BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Disusun oleh:
Wahyu Setiyaningsih; 205020300111087; 2020
Abigail Angginaomi Sianipar; 205020407111035; 2020
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mengingatnya hingga waktu yang lama. Itulah alasan pentingnya menerapkan
kemampuan berbahasa inggris sejak dini.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, kosakata (vocabulary)
merupakan inti dari pembelajaran bahasa asing pada tingkat awal (Cameron,
2001). Menurut Cahyono (2001), mengajarkan kosakata bertujuan untuk membuat
anak memahami konsep kata-kata asing atau meningkatkan jumlah kata-kata dan
membuat anak mampu untuk menggunakan kata- kata tersebut dengan sukses untuk
tujuan berkomunikasi.
Di luar faktor genetik atau keturunan, kemampuan berbahasa inggris anak sangat
dipengaruhi oleh kemampuan orang tua atau guru dalam proses belajar yang
menarik dan menyenangkan bagi anak. Proses pembelajaran ini bisa diterapkan
dengan melakukan permainan atau memberikan mainan yang mampu
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Akan tetapi, permasalahannya di
sekolah guru maupun orang tua masih belum menggunakan media yang menarik
dalam mengajar kosakata bahasa Inggris sehingga anak tidak tertarik dalam belajar
bahasa Inggris. Padahal menurut Brown (1999) yang dikutip oleh Mulyani dan
Siswayani (2006) bahwa sangat penting bagi guru dan orang tua untuk menarik
minat anak agar mau belajar. Salah satu upayanya dalam menarik minat anak
adalah dengan menggunakan media belajar yang menarik seperti menggunakan
mainan.
Selama ini mainan hanya diketahui sebagai alat untuk bermain atau barang yang
dimainkan. Akan tetapi, menurut Becky Francis, profesor bidang Pendidikan di
Roehampton University percaya bahwa mainan dapat memengaruhi pilihan karier
dan masa depan anak. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Argos, salah satu perusahaan retail mainan terbesar di Inggris. Hasil penelitian
mengatakan bahwa enam puluh persen orang yang bekerja di bidang arsitektur dan
desainer mengaku senang bermain balok kayu Ketika masih kecil. Hasil lainnya
menunjukkan bahwa 66 persen orang yang pekerjaannya berhubungan dengan
matematika dan hitung seperti akuntan dan bankir, gemar menyusun gambar pada
permainan puzzle. Dapat disimpulkan bahwa anak akan mempelajari sesuatu hal
dari permainan yang sering dimainkan.
2
Realitas yang terjadi adalah masih banyak orang tua yang kurang menyadari
akan pentingnya pemberian mainan yang tepat pada anak usia dini. Ketidaktahuan
ini menyebabkan masih banyak orang tua memberikan anaknya berbagai mainan
tanpa mengetahui dampak dari mainan yang diberikan. Itulah pentingnya memilih
metode bermain yang tepat untuk anak. Salah satunya dengan metode Montessori.
Metode Montessori adalah metode pendidikan untuk anak usia dini berdasarkan
pada teori perkembangan anak yang dikembangkan oleh seorang dokter asal Italia
yaitu Dr. Maria Montessori. Metode ini didasarkan pada aktivitas kesadaran diri
sendiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Secara umum metode
ini dapat diterapkan pada anak usia dini prasekolah maupun sekolah dasar
Metode Montessori sebagian sudah diterapkan oleh PAUD di Indonesia. Tetapi,
masih banyak anak yang tidak mengerti bahasa Inggris sama sekali bahkan untuk
kosakata yang sangat mudah. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan efektivitas
metode Montessori dalam kemampuan berbahasa pada anak. Kemungkinan metode
pembelajaran yang diberikan kurang efektif dan kurang tepat sehingga output yang
dihasilkan tidak signifikan.
Berdasarkan paparan di atas, penulis melakukan sebuah penelitian tentang
pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan berbahasa inggris anak usia
dini. Pada penelitian ini, penulis mengembangkan metode belajar sambil bermain
dengan pemilihan mainan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris anak usia dini.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut dapat ditarik tujuan
dalam penulisan ini sebagai berikut :
3
1. Mengetahui perbandingan metode Montessori dan metode konvensional dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak usia dini .
2. Mengetahui metode yang paling tepat dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris anak usia diniter.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Alat Peraga Montessori
Alat peraga Montessori adalah Alat yang berfungsi untuk menerangkan atau
memperagakan suatu mata pelajaran dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak. Alat peraga ini juga dapat digunakan sebagai alat
permainan sehingga anak dapat belajar sambil bermain (Sudono, 2003). Montessori
menarik ide tentang bagaimana menangani dan mendidik anak-anak dari
pengamatannya pada tahap-tahap berbeda dalam perkembangan mereka dan dari
budaya yang berbeda.
Alat peraga Montessori memiliki empat karakter khusus, yaitu swadidik
swakoreksi, bergradasi, dan menarik. Swadidik artinya alat peraga Montessori
dirancang sesuai dengan perkembangan anak, baik dalam hal perkembangan
psikologi maupun fisiknya. Hal tersebut ditujukan supaya anak dapat belajar secara
mandiri. Contoh alat peraga sesuai dengan tahapan fisik anak adalah setiap alat
peraga dibuat menggunakan bahan yang ringan. Hal itu ditujukan supaya anak
mampu membawanya sendiri.
Swakoreksi artinya setiap alat peraga Montessori memiliki pengendali
kesalahan. Bergradasi artinya alat peraga Montessori memiliki ukuran yang jelas
dan dapat diamati oleh anak. Setiap satu set alat terdapat alat peraga yang sama
tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda, yang perlu di perhatikan adalah gradasi
ukuran alat harus konsisten. Gradasi alat tersebut akan melatih kemampuan
berlogika anak dalam menyelesaikan masalah. Alat peraga Montessori dirancang
semenarik mungkin, baik dalam hal warna, bentuk, dan cara penggunaan. Hal
tersebut bertujuan untuk menarik minat untuk menyentuh dan menggunakan alat
tersebut. Montessori mengungkapkan bahwa setiap alat peraga harus memiliki
keindahan (Montessori, 1964).
6
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau
pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002:54) menyatakan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat
untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa
inggris adalah keterampilan dalam mengungkapkan suatu pendapat, pikiran dan
perasaan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa Inggris.
Menurut Soekamto (1992:71) faktor-faktor kemampuan berbahasa inggris yaitu:
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah segala sesuatu potensi dalam
diri orang tersebut, faktor eksternal adalah segala sesuatu diluar diri orang tersebut.
1. Faktor internal seperti karakter, temperamen, bakat/talenta, cara berpikir,percaya
diri, perhatian, motivasi, persepsi, kepribadian siswa dan tingkat inteligensia.
2. Faktor eksternal misalnya tingkat pendidikan, pengajar, kebiasaan, minat,bakat
dan lingkungan.
Selanjutnya Krashen (1982:55) faktor-faktor kemampuan berbahasa terdiri dari :
(a) Faktor internal yaitu : bakat, percaya diri, karakter, cara berpikir serta anggapan
atau persepsi dan (b) faktor eksternal yaitu: pengajar, lingkungan dan kebiasaan.
Menurut Arifuddin, (2010. hal 115) ada beberapa faktor yang memengaruhi
perkembangan pemerolehan bahasa bahasa Inggris ini yaitu menyangkut faktor
internal: usia, bakat, anggapan, aspek kognisi, motivasi, percaya diri, kepribadian
dan faktor eksternal, yaitu: situasi bahasa, strategi belajar, pengajar, dan lingkungan
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kemampuan berbicara adalah: pertama faktor internal seperti
karakter, temperamen, bakat/talenta, cara berfikir, percaya diri, perhatian, motivasi,
persepsi, kepribadian anak dan tingkat inteligensia. Kedua faktor eksternal
misalnya tingkat pendidikan, pengajar, kebiasaan, minat, bakat dan lingkungan.
