Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“Konsep Supervisi”

( Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Managemen


Keperawatan )

Dosen Pengampu : Rudy Alfiansyah, S.Kep.,Ns.,M.Pd

Disusun oleh :

Hera Nurafita ( KHGC18023 )

Mitha Annastasya Fasha ( KHGC20161)

Nindi Erniawati ( KHGC18038 )

Willy Nurfajar Saenzi ( KHGC18110 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

2021-2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Supervisi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
managemen keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konsep Supervisi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 16 Juni 2021

Kelompok 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana yang tersedia
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga dan masyarakat. Supervisi keperawatan merupakan kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan supervisi adalah
pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi supervisi ?
2. Apa saja sasaran dari supervisi ?
3. Apa saja tugas dari supervisi ?
4. Apa saja fungsi dari supervisi ?
5. Bagaimana prinsip dari supervisi ?
6. Bagaimana cara dan langkah-langkah supervisi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari supervisi.
2. Untuk mengetahui sasaran dari supervisi.
3. Untuk mengetahui tugas dari supervisi.
4. Untuk mengetahui fungsi dari supervisi.
5. Untuk mengetahui prinsip dari supervisi.
6. Untuk mengetahui cara dan langkah-langkah supervisi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi


Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembnagan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongoan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecapakan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansbung (1999), supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta
bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan
baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah selurih staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan isntruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimana memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh
staf keperawatan bukan sebagai pelaksanaan pasif, melainkan diperlukan sebagai
patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
2.2 Sasaran Supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola.
b. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana.
c. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis.
d. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
e. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang.
f. Pembagian tugas, wewenang dan pertimbangan objek/rational.
g. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
2.3 Tujuan Supervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya, juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan.
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan .
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
2.4 Fungsi Supervisi
a. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir
proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan
kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
b. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
c. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan,
menstimuli, dan mendorong kearah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
d. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan
mengajak untuk diikutsertakan (sharing).
2.5 Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informan
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
2.6 Cara dan Langkah Supervisi
a. Cara Supervisi
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :
 Pengarahan harus lengkap
 Mudah dipahami
 Menggunakan kata-kata yang tepat
 Berbicara dengan jelas dan lambat
 Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
 Pastikan bahwa arahan dipahami
 Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
b. Langkah – langkah Supervisi
1. Pra-supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan.
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil katim dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder :
- Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
- Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
3. Pasca-supervisi-3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan

2.7 Literatur Review


2.7.1 METODOLOGI
a. Desain penelitian
Penelitian ini dilakkan dengan metode telaah literature (literature review).
b. Strategi pencarian
Penelusuran didapat melalui media elektronik (internet). Kata kunci yang
digunakan dalam penelusuran literatur adalah “konsep supervisi
keperawatan”. Penelusuran Literatur menggunakan database Google Scholar.
c. Kriteria
Kriteria inklusi pada penelitian yaitu Jurnal yang diambil dalam 10 tahun
terakhir rentang tahun 2011-2021. Sedangkan kriteria eklusi pada penelitian
ini yaitu penelitian yang dilakukan di rumah sakit.
2.7.2 Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Berdasarkan hasil penelusuran di Google Schoolar, dengan kata kunci “
konsep supervisi keperawatan” diperoleh sebanyak 4 artikel yang dianalisis
tentang konsep supervisi keperawatan. Hasil dari analisis tersebut akan
disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel Hasil Penelitian Artikel untuk di Review

No Nama, Judul Tujuan Sampel Metode Hasil


Tempat dan
Tahun
1. Yullyzar, Hubungan Tujuan Pengambila Desain yang Ada hubungan
Irfanita Supervisi penelitian ini n sampel digunakan supervisi (p-
Nurhidayah, Terhadap adalah untuk menggunaka adalah value = 0,000)
Nurul Pelaksanaan mengetahui n teknik non Deskriptif terhadap
Hadisah, Asuhan hubungan probability Korelatif. pelaksanaan
(2020). Keperawatan supervisi sampling Dengan asuhan
Di Rumah terhadap dengan pendekatan keperawatan di
Sakit Umum pelaksanaan metode total cross sectional Rumah Sakit
Daerah Dr. asuhan sampling. study. Umum Daerah dr.
Zainoel keperawatan Jumlah Zainoel Abidin
Abidin Banda di Rumah sample 131 Banda Aceh.
Aceh Sakit Umum orang
Daerah dr. perawat
Zainoel pelaksana
Abidin yang
Banda Aceh. tersebar di
12 ruangan.
2. Rezkiki, F & Pengaruh Untuk Pengambila Penelitian ini Hasil penelitian
Ilfa, A Supervisi meningkatan n sampel merupakan menunjukkan
(2018). Terhadap kelengkapan menggunaka penelitian rata – rata
Kelengkapan dokumentasi n teknik preeksperime kelengkapan
Dokumentasi asuhan purposive ntal dokumentasi
Asuhan keperawatan sampling dengan asuhan
Keperawatan melalui sebanyak 15 rancangan keperawatan
Di Ruangan supervisi di perawat. pre-post test sebelum
Non Bedah Ruangan dalam satu supervisi
Non Bedah. kelompok 70,27%. Rata –
(One-Group rata kelengkapan
Pretest- dokumentasi
Posttest asuhan
design). keperawatan
sesudah
supervisi
82,27%.
Terdapat
pengaruh yang
signifikan
pelaksanaan
supervisi
terhadap
kelengkapan
dokumentasi
asuhan
keperawatan.
3. David Hubungan Untuk Seluruh Jenis penelitian Hasil penelitian
Ginting, Kemampuan mengetahui perawat menggunakan menunjukan
Yesika Supervisi hubungan yang penelitian bahwa ada
Widiawati Kepala antara bertugas di kuantitatif hubungan antara
Harahap, Ruangan kapasitas ruang rawat bersifat kapasitas
(2019). Dengan pengawasan inap Rumah analitik pengawasan
Pelaksanaan kepala Sakit dengan kepala ruangan
Dokumentasi ruangan Grandmed, pendekatan dan pelaksanaan
Asuhan dengan sebanyak 25 cross dokumentasi
Keperawatan pelaksanaan orang. sectional. asuhan
dokumentasi keperawatan
asuhan dengan p value
keperawatan. (= 0,009) < (=
0,05).
4. Muhamad Head Room Untuk Teknik Penelitian Hasil penelitian
Andika S, Supervision to mengetahui pengambila kuantitatif menunjukan
Yulastri Arif, Completeness hubungan n sampel dengan metode adanya hubungan
Vetty of Note peran dilakukan korelasi peran supervisi
Priscilla, Nursing Care supervisi dan secara acak, dengan kepala ruangan
(2018). Documentatio pendampinga dengan pendekatan terhadap perawat
n n kepala jumlah 63 cross dalam melakukan
ruangan sampel sectional. dokumentasi
terhadap perawat. asuhan
perawat keperawatan.
dalam
melaksanaka
n
pendokumen
tasian asuhan
keperawatan
di RS Islam
Palembang.

b. Pembahasan
Menurut teori hakikat dokumentasi asuhan keperawatan adalah terciptanya
kegiatan keperawatan yang menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, cara berpikir, dan
bertindak profesional pada setiap perawat. Pendekatan yang sistematis dan logis
dengan landasan ilmiah yang benar, serta melalui dokumentasi proses keperawatan,
semua kegiatan dalam proses keperawatan dapat ditampilkan kembali sehingga dapat
diteliti ulang untuk dikembangkan atau diperbaiki (Nursalam, 2014).
Yang menjadi Alasan mengapa perawat jarang untuk melengkapi dokumentasi
asuhan keperawatan salah satu faktornya karena kurangnya pengawasan,
pengontrolan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat merasa
dokumentasi asuhan keperawatan terlalu banyak. Jumlah perawat ruangan yang
sangat sedikit dengan kapasitas pasien dan beban kerja yang sangat banyak membuat
perawat jarang menuliskan dokumentasi asuhan keperawatan secara lengkap, perawat
biasanya hanya menuliskan nama pasien tanpa nomor RM, tidak melengkapi data
pemeriksaan fisik pasien, tidak menuliskan analisa data, tujuan dan rencana tindakan,
pada lembar implementasi perawat sering tidak menuliskan, evaluasi perawat sering
tidak menuliskan catatan perkembangan pasien dan tidak mencantumkan paraf
(Lestari, 2014).
Oleh karena itu perlu diadakannya supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan
secara terjadwal, guna untuk mencapai keberhasilan proses asuhan keperawatan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, selain itu juga supervisi harus dilakukan
untuk menghindari ketidaklengkapan dokumentasi asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat.
Proses supervisi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan
kegiatan yang perlu dilakukan terhadap perawat pelaksana. Perawat perlu dijaga,
dibina, dan ditingkatkan sikap positifnya terhadap pekerjaannya. Sikap positif perawat
terhadap pekerjaannya akan tercapai apabila diberikan motivasi, bimbingan dan
penghargaan terhadap hasil kerjanya yang akan menciptakan kepuasan kerja perawat.
Kepuasan kerja perawat pada praktik keperawatan tercapai apabila perawat merasa
telah memberikan kontribusi, dianggap penting, mendapat dukungan dari sumber-
sumber yang ada, dan out-come keperawatan akan banyak tercapai.
Selain itu, menurut hasil penelitian (Anggeria & Maria, 2018) menunjukkan
pentingnya hubungan supervisi dalam pendokumentasian yang dilakukan perawat
sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan termasuk dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi dari 4 artikel diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
penelitian yang dilakukan Yullyzar, dkk. dengan judul “Hubungan Supervisi
Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh” pada tahun 2020, menyimpulkan teknik supervisi
mempunyai hubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan terutama teknik
supervisi langsung, dikarenakan kepala ruangan dapat melihat pekerjaan perawat
secara langsung dan apabila ditemukan masalah dapat langsung diselesaikan sekaligus
mencari solusi yang terbaik untuk staf perawat.
Berdasarkan penelitian Rezkiki F, dkk. dengan judul “Pengaruh Supervisi
Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruangan Non Bedah”
tahun 2018, dan penelitian yang dilakukan oleh David Ginting, dkk. dengan judul
“Hubungan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Dengan Pelaksanaan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan” tahun 2019, dapat disimpulkan bahwa, terdapat
perubahan yang sangat signifikan antara sebelum dan setelah dilakukannya supervisi
dalam kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan adanya kegiatan
supervisi akan berpengaruh terhadap pendokumentasian yang benar pada proses
keperawatan, sehingga bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung
jawabkan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Andika, dkk. dengan judul
“Head Room Supervision to Completeness of Note Nursing Care Documentation”
tahun 2018, dalam melakukan supervisi kepala ruangan harus mampu mengawasi,
mengarahkan, memotivasi dan membagi tugas secara tegas dan adil sehingga
kepatuhan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan akan optimal.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literatur review dari keempat jurnal diatas menunjukan bahwa
keempatnya saling berhubungan, dan tidak ada pertentangan. Maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan konsep supervisi oleh kepala ruangan sangat
berpengaruh terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal
ini dikarenakan keberhasilan pelayanan keperawatan dalam meningkatkan mutu
pelayanan tidak terlepas dari peran kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya
yang salah satunya yaitu melakukan supervisi sehingga kinerja perawat pelaksana
dapat mencapai standar yang telah ditetapkan khususnya dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien.
3.2. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengatahuan dan informasi
mengenai konsep supervisi yang harus diterapkan oleh kepala ruangan.
2. Bagi Perawat
Bagi para perawat disarankan untuk terus meningkatkan kinerja dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara optimal dan
menyeluruh. Sedangkan untuk kepala ruangan disarankan untuk membuat
jadwal rutin supervisi secara terjadwal dalam mengevaluasi kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam pemberian materi
dan sebagai bahan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Yullyzar.,dkk. (2020). Hubungan Supervisi Terhadap Pelaksanaan Asuhan


Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Jurnal Perawat Indonesia, e-ISSN 2548-7051, 4(2)383-394.
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jpi/article/view/532/pdf
Rezkiki,F., Ilfa,A.(2018). Pengaruh Supervisi Terhadap Kelengkapan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruangan Non Bedah. REAL in Nursing
Journal (RNJ), 1(2)67-76. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=2007&q=supervisi+manajemen+keperawatan&btnG=#d=gs_qabs&
u=%23p%3DBJ5qDa3EMQ0J
Ginting,D., dkk.(2019). Hubungan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan
Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830, 1(2).
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2c5&q=HUBUNGAN+KEEMAMPUAN+SUPERVISI+KEPA
LA+RUANGAN+
+DENGAN+PELAKSANAAN+DOKUMENTASI+ASUHAN+
+KEPERAWATAN&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DBQsVPPBNWJgJ
Andika, M, S.,dkk.(2018). Head Room Supervision to Completeness of Note
Nursing Care Documentation. International Journal of Innovative Science and
Research Technology, DOI 10.17605/OSF.IO/CWZ53, ISSN No:-2456-2165,
3(10). https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Head+Room+Supervision+to+Completeness+of+Note
+Nursing+Care+Documentation&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DTt_LVUb7B_IJ
Supervisi Keperawatan.
http://registrasi.rscahyakawaluyan.com/bankdata/pdf/260558892-SUPERVISI-
KEPERAWATAN-doc(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai