Anda di halaman 1dari 12

Apa yang akan anda lakukan sebagai manajer produksi perusahaan ketika ekonomi mengalami

peningkatan. Jelaskan berdasarkan sisi keputusan bidang manajemen operasi dan strategi
manajemen operasi. Sertakan referensi.

1. Definisi Manajemen Operasional, Produksi, Strategi Operasi, dan Keputusan Bidang


Manajemen Operasi
Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan
optimal pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-
bahan mentah, atau produk apa yang bisa dijadikan sebuah produk
atau jasa yang bisa dijual belikan. Sesuai dengan definisinya sendiri,
manajemen yang berasal dari kata manage yang berarti mengatur penggunaan.
Jika disandingkan dengan kata operasional, artinya adalah pengaturaan pada
masalah produksi atau operasional baik dalam bidang barang atau jasa (Rinaldi,
2015).
Produksi merupakan suatu kegiatan atau proses yang berkaitan dengan
proses mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Hal ini berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan menghasilkan suatu barang.
Dalam perkembangannya produksi menjadi beralih istilah menjadi operasi.
Hal ini dilandasi karena kegiatan produksi tidak saja berkaitan dengan
bagaimana menghasilkan suatu barang atau produk, tetapi berkaitan juga
dengan jasa. Namun demikian, dalam penerapannya istilah ini dapat digunakan
dengan asumsi kedua bidang (produk dan jasa) yang diselenggarakan.
Dalam manajemen produksi atau operasi, tidak terlepas atau berkaitan
dengan tanggung jawab dan keputusan yang utama. Keputusan ini berkaitan
dengan sepuluh keputusan atau lebih tepatnya dinamakan sepuluh keputusan
operasi atau produksi. Sepuluh keputusan itu adalah: desain atau perancangan
suatu produk, perancangan proses, mutu, pemilihan lokasi, tata letak, sumber
daya manusia dan perancangan pekerjaan, manajemen rantai pasokan,
persediaan, penjadwalan, serta pemeliharaan.
Keputusan produksi atau operasi ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan manajemen, tanggung jawab, dan hubungan produksi atau operasi
dengan fungsi bisnis lainnya. Selain itu, juga keputusan ini berkaitan dengan
manufaktur dan jasa.
Menurut Heizer dan Render (2006), produksi merupakan proses
penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di
semua organisasi.
Produksi dan operasi merupakan
hal yang berbeda di dalam aplikasinya. Produksi identik atau sama dengan
kegiatan manufaktur yang hanya menghasilkan barang atau produk, sedangkan
operasi berkaitan dengan kegiatan manufaktur atau perusahaan jasa yang tidak
saja menghasilkan suatu barang, tetapi juga berkaitan dengan pelayanan atau
jasa. Istilah operasi ada sejak abad ke-20, karena berasumsi manajemen
produksi hanya mencakup produk saja, sedangkan operasi untuk barang dan
jasa.
Manajemen operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan
barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang
berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang
digunakan.

2. Manajemen Operasi dan Produksi


Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan atau mengkordinasikan kegiberbagai kegiatan. Terdapat tiga unsur penting, yaitu
adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang dicapai, dan orang yang bertanggung jawab
akan tercapainya tujuan tersebut (Nassa, 2012). Manajemen operasi dan produksi merupakan
usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya, tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan input lainnya.
Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat
memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat
tertentu sesuai dengan permintaan konsumen (Handoko, 2012).
Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya perlu membuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan, yaitu tepat
mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan, serta
dengan biaya yang rendah. Manajer juga harus selalu memperhatikan dan
menanggapi kekuatan-kekuatan dari lingkungan eksternal, seperti peraturan-
peraturan pemerintah, tuntutan serikat buruh, kondisi ekonomi lokal, regional,
nasional dan internasional, kemajuan teknologi, dan lain-lain sebagai kondisi
sekarang maupun akan datang yang bergejolak terus menerus dan sangat dinamik
(Handoko, 2012).

3. Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi


Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses
pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan
keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana keputusan-keputusan yang
rasional harus diambil (Nassa, 2012).

Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka
terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:

1.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti


2.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertantangan dengan
keadaan lain.

Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima
tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, kualitas, tenaga kerja.
Operasi tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang menyangkut sistem transformasi dan
fungsi-fungsi operasi, sehingga diperlukan suatu kerangka yang mendefinisikan secara jelas
mengenai keputusan-keputusan operasi yang dibutuhkan. Kerangka keputusan ini
memperlihatkan hubungan yang erat antara tanggung jawab manajemen dalam
organisasi operasi (Ishak, 2013). Dalam kerangka ini ada lima kelompok tanggung jawab yaitu:
1. Proses
Keputusan mengenai proses ini, mengenai proses fisik atau fasilitas yang
dipakai untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan ini termasuk, tipe
peralatan dan teknologi, aliran proses, penyusunan fasilitas dan aspek-aspek lain
yang menyangkut peralatan secara fisik atau fasilitas jasa. Banyak keputusan
tantang proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan tidak dengan mudah
diubah atau direvisi.
2. Kapasitas
Kapasitas untuk menghasilakan jumlah produk yang tepat, di tempat yang
tepat dan dalam waktu yang tepat. Kapasitas untuk jangka panjang ditentukan dari
ukuran fasilitas fisik yang dipakai. Sedangkan untuk jangka pendek kapasitas
dapat diperbanyak melalui subkontrak, tambahan gilir kerja atau menyewa
tempat. Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah
kapasitas yang tepat dan penyedian pada waktu yang tepat.
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi
dan operasi, Keputusan persediaan menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak dan kapan
memesan. Sistem pengendalian persediaan dipakai untuk mengatur
bahan baku mulai dari pembeliannya sebagai bahan baku, proses pembuatan
sampai menjadi barang jadi. Manajer persediaan juga memutuskan berapa banyak
barang yang akan disimpan sebagai persediaan, dimana penyimpanannya dan hal-
hal lain yang berhubungan dengan persediaan.
4. Mutu atau Kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab
yang lebih besar terhadap mutu atau kualitas dari barang atau jasa yang
dihasilkan. Keputusan dalam kualitas harus memastikan bahwa kualitas terkait
langsung dalam setiap operasi penetapan standar, desain peralatan, orang-orang
terlatih dan pengawasan produk atau jasa yang dihasilkan.
5. Tenaga Kerja
Dalam manajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau
sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini
karena tidak akan terjadi proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau
tenaga kerja yang mengerjakan.

Perhatian terhadap keempat keputusan diatas, adalah kunci sukses untuk


mengelola bagian operasi. Dalam hal ini keempat kerangka keputusan operasi
harus ditetapkan dengan jelas. Apabila keputusan tadi berfungsi dengan baik dan
saling berintegrasi, makan dapat dikatakan bahwa fungsi operasi berjalan dengan
baik.

4. Strategi Manajemen Operasi


trategi operasi adalah suatu visi dan fungsi operasi yang menetapkan
keseluruhan arah bagi pengambilan keputusan. Visi ini harus diintegrasikan
dengan strategi bisnis. Dalam hal ini terdapat tiga generic business strategy, yaitu
low-cost producer, product differentiation dan market segmentation (Porter, 1980). Ketiga
strategi bisnis tersebut memiliki suatu strategi operasi yang
berbeda. Dengan demikian strategi operasi sangat terkait dengan strategi bisnis.
Terdapat beberapa definisi strategi operasi, antara lain sebagai berikut (Ishak,
2013):
1. menurut Hayes dan Wheelwright:
“Strategi operasi adalah sebagai suatu pola yang konsisten dalam
keputusan-keputusan opersai. Makin konsisten keputusan-keputusan tersebut,
makin besar daya dukungannya terhadap strategi bisnis, dan hasilnya akan
semakin baik.
2. menurut Aulia Ishak:
“Strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan
keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus
diintegrasikan dengan strategi bisnis dan seringkali direfleksikan pada
perencanaan formal.
Dari berbagai definisi tersebut, strategi operasi dapat dikatakan sebagai
suatu strategi fungsional yang harus berpedoman pada strategi bisnis, agar dapat
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan-keputusan opersi
(Yamit, 2012).

