KEHAMILAN
Pembimbing :
Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada sehingga mampu menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas dengan judul makalah “Gangguan Pembekuan darah Pada Kehamilan” ini dengan
baik.
Kami menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang
menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini, sehingga
dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dengan cepat.
Kata
pengantar .........................................................................................................................................
.
Daftar
isi ...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ............................................................................................................................
B. Rumusan
masalah........................................................................................................................
C.
Tujuan ..........................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian gangguan pembekuan
darah ..................................................................................
B. Gangguan pembekuan darah pada masa
kehamilan ..............................................................
C.
Etiologi .........................................................................................................................................
D.
Patofisiologi ..................................................................................................................................
E. Tanda dan
Gejala ........................................................................................................................
F.
Komplikasi ...................................................................................................................................
G.
Pencegahan ..................................................................................................................................
H.
Pengobatan...................................................................................................................................
I.
Penatalaksaan ...............................................................................................................................
Latar Belakang
Gangguan pada faktor pembekuan darah adalah perdarahan yang terjadi karena
adanya kelainan pada proses pembekuan darah sanhg ibu ,sehingga darah tetap mengalir.
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan
yang berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi tetapi abnormalitas yang
didapat biasanya yang menjadi masalah. Kadar fibrinogen yang meningkat pada saat
kehamilan, sehingga kadar fibrinogen kisaran normal pada wanita yang tidak hamil harus
mendapatkan perhatian. DIC yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang
umumnya disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular
merata .
Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian gangguan pembekuan darah ?
B. Apa saja gangguan pembekuan darah pada masa hamil ?
C. Bagaimana etiologinya ?
D. Bagaimana patofisiologinya ?
E. Apa tanda dan gejalanya ?
F. Apa saja komplikasinya ?
G. Bagaimana pencegahannya ?
H. Bagaimana pengobatannya ?
I. Bagaimana penatalaksanaannya ?
Tujuan
A. Untuk mengetahui apa pengertian dari gangguan pembekuan darah
B. Untuk mengetahui gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
C. Untuk mengetahui bagaimana etiologinya
D. Untuk mengetahui bagaimana ptofisiologinya
E. Untuk mengetahui tanda dan gejalanya
F. Untuk mengetahui komplikasinya
G. Untuk mengetahui pencegahannya
H. Untuk mengetahui pengobatannya
I. Untuk mengetahui penatalaksanaannya
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gangguan pembekuan darah (yang juga disebut trombofilia atau hiperkoagulasi) adalah
penyakit yang melibatkan pembekuan darah secara berlebihan bahkan pada daerah di mana
seharusnya pembekuan tidak boleh terjadi; seperti pada pembuluh darah sehingga
mengakibatkan kondisi yang membahayakan jiwa. Gangguan pada faktor pembekuan darah
(trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan
darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir. Terluka, melahirkan, dan bahkan cabut gigi
pun dapat menyebabkan pendarahan. Bagi yang memiliki gangguan pendarahan seperti
hemofilia, hal-hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan yang parah. Pada umumnya,
trombosit jenis sel darah yang beredar di dalam tubuh akan menuju ke daerah yang terluka
dan berkumpul hingga mereka membentuk suatu sumbatan. Proses pembekuan ini secara
medis disebut koagulasi. Faktor protein juga terlibat dalam proses pembekuaan, untuk
memastikan bahwa trombosit ini saling merekat. Ketika gumpalan darah telah terbentuk dan
pendarahan telah terhenti, gumpalan darah akan diserap kembali oleh tubuh dan
menimbulkan jaringan luka.
a. Pembekuan normal
Secara normal, ada keseimbangan (homeostatis) yang rapuh antara dua sistem yang
saling berlawanan, sistem hemostatis dan sistem fibrinolisis. Sistem
hemostatis terlibat dalam proses penyelamatan hidup dengan menghentikan aliran darah
dari pembuluh darah yang cedera, sebagian melalui pembentukan fibrin
yang tidak larut, yang berperan sebagai plak trombosis hemostatis. Fase-fase koagulasi
melibatkan interaksi faktor-faktor koagulasi dimana setiap faktor secara berurutan
mengaktifkan faktor selanjutnya. Sistem fibrinolisis mengacu pada proses dimana fibrin
terbagi menjadi produk degradasi fibrin (FDP) dan sirkulasi diperbaiki.
C. Etiologi
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah
memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada
memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada
daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau perdarahan eksaserbasi
dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat
saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya, walaupun
sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio plasenta,
sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen meningkat pada
saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada wanita yang tidak
hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat terjadi setelah
perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan transfusi PRC.
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh hipo
atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated Intravaskular
Coagulation)
DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang
menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
peningkatan kadar peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta
pemanjangan waktu trombin (thrombin time).
D. Patofisiologi
Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah
ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi
berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan
fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai
proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang
muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes
pembekuan darah sehingga membingungkan.
F. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi
Intravaskuler Diseminata) :
1.Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
2.Syok berat
3.Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus. (Schward, 2000)
G.Pencegahan
Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang sesuai
dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua kehamilan
mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, salah satunya adalah perdarahan
pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1.Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
2.Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
3.Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lama
4.Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
5.Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun
6.Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
H. Pengobatan
Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.
Nilai normal Kehamilan DIC
150.000-400.000/mm3
cepat
75-125%
parsial
30-45%
10-15 detik
fibrin
125%
50-200%
I.Penatalaksanaan
Jika tes koagulasi darah menunjukkan hasil abnormal dari onset terjadinya perdarahan
post partum, perlu dipertimbangkan penyebab yang mendasari terjadinya perdarahan post
partum, seperti solutio plasenta, sindroma HELLP, fatty liver pada kehamilan, IUFD, emboli
air ketuban dan septikemia. Ambil langkah spesifik untuk menangani penyebab yang
mendasari dan kelainan hemostatik.
Penanganan DIC identik dengan pasien yang mengalami koagulopati dilusional. Restorasi
dan penanganan volume sirkulasi dan penggantian produk darah bersifat sangat esensial.
Perlu saran dari ahli hematologi pada kasus transfusi masif dan koagulopati.
Konsentrat trombosit yang diturunkan dari darah donor digunakan pada pasien dengan
trombositopenia kecuali bila terdapat penghancuran trombosit dengan cepat. Satu unit
trombosit biasanya menaikkan hitung trombosit sebesar 5.000 – 10.000/mm3. Dosis biasa
sebesar kemasan 10 unit diberikan bila gejala-gejala perdarahan telah jelas atau bila hitung
trombosit di bawah 20.000/mm3. transfusi trombosit diindakasikan bila hitung trombosit
10.000 – 50.000/mm3, jika direncanakan suatu tindakan operasi, perdarahan aktif atau
diperkirakan diperlukan suatu transfusi yang masif. Transfusi ulang mungkin dibutuhkan
karena masa paruh trombosit hanya 3 – 4 hari.
Plasma segar yang dibekukan adalah sumber faktor-faktor pembekuan V, VII, IX, X dan
fibrinogen yang paling baik. Pemberian plasma segar tidak diperlukan adanya kesesuaian
donor, tetapi antibodi dalam plasma dapat bereaksi dengan sel-sel penerima. Bila ditemukan
koagulopati, dan belum terdapat pemeriksaan laboratorium, plasma segar yang dibekukan
harus dipakai secara empiris.
