Anda di halaman 1dari 1

Landasan Teori

4. Pengawasan (Controlling)

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, fungsi manajemen menurut Terry (Trisnawati et al., 2018)
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, atau lebih dikenal dengan
akronim POAC. (Rahman et al., 2018) mengatakan bahwa “Salah satu upaya yang dapat organisasi
lakukan agar dapat meningkatkan dan mempertahankan efektivitas pegawai yaitu dengan adanya
pengawasan”. Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen yang tidak kalah penting bagi
dinamika, perkembangan dan pencapaian tujuan sebuah organisasi agar dapat berjalan dengan wajar
dan lancer. Hal itu membuat banyak para ahli manajemen yang mengemukakan pandangannya
tersendiri terhadap pengawasan (Sandewa, 2017).

Secara umum pengawasan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif
dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi (Rompas et al., 1978). Aedi
(2014) mengemukakan bahwa “Pengawasan (controlling) merupakan kegiatan monitoring kinerja untuk
memastikan bahwa tujuan dapat dicapai serta tugas dapat diselesaikan”. Pendapatnya selaras dengan
Stoner (2003), Pengawasan berarti para manajer berusaha semaksimal mungkin agar organisasi
bergerak kearah tujuannya. Apabila salah satu bagian organisasi bergerak kearah yang salah, maka para
manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke tujuan yang
benar. Hal ini juga dikemukakan oleh Robbins dan Coulter (2010) bahwa, Pengawasan (Controlling)
merupakan suatu bentuk evaluasi untuk mengetahui sejauh mana segala sesuatunya berjalan sesuai
rencana. Untuk memastikan sasaran-sasaran yang yang telah disetujui dapat dicapai dan berjalan
sebagaimana mestinya, seorang manager harus mengawasi dan menilai kinerja secara aktual.

Menurut Lovihan (2018) “Pengawasan kerja yang tinggi harus dimiliki setiap karyawan atau pemimpin di
suatu lembaga, ini sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari setiap karyawan,
kalau tidak organisasi akan sulit berkembang dan sulit untuk mencapai tujuan organisasi”. Kegiatan
pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Apabila
dalam prosesnya terjadi penyimpangan/hambatan harus segera dilakukan tindakan koreki. (Widyacahya
& Wulandari, 2018). Terry dan Rue (2008:232), “Pengawasan adalah proses mengevaluasi pelaksanaan
kerja dan jika perlu memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin tercapainya hasil-hasil
menurut rencana”. Pasaribu (2017) menambahkan bahwa pada dasarnya pengawasan yang dilakukan
pimpinan tidak harus selalu terjadwal secara terstruktur, melainkan apabila pimpinan merasa ada
kinerja dari anggotanya yang kurang optimal

Anda mungkin juga menyukai