Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM

DISUSUN OLEH :

NAMA : SETYA ARESTI FEBRIANI

NIM : B1A020075

KELAS :B

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

PURWOKERTO

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

JUDUL PRAKTIKUM ...........................................................................................1

I. TUJUAN...............................................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………..1

III. METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................................3

3.1 Alat.........................................................................................................3

3.2 Bahan .....................................................................................................3

3.3 Prosedur Percobaan................................................................................3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………...,…..5

4.1 Data Pengamatan……………………………………………….....…...5

4.2 Data Perhitungan……………………………………………….....…...8

4.2 Pembahasan…………………………………………….…………..….9

V. KESIMPULAN DAN SARAN……….……………………………………..…12

5.1 Kesimpulan……………….…………………………...……………….12

5.2 Saran………………………………………………...…………...….....12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
ENZIM

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menguji aktivitas enzim α-amilase dari air liur dalam
menghidrolisis substrat amilum (pati).
2. Mahasiswa dapat mengukur produk hidrolisis pati yang dikatalis oleh α-
amilase
3. Mahasiswa dapat menetapkan jumlah unit aktivitas enzim/ 100ml larutan
enzim.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan penting di dalam
aktivitas biologic. Enzim berfungsi sebagai katalisator di dalam sel dan
sifatnya sangat khas. Di dalam jumlah sangat kecil, enzim dapat mengatur
reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan hasil akhir reaksinya. Di dalam sel terdapat banyak jenis enzim
yang berlainan kekhasannya, sehingga suatu enzim hanya mampu menjadi
katalisator untuk reaksi tertentu saja. Ada enzim yang dapat mengkatalis suatu
kelompok substrat, ada pula yang hanya satu kelompok substrat saja, dan ada
pula yang bersifat stereospesifik. Enzim disebut biokatalisator karena enzim
mengkataliser reaksi-reaksi di dalam system biologis (Kartasapoetra, 1994).
Enzim memiliki tenaga katalik yang luar biasa dan biasanya lebih besar
dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya.
Ttanpa pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional untuk
metabolisme dalam sel, bekerja menurut aturan yang teratur. Sistem emzim
terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang harmonis
diantara sejumlah aktivitas metabolic yang berbeda (Cartono, 2004).
Beberapa istilah dikenal dalam mempelajari enzim, diantaranya
holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat.
Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan
holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non
protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada
kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam arutan
yang disebut gugus prostetik dan ada pula yang tidak terikat kuat pada protein

1
2

sehingga mudah terurai, yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun
koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja
pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh
enzim (Poedjadi, 2006).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon.
Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung
jagung, limbah tapioka, dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai
substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan
produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen
antara ain, pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa.
Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain, pepton, tripton, ekstrak daging,
akstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea, natrium nitrat
(Pujiyanti, 2007).
Kerja enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan
suhu dan pH (tingkat keasaman) optimun yang berbeda-beda karena enzim
adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah, di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhinitor adalah molekul yang menurunkan
aktivitas enzim, sedangkan actifaktor adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inhibitor enzim (Soewoto, 2000).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain, tabung reaksi,
batang pengaduk, kertas saring, pipet ukur, filler, pipet tetes, corong pisah,
erlenmeyer, gelas beker, spektrofotometer, dan water bath.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain, air liur,
buffer phospat 0,1 molar ph 7, substrat amilum 1% dalam buffer phospat
0,1 molar ph 7, larutan NaCl 0,85%, H2SO4 2/3 n, Natrium-wolframat
10%, larutan glukosa standar 1%, larutan Nelson A, larutan Nelson B,
larutan Cu2+ alkalis, dan pereaksi warna arsenomolibdat.
3.3 Prosedur Percobaan
a. Uji aktivitas amilase
1. Sebanyak 0,5 ml larutan air liur dan 0,5 ml larutan NaCl 0,85%
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kontrol.
2. Sebanyak 5 ml subtrat amilum 1% dimasukan ke dalam tabung
reaksi sampel.
3. Kedua tabung diinkubasi pada suhu 30°C selama 5 menit.
4. Sebanyak 0,5 ml larutan air liur dan 0,5 ml larutan NaCl 0,85%
ditambahkan ke dalam tabung reaksi sampel.
5. Lanjutkan inkubasi sampai 30 menit.
6. Kedua tabung reaksi diambil dan ditambahkan 1,5 ml H2SO4 2/3N,
dicampur baik-baik lalu ditambahkan 0,5 ml Na-wolframat 10%.
7. Sebanyak 5 ml substrat amilum 1% ditambahkan ke dalam tabung
reaksi kontrol dan dicampur baik-baik.
8. Kedua tabung disentrifus selama 5 menit atau disaring. Supernatan
atau filtratnya digunakan untuk menetapkan kadar glukosa hasil
hidrolisis dengan metode spektrofotometri.

3
4

b. Penetapan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan metode


spektrofotometri
1. Sebanyak 4 tabung reaksi disiapkan masing-masing 1 untuk
larutan glukosa standar 1%, 1 untuk sampel, 1 untuk kontrol, dan
1 untuk blanko dan beri label.
2. Sebanyak 1 ml glukosa standar 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, 1 ml filtrat sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sampel, 1 ml filtrat kontrol dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kontrol, dan 1 ml akuades dimasukkan ke dalam tabung reaksi
blanko.
3. Keempat tabung reaksi tersebut masing-masing ditambahkan 1 ml
larutan Cu2+ alklis.
4. Keempat tabung reaksi dimasukkan ke dalam air mendidih selama
20 menit dan kemudian dimasukkan ke air dingin.
5. Sebanyak 1 ml pereaksi warna arsenomolibdat ditambahkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi dan 7 ml akuades, lalu diaduk
baik-baik.
6. Serapan masing-masing larutan diukur dengan spektrofotometri
pada panjang gelombang 660nm (gunakan larutan blanko untuk
me-nol-kan absorbansi).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1.1 Pengamatan Uji Aktivitas Amilase
No Perlakuan Pengamatan
1. Sebanyak 0,5 ml larutan air liur dan 0,5
ml larutan NaCl 0,85% dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kontrol.

2. Sebanyak 5 ml subtrat amilum 1%


dimasukan ke dalam tabung reaksi
sampel.

3. Kedua tabung diinkubasi pada suhu


30°C selama 5 menit.
4. Sebanyak 0,5 ml larutan air liur dan 0,5
ml larutan NaCl 0,85% ditambahkan
ke dalam tabung reaksi sampel.
5. Lanjutkan inkubasi sampai 30 menit.
6. Kedua tabung reaksi diambil dan
ditambahkan 1,5 ml H2SO4 2/3N,
dicampur baik-baik lalu ditambahkan
0,5 ml Na-wolframat 10%.
7. Sebanyak 5 ml substrat amilum 1%
ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kontrol dan dicampur baik-baik.

5
6

8. Kedua tabung disentrifus selama 5 Kedua filtrat berwarna bening


menit atau disaring. Supernatan atau
filtratnya digunakan untuk
menetapkan kadar glukosa hasil
hidrolisis dengan metode
spektrofotometri.

Tabel 4.1.2 Pengamatan Penetapan Kadar Gula


No Perlakuan Pengamatan
1. Sebanyak 4 tabung reaksi
disiapkan masing-masing 1 untuk
larutan glukosa standar 1%, 1
untuk sampel, 1 untuk kontrol,
dan 1 untuk blanko dan beri label.
2. Sebanyak 1 ml glukosa standar
1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, 1 ml filtrat sampel
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sampel, 1 ml filtrat kontrol
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kontrol, dan 1 ml akuades
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi blanko.
3. Keempat tabung reaksi tersebut
masing-masing ditambahkan 1 ml
larutan Cu2+ alklis.
7

Setelah penambahan Cu2+ alkalis


4. Keempat tabung reaksi
dimasukkan ke dalam air
mendidih selama 20 menit dan
kemudian dimasukkan ke air
dingin.

Setelah pemanasan
5. Sebanyak 1 ml pereaksi warna
arsenomolibdat ditambahkan ke
dalam masing-masing tabung
reaksi dan 7 ml akuades, lalu
diaduk baik-baik.

6. Serapan masing-masing larutan


diukur dengan spektrofotometri
pada panjang gelombang 660nm
8

4.2 Data Perhitungan


Tabel 4.2.1 Data Absorbansi
Larutan Absorbansi
Blanko 0,230
Filtrat Kontrol 0,339
Filtrat Sampel 0,312
Glukosa 1% 1,440

A. Nilai unit aktivitas amilase dengan perhitungan


1. Mg glukosa/100 ml larutan air liur pada kontrol:

Ak 100ml
× Cst × × faktor pengenceran
Ast 0,5 ml

0,339 100ml
× 1% × 0,5 ml × 100
1,440

= 0,236 × 200

= 47,083

2. Mg glukosa/100 ml larutan air liur pada sampel:


Asp 100ml
× Cst × 0,5 ml × faktor pengenceran
Ast

0,312 100ml
× 1% × × 100
1,440 0,5 ml

= 0,217 x 200

= 43,334

Unit aktivitas amilase/100 ml larutan air liur = (2)-(1)

43,334 – 47,083

= -3,749

Ak : absorbansi kontrol
Ast : absorbansi standar
Asp : absorbansi sampel
Cst : konsentrasi larutan glukosa standar 1%
9

4.3 Pembahasan
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan penting
di dalam aktivitas biologic. Enzim berfungsi sebagai katalisator di dalam
sel dan sifatnya sangat khas. Di dalam jumlah sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Di dalam sel terdapat
banyak jenis enzim yang berlainan kekhasannya, sehingga suatu enzim
hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja. Ada enzim
yang dapat mengkatalis suatu kelompok substrat, ada pula yang hanya satu
kelompok substrat saja, dan ada pula yang bersifat stereospesifik. Enzim
disebut biokatalisator karena enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam
system biologis (Kartasapoetra, 1994).
Enzim amilase (α-amilase) merupakan emzim yang mengkatalis
hidrolisis dari alpha 1, 4-glikosidik polisakarida untuk menghasilkan
dekstrin, oligosakarida, maltosa, dan D-glukosa. Amilase bisa berasal dari
hewan, jamur, dan sumber tanaman. Pancreatin dan pancrelipase
mengandung amilase yang berasal dari malt barley dan jamur Aspergillus
oryzae (Wang, 2009). Amilase merupakan enzim pencernaan, terutama
dilakukan oleh pankreas dan kelenjar ludah. Fungsi utama dari enzim
amilase adalah untuk memecah pati dalam makanan menjadi gula
terfermentasi. Pada industri tekstil, amilse digunakan untuk merancang
tekstil, kemudian pada industri deterjen, amilase tercampur dengan enzim
protease dan lipase sebagai pencuci noda pakaian, dan dalam industri
makanan digunakan untuk membuat sirup manis, meningkatkan konten
diastase tepung, dan menghilangkan pati dalam produksi jelly (Ariandi,
20016).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber
karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase,
tepung jagung, limbah tapioka, dan sebagainya. Jika digunakan limbah
sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk
mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan
sebagai suplemen antara ain, pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa,
10

fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain,


pepton, tripton, ekstrak daging, akstrak khamir, amonium sulfat, tepung
kedelai, urea, natrium nitrat (Pujiyanti, 2007).
Cara kerja untuk uji aktivasi amilase dilakukan dengan cara
memsukkan 0,5 ml larutan air liur dan 0,5 ml larutan NaCl 0,85% ke dalam
tabung reaksi kontrol, kemudian memasukkan 5 ml substrat amilum 1%
ke dalam tabung reaksi sampel. NaCl merupakan larutan fisiologis yang
berfungsi untuk memberikan kondisi yang sesuai dengan enzim, sedangan
substrat amilum merupakan sumber amilum yang digunakan sebagai
pembanding. Kedua tabung diinkubasi pada suhu 30C selama 5 menit.
Proses inkubasi berfungsi untuk hidrolisis pada amilum dan terbentuk
produk. Kemudian 0,5 ml larutan air liur dan 0,5 ml larutan NaCl 0,85%
ditambahkan ke dalam tabung reaksi sampel. Lanjutkan inkubasi sampai
10 menit. Setelah itu, kedua tabung reaksi diambil dan ditambahkan 1,5
ml H2SO4 2/3 N lalu dicampur baik-baik dan ditambahkan 0,5 ml Na-
Wolframat 10%. Fungsi dari H2SO4 untuk menghentikan aktivitas enzim
sehingga enzim mengalami denaturasi, sedangkan Na-Wolframat
berfungsi menghentikan kerja enzim. Kemudian menambahkan 5 ml
substrat amilum 1% ke dalam tabung reaksi kontrol dan dicampur baik-
baik. Kedua tabung disentrifus selama 5 menit atau disaring. Supernatan
atau filtratnya digunakan untuk menetapkan kadar glukosa hasil hidrolisis
dengan metode spektrofotometri.
Cara kerja untuk penetapan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan
metode spektrofotometri dilakukan dengan cara, menyiapkan 4 tabung
reaksi yang masing-masing 1 untuk larutan glukosa standar 1%, 1 untuk
kontrol, 1 untuk sampel, dan 1 untuk blanko dan diberi label. Kemudian
memasukkan 1 ml glukosa standar 1% ke dalam tabung reaksi,
memasukkan 1 ml filtrat sampel ke dalam tabung reaksi sampel,
memasukkan 1 ml filtrat kontrol ke dalam tabung reaksi kontrol, dan 1 ml
akuades ke dalam tabung reaksi blanko. Menambahkan 1 ml larutan Cu2+
alklis ke dalam keempat tabung reaksi. Fungsi dari Cu2+ adalah untuk
mengetahui adanya gula pereduksi dan sebagai kofaktor yang dapat
11

meningkatkan aktivitas enzim. Keempat tabung reaksi tersebut


dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit dan kemudian
dimasukkan ke air dingin. Setelah itu, menambahkan 1 ml pereaksi warna
arsenomolibdat ke dalam masing-masing tabung reaksi dan 7 ml akuades,
lalu diaduk baik-baik. Pewarna arsenomolibdat digunakan untuk
membentuk kompleks berwarna dengan Cu2+ sehingga dapat diukur
serapannya menggunakan spektrofotometri, sedangkan penambahan
akuades untuk mengurangi kepekatan. Mengukur serapan masing-masing
dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 660nm. Panjang
gelombang 660nm digunakan karena warna komplek hijau-biru pada
larutan dapat menyerap maksimum pada panjang geombang tersebut.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat data
absorbansi pada larutan blanko sebesar 0,230, larutan filtrat kontrol
sebesar 0,339, larutan filtrat sampel sebesar 0,312, dan larutan glukosa 1
persen sebesar 1,440. Nilai unit aktivitas amilase didapat dengan
perhitungan pada filtrat kontrol didapat 47,083 sedangkan pada filtrat
sampel didapat 43,334. Untuk mendapatkan nilai unit aktivitas amilase
dengan mengurangi filtrat sampel dengan filtrat kontrol dan didapatkan
hasil sebesar -3,749.
Berdasarkan referensi setiap enzim mempunyai suhu optimum,
yaitu suhu dimana enzim memiliki aktivitas maksimal. Enzim di dalam
tubuh manusia mempunyai suhu optimal sekitar 37oC. Suhu mendekati
titik beku tidak merusak enzim tetapi enzim tidak aktif. Sebagian besar
enzim mengalami denaturasi pada suhu diatas 60oC (Sirajuddin, 2011).
Pada praktikum suhu yang digunakan sebesar 30°C.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan,
antara lain:
1. Uji aktivitas amilase didapatkan supernatan atau filtratnya digunakan
untuk menetapkan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan metode
spektrofotometri.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat data absorbansi
pada larutan blanko sebesar 0,230, larutan filtrat kontrol sebesar 0,339,
larutan filtrat sampel sebesar 0,312, dan larutan glukosa 1 persen
sebesar 1,440.
3. Nilai unit aktivitas amilase didapatkan sebesar -3,749.
5.2 Saran
Praktikum telah dilaksanakan dengan lancar, saran saya pada praktikum
kali ini yaitu karena praktikum dilaksanakan secara online dan informasi
yang didapat kurang maksimal diterima oleh praktikan, sebaikan pada saat
diskusi dilakukan secara langsung atau lisan sehingga akan lebih jelas dan
mudah diterima informasinya oleh praktikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariandi. 2016. Pengenaan Enzim Amilase(Alpha-Amylase) dan Reaksi Enzimatisnya


Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa. Jurnal Dinamika, 07(1), 74-82.

Cartono, M.Pd. 2004. Biologi Umum. Bandung: PRISMA PRESS

Kartasapoetra AG. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Rineka Cipta.

Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia

Pujiyanti S. 2007. Menjelajah Dunia Biologi . Jakarta: Platinum.

Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Makassar: Unhas-Press.

Soewoto, H. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.

Wang, Nam Sun. 2009. Experiment no. 5: Starch Hydrolysis by Amylase. Department of
Chemical & Biomolecular Engineering. University of Maryland.

13

Anda mungkin juga menyukai