Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 3 – Metode Penelitian Bisnis

Nama : Isra Herdina Fauziah Putri


NIM : 530074196
Prodi : Magister Manajemen Keuangan

Mengapa kita perlu menyertakan data sekunder dari lokasi penelitian untuk membangun
fenomena gap dan apa kaitannya dengan riset gap. Jelaskan.

Sumber masalah penelitian berasal dari fenomena gap, kesenjangan penelitian (research gap),
dan kesenjangan teori (theory gap). Kumpulan masalah ini yang akan dikembangkan menjadi
latar belakang masalah suatu penelitian.

Fenomena Gap
Fenomena gap adalah kesenjangan dari data empirik atau data lapangan pada objek penelitian.
Atau secara umum fenomena gap adalah kesenjangan yang terjadi di antara teori dan fakta yang
ada (antara harapan dan kenyataan), adanya kesangsian atau keraguan, dan adanya perubahan
kebijakana/fenomena.
Contoh :
Jumlah pengerjaan proyek PT. warna Alam Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun,
bahkan pada periode 2012-2013 meningkat cukup banyak, namun pada periode berikutnya justru
mengalami penurunan. Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah
pengerjaan proyek, salah satunya adalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang menurun,
akan membuat hasil pekerjaannya pun semakin buruk. Selain itu, fluktuasi jumlah pengerjaan
proyek diiringi dengan adanya keluhan dari konsumen. Dari data terlihat bahwa fluktuasi jumlah
keluhan konsumen mengikuti dengan jumlah pengerjaan proyek. Dengan adanya permasalahan
tersebut diduga adanya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan.

Fenomena gap dari contoh kasus di atas adalah penurunan pengerjaan proyek perusahaan karena
adanya penurunan kinerja karyawan.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder juga
merupakan data pendukung yang dapat meningkatkan kualitas suatu penelitian. Data sekunder
biasanya bersumber dari pihak ketiga, hal ini dikarenakan sebagian besar sumber data berbentuk
dokumen atau arsip dan opini para ahli. Karena memanfaatkan dokumen dan pendapat-pendapat
ahli yang biasanya tersebar di media atau wadah lainnya, tidak ada kewajiban untuk mendatangi
secara langsung lokasi dimana fenomena tersebut berada. Berbeda dengan data primer, peneliti
harus datang ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan data. Data sekunder dikumpulkan dengan
teknik studi pustaka, analisis media, dan observasi. 

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat untuk peneliti dapat menangkap keadaan sebenarnya dari objek
yang diteliti untuk memperoleh data. Agar data yang diperoleh lebih akurat, peneliti harus
menentapkan tempat dan waktu yang sesuai serta suasana yang memungkinkan untuk
memudahkan memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan tema penelitian.

Research Gap
Research gap atau kesenjangan penelitian dapat ditemukan pada penelitian-penelitian
sebelumnya dengan mencari celah/penjelasan lebih lanjut, sesuatu yang belum berhasil
dibuktikan, sesuatu yang bersifat kontradiktif, sehingga dapat menghasilkan penelitian baru.
Contoh :
Research gap yaitu perbedaan hasil dari penelitian – penelitian sebelumnya yag telah dilakukan.
Hasil penelitian yang berbeda – beda juga menunjukkan adanya research gap mengenai pengaruh
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian yang
telah dilakukan antara lain :
1. Rachmawati dan Hidayat 2006 dan Riyadi 2011 menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Brahmasari dan Suprayetno 2008, Saputra 2012, serta Sukmawati 2012 menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Brahmasari dan Suprayetno 2008, Ciptomulyo 2010, serta Utama 2012 menyimpulkan bahwa
motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan 12 Rachmawati 2006, Riyadi 2011, Jaya 2012, dan Saputra 2012 yang
menyatakan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan.

Karena adanya perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan dan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada penelitian-
penelitian sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Warna Alam Indonesia.

Kesimpulan
Penelitian perlu dilakukan karena adanya kesangsian atau keraguan. Yang mendorong dilakukan
penelitian adalah untuk mengurangi risiko kegagalan berdasarkan data-data yang diperoleh.
Penelitian diperlukan untuk mengatasi perubahan kebijakan atau fenomena yang terjadi. Pada
penelitian aplikatif, peneliti harus mencari sumber masalah dari data sekunder, survei lapangan
atau wawancara dengan pihak yang memiliki pengetahuan berdasarkan fenomena gap atau
masalah yang akan diteliti. Setelah itu peneliti mengembangkan penelitiannya berdasarkan
kesenjangan yang terjadi pada penelitian-penelitian terdahulu dengan menambahkan variabel-
variabel baru. Hal ini dilakukan untuk membuat sesuatu yang belum jelas menjadi lebih jelas
berdasarkan fenomena gap dan data sekunder yang telah dikumpulkan peneliti.

Referensi :
John Wiley & Sons Ltd. (2009). The Research Process: The Broad Problem Area and Defining
the Problem Statement-Chapter 3.
Wiarawan, Fajar. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada PT. Warna Alam Indonesia). Universiitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai