Anda di halaman 1dari 3

Sepeda Brompton

Sepeda Brompton adalah salah satu merk sepeda terkenal di dunia. Menurut situs resmi
Brompton, sepeda ini dirancang pertama kali pada 1975 oleh Andrew Ritchie di South
Kensington, London, Inggris. Saat itu, desain awal sepeda Brompton masih cukup kasar tetapi
lipatannya rapi, nyaman dan simpel. Belakangan sepeda lipat ini menemukan desain terbaiknya
dan menjadi merk global pada 2011 silam. Selain itu, Brompton juga memproduksi sepeda lipat
listrik. Bobot baterai (2,9kg) terpisah dengan sepeda listrik (13,7kg) sehingga mudah dibawa,
bahkan ditenteng sekalipun.

Sepeda lipat Brompton dapat dibuat khusus sesuai spesifikasi yang diinginkan pengguna.
Konsumen dapat memilih dari beragam warna, opsi persneling, sadel, dan aksesorisnya. Pesanan
khusus tersebut dirakit dalam waktu 6-8 minggu. Untuk spesifikasi terendah atau paling murah
harga sepeda lipat Brompton sekitar 900 Poundsterling atau sekitar Rp16.606.054. Sedangkan
harga sepeda lipat Brompton S2L-X Black Edition Gloss Titanium di Indonesia dibanderol
Rp53.500.000.

Analisis Perilaku Konsumen Sepeda Brompton

Perilaku konsumen adalah aktivitas dan tindakan konsumen yang terlibat secara langsung
dalam mendapatkan dan memakai produk atau jasa yang kegiatan tersebut diawali dari proses
pengambilan keputusan Perilaku konsumen meliputi aktivitas mental, yaitu menganalisa
kesesuaian merek, menganalisa informasi yang diperoleh melaui iklan, menilai kualitas produk
dan mengevaluasi pengalaman nyata setelah menggunakan produk atau jasa. Pembeli akan
berusaha mencari informasi yang lengkap dan membandingkan dan mengevaluasi produk satu
dengan yang lain sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. (Sudirman et al., 2020).

1.1 Analasis Demografis

1.2 Analisis Faktor Psikologis


Faktor psikologis merupakan faktor individu yang dapat berubah karena pengaruh faktor
luar (eksternal) namun tidak akan terpengaruh jika faktor individu ini lebih kuat dari faktor
eksternal. Brompton merupakan salah satu produk ternama, keren dan kekinian yang
memiliki hubungan dengan citra diri seseorang. Orang yang memiliki sepeda lipat Brompton
cenderung akan dipandang hits, gaul dan mengikuti zaman. Harga sepeda lipat Brompton
yang fantastis sering dijadikan sebagai simbol status sosial seseorang. Sepeda lipat
Brompton juga di nilai dapat menaikkan gengsi dan rasa kepercayaan diri seseorang
dihadapan teman-teman atau lingkungan sekitarnya. Sepeda lipat Brompton tidak hanya
dijadikan sebagai alat transportasi saja tetapi juga dijadikan fashion untuk menunjang
seseorang dari segi penampilan.

Dalam aspek keputusan pembelian, terelbih lagi di masa pandemi Covid-19 ini setiap
individu disarankan untuk menjaga jarak dan tidak berkumpul, hal ini menciptakan faktor
psikologis menjadi lebih kuat dan sangat berperan penting jika dilihat dari keputusan
pembelian. Demikian pula dengan urgensi individu dalam menjaga kesehatan dan kebugaran
dimasa pandemi covid-19 agar terhindar dari virus corona maka motivasi, persepsi,
pembelajaran dan sikap merupakan indikator yang penting dalam keputusan pembelian
sepeda lipat brompton dimasa pandemi Covid-19.

1.3 Analisis Faktor Sosial


Jika di lihat dari segi sosial, sepeda lipat Brompton memunculkan banyak komunitas-
komunitas diberbagai daerah contohnya seperti komunitas Brompton Owner Group
Indonesia (BOGI), Brompton Kelapa Gading dan Sekitarnya (BOGAS), Brompton Owners
Serpong dan Sekitarnya (BOOSS), dan masih banyak lagi. Adanya komunitas sepeda
Brompton tersebut menjadi tempat atau wadah masyarakat untuk menyalurkan hobi,
menambah wawasan, pengalaman, dan bersosialisasi dengan memperbanyak teman atau
relasi. Akan tetapi, di masa pandemi Covid-19 dimana setiap orang harus stay at home dan
berdiam diri di rumah masing-masing untuk mengurangi penyebaran virus corona
menjadikan kelompok sosial, keluarga maupun peran status sosial ini menurun.
1.4 Analisis Faktor Budaya
Jika melihat dari segi budaya, maka jika semakin banyaknya masyarakat yang bersepeda
membuat trend ini bisa berubah menjadi budaya. Membangun budaya bersepeda memang
membutuhkan waktu. Tetapi akan terwujud jika didukung oleh berbagai pihak mulai dari
masyarakat, komunitas, hingga pemerintah. Adanya budaya bersepeda dapat menurunkan
tingkat kecelakaan, kemacetan, polusi udara bahkan dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat, mewujudkan lingkungan yang lebih asri, bersih, hijau dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai