Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 1 – Metode Penelitian Bisnis

Nama : Isra Herdina Fauziah Putri


NIM : 530074196
Prodi : Magister Manajemen Keuangan

Diskusikan bagaimana proses mengidentifikasi permasalahan penelitian. Jelaskan disertai


dengan contoh.

Kegiatan penelitian berawal dari adanya permasalahan penelitian atau identifikasi


masalah dan diakhiri dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti
menguraikan masalah penelitiannya secara jelas untuk menunjukkan alasan mengapa
penelitian tersebut perlu dilakukan. Jika masalah tersebut sudah diuraikan dalam latar
belakang penelitian, maka dapat dilanjutkan dengan membuat rumusan masalah penelitian.
Masalah juga dapat dipahami sebagai kesenjangan atau adanya perbedaan hasil temuan
penelitian si A dengan hasil temuan si B meskipun topik dan subjek yang diteliti sama.
(Tritjahjo Danny, 2019).
Dalam identifikasi permasalahan penelitian terdiri atas dua langkah pokok, yaitu:
1. Penguraian latar belakang masalah penelitian. Penguraian latar belakang permasalahan
penelitian dimaksudkan untuk mengantarkan dan menjelaskan mengenai fenomena yang
ingin diteliti atau yang terjadi di lapangan sehingga memerlukan penelitian.
2. Perumusan masalah penelitian. Setelah latar belakang permasalahan diuraikan dengan
seksama, maka selanjutnya peneliti merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam
bentuk kalimat-kalimat tanya yang ingin dicari jawabannya berupa rumusan masalah.
Adapun ciri-ciri rumusan masalah pada umumnya sebagai berikut:
a. Disusun dalam bentuk kalimat tanya.
b. Menanyakan mengenai hubungan atau mengaitkan keberadaan antar variabel, minimal
pada dua variabel.
c. Harus dapat diuji melalui metode empirik, yakni melalui analisis dari data yang
dikumpulkan sesuai variabel penelitian.
Berikut contoh identifikasi masalah penelitian beserta rumusan masalah yang pernah
saya buat di bidang industri yang berfokus pada pembuatan membran:

1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan industri yang membutuhkan proses pemurnian,
maka membran memiliki peranan yang cukup penting untuk meningkatkan kualitas
produk. Aplikasi membran di dunia industri mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Jika dibandingkan dengan proses pemisahan yang lain seperti distilasi,
adsorpsi, absorpsi, dan kristalisasi, membran relatif membutuhkan konsumsi energi
yang lebih sedikit. Hal ini karena proses pemisahan menggunakan membran dapat
dilakukan pada suhu ruang dan tidak membutuhkan tambahan bahan kimia (Mulder,
1996).

Salah satu aplikasi membran adalah dalam proses pemisahan gas. Campuran
gas yang akan dipisahkan seperti pasangan gas CO 2/N2 atau CO2/CH4 dapat
dipisahkan dengan menggunakan membran organik/polimer dan membran inorganik.
Membran inorganik memiliki kelebihan mampu menghasilkan gas dengan tingkat
kemurnian yang tinggi serta fluks gas yang lebih tinggi dibandingkan membran
polimer. Namun membran inorganik relatif sulit untuk disintesis serta dibuat dalam
skala besar. Membran polimer mulai banyak digunakan dalam proses pemisahan gas
karena relatif lebih mudah dibuat dan disintesa dalam skala besar. Namun membran
polimer memiliki kekurangan yaitu menghasilkan fluks gas yang tinggi diikuti
dengan selektivitas gas yang relatif rendah (Wenten, 2002).

Hal ini menyebabkan aplikasi membran polimer dalam proses pemisahan gas
dalam skala industri relatif belum begitu berkembang. Dalam dua dekade terakhir,
para peneliti mulai mengembangkan Mixed matrix Membranes (MMMs). MMMs
pada prinsipnya menggabungkan material polimer dan partikel inorganik.
Penggabungan kedua material ini diharapkan dapat menggabungkan kelebihan
masing – masing material sehingga dapat meningkatkan kinerja membran. Hampir
seluruh MMMs yang tersedia dalam literatur memiliki konfigurasi flat sheet karena
relatif mudah untuk disintesis. Dari sekian banyak penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan sintesis MMMs, masih dibutuhkan penelitian untuk mengetahui
jenis partikel terhadap struktur dan morfologi MMMs. Hal ini sangat penting
mengingat pengetahuan tentang pengaruh kedua variabel tersebut terhadap struktur
dan morfologi membran akan sangat menentukan tipe MMMs yang dapat
diaplikasikan untuk aplikasi – aplikasi tertentu. Untuk memperoleh membran matriks
campuran yang baik, maka diperlukan konsentrasi antara polimer dan partikel tepat
melalui penelitian yang akan dilakukan.
Pada penelitian tentang sintesa membran flat sheet mixed matrix dengan
metode inversi fasa ini, polimer matrix yang digunakan adalah Polisulfon dan
Selulosa Asetat. Sedangkan partikel yang digunakan yaitu TiO2 atau Zeolitic
Imidazolate Framework-8 (ZIF-8). Analisa dan karakterisasi membran akan
dilakukan dengan pengukuran ketebalan membran, SEM (Scanning Electron
Miscroscope), dan XRD (X-Ray Difraction).

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimanakah pengaruh jenis polimer terhadap struktur dan morfologi serta
derajat kristalinitas MMMs?
2. Bagaimanakah pengaruh jenis partikel pengisi (ZIF-8/TiO2) terhadap struktur dan
morfologi serta derajat kristalinitas MMMs?
3. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi partikel pengisi (ZIF-8/TiO2) terhadap
struktur dan morfologi, derajat kristalinitas, serta ikatan antara partikel dengan
gugus fungsi senyawa organik yang terdapat pada MMMs?

Demikian jawaban saya mengenai proses mengidentifikasi permasalahan penelitian beserta


contohnya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai