OLEH
NO PESERTA: 19220402010234
PROPOSAL
Diajukan Kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam Menyelesaikan PPGJ
Oleh
No Peserta : 19220402010234
Sampul
Halaman Judul
Daftar Isi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah adalah
sebagai berikut:
1. Beberapa peserta didik masih belum percaya diri dalam menggunakan
bahasa Inggris secara spontan.
2. Peneliti sering menemui pengucapan (pronunciation) yang tidak tepat
dan penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) yang terbatas.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian ini agar permasalahan yang dibahas
tidak melewati batas pokok permasalahan. Batas masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan teknik show and tell dalam upaya meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris melalui metode bercakap-cakap pada
anak kelompok A TK Bali Kiddy tahun pelajaran 2019/2020
2. Mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
melalui metode bercakap-cakap pada anak kelompok A TK Bali Kiddy
tahun pelajaran 2019/2020 melalui teknik show and tell.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimana meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris melalui metode
bercakap – cakap dengan teknik show and tell pada anak kelompok A TK
Bali Kiddy tahun pelajaran 2019 – 2020?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris melalui metode bercakap – cakap dengan teknik show and
tell pada anak kelompok A TK Bali Kiddy tahun pelajaran 2019 – 2020.
G. Kajian Teori
1. Definisi bercakap – cakap
Metode bercakap-cakap dalam mengembangkan pembelajaran
bahasa di taman kanak-kanak sering disamakan dengan metode Tanya
jawab, padahal ada perbedaan di antara keduanya yaitu: pada metode
bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau
antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak
kaku. Topik percakapan dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam
percakapan tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator, artinya guru lebih
banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya atau mengekpresikan secara lisan.
Sedangkan pada metode Tanya jawab, interaksi antara guru dan anak
didik, atau antara anak dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat
pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada yang harus ditanyakan dan
ada yang menjawab dengan benar.
Lebih jauh Dra. Moeslikhaton R. MPd (1999:92) menuliskan bahwa
bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau
antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan
monolog dilaksanakan di kelas dengan cara anak berdiri dan berbicara di
depan kelas atau di tempat duduknya, mengungkapkan segala sesuatu yang
diketahui, dimiliki dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu
yang memberikan pengalaman yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, atau menyetakan keinginan untuk memiliki atau bertindak
sesuatu. Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang
atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara
secara bergantian.
Sedangkan menurut Hilderbrand, (1986:297) pada buku Metode
pengajaran di TK karangan Dra. Moeslichatoen R, MPd (1999:26)
bercakap-cakap berarti saling mengomunikasikan pikiran dan perasaan
secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptip dan ekspresif.
Lain pula menurut Gordin & Browne 1985:314 pada buku yang sama
dikatakan bahwa bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau
sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi.
Penguasaan bahasa reseptif adalah semakin banyak kata-kata yang
baru dikuasai oleh anak yang diperoleh dari kegiatan bercakap-cakap. Dan
penguasaan berbahasa ekpresif adalah semakin seringnya anak
menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran, dan perasaan kepada orang
lain secara lisan.
Moeslichaton melanjutkan bercakap-cakap merupakan salah satu
bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua
arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan
keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Untuk bercakap-
cakap secara efektif, belajar mendengarkan dan belajar berbicara sama
pentingnya. Sebagai pendengar dalam berkomunikasi antar pribadi
sedikitnya ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu:
a. Mengukur pemahaman yang didengarnya secara pasti
b. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas, ia
dapat memberitahukan kepada si pembicara.
c. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan agar
dapat menerima pesan tersebut.
Selanjutnya, pengertian metode bercakap-cakap dari Depdikbud
(1998:22) adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang
dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara
anak dengan guru atau anak dengan anak.
Kesimpulannya, pengertian metode bercakap-cakap adalah suatu
cara penyampaian bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan
melalui bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan
guru atau anak dengan anak, yang dikomunikasikan secara lisan dan
merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi, dimana satu
dengan yang lainnya saling mewujudkan bahasa yang reseptif dan
ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi.
2. Pengertian Metode Show and Tell
Show and tell adalah kegiatan menunjukkan sesuatu kepada audiens,
dan menjelaskan atau mendeskripsikannya. Landasan metode show and tell
adalah kegiatan bercerita yang dispesifikasikan menjadi kegiatan
menunjukkan dan menceritakan. Show and tell mengacu pada adanya suatu
benda yang dapat ditunjukkan, kemudian anak bercerita mengenai benda
tersebut atau pengalaman terkait dengan benda yang ditunjukkan tersebut,
Slamet Suyanto (2005 : 145) menyatakan bahwa metode show and
tell digunakan untuk mengungkapkan kemampuan, perasaan, dan keinginan
anak. Setiap hari guru dapat meminta dua atau tiga orang anak untuk
bercerita apa saja yang ingin diungkapkan.
Menurut Takdiroatun Musfiroh (2011:34), terdapat beberapa
macam jenis show and tell yang dapat diterapkan, yaitu show and tell
dengan benda pribadi, show and tell dengan makanan, dan show and tell
dengan gambar atau foto.
a. Show and tell dengan benda pribadi
Anak dapat membawa benda – benda pribadi untuk digunakan saat
melakukan show and tell.
b. Show and tell dengan makanan
Makanan adalah benda yang dibutuhkan anak dan memiliki
jangkauan yang kuat untuk mengembangkan tanggung jawab dan
kemandirian. Ketika anak sedang show and tell, anak dapat bercerita
mengenai rasa, bahan utama untuk membuat makan tersebut, warna,
dsb.
c. Show and tell dengan gambar dan foto
Gambar dan foto relatif efektif untuk menstimulus kemampuan
bertata krama, tanggung jawab dan kemandirian. Bagi anak,
kemampuan tersebut dapat diterima dengan baik melalui cerita yang
dibantu dengan media gambar atau foto.
H.A.R Tilaar (2013:103) menyatakan bahwa show and tell dapat
diterapkan dengan menunjukkan sesuatu seperti alat permainan baru, hadiah
ulang tahun, makanan oleh – oleh dari saudara, perangkat makan, atau
semua benda yang dianggap barang baru ataupun menarik bagi anak.
Ravermann (2014) menjelaskan langkah – langkah dalam
melakukan show and tell adalah sebagai berikut:
1. Saat hari – hari tertentu, anak – anak diberi tahu agar membawa benda
favorit mereka untuk ditunjukkan dan diceritakan di depan kelas.
2. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk tampil menunjukkan dan
menceritakan benda yang dibawa dari rumah. Saat tampil anak akan
menjadi pusat perhatian bagi teman – temannya.
3. Anak – anak yang lain mengajukan pertanyaan kepada anak yang
sedang tampil. Pertanyaan yang diajukan jumlahnya harus ditetapkan
sebelumnya.
a. Pengertian Bahasa
c. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa bagi anak usia Dini adalah sebagai alat untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Secara khusus Gardner mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia
Dini adalah untuk mengembangkan ekspresi, perasaan, anak.
Depdiknas (2000) menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan
bahasa anatara lain: “a) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
lingkungan, b) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, imajinasi dan pikiran, c) Sebagai alat untuk mengembangkan
ekspresi anak, d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran
kepada orang lain”.
Menurut Keraf ( 1997:4 ) fungsi bahasa adalah “1) Bahasa sebagai
Alat Ekspresi Diri, 2) Bahasa sebagai Alat Komunikasi, 3) Bahasa sebagai
Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial, 4) Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa fungsi
bahasa adalah a) sebagai alat komunikasi, b) sebagai pengembang
kemampuan anak dalam hal intelektual, imajinasi, dan pikiran, c) sebagai
pengembang ide, d) sebagai alat menyatakan perasaan.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
sehingga hasil belajar anak didiknya menjadi meningkat. (Wardani, IGAK,
2007).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, penjelasan tentang
peningkatan, kemajuan atau kemunduran dari pelaksanaan tindakan. Di
samping itu, penelitian tindakan juga bertujuan untuk mengembangkan diri
dan pemahaman dalam pelaksanaan pembelajaran dan mencoba
memperbaikinya serta berlanjut pada upaya memahami dampaknya.
1. Rancangan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas yang
berarti penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
sehingga hasil belajar anak didiknya menjadi meningkat, dengan
melakukan pembelajaran yang menyenangkan melalui tahapan siklus
perbaikan yang nantinya direfleksi oleh peneliti tersebut, agar dapat
meningkatkan atau memperbaiki praktek pembelajaran di kelas secara
lebih professional. Prosedur penelitian ini di lakukan dalam bentuk siklus
dengan empat tahapan setiap siklusnya yaitu antara lain: Perencanaan
tindakan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, Refleksi.
1. Perencanaan tindakan
Sebelum melaksanakan pembelajaran melalui permainan di kelas,
yang dipersiapkan adalah :
a. Membuat rencana kegiatan harian,
b. Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran,
c. Membuat lembar observasi peningkatan perkembangan anak,
d. Membuat lembar observasi kenerja guru.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang di lakukan adalah mengelola proses pembelajaran
sehingga mempermudah anak untuk mengenal konsep bilangan
dengan permainan biji tersembunyi, tahapan kegiatan mengikuti
urutan kegiatan yang terdapat dalam rencana kegiatan harian (RKH),
antara lain di uraikan sebagai berikut :
Kegiatan Pembukaan dengan alokasi waktu ± 30 menit
a. Menyiapkan anak agar siap dalam mengikuti proses pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan
sebelumnya tentang permainan biji
c. Menjelaskan semua aturan yang berlaku dalam permainan
tersebut
Kegiatan inti dengan alokasi waktu ± 60 menit
a. Menunjukan perbedaan antara bermacam-macam biji
b. Mengajak anak bermain biji tersembunyi diluar kelas
c. Mencari biji yang disembunyikan dilingkungan sekolah
d. Menghitung jumlah biji yang didapat, dan menunjuk lambang
bilangan yang sesuai
e. Mengambil kertas gambar didalam kantong dengan mata
tertutup dalam perlombaan
f. Melengkapi gambar dengan aneka biji yang terdapat dari luar
kelas
Kegiatan Penutup dengan alokasi waktu ± 30 menit
a. Menceritakan tentang gambar yang sudah dilengkapinya dengan
bahasa yang sederhana
b. Gambar masing-masing diwarnai dan dibawa pulang
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran,
tindakan ini dilakukan untuk melihat kekurangan maupun kelebihan
yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk merencanakan
siklus berikutnya.
4. Refleksi
Selesai pembelajaran tersebut, peneliti bersama teman sejawat
melakukan refleksi atau perenungan diri melihat kinerja yang sudah
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, mencatat
semua kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Hasil
tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan
selanjutnya dalam menyusun pembelajaran melalui permainan yang
lebih menyenangkan lagi untuk anak pada siklus berikutnya.
2) Menghitung Modus
Modus yaitu skor yang menunjukkan frekuensi tertinggi (nilai yang
sering muncul)
3) Menghitung Median
Untuk menghitung Median dapat ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menyusun data
- Menghitung nilai tengah
4) Menyajikan data ke dalam Grafik Polygon
x
Gambar 2 Grafik Polygon Kemampuan Bahasa
(Agung, 2014)
NO SIKLUS JADWAL
1 Siklus 1 Dilakukan selama 5 kali pertemuan pada
tanggal 21 Oktober 2019, 22 Oktober 2019,
23 Oktober 2019, 24 Oktober 2019, 25
Oktober 2019.
2 Siklus 2 Dilakukan selama 5 kali pertemuan pada
tanggal 28 Oktober 2019, 29 Oktober 2019,
30 Oktober 2019, 31 Oktober 2019, 1
November 2019.
DAFTAR PUSTAKA
Agung A.A Gede. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media
Publishing.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
: Indeks
Ali Nugraha, dkk. (2014). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.