Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EFEKTIVITAS METODE MONTESSORI TERHADAP PENINGKATAN


KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Disusun oleh:
Wahyu Setiyaningsih; 205020300111087; 2020
Abigail Angginaomi Sianipar; 205020407111035; 2020

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................................3
1.4 Luaran yang Diharapkan ........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Metode Montessori ...............................................................................................5
2.2 Alat Peraga Montessori .........................................................................................6
2.3 Kemampuan Berbahasa Inggris ..............................................................................6
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 8
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................................8
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................................8
3.3 Tahap Penelitian ....................................................................................................8
3.3.1 Tahap Pencarian Data .....................................................................................8
3.3.2 Tahap Penentuan Sasaran ...............................................................................8
3.3.3 Tahap Pengolahan Data ..................................................................................9
3.3.4 Tahap Pengamatan dan Analisis Data..............................................................9
3.3.5 Desain Penelitian .......................................................................................... 10
3.3.6 Tahap Perbandingan ..................................................................................... 11
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................... 13
4.1 Anggaran Biaya.................................................................................................... 13
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 15
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Tim dan Dosen Pendamping ............................. 15
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................................. 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .......................... 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehubungan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang dimulai
pada tahun 2015, tenaga profesional dalam negeri akan bersaing dengan tenaga
kerja asing se-Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan adanya urgensi terhadap
kemampuan penguasaan bahasa internasional khususnya bahasa Inggris. Setiap
pekerja profesional dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berbahasa Inggris, guna memudahkan komunikasi di pasar bebas MEA. Oleh
karena itu, generasi muda harus disiapkan dalam menghadapi derasnya arus
globalisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alwasilah, (2004) bahwa bahasa
Inggris sebagai salah satu bahasa asing yang penting dalam konteks kompetisi
global. Hal ini menunjukkan bahwa anak sejak dini perlu diajarkan bahasa asing,
terutama bahasa Inggris dalam rangka memberikan bekal anak untuk berkompetisi
secara global di masa mendatang (Apsari et al, 2020).
Anak usia dini disebut juga golden age karena masa ini merupakan masa yang
sangat penting bagi anak sehingga perkembangan kognitifnya perlu dioptimalkan.
Perkembangan kognitif yaitu kemampuan anak dalam memahami, mencari tahu,
berpikir dan mengekplorasi sesuatu. Masa ini menjadi masa di mana anak mampu
mengembangkan kecerdasannya sampai delapan puluh persen serta sisanya akan
dilanjutkan pada masa selanjutnya.
Salah satu indikator perkembangan kognitif pada anak adalah kemampuan
berbahasa. Sebagian besar anak usia dini di Indonesia memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang cukup baik karena bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa ibu. Namun, kemampuan berbahasa inggris anak usia dini di Indonesia
tergolong rendah. Hal ini bisa terjadi karena mayoritas masyarakat Indonesia mulai
memperdalam belajar bahasa Inggris pada usia dewasa. Faktor lain yakni metode
pembelajaran bahasa Inggris pada anak yang tidak efektif. Padahal faktanya anak
usia dini memiliki otak yang elastis sehingga bisa menyerap materi pelajaran
dengan mudah, apalagi jika materi tersebut berkaitan dengan bahasa yang
digunakan sebagai sarana komunikasi. Selain itu, anak usia dini memiliki daya
ingat yang tinggi sehingga membuat mereka mudah menyerap suatu materi dan