7
BAB 3
METODE PENELITIAN
8
Metode Montessori adalah anak usia dini dengan kisaran sekitar 3-8 tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik di
mana dia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Masa anak usia dini
sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas. Pada masa ini hampir
seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu
memiliki perkembangan yang berbeda. Apabila anak diberikan stimulasi secara
intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas
perkembangannya dengan baik.
3.3.3 Tahap Pengolahan Data
Setelah teknik pengumpulan data dan penentuan sasaran dilakukan, selanjutnya
adalah melakukan pengolahan data. Pengolahan data adalah suatu proses untuk
mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan
data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi data (coding), serta penyajian
data sehingga diperoleh data yang lengkap untuk setiap variabel yang diteliti.
engeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak
memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Coding (pengkodean) data
adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiaptiap data termasuk memberikan
kategori untuk jenis data yang sama. Tabulasi adalah proses menempatkan data
dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis. Tahap pengolahan data menggunakan bantuan SPSS atau
Statistical Product and Service Solutions yaitu sebuah program aplikasi yang
memiliki kemampuan untuk analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen
data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan
kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah dipahami untuk cara
pengoperasiannya.
3.3.4 Tahap Pengamatan dan Analisis Data
Tahap ini merupakan proses menganalisis dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan obervasi. Data yang diperoleh dari
9
penelitian kemudian dianalisis dan diolah secara bertahap. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan
mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian. Analisis ini berisi uraian
kecenderungan, perbandingan kelompok yang berbeda atau hubungan
antarvariabel, serta melakukan interpretasi perbandingan antara hasil penelitian
dengan yang diprediksi sebelum penelitian. Pengamatan yang dilakukan yakni
mengamati kemampuan anak dalam meyimak dan mendengar kosakata bahasa
Inggris yang disampaikan, anak dapat mengomunikasikan kosakata dalam bahasa
Inggris, anak memilih gambar yang tepat berdasarkan kata yang didengar, anak
dapat menyusun kata berdasarkan miniatur benda dari alat peraga Montessori
language series, serta anak dapat mengingat kosakata dalam bahasa Inggris.
3.3.5 Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain.
Metode eksperimen dalam penelitan ini menggunakan jenis desain penelitian
dengan metode pretest-posttest control design. Dalam desain ini, Sugiyono
menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012, hlm. 112). Pretest
yang diberikan berupa pengulangan ingatan anak terkait kosakata bahasa Inggris
yang pernah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya telah diketahui hasil dari pretest
dua kelompok tersebut, maka pada kelompok eksperimen diberikan treatment
menggunakan alat peraga Montessori, sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan atau hanya menggunakan pembelajaran konvensional.
Alat peraga yang digunakan yaitu Montessori Language Series dan Large
Moveable Alphabet (LMA). Untuk alur penelitian Pertama peneliti memberi
informasi kepada pihak TK Kusuma Mulia bahwa kami akan mengadakan
penelitian untuk meminta bantuan kepada bapak atau guru TK Kusuma Mulia
dalam penelitian kami, kemudian kami menjelaskan alur penelitian kami kepada
bapak/ guru, lalu beliau atau peneliti melakukan penerapan metode Montessori
pada kelompok eksperimen dan metode konvensional kepada kelompok control.
Siklus yang pertama, peneliti akan menampilkan gambar suatu benda serta
namanya dalam bahasa Inggris. Kemudian anak diajarkan cara membacanya
10
bersama-sama. Siklus yang kedua, anak melakukan permainan berbisik. Peneliti
akan memberikan kata kepada anak pertama yang selanjutnya akan dibisikkan
kepada anggota lain. Anak terakhir akan menebak kata menggunakan miniatur
benda yang ada pada Montessori Language Series. Siklus yang ketiga, Peneliti
akan memberikan gambar suatu benda dan harus menyusun katanya
menggunakan LMA dan menulis kata benda pada kertas.
Setelah diberikan perlakuan atau treatment menggunakan Montessori
Language Series dan LMA pada salah satu kelompok eksperimen dilanjutkan
dengan pemberian posttest pada kedua kelompok yang digunakan. Selanjutnya
akan dibandingkan pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya. Jika terdapat
perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
maka perlakuan yang diberikan berpengaruh besar. Untuk lebih jelasnya tentang
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap test penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1 X1 O2
Kelompok Kontrol O1 X2 O3
Keterangan:
X1 = perlakuan berupa pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori
X2 = perlakuan berupa pembelajaran konvensional
O1 = hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = hasil posttest kelompok eksperimen
O3 = hasil posttest kelompok kontrol
3.3.6 Tahap Perbandingan
Setelah melakukan penerapan permainan menggunakan alat peraga Montessori
untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab
akibat metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti pada
beberapa kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan pada
kelompok kontrol yang lebih ditentukan, bisa menggunakan cara perbandingan.
Pertama, dengan perbandingan skor yang didapat oleh kelompok yang melakukan
pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori dengan kelompok yang tidak
11
diterapkan atau hanya menggunakan metode konvensional. Cara kedua adalah
dengan membandingkan hasil skor masing-masing kelompok dari skor pretest
dengan skor posttest. Dengan hal tersebut kita dapat mengetahui efektivitas
penerapan metode Montessori terhadap kemampuan berbahasa Inggris pada anak
usia dini.
12
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2. Anggaran Biaya
NO. JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Peralatan Penunjang 419.000
2 Bahan Habis Pakai 7.500
3 Perjalanan 150.000
4 Lain-Lain 3.265.000
JUMLAH 3.841.500
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
Lincoln
Universitas Universitas University,
Nama Institusi
Brawijaya Brawijaya New
Zealand
Jurusan/Prodi
Ekonomi/ Magister Pemasaran
Manajemen Manajemen
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2006-2008 2012-2016
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Business Research Method Wajib 3
2 Marketing Communication Pilihan 3
3 Entrepreneurial Marketing Pilihan 3
4 Marketing Research Seminar Pilihan 3
5 Marketing Management Wajib 3
6 Pemasaran Internasional Pilihan 3
7 Strategic Marketing Planning Pilihan 3
8 Brand and Selling Management Pilihan 3
C.2. Penelitian
Penyandang
No. Judul Penelitian Tahun
Dana
Model peningkatan loyalitas konsumen
Hibah Peneliti
1 pasar tradisional berbasis pengalaman 2017
Pemula
pelanggan
Membangun loyalitas konsumen melalui
2 FEB UB 2018
co-creation, brand love and trust
Pengaruh preceived authenticity,
perceived service quality, perceived
3 FEB UB 2019
experience quality dan quality of life
terhadap revisit intention
16
3 Pelatihan revitalisasi sumber data manusia PT. DKB 2018
untuk PT. Dok Kodja Bahari
2.3 Perjalanan
17
Biaya untuk menuju
Transportasi
lokasi penelitian dan
pencarian dan 2 orang 75.000 150.000
pembelian bahan
bahan alat
penunjang
2.4 Lain-Lain
Harga
Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Mencetak gambar untuk
Cetak gambar penerapan metode 6 lembar 10.000 60.000
Montessori
Pengadaan
Dokumentasi 1 set 50.000 50.000
laporan
Untuk konsumsi,
Seminar hasil
peralatan dan 1 set 2.000.000 2.000.000
PKM
perlengkapan seminar
Publikasi ke media
Publikasi kampus, surat kabar, dan 10 kali 1.000.00 1.000.000
web portal berita onine
Penunjang untuk pameran
Poster 1 set 80.000 80.000
dan seminar
Peralatan alat tulis untuk
Reward diberikan kepada anak 5 set 15.000 75.000
yang selalu aktif
Sub Total (Rp) 3.265.000
18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Wahyu Setiyaningsih
(Ketua)
Program
Nama/ NIM Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
Studi
Memimpin
jalannya
penelitian dan
Wahyu mengatur
10 jam/
Setiyaningsih Akuntansi Akuntansi segala
minggu
(205020300111087) aktivitas, dan
pemegang
keputusan
tertinggi
Abigail
Ekonomi Melakukan
Angginaomi
Keuangan dan Ilmu Ekonomi 6 jam/ minggu persiapan
Sianipar
Perbankan penelitian
(205020407111035)
19