Kriopresipitat, suatu sumber faktor-faktor pembekuan VIII, XII dan fibrinogen, dipakai
dalam penanganan hemofilia A, hipofibrinogenemia dan penyakit von Willebrand. Kuantitas
faktor-faktor ini tidak dapat diprediksi untuk terjadinya suatu pembekuan, serta bervariasi
menurut keadaan klinis.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH MASA KEHAMILAN
A. Pengkajian
1.Biodata ( identitas pasien dan penanggung jawab )
2. Data Subyektif (DS)
A.Keluhan Utama
B.Riwayat kesehatan yang lalu
C.Riwayat penyakit keluarga
a.Nutrisi
b.Eliminasi : BAK BAB
c.Istirahat/tidur
d.Aktifitas
e.Personal hygiene
D.Psikososial dan spiritual
a.Psikologis
b.Sosial
c.Budaya
d.Spiritual
3. Data Obyektif (DO)
A.Pemeriksaan Umum
a. KU (Keadaan Umum)
b. TTV
c. Nadi : Lemah dan cepat
d. Suhu : Turun
e. RR : Meningkat
B. Pemeriksaan Khusus
I. Inspeksi
a. Muka : pucat, terlihat cemas dan lemah.
b. Mata : konjungtiva pucat
c. Mulut : pucat, ada perdarahan pada gusi
d. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
e. Ketiak : tidak ada luka, tidak ada benjolan
f. Dada : simetris, tidak ada benjolan, pergerakan nafas simetris.
g. Payudara :simetris, hypervaskularisasi, hyperpegmentasi aerola mammae.
h. Perut : tidak ada luka bekas operas
i. Genetalia : tidak ada tanda-tanda infeksi
j. Ekstremitas : ekstremitas atas ( simetris, tonus bagus, turgor bagus ),
k. ekstremitas bawah ( simetris, tonus bagus, turgor bagus )
II. Palpasi
a. Payudara : simetris
b. Perut : perut lembek, nyeri tekan abdomen bawah
c. Ekstremitas : oedema (-)
III. Auskultasi
a. Dada : wheezing (-), ronchi (-)
b. Perut : bising usus (+)
IV. Perkusi
Reflek patella : +/+
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : HB 7%
b. Trombosit : 100.000/mm3
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Dx : Nyeri akut berhubugan dengan angens cidera biologi ditandai dengan ekspresi
wajah nyeri (00132)
1. Melakuan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor yang memperberat timbulnya nyeri.
2. Mengbservasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan.
3. Memberikan pengetahuan mengenai timbulnya rasa nyeri
4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik dalam mengkaji tingkat nyeri pasien.
5. Memberikan kompres hangat pada lokasi nyeri.
6. Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik.
5. Evaluasi
1. S :
pasien mengatakan :
- Darah yang keluar sudah tidak sebanyak yang tadi
- Perutnya terasa mulas
- Pasien sudah bisa buang air kecil walau masih sedikit
2. O :
Jumlah darah kurang lebih 300 cc, perut teraba keras, tidak ada tanda-tanda infeksi
maupun syok, vesika urinaria kosong, klien tidak terpasang kateter, klien sudah bisa
BAK secara spontan walau masih sedikit-sedikit, pasien terpasang infuse 20 tpm.
TTV : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, Suhu : 37ºC
3. A :
Masalah teratasi sebagian
4. P :
Intervensi dilanjutkan : observasi KU, TTV, Vesika Urinaria, Jumlah Darah, Warna,
Bau, Konsistensi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan pembekuan darah adalah kondisi yang mengganggu proses koagulasialias pembekuan
darah. Normalnya, darah akan langsung mulai membeku setelah cedera terjadi untuk mencegah
Anda mengalami kehilangan banyak darah yang bisa berakibat fatal. Proses pembekuan darah
bisa terganggu jika Anda tidak memiliki faktor pembeku darah yang mencukupi. Gangguan
pembekuan darah yaitu diantaranya Gangguan pada tingkat pembuluh darah. Pada penyakit
pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung mudah beragregasi
DAFTAR PUSTAKA
Betz, C. L., & Sowden, L. A. (2009). In Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.
Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2008). In Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Hematologi (p. 119). Jakarta: Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (1994). Pembekuan. In Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 4 (pp. 272-273). Jakarta: EGC.