut diam dari ketiga formulasi kurang dari 30 o, sehingga dapat dipastikan
granul akan mengalir dengan baik dari hopper ke lubang die.
3. Uji Keseragaman Bobot
Hasil uji keragaman bobot menunjukkan bahwa formula I (152,3 mg), formula II
(154,4 mg), formula III (151,6 mg), formula IV (148,4 mg), dan formula V (148,9 mg).
Dari hasil yang didapatkan bisa dikatakan tablet yang dihasilkan sudah memenuhi
persyaratan. Hasil evaluasi dari uji keragaman bobot tersebut ditunjukkan dengan
perolehan nilai CV dari kelima formula kurang dari 5% dan tidak ada tablet yang bobotnya
menyimpang lebih dari 7,5%. Selain itu berdasarkan nilai SD dari kelima formula
menunjukkan hasil pengukuran bobot tablet hampir dikatakan seragam.
4. Uji Keseragaman Ukuran
Pengujian keseragaman ukuran dilakukan dengan pengukuran diameter dan ketebalan
tablet. Hasil yang didapatkan dari formula I, yaitu rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal
2,73 mm, formula II memiliki rata-rata diameter 8,09 mm dan tebal 2,49 mm, formula III
memiliki rata-rata diameter 8,07 mm dan tebal 2,38 mm, formula IV memiliki rata-rata
diameter 8,05 mm dan tebal 2,37 mm formula V memiliki rata-rata diameter 8,10 mm dan
tebal 2,39 mm. secara umum semua formula telah memenuhi kriteria keragaman ukuran
dimana tablet kaptopril tidak kurang dari 90%(Depkes., 2014) (Wlodarski., 2016). pada
hasil pengukuran diameter tablet tiap formula tidak ada tebal dan diameter tablet yang
memiliki simpangan baku melebihi 5%.
5. Uji Kekerasan
Hasil uji kekerasan pada formula I adalah 5,27 kg, formula II 4,92 kg, formula III 5,57
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V 2,81 kg. Dari kelima formula tersebut yang
memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu dalam rentang 4-8
kg(Sulistyaningrum., 2012). adalah formula I, II, III, dan IV sedangkan formula V dibawah
4 kg. Hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kelima formula memiliki perbedaan hasil
kekerasan pada tiap formula dengan menggunakan tekanan kempa yang sama. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variasi konsentrasi amilum hasil pregelatinasi dengan Avicel
PH 102 mempengaruhi kekerasan tablet pada masing-masing formula sehingga hasil rerata
uji kekerasan pada setiap formulasi berbeda signifikan.
6. Uji Kerapuhan
Hasil uji kerapuhan pada formula I adalah 0,32%, formula II 0,29%, formula III
0,17%, formula IV 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari kelima formula tersebut sudah
memenuhi kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010) (Wlodarski.,
2016). Dalam amilum modifikasi terdapat HPMC yang berfungsi sebagai pengikat dalam
tablet. Dari hasil uji kerapuhan dari kelima formula menunjukkan bahwa kandungan
HPMC dalam amilum modifikasi dapat menjadi pengikat tablet yang baik.
7. Uji Waktu Hancur
Hasil pengujian waktu hancur tablet menunjukkan bahwa formula I adalah 14,48
menit, formula II 13,26 menit, formula III 12,09 menit, formula IV 1,9 menit, dan formula
V lebih dari 15 menit. Pada pengujian waktu hancur ini bertujuan untuk mengetahui tablet
kaptopril terdisintegrasi dalam cairan lambung. Berdasarkan hasil uji disintegrasi tablet,
formula I, II, III, dan IV hancur dalam waktu kurang dari 15 menit, sedangkan formula V
waktu hancurnya lebih dari 15 menit dan tentunya tidak memenuhi kriteria waktu hancur
tablet yang sudah ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur sempurna apabila sediaan yang
tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas
8. Uji Disolusi
Dari uji disolusi yang sudah dilakukan, didapat data rerata persen terdisolusi untuk FI
yaitu 85,63 ± 3,62; FII 80,63 ± 4,76; FIII 90,65 ± 4,81; FIV 100,5 ± 11,1; dan FV
65,25±7,04. Dari Hasil yang di dapatkan tersebut FI, FII, FIII, FIV tentunya memenuhi
persyaratan persen terdisolusi obat dalam kurun waktu yang sudah ditentukan yaitu tidak
kurang dari 80% selama 20 menit. Kemudian formula V tidak memenuhi persyaratan
karena dibawah 80%.
D. Perhitungan Bahan
Formulasi Tablet Captopril
Bahan Formula Formula Formula Formula Formula
I II III IV V
Kaptopril 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg
Avicel PH-102 122 mg 73,2 mg 61 mg 48,8 mg 0 mg
E. Daftar Pustaka
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Depkes RI ; JAkarta
Rowe, R. C., dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, sixth edition, Pharmaceutical
Press and American Pharmacist Association, USA.
Jumlah Bahan
No.Kode Pemerian Bahan Baku
Tiap Satuan Tiap Batch
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Anonim, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf,
berwarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk 0 mg
putih tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna 2 mg
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Anonim, 1979).
1
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf,
berwarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum 48,8 mg
Pemerian : granul atau serbuk
putih tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Anonim, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf, -
berwarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102 61 mg
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
2
Amilum 61 mg
Pemerian : granul atau serbuk
putih tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, R. C., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, R. C., dkk, 2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Anonim, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf,
berwarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (Rowe, R. C., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum 73,2 mg
Pemerian : granul atau serbuk
putih tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Anonim, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
3
berasa, dan serbuk amorf,
berwarna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102 0 mg
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
Amilum 122 mg
Pemerian : granul atau serbuk
putih tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Catatan :
Dokumen hanya untuk kalangan sendiri , segala bentuk peniruan dan penggandaan harus seijin
laboratorium.
DATA ANALISIS
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM No. Batch : P4
Kode Produksi :
Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet : Uji Waktu
P4
Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Departemen/Bagian
Farmasetika/FTSP Ukuran Batch :
4
2. Pemilihan aerosol Pemerian : Serbuk
Dipilih karena merupakan berwana putih-
absorben yang dapat kebiruan koloid
mengatasi lengketnya silikon dioksida
partikel satu sama lainnya dengan ukuran
sehingga mengurangi partikel sekitar 15
gesekan antar partikel. nm, ringan, tidak
Penambahan aerosol pada berbau, tidak
tablet akan menyebabkan berasa, dan serbuk
penampilan tablet yang amorf, berwarna
bagus, jernih dan mengkilat putih, tidak
(Lachman,1994). berbau, dan tidak
berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Catatan :
1. Uji Disintegrasi
F1 = 14,48 ± 0,01 menit
F2 = 13,26 ± 0,12 menit
5
F3 = 12,09 ± 0,52 menit
F4 = 1,9 ± 0,44 menit
F5 = 15 menit
Waktu hancur tablet (tanpa salut) yang baik adalah kurang dari 15 menit, sehingga F5 tidak
memenuhi syarat (Anonim, 2014).
2. Uji Disolusi
Hasil F1,F2, F3, dan F4 memenuhi Q20 dimana nilai Q20 ≤ 80% sedangkan F5 tidak memenuhi
(Anonim, 2014).
PRODUKSI
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM Jumlah Halaman : No.Halaman :
7
Neraca analitik digunakan untuk mengukur bobot
Diamati suhu pada saat pengadukan sesuai granul. Neraca ini memiliki ketelitian 0,0001g
waktu yang dibutuhkan dengan kapasitas 320 g.
8
MASTER FORMULA
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM
Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas
Kode Produksi : P4 Tablet : Uji Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Jumlah Bahan
No.Kode Pemerian Bahan Baku
Tiap Satuan Tiap Batch
Kaptopril
Pemerian: serbuk hablur putih atau hampir 12,5 mg
putih dengan bau khas (Dirjen POM, 1979).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih-kebiruan 1,5 mg
koloid silikon dioksida dengan ukuran
partikel sekitar 15 nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum 0 mg
Pemerian: granul atau serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna putih
pucat dengan bau asam yang samar dan rasa
asam yang samar (Rowe, RC., dkk, 2009).
