Anda di halaman 1dari 3

Pelaporan Keuangan dan Standar Akuntansi

A. Global Market
Pasar global menjadikan target pasar perusahan tidak hanya masyarakat lokal melainkan internasional. Faktor pendorongnya antara lain, kemajuan teknologi, perkembangan ekonomi dunia,
dan pengurangan regulasi yang memberatkan investor. Perusahaan dapat melakukan transaksi keuangan di luar negeri untuk berinvestasi, alokasi modal, dan keputusan keuangan lain yang berkaitan dengan
perusahaan asing. Akhirnya, perusahaan memiliki pilihan yang luas dalam memperoleh modal sehingga standar akuntansi global sangat dibutuhkan memfasilitasi kemajuan tersebut.
Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Akuntansi adalah bahasa bisnis (business language) yang memiliki karakter :
1. Identifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi keuangan
2. Entitas ekonomi
3. Pihak yang berkepentingan
Bidang Akuntansi dari sisi pengguna informasi dibagi menjadi dua :
1. Akuntansi Keuangan
Proses yang berfokus pada penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk digunakan baik oleh pihak internal maupun eksternal tetapi berfokus pada tujuan eksternal. Pengguna laporan
keuangan ini termasuk investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan lembaga pemerintah. Proses penyusunan laporan keuangan menggunakan pedoman standar akuntansi .
2. Akuntansi Manajemen
Proses mengidentifikasi, mengukur, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi
operasi perusahaan dan berfokus pada tujuan internal. Proses penyusunan laporan berdasarkan prinsip umum pelaporan.
Financial Statement (Laporan Keuangan) adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
Financial Reporting (Pelaporan Keuangan) meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan.
Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya
Prinsip ekonomi menjelaskan bagaimana mengalolasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Investor dan kreditur berusaha mengoptimalkan
sumber daya yang dialokasikannya agar mencapai hasil maksimal. Akuntansi menyediakan informasi yang relevan dan andal bagi pemakai untuk menilai kinerja suatu entitas atau unit usaha.
Standar Berkualitas Tinggi
Globalisasi menuntut standar akuntansi berkualitas tinggi internasional yang dapat dihasilkan dengan :
1. Konsistensi dalam aplikasi dan interpretasi.
2. Pengungkapan umum.
3. Standar audit dan praktek berkualitas tinggi.
4. Pendekatan untuk review dan penegakan hukum.
5. Pendidikan dan pelatihan pelaku pasar.
6. Pendidikan dan pelatihan dari pelaku pasar.
7. Sistem pengiriman umum (misalnya, Bisnis eXtensible Pelaporan Bahasa-XBRL).
8. Pendekatan tata kelola perusahaan dan kerangka hukum di seluruh dunia
B. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang berguna bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainya dalam mengambil keputusan
sebagai penyedia modal.
Tujuan Umum Laporan Keuangan
Menyediakan informasi pelaporan keuangan kepada penggunanya secara luas dan untuk mengefektifkan biaya agar dapat menentukan pilihan yang tepat.
Modal Investor dan Kreditur
Mengidentifikasi investor dan kreditur sebagai pengguna utama laporan keuangan untuk tujuan umum.
Perspektif Entitas
Perusahaan dipandang sebagai satuan terpisah dan berbeda dari pemiliknya.
Kegunaan Keputusan
Membantu investor untuk menilai :
1.kemampuan untuk menghasilkan arus kas bersih
2.kemampuan manajemen untuk melindungi dan meningkatkan modal penyedia investasi
C. Standard Setting Organization
Organisasi yang memiliki peran dalam penyusunan Standar Akuntansi:
1. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
IOSCO merupakan perkumpulan lembaga pengatur pasar modal negaranegara seluruh dunia. IOSCO mendukung perkembangan dan penggunaan IFRS sebagai satu set standar akuntansi
internasional berkualitas tinggi serta merekomendasikan negara-negara anggota IOSCO untuk menggunakan IFRS. Anggotanya adalah regulator keuangan utama untuk negara tertentu.
IOSCO tidak menetapkan standar akuntansi. Sebaliknya, organisasi ini berdedikasi untuk memastikan bahwa pasar global dapat beroperasi secara efisien dan efektif.
2. International Accounting Standards Board (IASB)
Organisasi yang mengeluarkan IFRS (International Financial Reporting Standards) dan telah digunakan oleh perusahaan luar negeri lebih dari 115 negara. IASB memiliki empat organisasi, yaitu :
a. IFRS Foundation
b. IASB
c. IFRS Advisory Council
d. IFRS Interpretations Committee
Hasil yang dikeluarkan oleh IASB yaitu International Financial Reporting Standards, Framework for financial reporting dan International financial reporting interpretations.
Proses IASB memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. Independen Standar -pengaturan
2. Proses menyeluruh dan sistematis untuk mengembangkan standar;
3. Keterlibatan dengan investor, regulator, pemimpin bisnis, dan profesi akuntansi global pada setiap tahap proses
4. Upaya kolaborasi dengan komunitas penetapan standar di seluruh dunia
D. Tantangan dalam Pelaporan Keuangan
1. IFRS dalam lingkungan politik
Melihat adanya konsekuensi ekonomi dari regulasi akuntansi, kelompok yang memiliki kepentingan (firma akuntansi, akademisi, pemerintah, entitas bisnis, dan lain-lain) akan menyuarakan
harapan mereka terkait regulasi yang akan diterbitkan sesuai dengan kepentingan kelompoknya. Sehingga, muncul tekanan kepada IASB atas kepentingan politik atas kelompok tertentu.
2. Kesenjangan harapan
Kesenjangan ekspektasi antara harapan publik terhadap akuntan dan tindakan yang dilakukan oleh akuntan.
3. Masalah signifikan pelaporan keuangan
a. Pengukuran Non-Keuangan
Laporan keuangan gagal menyediakan sejumlah kunci kinerja yang digunakan secara luas oleh management, seperti indeks kepuasan konsumen, informasi backlog dan tingkat penolakan atas
barang yang dibeli.
b. Informasi yang Berorientasi ke Depan
Laporan keuangan gagal menyediakan informasi ke depan yang dibutuhkan oleh investor atau kreditor potensial saat ini.
c. Aktiva Tidak Berwujud
Laporan keuangan fokus pada asset keras (persediaan, asset pabrik) tetap gagal untuk menyediakan informasi tentang asset lunak perusahaan (asset tak berwujud).
d. Keterbatasan Waktu
Perusahaan hanya menyiapkan laporan keuangan secara perempat bulan, dan menyediakan laporan keuangan yang di audit tahunan. Sedikit informasi laporan keuangan yang real time.
4. Etika Di Lingkungan Akuntansi Keuangan
Banyak entitas yang menempatkan akuntan dalam konflik dan tekanan.
5. Konvergensi internasional
Konvergensi satu set standar akuntansi internasional untuk disesuaikan dengan kondisi wilayah suatu negara untuk mengeliminasi perbedaan yang ada di IFRS.
E. Standar Akuntansi yang Berlaku di Indonesia
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)
3. Standar Akuntansi Syariah (SAS)
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
5. Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK-EMKM)
Sejarah Penerbitan PSAK
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berdiri sejak tahun 1957 merupakan wadah profesi akuntansi di Indonesia. Perkembangan Standar Akuntansi Indonesia dimulai dari tahun 1973 menjelang
diaktifkannya Pasar Modal. Pada tahun tersebut dibentuk panitia penghimpunan bahan-bahan dan struktur Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan Generally Accepted Auditing
Standard (GAAS). Pada tahun 1974, IAI membentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas untuk menyusun dan mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan dan
menghasilkan "Prinsip Akuntansi Indonesia". Pada tahun 1984, Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 dan mengodifikasikannya ke dalam sebuah buku berjudul
“Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984. Hasil revisi ini dikodifikasi dalam “Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994
sebagai Standar Akuntansi yang baku di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi. Pada tahun 2008, IAI mendeklarasikan rencana Indonesia untuk konvergensi
standar terhadap IFRS dalam pengaturan Standar Akuntansi Keuangan. IFRS dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pengaturan perlakuan
akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.
Pilar Standar Akuntansi yang Berlaku di Indonesia
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar ini digunakan oleh badan yang memiliki akuntabilitas publik atau suatu badan yang terdaftar dalam proses di pasar modal dan badan fidusia (badan yang menggunakan dana masyarakat
seperti dana pensiun, asuransi dan perbankan). Sejak tahun 2012 IAI telah mengadopsi standar dari International Financial Report Standart (IFRS) sebagai standar akuntansi yang berlaku umum
di seluruh perusahaan yang terdaftar di Indonesia. Tujuannya memberikan informasi yang relevan bagi pegguna laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)
Standar ini digunakan oleh badan/entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial). Pada standar ini
tidak ada laporan laba rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan property investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada
pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan.
3. Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Standar ini diterapkan oleh entitas usaha yang menerapkan transaksi syariah atau berbasis syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.Pengembangan dengan model
PSAK umum namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. Standar ini meliputi kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan. Standar penyajian laporan keuangan khusus
transaksi syariah contohnya mudharabah, murabahah, ijarah, salam, istishna.
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Standar ini mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP). SAP berbasis akrual diterapkan dalam
PP No. 71 Tahun 2010, namun instansi pemerintah masih diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005 SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun anggaran. Diterapkan untuk entitas
pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD oleh instansi pemerintah pusat dan Instansi pemerintah daerah.
5. Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK-EMKM)
Pilar baru diperkenalkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 24 Oktober 2016 dan berlaku sejak 1 Januari 2018. Standar ini ditujukan pada usaha
yang belum mampu memenuhi standar akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) yang berlaku sebelumnya. SAK EMKM dirancang lebih sederhana dibandingkan SAK ETAP.
Tujuannya agar pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya dengan tepat tanpa harus terjebak dalam kerumitan standar akuntansi keuangan yang ada saat ini .
Proses Penetapan PSAK
Due process procedure dalam menetapkan IFRS :
1. IASB melakukan penelitian awal dengan dentifikasi isu dan solusi terkait masalah dalam pelaporan keuangan
2. Menggambarkan isu dan solusi yang telah diidentifikasi oleh IASB dalam discussion paper
3. Discussion paper tersebut akan di publikasikan untuk mendapat feedback dari publik (public hearing)
4. IASB akan mengevaluasi feedback yang diperoleh dari publik dan akan menerbitkan exposure draft untuk menggambarkan standar akuntansi yang akan di tetapkan
5. Exposure Draft yang diterbitkan digunakan untuk memperoleh feedback dari setiap individu ataupun organisasi di seluruh dunia
6. IASB akan melakukan evaluasi atas respon dari publik dan melakukan konsultasi dengan IFRS Advisory council.
7. Mengubah Exposure Draft (jika diperlukan) dan menetapkan standar akuntansi
Prosedur due process penyusunan dan pencabutan SAK di Indonesia meliputi:
1. Identifikasi isu
2. Konsultasi isu dengan DKS dalam hal ini diperlukan
3. Melakukan riset terbatas
4. Pembahasan materi standar akuntansi keuangan / standar akuntansi keuangan syariah
5. Pengesahan dan publikasi exposure draft
6. Pelaksanaan public hearing
7. Pelaksanaan limited hearing (jika diperlukan)
8. Pembahasan masukan public
9. Pengesahan standar akuntansi keuangan / standar akuntansi keuangan syariah
Pihak yang Menetapkan PSAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI).

Anda mungkin juga menyukai