1
mengingatnya hingga waktu yang lama. Itulah alasan pentingnya menerapkan
kemampuan berbahasa inggris sejak dini.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, kosakata (vocabulary)
merupakan inti dari pembelajaran bahasa asing pada tingkat awal (Cameron,
2001). Menurut Cahyono (2001), mengajarkan kosakata bertujuan untuk membuat
anak memahami konsep kata-kata asing atau meningkatkan jumlah kata-kata dan
membuat anak mampu untuk menggunakan kata- kata tersebut dengan sukses untuk
tujuan berkomunikasi.
Di luar faktor genetik atau keturunan, kemampuan berbahasa inggris anak sangat
dipengaruhi oleh kemampuan orang tua atau guru dalam proses belajar yang
menarik dan menyenangkan bagi anak. Proses pembelajaran ini bisa diterapkan
dengan melakukan permainan atau memberikan mainan yang mampu
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Akan tetapi, permasalahannya di
sekolah guru maupun orang tua masih belum menggunakan media yang menarik
dalam mengajar kosakata bahasa Inggris sehingga anak tidak tertarik dalam belajar
bahasa Inggris. Padahal menurut Brown (1999) yang dikutip oleh Mulyani dan
Siswayani (2006) bahwa sangat penting bagi guru dan orang tua untuk menarik
minat anak agar mau belajar. Salah satu upayanya dalam menarik minat anak
adalah dengan menggunakan media belajar yang menarik seperti menggunakan
mainan.
Selama ini mainan hanya diketahui sebagai alat untuk bermain atau barang yang
dimainkan. Akan tetapi, menurut Becky Francis, profesor bidang Pendidikan di
Roehampton University percaya bahwa mainan dapat memengaruhi pilihan karier
dan masa depan anak. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Argos, salah satu perusahaan retail mainan terbesar di Inggris. Hasil penelitian
mengatakan bahwa enam puluh persen orang yang bekerja di bidang arsitektur dan
desainer mengaku senang bermain balok kayu Ketika masih kecil. Hasil lainnya
menunjukkan bahwa 66 persen orang yang pekerjaannya berhubungan dengan
matematika dan hitung seperti akuntan dan bankir, gemar menyusun gambar pada
permainan puzzle. Dapat disimpulkan bahwa anak akan mempelajari sesuatu hal
dari permainan yang sering dimainkan.

2
Realitas yang terjadi adalah masih banyak orang tua yang kurang menyadari
akan pentingnya pemberian mainan yang tepat pada anak usia dini. Ketidaktahuan
ini menyebabkan masih banyak orang tua memberikan anaknya berbagai mainan
tanpa mengetahui dampak dari mainan yang diberikan. Itulah pentingnya memilih
metode bermain yang tepat untuk anak. Salah satunya dengan metode Montessori.
Metode Montessori adalah metode pendidikan untuk anak usia dini berdasarkan
pada teori perkembangan anak yang dikembangkan oleh seorang dokter asal Italia
yaitu Dr. Maria Montessori. Metode ini didasarkan pada aktivitas kesadaran diri
sendiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Secara umum metode
ini dapat diterapkan pada anak usia dini prasekolah maupun sekolah dasar
Metode Montessori sebagian sudah diterapkan oleh PAUD di Indonesia. Tetapi,
masih banyak anak yang tidak mengerti bahasa Inggris sama sekali bahkan untuk
kosakata yang sangat mudah. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan efektivitas
metode Montessori dalam kemampuan berbahasa pada anak. Kemungkinan metode
pembelajaran yang diberikan kurang efektif dan kurang tepat sehingga output yang
dihasilkan tidak signifikan.
Berdasarkan paparan di atas, penulis melakukan sebuah penelitian tentang
pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan berbahasa inggris anak usia
dini. Pada penelitian ini, penulis mengembangkan metode belajar sambil bermain
dengan pemilihan mainan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris anak usia dini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris anak usia dini dibandingkan metode konvensional ?
2. Bagaimana hasil dari penerapan metode Montessori dalam kemampuan
berbahasa inggris anak usia dini ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut dapat ditarik tujuan
dalam penulisan ini sebagai berikut :

3
1. Mengetahui perbandingan metode Montessori dan metode konvensional dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak usia dini .
2. Mengetahui metode yang paling tepat dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris anak usia diniter.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari hasil kegiatan penelitian ini adalah artikel ilmiah,
modul tentang pengaruh metode Montessori dalam kemampuan berbahasa inggris
anak usia dini, jurnal ilmiah dan buku. Diharapkan dengan adanya penelitian ini,
masyarakat dapat mendapatkan wawasan akan pentingnya pemilihan metode yang
tepat demi menunjang perkembangan anak sehingga seluruh masyarakat dapat
mengimplementasikan metode ini dengan merata, bukan hanya masyarakat tertentu
yang berpendidikan saja.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Sebagai wawasan yang memberikan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya
perkembangan anak usia dini memengaruhi pola pikir anak hingga dewasa.
2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya meningkatkan
kemampuan bahasa inggris sejak dini.
3. Masyarakat dapat mengimplementasikan secara merata metode Montessori
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan generasi penerus yang
cerdas.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Montessori


Pendidikan Montessori dimulai pada awal 1900-an. Rumah Anak-Anak di Casa
dei Bambini pertama dibuka pada tahun 1907 dan melayani anak-anak usia
prasekolah. Metode Montessori dengan cepat menyebar, hanya dalam lima tahun
ruang kelas Montessori telah dibuka di seluruh dunia, termasuk "ruang kelas" di
luar ruangan di Universitas Virginia (Holsinger et al, 1976). Begitu terkesannya
Montessori dengan transformasi anak-anak di sekolahnya, meskipun telah berusaha
keras untuk menjadi salah satu wanita pertama di Italia dengan gelar kedokteran,
dia meninggalkan karirnya sebagai dokter dan profesor. Dia menghabiskan sisa
hidupnya hampir lima puluh tahun mengembangkan dan menyempurnakan sistem
Montessori, memperluasnya untuk anak-anak sejak lahir hingga usia dua belas
tahun (Montessori, 1948)
Metode Montessori menggunakan suatu pendekatan pendidikan anak-anak
untuk mengembangkan kemampuan anak seperti memperlakukan anak dengan
respek atau hormat, berperan sebagai fasilitator, mempersiapkan suatu lingkungan
yang mendukung kegiatan anak sesuai kebutuhan anak, menyiapkan materi,
memberikan kesempatan secara bebas kepada anak untuk mengerjakan kegiatan –
kegiatan yang diinginkan, memberi kesempatan anak untuk bekerja sesuai ritme
anak sendiri, mengoreksi kesalahan yang dibuat sendiri, dan mengobservasi kapan
anak siap untuk mempelajari hal baru.
Program Montessori mencakup 5 program yaitu praktik kehidupan sehari – hari,
sensorial menggunakan 5 pancaindra, bahasa, matematika, dan budaya. Beberapa
lembaga luar dan dalam negeri telah banyak menggunakan dan mengembangkan
alat permainan edukatif berdasarkan ciptaan Dr. Maria Montessori ini. Dr Maria
Montessori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak
mengingat konsep – konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga
memungkinkan anak bekerja secara mandiri (Cheriana & Sumaryanto, 2018).

5
2.2 Alat Peraga Montessori
Alat peraga Montessori adalah Alat yang berfungsi untuk menerangkan atau
memperagakan suatu mata pelajaran dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak. Alat peraga ini juga dapat digunakan sebagai alat
permainan sehingga anak dapat belajar sambil bermain (Sudono, 2003). Montessori
menarik ide tentang bagaimana menangani dan mendidik anak-anak dari
pengamatannya pada tahap-tahap berbeda dalam perkembangan mereka dan dari
budaya yang berbeda.
Alat peraga Montessori memiliki empat karakter khusus, yaitu swadidik
swakoreksi, bergradasi, dan menarik. Swadidik artinya alat peraga Montessori
dirancang sesuai dengan perkembangan anak, baik dalam hal perkembangan
psikologi maupun fisiknya. Hal tersebut ditujukan supaya anak dapat belajar secara
mandiri. Contoh alat peraga sesuai dengan tahapan fisik anak adalah setiap alat
peraga dibuat menggunakan bahan yang ringan. Hal itu ditujukan supaya anak
mampu membawanya sendiri.
Swakoreksi artinya setiap alat peraga Montessori memiliki pengendali
kesalahan. Bergradasi artinya alat peraga Montessori memiliki ukuran yang jelas
dan dapat diamati oleh anak. Setiap satu set alat terdapat alat peraga yang sama
tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda, yang perlu di perhatikan adalah gradasi
ukuran alat harus konsisten. Gradasi alat tersebut akan melatih kemampuan
berlogika anak dalam menyelesaikan masalah. Alat peraga Montessori dirancang
semenarik mungkin, baik dalam hal warna, bentuk, dan cara penggunaan. Hal
tersebut bertujuan untuk menarik minat untuk menyentuh dan menggunakan alat
tersebut. Montessori mengungkapkan bahwa setiap alat peraga harus memiliki
keindahan (Montessori, 1964).

2.3 Kemampuan Berbahasa Inggris


Menurut Hasan Alwi (2002: 707-708) kemampuan berasal dari kata mampu
yang berarti yang pertama kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu dan kedua
berada. Kemampuan sendiri mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan,
kekayaan. Sedangkan kemampuan menurut bahasa berarti kemampuan seseorang
menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, antara lain
mencakup sopan santun, memahami giliran dalam bercakap-cakap.

6
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau
pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002:54) menyatakan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat
untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa
inggris adalah keterampilan dalam mengungkapkan suatu pendapat, pikiran dan
perasaan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa Inggris.
Menurut Soekamto (1992:71) faktor-faktor kemampuan berbahasa inggris yaitu:
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah segala sesuatu potensi dalam
diri orang tersebut, faktor eksternal adalah segala sesuatu diluar diri orang tersebut.
1. Faktor internal seperti karakter, temperamen, bakat/talenta, cara berpikir,percaya
diri, perhatian, motivasi, persepsi, kepribadian siswa dan tingkat inteligensia.
2. Faktor eksternal misalnya tingkat pendidikan, pengajar, kebiasaan, minat,bakat
dan lingkungan.
Selanjutnya Krashen (1982:55) faktor-faktor kemampuan berbahasa terdiri dari :
(a) Faktor internal yaitu : bakat, percaya diri, karakter, cara berpikir serta anggapan
atau persepsi dan (b) faktor eksternal yaitu: pengajar, lingkungan dan kebiasaan.
Menurut Arifuddin, (2010. hal 115) ada beberapa faktor yang memengaruhi
perkembangan pemerolehan bahasa bahasa Inggris ini yaitu menyangkut faktor
internal: usia, bakat, anggapan, aspek kognisi, motivasi, percaya diri, kepribadian
dan faktor eksternal, yaitu: situasi bahasa, strategi belajar, pengajar, dan lingkungan
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kemampuan berbicara adalah: pertama faktor internal seperti
karakter, temperamen, bakat/talenta, cara berfikir, percaya diri, perhatian, motivasi,
persepsi, kepribadian anak dan tingkat inteligensia. Kedua faktor eksternal
misalnya tingkat pendidikan, pengajar, kebiasaan, minat, bakat dan lingkungan.

7
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang
dijelaskan dalam Sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk mengungkapkan dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment),
yaitu pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen dalam
pembelajaran kemampuan berbahasa inggris melalui penerapan metode Montessori
dan dibandingkan dengan kelompok yang melakukan pembelajaran sama, namun
menerapkan model pengajaran langsung.

3.2 Variabel Penelitian


a. Metode Montessori sebagai variable independen (bebas).
b. Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak didik di TK Kusuma Mulia
sebagai variable dependen (terikat).

3.3 Tahap Penelitian


3.3.1 Tahap Pencarian Data
Tahap pencarian data dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif yaitu
(Rahmat, 2009) untuk mencari tahu lebih dalam tentang Metode Montessori,
penggunaan, dan penerapanya, dampak dari penggunaanya, fungsi dan tujuan dari
penggunaanya, serta cara penerapan yang akan dilakukan yang diputuskan di
aplikasikan dalam bentuk sebuah permainan. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu menggunakan dataset statistik dengan mengumpulkan data yang
sudah tersedia. Peneliti menggunakan dataset hasil survei lembaga lain yang
terkait dengan penerapan metode Montessori dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris anak usia dini, wawancara dan observasi kepada guru TK dan
PAUD atau orang tua yang memiliki anak usia dini selama 1 (satu) bulan.
3.3.2 Tahap Penentuan Sasaran
Tahap ini dilakukan setelah tahap pencarian data. Berdasarkan hasil
pengumpulan data, wawancara dan observasi, sasaran yang tepat untuk penerapan

8
Metode Montessori adalah anak usia dini dengan kisaran sekitar 3-8 tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik di
mana dia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Masa anak usia dini
sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas. Pada masa ini hampir
seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu
memiliki perkembangan yang berbeda. Apabila anak diberikan stimulasi secara
intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas
perkembangannya dengan baik.
3.3.3 Tahap Pengolahan Data
Setelah teknik pengumpulan data dan penentuan sasaran dilakukan, selanjutnya
adalah melakukan pengolahan data. Pengolahan data adalah suatu proses untuk
mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan
data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi data (coding), serta penyajian
data sehingga diperoleh data yang lengkap untuk setiap variabel yang diteliti.
engeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak
memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Coding (pengkodean) data
adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiaptiap data termasuk memberikan
kategori untuk jenis data yang sama. Tabulasi adalah proses menempatkan data
dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis. Tahap pengolahan data menggunakan bantuan SPSS atau
Statistical Product and Service Solutions yaitu sebuah program aplikasi yang
memiliki kemampuan untuk analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen
data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan
kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah dipahami untuk cara
pengoperasiannya.
3.3.4 Tahap Pengamatan dan Analisis Data
Tahap ini merupakan proses menganalisis dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan obervasi. Data yang diperoleh dari

9
penelitian kemudian dianalisis dan diolah secara bertahap. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan
mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian. Analisis ini berisi uraian
kecenderungan, perbandingan kelompok yang berbeda atau hubungan
antarvariabel, serta melakukan interpretasi perbandingan antara hasil penelitian
dengan yang diprediksi sebelum penelitian. Pengamatan yang dilakukan yakni
mengamati kemampuan anak dalam meyimak dan mendengar kosakata bahasa
Inggris yang disampaikan, anak dapat mengomunikasikan kosakata dalam bahasa
Inggris, anak memilih gambar yang tepat berdasarkan kata yang didengar, anak
dapat menyusun kata berdasarkan miniatur benda dari alat peraga Montessori
language series, serta anak dapat mengingat kosakata dalam bahasa Inggris.
3.3.5 Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain.
Metode eksperimen dalam penelitan ini menggunakan jenis desain penelitian
dengan metode pretest-posttest control design. Dalam desain ini, Sugiyono
menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012, hlm. 112). Pretest
yang diberikan berupa pengulangan ingatan anak terkait kosakata bahasa Inggris
yang pernah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya telah diketahui hasil dari pretest
dua kelompok tersebut, maka pada kelompok eksperimen diberikan treatment
menggunakan alat peraga Montessori, sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan atau hanya menggunakan pembelajaran konvensional.
Alat peraga yang digunakan yaitu Montessori Language Series dan Large
Moveable Alphabet (LMA). Untuk alur penelitian Pertama peneliti memberi
informasi kepada pihak TK Kusuma Mulia bahwa kami akan mengadakan
penelitian untuk meminta bantuan kepada bapak atau guru TK Kusuma Mulia
dalam penelitian kami, kemudian kami menjelaskan alur penelitian kami kepada
bapak/ guru, lalu beliau atau peneliti melakukan penerapan metode Montessori
pada kelompok eksperimen dan metode konvensional kepada kelompok control.
Siklus yang pertama, peneliti akan menampilkan gambar suatu benda serta
namanya dalam bahasa Inggris. Kemudian anak diajarkan cara membacanya

10
bersama-sama. Siklus yang kedua, anak melakukan permainan berbisik. Peneliti
akan memberikan kata kepada anak pertama yang selanjutnya akan dibisikkan
kepada anggota lain. Anak terakhir akan menebak kata menggunakan miniatur
benda yang ada pada Montessori Language Series. Siklus yang ketiga, Peneliti
akan memberikan gambar suatu benda dan harus menyusun katanya
menggunakan LMA dan menulis kata benda pada kertas.
Setelah diberikan perlakuan atau treatment menggunakan Montessori
Language Series dan LMA pada salah satu kelompok eksperimen dilanjutkan
dengan pemberian posttest pada kedua kelompok yang digunakan. Selanjutnya
akan dibandingkan pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya. Jika terdapat
perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
maka perlakuan yang diberikan berpengaruh besar. Untuk lebih jelasnya tentang
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap test penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1 X1 O2
Kelompok Kontrol O1 X2 O3

Keterangan:
X1 = perlakuan berupa pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori
X2 = perlakuan berupa pembelajaran konvensional
O1 = hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = hasil posttest kelompok eksperimen
O3 = hasil posttest kelompok kontrol
3.3.6 Tahap Perbandingan
Setelah melakukan penerapan permainan menggunakan alat peraga Montessori
untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab
akibat metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti pada
beberapa kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan pada
kelompok kontrol yang lebih ditentukan, bisa menggunakan cara perbandingan.
Pertama, dengan perbandingan skor yang didapat oleh kelompok yang melakukan
pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori dengan kelompok yang tidak

11
diterapkan atau hanya menggunakan metode konvensional. Cara kedua adalah
dengan membandingkan hasil skor masing-masing kelompok dari skor pretest
dengan skor posttest. Dengan hal tersebut kita dapat mengetahui efektivitas
penerapan metode Montessori terhadap kemampuan berbahasa Inggris pada anak
usia dini.

12
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2. Anggaran Biaya
NO. JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Peralatan Penunjang 419.000
2 Bahan Habis Pakai 7.500
3 Perjalanan 150.000
4 Lain-Lain 3.265.000
JUMLAH 3.841.500

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3. Jadwal Kegiatan
WAKTU
PENANGGUNG
KEGIATAN PELAKSANAAN
JAWAB
Okt Nov Des Jan
Persiapan Semua
Pencarian Data Tiya
Penentuan Sasaran Tiya
Diskusi dengan Dosen Tiya
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan dan Analisis
Data
Perbandingan
Penyusunan Artikel Ilmiah

13
DAFTAR PUSTAKA

Cheriana, L., dan Sumaryanto, P. 2018. Peningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris


pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Montessori di TK Kidea Kelapa
Gading Jakarta Utara. Jurnal Pendidikan. 2 (1) : 2-3.
Arsol, S. R., Suparman, U., dan Herpratiwi. Pemanfaatan Alat Peraga Montessori Untuk
Peningkatan Mengenal Kata Bahasa Inggris di Taman Kanak-Kanak Palm Kids
Bandar Lampung. 6-10.
Firdaus, Intan. 2017. The Application Of Montessori Method To A Child's
Development In English Reading And Writing Skills (Case Study). Jurnal
Pujangga. 3 (2) : 28-29.
Apsari, Y., Lisdawati, I., dan Mulyani, E. R. 2020. Alat Permainan Edukatif Sebagai
Media Pembelajaran Bahasa Inggris. Abdimas Siliwangi. 3 (1) : 39.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta.

14
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Tim dan Dosen Pendamping


1.1 Identitas Diri Ketua Tim
No. Keterangan Identitas
1 Nama Lengkap Wahyu Setiyaningsih
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 205020300111087
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 27 Agustus 2001
6 Email wahyusetiyaningsih48@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 082228014328

1.2 Identitas Diri Anggota Tim


No. Keterangan Identitas
1 Nama Lengkap Abigail Angginaomi Sianipar
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ekonomi Keuangan dan Perbankan
4 NIM 205020407111035
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 23 September 2002
6 Email abigailanggi23@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 085890815239

1.2 Identitas Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan
1 Radhita Dwi Vata Hapsari, SE., MM., Ph.D
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Manajemen
4 NIP/NIDN 12048405
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 12 April 1984
6 Alamat E-mail radhita.hapsari@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP (0341) 551396/081555605678
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor

15
Lincoln
Universitas Universitas University,
Nama Institusi
Brawijaya Brawijaya New
Zealand
Jurusan/Prodi
Ekonomi/ Magister Pemasaran
Manajemen Manajemen
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2006-2008 2012-2016
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Business Research Method Wajib 3
2 Marketing Communication Pilihan 3
3 Entrepreneurial Marketing Pilihan 3
4 Marketing Research Seminar Pilihan 3
5 Marketing Management Wajib 3
6 Pemasaran Internasional Pilihan 3
7 Strategic Marketing Planning Pilihan 3
8 Brand and Selling Management Pilihan 3
C.2. Penelitian
Penyandang
No. Judul Penelitian Tahun
Dana
Model peningkatan loyalitas konsumen
Hibah Peneliti
1 pasar tradisional berbasis pengalaman 2017
Pemula
pelanggan
Membangun loyalitas konsumen melalui
2 FEB UB 2018
co-creation, brand love and trust
Pengaruh preceived authenticity,
perceived service quality, perceived
3 FEB UB 2019
experience quality dan quality of life
terhadap revisit intention

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


Penyandang
No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun
Dana
Pendampingan penyusunan strategi
PT. Andalan
1 pemasaran bagi PT. Andalan Multi 2017
Multi Kencana
Kencana

2 Pelatihan sosial media marketing bagi FEB UB 2018


pelaku UKM di Kota Malang

16
3 Pelatihan revitalisasi sumber data manusia PT. DKB 2018
untuk PT. Dok Kodja Bahari

4 Pelatihan e-commerce bagi pelaku FEB UB 2019


UMKM Kota Malang

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


2.1 Peralatan Penunjang
Harga
Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Large Moveable
Untuk penyusunan kata 1 set 300.000 300.000
Alphabet
Untuk menggunting
Gunting 2 buah 10.000 20.000
kertas buffalo
Sebagai wadah miniatur
Box platsik 1 pcs 15.000 15.000
barang
Untuk penerapan
Miniatur hewan 1 pack 54.000 54.000
metode Montessori
Digunakan anak untuk
Spidol warna 5 pcs 6.000 30.000
menulis kata
Sub Total (Rp) 419.000

2.2 Bahan Habis Pakai


Harga Satuan Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
(Rp) (Rp)
Kertas Digunakan anak untuk
5 lembar 1.500 7.500
Buffalo menulis kata
Sub Total (Rp) 7.500

2.3 Perjalanan

Justifikasi Harga Total


Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

17
Biaya untuk menuju
Transportasi
lokasi penelitian dan
pencarian dan 2 orang 75.000 150.000
pembelian bahan
bahan alat
penunjang

Sub Total (Rp) 150.000

2.4 Lain-Lain
Harga
Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Mencetak gambar untuk
Cetak gambar penerapan metode 6 lembar 10.000 60.000
Montessori
Pengadaan
Dokumentasi 1 set 50.000 50.000
laporan
Untuk konsumsi,
Seminar hasil
peralatan dan 1 set 2.000.000 2.000.000
PKM
perlengkapan seminar
Publikasi ke media
Publikasi kampus, surat kabar, dan 10 kali 1.000.00 1.000.000
web portal berita onine
Penunjang untuk pameran
Poster 1 set 80.000 80.000
dan seminar
Peralatan alat tulis untuk
Reward diberikan kepada anak 5 set 15.000 75.000
yang selalu aktif
Sub Total (Rp) 3.265.000

18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Wahyu Setiyaningsih
(Ketua)

Abigail Angginaomi Sianipar


(Anggota)

Program
Nama/ NIM Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
Studi
Memimpin
jalannya
penelitian dan
Wahyu mengatur
10 jam/
Setiyaningsih Akuntansi Akuntansi segala
minggu
(205020300111087) aktivitas, dan
pemegang
keputusan
tertinggi
Abigail
Ekonomi Melakukan
Angginaomi
Keuangan dan Ilmu Ekonomi 6 jam/ minggu persiapan
Sianipar
Perbankan penelitian
(205020407111035)

19

Anda mungkin juga menyukai