2
Formula II Tablet 150mg Kaptopril 150 mg
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir
putih dengan bau khas (Dirjen POM, 1979).
Aerosil
1
Pemerian : Serbuk berwana putih-kebiruan 1,5 mg
koloid silikon dioksida dengan ukuran
partikel sekitar 15 nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih, tak berbau, 73,2 mg
tak berasa, dan tidak larut dalam air (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum
48,8 mg
Pemerian : granul atau serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna putih
pucat dengan bau asam yang samar dan rasa
asam yang samar (Rowe, RC., dkk, 2009).
3
Formula III Tablet 150mg Kaptopril 150 mg
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir
putih dengan bau khas (Dirjen POM, 1979).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih-kebiruan 1,5 mg
koloid silikon dioksida dengan ukuran
partikel sekitar 15 nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102 61 mg
Pemerian : kristal berwana putih, tak berbau,
tak berasa, dan tidak larut dalam air (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih tidak berbau 61 mg
dan tidak berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
2 mg
2
Pemerian: Bubuk, hablur berwarna putih
pucat dengan bau asam yang samar dan rasa
asam yang samar (Rowe, RC., dkk, 2009).
Kaptopril
Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir 12,5 mg
putih dengan bau khas (Dirjen POM, 1979).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih-kebiruan 1,5 mg
koloid silikon dioksida dengan ukuran
partikel sekitar 15 nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih, tak berbau,
tak berasa, dan tidak larut dalam air (Rowe, 48,8 mg
RC., dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih tidak berbau
73,2 mg
dan tidak berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna putih 2 mg
pucat dengan bau asam yang samar dan rasa
asam yang samar (Rowe, RC., dkk, 2009).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih-kebiruan
koloid silikon dioksida dengan ukuran 1,5 mg
partikel sekitar 15 nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
3
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih, tak berbau, 0
tak berasa, dan tidak larut dalam air (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih tidak berbau 122mg
dan tidak berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna putih
pucat dengan bau asam yang samar dan rasa 2 mg
asam yang samar (Rowe, RC., dkk, 2009).
Catatan :
Dokumen hanya untuk kalangan sendiri , segala bentuk peniruan dan penggandaan harus
seijin laboratorium.
4
DATA ANALISIS
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM No. Batch : P4
Kode Produksi :
Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet : Uji
P4
Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Departemen/Bagian
Farmasetika/FTSP Ukuran Batch :
Catatan :
1. Uji Disintegrasi
F1 = 14,48 ± 0,01 menit
F2 = 13,26 ± 0,12 menit
F3 = 12,09 ± 0,52 menit
F4 = 1,9 ± 0,44 menit
F5 = 15 menit
Waktu hancur tablet (tanpa salut) yang baik adalah kurang dari 15 menit, sehingga F5 tidak
memenuhi syarat (Anonim, 2014).
2. Uji Disolusi
Hasil F1,F2, F3, dan F4 memenuhi Q60 dimana nilai Q80 ≤ 80% sedangkan F5 tidak
memenuhi (Anonim, 2014).
6
PRODUKSI
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM Jumlah Halaman : No.Halaman
:
7
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam
batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing
monografi (Bila media disolusi merupakan dapar)
↓
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji Dayung/
B. Prosedur Uji Disolusi Rotor
Disiapkan tablet yang hendak diuji disolusinya
↓
Dimasukkan sejumlah volume media disolusi seperti Alat uji disolusi merupakan alat uji
tertera pada masing-masing monografi ke dalam wadah kelarutan obat dengan melakukan
pada alat yang sesuai simulasi yang mirip dengan tubuh.
↓ Pertama disiapkan rangkaian alat
Dijalankan pemanas alat hingga media disolusi seperti gambar diatas, seetiap rotor
mencapai suhu 37±0,5oC, dihentikan alat pemanas, dan akan terhubung dengan wadah tempat
diangkat termometer. sampel diuji. Wadah tempat sampel
↓ akan diisi dengan media yang sesuai
Dimasukkan 1 unit sediaan ke dalam masing-masing dengan monografi. Waterbath diisi
wadah. juga dan dipanaskan dengan pengatur
↓ suhu hingga ketentuan suhu (37oC,
Dijaga agar gelembung udara tidak menempel pada sesuai simulasi tubuh). Setelah suhu
permukaan sediaan telah sesuai, sampel tablet akan
↓ diletakkan ke dalam wadah uji, dan alat
Dioperasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan dinyalakan. Rotor akan berputar
yang tertera pada masing-masing monografi berporos pada sumbu vertical.
↓
Diambil sejumlah sample pada daerah pertengahan
antara permukaan media disolusi dan bagian atas
dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah,
pada interval waktu yang ditentukan
↓
Dijaga labu tetap tertutup selama pengujian
↓
Diamati suhu pada saat pengadukan sesuai waktu yang Dalam jangka waktu 5, 10, 15, 30, dan
dibutuhkan 60 menit, larutan sampel diuji kadarnya
↓ menggunakan spektofotometer UV-Vis
Disaring segera larutan uji pada saat sampling, kecuali dengan Panjang gelombang 200-400
proses penyaringan tidak diperlukan, dipilih penyaring nm. Larutan sampel diambil
yang inert yang tidak menyebabkan absorbsi zat aktif menggunakan pipet dan diletakkan ke
atau dapat mempengaruhi analisis
wadah lain, larutan juga disaring
↓ apabila terdapat tablet yang belum larut
8
Dilakukan analisis seperti tertera pada masing-masing sempurna tidak terbawa. Sembari
monografi menggunakan metode penetapan kadar yang dipipet, ditambahkan pula air ke dalam
sesuai wadah yang tadi dipipet, hal ini agar
↓ jumlah air dalam wadah tidak
Dihitung nilai DE (dissolution efficiency, %) dan Q berkurang.
(Jumlah zat aktif yang terlarut dalam medium
dengan suhu 37±0,5oC dari data simulasi kemudian
dilakukan interpretasi data hasil uji disolusi sesuai
Farmakope Indonesia Edisi V
Neraca analitik
digunakan untuk mengukur bobot
granul. Neraca ini memiliki ketelitian
0,0001g dengan kapasitas 320 g.
Kontrol Keabsahan
Ketua Asisten Dosen
Kelompok
Apt. Rina
Yulita Kuswahyuni
Kirana ng, M.Si.,
Ph.D
Dokumen hanya untuk kalangan sendiri, segala bentuk peniruan dan penggandaan harus
seijin laboratorium
9
MASTER FORMULA
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM
Nama Produksi : Melakukan
Kontrol Kualitas Tablet : Uji Waktu
Kode Produksi : P4 Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Kaptopril 12,5
Pemerian : serbuk hablur putih atau mg
hampir putih dengan bau khas
(Dirjen POM, 1979).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih- 1,5
kebiruan koloid silikon dioksida mg
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak 12 mg
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk, 122
2009). mg
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih
tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 0
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna mg
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
2
Formula II Tablet 150mg Kaptopril mg
2
1
Kaptopril
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Dirjen POM, 1979).
Aerosil 150 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida 12,5 mg
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak 1,5 mg
berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102 12 mg
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih 73,2 mg
tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar 48,8 mg
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih- 150
kebiruan koloid silikon dioksida mg
dengan ukuran partikel sekitar 15
12,5 mg
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk, 2009).
1,5 mg
Primogel/Carboxymethyl Starch/
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe,
-
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih,
2
tak berbau, tak berasa, dan tidak 12 mg
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
Amilum
Pemerian : granul atau serbuk putih
tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009). 61 mg
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
61 mg
4 Formula IV Tablet 150mg Kaptopril
Kaptopril
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas 2
(Dirjen POM, 1979). mg
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana putih-
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak 150
berasa, dan serbuk amorf, berwarna mg
putih, tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk, 2009). 12,5
mg
Primogel/Carboxymethyl Starch/
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur berwarna
putih dengan rasa khas atau agak
asam serta bau yang lemah (Rowe, 1,5 mg
RC., dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
Amilum 12 mg
Pemerian : granul atau serbuk putih
tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang 48,8 mg
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Kaptopril 73,2 mg
Pemerian : serbuk hablur putih atau
hampir putih dengan bau khas
(Dirjen POM, 1979).
Aerosil 2 mg
Pemerian : Serbuk berwana putih-
3
kebiruan koloid silikon dioksida
dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau, tidak
berasa, dan serbuk amorf, berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak 150
berasa (Rowe, RC., dkk, 2009). mg
Avicel pH 102 0 mg
Pemerian : kristal berwana putih,
tak berbau, tak berasa, dan tidak
larut dalam air (Rowe, RC., dkk,
2009).
Amilum 122 mg
Pemerian : granul atau serbuk putih
tidak berbau dan tidak berasa
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur berwarna
putih pucat dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang samar
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Catatan :
Dokumen hanya untuk kalangan sendiri , segala bentuk peniruan dan penggandaan harus seijin
laboratorium.
DATA ANALISIS
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM No. Batch : P4
Kode Produksi :
Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet : Uji
P4
Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Departemen/Bagian
Farmasetika/FTSP Ukuran Batch :
4
2. Pemilihan aerosil dipilih karena Pemerian : Serbuk berwana
merupakan absorben putih-kebiruan koloid silikon
yang dapat mengatasi lengketnya dioksida dengan ukuran
partikel satu sama lainnya partikel sekitar 15 nm,
sehingga mengurangi gesekan ringan, tidak berbau, tidak
antar partikel. Penambahan berasa, dan serbuk amorf,
aerosol pada tablet akan berwarna putih, tidak berbau,
menyebabkan penampilan tablet dan tidak berasa (Rowe, RC.,
yang bagus, jernih dan mengkilat dkk, 2009).
(Lachman,1994).
5
Catatan :
1. Uji Disintegrasi
F1 = 14,48 ± 0,01 menit
F2 = 13,26 ± 0,12 menit
F3 = 12,09 ± 0,52 menit
F4 = 1,9 ± 0,44 menit
F5 = 15 menit
Waktu hancur tablet (tanpa salut) yang baik adalah kurang dari 15 menit, sehingga F5 tidak
memenuhi syarat (Anonim, 2014).
2. Uji Disolusi
Hasil F1,F2, F3, dan F4 memenuhi Q60 dimana nilai Q80 ≤ 80% sedangkan F5 tidak memenuhi
(Anonim, 2014).
PRODUKSI
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM Jumlah Halaman : No.Halaman :
Nama Produksi :
Melakukan Kontrol Kualitas
Kode Produksi : P4
Tablet : Uji Waktu Hancur
dan Uji Disolusi Tablet
6
tablet hingga hancur. Pertama
waterbath akan diisi dengan
Dipastikan 16 dari 18 tablet yang diuji hancur cairan yang ditentukan. Lalu
2. Uji Disolusi untuk Sediaan Lepas Segera dengan Alat Tipe II tabung dengan rangkaian
A. Media disolusi tabung kecil untuk uji
Digunakan media disolusi yang sesuai seperti tertera pada masing-masing masing-masing tablet
monografi dihubungkan ke rotor/dayung
dan diisi dengan media air
Dilakukan pengukuran volume media disolusi pada suhu antara 20-250oC atau yang telah ditentukan.
Media lalu dihubungkan
Diatur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH dengan pengatur suhu hingga
yang tertera pada masing-masing monografi (Bila media disolusi suhu yang telah ditentukan
merupakan dapar) (37oC, simulasi suhu tubuh).
Setelah suhu telah sesuai,
Dihilangkan gas pelarut sebelum diuji pengatur suhu dimatikan,
B. Prosedur Uji Disolusi lalu dimasukkan sampel
Disiapkan tablet yang hendak diuji disolusinya tablet ke dalam alat dan alat
mulai dihidupkan,
Dimasukkan sejumlah volume media disolusi seperti tertera pada masing- rotor/dayung akan bergerak
masing monografi ke dalam wadah pada alat yang sesuai secara vertical, lalu
diperhatikan dibutuhkan
o
Dijalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37±0,5 C, berapa lama waktu untuk
dihentikan alat pemanas, dan diangkat termometer. menghancurkan tablet
Diambil sejumlah sample pada daerah pertengahan antara permukaan Alat uji disolusi merupakan
media disolusi dan bagian atas dayung, tidak kurang dari 1 cm dari alat uji kelarutan obat dengan
dinding wadah, pada interval waktu yang ditentukan melakukan simulasi yang
mirip dengan tubuh. Pertama
Dijaga labu tetap tertutup selama pengujian disiapkan rangkaian alat
seperti gambar diatas, seetiap
Diamati suhu pada saat pengadukan sesuai waktu yang dibutuhkan rotor akan terhubung dengan
wadah tempat sampel diuji.
Disaring segera larutan uji pada saat sampling, kecuali proses penyaringan Wadah tempat sampel akan
tidak diperlukan, dipilih penyaring yang inert yang tidak menyebabkan diisi dengan media yang
absorbsi zat aktif atau dapat mempengaruhi analisis sesuai dengan monografi.
Waterbath diisi juga dan
7
Dilakukan analisis seperti tertera pada masing-masing monografi dipanaskan dengan pengatur
menggunakan metode penetapan kadar yang sesuai suhu hingga ketentuan suhu
(37oC, sesuai simulasi
Dihitung nilai DE (dissolution efficiency, %) dan Q (Jumlah zat aktif yang tubuh). Setelah suhu telah
terlarut dalam medium dengan suhu 37±0,5 oC dari data simulasi sesuai, sampel tablet akan
kemudian dilakukan interpretasi data hasil uji disolusi sesuai Farmakope diletakkan ke dalam wadah
Indonesia Edisi V uji, dan alat dinyalakan.
Rotor akan berputar berporos
pada sumbu vertical.
Neraca
analitik digunakan untuk
mengukur bobot granul.
8
Neraca ini memiliki
ketelitian 0,0001g dengan
kapasitas 320 g.
Kontrol Keabsahan
9
MASTER FORMULA
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM
Kode Produksi : Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet : Uji Waktu Hancur
P4 dan Uji Disolusi Tablet
Departemen/ Bagian :
Farmasetika/FTSP
Ukuran Batch :
Jumlah Bahan
No.Kode Pemerian Bahan Baku
Tiap Satuan Tiap Batch
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur
putih atau hampir putih
dengan bau khas (Dirjen
POM, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana
putih-kebiruan koloid
silikon dioksida dengan
ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk
amorf, berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur
berwarna putih dengan rasa
khas atau agak asam serta
bau yang lemah (Rowe, RC.,
dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau 0 mg
serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Mg stearate
2 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur
berwarna putih pucat
dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang
1
samar (Rowe, RC., dkk,
2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur
putih atau hampir putih
dengan bau khas (Dirjen
POM, 1979).
Aerosil 1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana
putih-kebiruan koloid
silikon dioksida dengan
ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk
amorf, berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/
Sodium Salt 12 mg
Pemerian : serbuk hablur
berwarna putih dengan rasa
khas atau agak asam serta
bau yang lemah (Rowe, RC.,
dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana 73,2 mg
putih, tak berbau, tak berasa,
dan tidak larut dalam air
(Rowe, RC., dkk, 2009).
3
Amilum
Pemerian : granul atau
48,8 mg
serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Mg stearate
2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur
berwarna putih pucat
dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang
samar (Rowe, RC., dkk,
2009).
Kaptopril 12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur
putih atau hampir putih
dengan bau khas (Dirjen
POM, 1979).
Aerosil 1,5 mg
2
Pemerian : Serbuk berwana
putih-kebiruan koloid
silikon dioksida dengan
ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk
amorf, berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur
berwarna putih dengan rasa
khas atau agak asam serta
bau yang lemah (Rowe, RC.,
dkk, 2009).