5. Tipe-tipe Strategi Operasi


Strategi operasi sangat erat kaitannya dengan strategi bisnis. Pertama, strategi bisnis biaya
rendah dengan kondisi pasar yang sensitif terhadap harga, pasar sudah jenuh, volume tinggi, dan
standarisasi maka misi operasi akan ditekankan pada biaya sebagai tujuan yang dominan, dan
operasi akan menekankan pada pengurangan biaya melalui kebijakan-kebijakan seperti teknologi
dan proses yang superior, biaya tenaga kerja, lokasi terpusat, otomatisasi tinggi, pengawasan
inventori ketat, dan lain sebagainya (Yamit, 2012).

Kedua yaitu, strategi bisnis inovasi produk dan pengenalan produk baru,
dipergunakan untuk menumbuhkan pasar dimana keunggulan dapat diraih dengan
membuat produk baru yang benar-benar superior pada waktu yang tepat. Dalam
hal ini, operasi harus diarahkan pada fleksibilitas dan pengenalan produk baru
secara tepat dan efektif yang merupakan tujuan utama misi operasi. Kebijakan
operasi dapt menggunakan tim pengembang produk baru, respon cepat terhadap permintaan,
serta otomatisasi dan fleksibilitas disesuaikan dengan produk baru (Yamit, 2012).

6. Keputusan manajer produksi perusahaan ketika ekonomi mengalami peningkatan.


Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya rendah dan respons yang
cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam sepuluh wilayah manajemen
operasional. Konsep strategis dapat tercapai ketika manager operasi membuat keputusan efektif
dalam sepuluh wilayah manajemen operasi. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi
(operations decisions).
Berdasarkan sisi keputusan dalam bidang manajemen operasional, hal yang akan saya lakukan
sebagai manajer produksi perusahaan ketika ekonomi mengalami peningkatan adalah sebagai
berikut :
1. Perancangan barang dan jasa
Perancangan barang dan jasa yang dilakukan berupa menetapkan sebagian besar proses
transformasi. Perancangan ini dibuat berdasarkan kebutuhan dan permintaan konsumen terutama
di saat kondisi ekonomi kembali naik setelah pandemi. Keputusan biaya, kualitas dan sumber
daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. Merancang biasanya menetapkan
batasan biaya terendah dan kualitas tertinggi.

Mengembangkan inovasi untuk pemenuhan selera konsumen dan kebutuhan konsumen

Memiliki pabrik yang besar dan mengutamakan keamanan produk dan jasa, ketaatan terhadap
peraturan, dan komitmen manajemen terhadap keamanan produk yang dihasilkan

Produksi disesuaikan dengan tingkat permintaan dari pasar

2. Manajemen Mutu.
Manajemen mutu dilakukan untuk menjaga tingkat kualitas yang diinginkan oleh perusahaan.
Tindakan ini mencakup rangkaian aktivitas seperti menentukan standar kualitas, peraturan yang
diperlukan, dan aspek lain yang dapat menentukan kualitas produk atau jasa. Harapan kualitas
pelanggan harus ditetapkan, peraturan serta prosedur dilakukan untuk mengenali dan mencapai
kualitas yang diinginkan.

Menerapkan prinsip zero waste dan zero defect

Menggunakan bahan baku yang terstandar mutu dan kualitas

Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas produk

3. Perancangan proses dan kapasitas.


Desain proses dan kapasitas yang berkaitan dengan kebutuhan produksi seta kapasitas yang
tersedia. Peralatan dan teknologi yang sesuai harus di tentukan dalam perancangan desain proses.
Komitmen pengeluaran dan modal perancangan desain dan proses ini akan menentukan
struktur biaya dasar suatu perusahaan.
Menggunakan strategi Focus Mass Customization sehingga pembuatan produk mampu
memenuhi keinginan pelanggan secara cepat dan menekan biaya produksi

Memiliki ribuan macam jenis produk dan unit bisnis

Menghasilkan produk yang berkualitas dengan dampak rendah ke lingkungan

Perbaikan kemasan dan desain produk secara berkala

4. Pemilihan lokasi.

Efisiensiperusahaan manufaktur tergantung dari pemilikan lokasi perusahaan.


Pemilihan lokasi menentukan keberhasilan perusahaan karena hubungann dengan biaya operasi,
harga jual, serta kemampuan perusahaan untuk. bersaing di pasar. Alternatif pemilihan lokasi
adalah pertimbangan biaya yang dikeiuarkan dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh.

Lokasi perusahaan yang strategis: dekat dengan sumber bahan baku dari komoditi terbaik dan
terletak dikawasan industri

Akses perusahaan terjangkau oleh setiap pemangku kepentingan

Setiap lokasi perusahaan dilengkapi dengan manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi
dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing – masing unit bisnis sehingga
keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi yang ada.

5. Perancangan tata letak.


Perencanaan tata letak dan fasilitas berfungsi untuk menganalisis, membentuk konsep,
merancang sistem dan mewujudkan sistem bagi produksi barang atau jasa.tata letak peoduksi.
Hal ini berkaitan langsung dengan efektifitas produksi barang dan biaya produksi.

Tata letak mendukung otomatisasi produksi yang berfokus pada produk.


6. Sumber daya manusia dan perancangan pekerjaan.

Kualitas lingkungan kerja yang diberikan dan keahlian yang


dibutuhkan, serta upah harus ditentukan secara jelas.

Mempekerjakan tenaga – tenaga profesional berkualitas

Selalu berusaha menciptakan loyalitas pekerja

Bekerja sama dengan petani disekitar lokasi perusahaan untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup melalui perbaikan praktik pertanian dan kepedulian terhadap lingkungan

7. Manajemen rantai pasokan.

Keputusan ini menjelaskan apa yang harus


dibuat dan apa yang harus dibeli. Kepercayaan antara pembeli dan penjual sangat diperlukan
atau dibutuhkan untuk proses suatu pembelian yang efektif.

perusahaan harus berlokasi didekat sumber komoditas yang terbaik sehingga pasokan bahan
baku dapat terjaga kualitasnya, menekan biaya distribusi, dan mempunyai hubungan jangka
panjang dengan pemasok bahan baku.

8. Persediaan.
Keputusan persediaan dapat dioptimalkan atau
dimaksimalkan, apabila dipertimbangkan dalam sudut kepuasan
pelanggan, pemasok, perencanaan produksi, dan sumber daya manusia.

 Memproduksi berbagai macam jenis produk dengan jumlah yang tinggi


Menjaga persediaan barang untuk memastikan permintaan konsumen yang tidak tetap dan
perubahan selera pasar.

9. Penjadwalan.

Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dengan efisien.

Setiap aktivitas produksi produk selalu terjadwal dan terdapat perencanaan kebutuhan material
atau bahan baku produksi

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan terjadwal dalam jadwal jangka pendek
perusahaan, jadwal jangka menengah, dan jadwal jangka panjang.

10. Pemeliharaan.
Keputusan harus dibuat pada tingkat keandalan dan
kestabilan yang diinginkan oleh suatu perusahaan.

Karyawan sangat terlatih untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti

Penyesuaian peralatan seperti pembelian mesin tambahan, menjual dan menyewakan peralatan
yang ada

Perluasan pabrik

Evaluasi produktivitas mesin dan pekerja

7. Strategi Manajemen Operasi saat Perekonomian Meningkat


Strategi yang diterapkan dengan baik
dan tepat akan mengantisipasi masalah dan kesempatan di masa mendatang pada
kondisi perusahan yang berubah dengan cepat, sehingga perusahaan dapat beradaptasi
dengan baik dengan lingkungan usaha yang dinamis seperti saat ini.
Menurut Barney dan Hesterly (2008), strategi dijelaskan sebagai sebuah teori tentang
bagaimana cara perusahaan meraih keunggulan-keunggulan kompetitif (Competitive
Advantages). Flahtery (1996) mendefinisikan strategi operasi sebagai
papan rencana perusahaan atau unit bisnis untuk mengembangkan, memperkenalkan,
dan menghasilkan produk agar memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik dari pesaing.
Jenis-jenis strategi operasi
Strategi pertama adalah strategi produser biaya rendah yang dicirikan oleh produk yang
berdaur hidup panjang, pasar peka terhadap harga dan produk standar. Dalam kasus ini ,
tujuan operasi lebih ditekankan pada harga, sehingga operasi harus dapat menekan biaya
dengan melakukan kebijakan-kebijakan seperti: proses teknologi tinggi, biaya tenaga kerja
murah, tingkat persediaan rendah, erajat integrasi vertikal tinggi,, serta mutu terjamin.
Strategi yang kedua adalah inovator produk dan pengenalan produk. Menurut Schroeder
(1989) strategi ini umumnya dipakai pada produk baru dengan kemungkinan pasar dapat
berkembang dan keunggulan diperoleh melalui produk yang superior dan dalam jangka
waktu yang singkat.

8. Kesimpulan
1. Saat perekonomian sedang naik terutama setelah pandemi, maka manajer produksi sebaiknya
melakukan evaluasi secara berkala terhadap kualitas proses bisnis perusahaan. Proses bisnis
yang berkualitas mampu menghasilkan jasa yang berkualias pula dan begitu juga
sebaliknya. Perusahaan mungkin bisa mengembangkan tools seperti QFD (Quality Function
Deployment) atau alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi
harapan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan perusahaan terhadap produktivitas dan kualitas produk,
efisiensi biaya serta perubahan dan pengembangan produk yang diperlukan seiring
dengan kemajuan jaman dan permintaan konsumen.
2. Melakukan modernisasi sistem dan teknologi yang digunakan. Sistem manual yang masih
digunakan sebaiknya ditinggalkan. Teknologi informasi yang
berkembang pesat saat ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan
dalam mendukung dan memperbaiki proses bisnis perusahaan di saat perekonomian sedang
kembali naik.
3. Membuat website perusahaan yang berfungsi sebagai alat promosi dan komunikasi dengan
konsumen serta sebagai layanan customer service untuk menanggapi keluhan, saran serta
kritik dari pelanggan dalam
membangun dan memperbaiki kekurangan perusahaan serta meningkatkan eksistensi
perusahaan di masa setelah pandemi.

Referensi :
Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta. BPFE
Heizer, Jay and Render Barry, (2015), Manajemen Operasi : Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, edisi 11, Salemba Empat, Jakarta
Nassa, Hairul. (2012). Manajemen produksi dan Operasi. Edisi ketiga. Jakata:
Andi.
Rinaldi dan Cheisviyanny, Charoline. (2015). Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax
Avoidance. Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(Snema) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. ISBN: 978-
602-17129-5-5.
Yamit, Zulian. (2001). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta :
Ekonisia
StuDocu. Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi PT. Néstle Indonesia diakses pada
tanggal 25 Mei 2022 di https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-
indonesia/economics/tugas-sepuluh-keputusan-strategis-manajemen-operasi-pt-nestle-
indonesia/1914628

Anda mungkin juga menyukai