Avicel pH 102
Pemerian : kristal berwana 61 mg
putih, tak berbau, tak berasa,
dan tidak larut dalam air
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau
serbuk putih tidak berbau 61 mg
dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur
2 mg
berwarna putih pucat
dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang
samar (Rowe, RC., dkk,
2009).
Kaptopril
12,5 mg
Pemerian : serbuk hablur
putih atau hampir putih
dengan bau khas (Dirjen
POM, 1979).
1,5 mg
Aerosil
Pemerian : Serbuk berwana
putih-kebiruan koloid
silikon dioksida dengan
ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk
amorf, berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur
berwarna putih dengan rasa
3
khas atau agak asam serta
bau yang lemah (Rowe, RC.,
dkk, 2009).
Amilum
Pemerian : granul atau 73,2 mg
serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
Mg stearate
Pemerian : Bubuk, hablur 2 mg
berwarna putih pucat
dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang
samar (Rowe, RC., dkk,
2009).
Aerosil
1,5 mg
Pemerian : Serbuk berwana
putih-kebiruan koloid
silikon dioksida dengan
ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, tidak berbau,
tidak berasa, dan serbuk
amorf, berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak
berasa (Rowe, RC., dkk,
2009).
Primogel/Carboxymethyl Starch/ 12 mg
Sodium Salt
Pemerian : serbuk hablur
berwarna putih dengan rasa
khas atau agak asam serta
bau yang lemah (Rowe, RC.,
dkk, 2009).
Avicel pH 102 0 mg
Pemerian : kristal berwana
putih, tak berbau, tak berasa,
dan tidak larut dalam air
(Rowe, RC., dkk, 2009).
Amilum 122 mg
Pemerian : granul atau
serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa (Rowe,
RC., dkk, 2009).
4
Mg stearate 2 mg
Pemerian : Bubuk, hablur
berwarna putih pucat
dengan bau asam yang
samar dan rasa asam yang
samar (Rowe, RC., dkk,
2009).
Catatan :
Dokumen hanya untuk kalangan sendiri , segala bentuk peniruan dan penggandaan harus seijin
laboratorium.
DATA ANALISIS
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM No. Batch : P4
Kode Produksi :
Nama Produksi : Melakukan Kontrol Kualitas Tablet : Uji
P4
Waktu Hancur dan Uji Disolusi Tablet
Departemen/Bagian
Farmasetika/FTSP Ukuran Batch :
Catatan :
1. Uji Disintegrasi
F1 = 14,48 ± 0,01 menit
F2 = 13,26 ± 0,12 menit
F3 = 12,09 ± 0,52 menit
F4 = 1,9 ± 0,44 menit
F5 = 15 menit
Waktu hancur tablet (tanpa salut) yang baik adalah kurang dari 15 menit, sehingga F5 tidak
memenuhi syarat (Anonim, 2014).
2. Uji Disolusi
Hasil F1,F2, F3, dan F4 memenuhi Q60 dimana nilai Q80 ≤ 80% sedangkan F5 tidak memenuhi
(Anonim, 2014).
PRODUKSI
Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM Jumlah Halaman : No.Halaman :
Departemen/Bagian :
Ukuran Batch :
Farmasetika
7
rangkaian alat seperti gambar diatas, seetiap rotor akan terhubung
Dilakukan pengukuran volume dengan wadah tempat sampel diuji. Wadah tempat sampel akan
media disolusi pada suhu antara 20- diisi dengan media yang sesuai dengan monografi. Waterbath diisi
250oC juga dan dipanaskan dengan pengatur suhu hingga ketentuan suhu
(37oC, sesuai simulasi tubuh). Setelah suhu telah sesuai, sampel
Diatur pH larutan sedemikian hingga tablet akan diletakkan ke dalam wadah uji, dan alat dinyalakan.
berada dalam batas 0,05 satuan pH Rotor akan berputar berporos pada sumbu vertical.
yang tertera pada masing-masing
monografi (Bila media disolusi
merupakan dapar)
8
Yulita Kirana Apt.
Rina
Dijaga labu tetap tertutup selama
Kuswah
pengujian yuning,
M.Si.,
Ph.D
Diamati suhu pada saat pengadukan
sesuai waktu yang dibutuhkan