Kasus Farmako Geriatri
Kasus Farmako Geriatri
Nama : Ny. S
No. RM : 001.664
Keluhan : Nyeri ulu hati sejak 1 hari yang SMRS, Mual (+), BAB/BAK
(baik), sesak nafas (-), demam (-), pusing saat berjalan (+)
Asam urat :
7,6mg/dl,
meningkat
LDH : 278u/l,
meningkat
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
1. Hipertensi
1. Ringer Laktat
INDIKASI
KONTRA-INDIKASI
Hipernatremia.
INTERAKSI OBAT
Sifat farmakodinamik: Horman aktif dari RAAS adalah angitensin II, yang
dibentuk dari angiotensin I melalui kerja ACE. Angiotensin II terikat pada
resepto-reseptor yang spesifik pada membrane sel berbagai macam jaringan. Ia
memiliki efek fisiologis yang sangat luas, termasuk yang terutam adalah
keterlibatannya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengaturan
terkanan darah. Sebagai vasokonstriktor yang kuat, angiotensin II berpengaruh
langsung dalam meningkatkan tekanan darah. Sebagai tambahan, ia memicu
retensi natrium dan merangsang sekresi aldosteron. Valsartan adalah antagonis
reseptor angiotensin II yang kuat, spesifik dan aktif dengan pemberian secara oral.
Ia bekerja secara selektif pada reseptor subtipe AT I yang bertanggung jawab
terhadap kerja angiotensin II yang telah diketahui. Reseptor subtipe AT 2 tidaklah
berhubungan dengan efek kardiovaskular. Valsartan tidak menghambat ACE,
yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan memecah bradikinin
oleh karena tidak mempengaruhi ACE dan tidak memiliki potensiasi terhadap
bradikinin atau substansi P, antagonis angiotensin II tidaklah berhubugan dengan
batuk. Penghentian mendadak tidak menimbulkan hipertensi balik atau kejadian-
kejadian yang merugikan lainnya.
Sifat famakokinetik:
Absorpsi valsatan setelah pemberian oral adalah cepat, walaupun jumlah yang di
absorpsi bervariasi. Bioavaibilitas absoult rata-rata sebesar 23%. Obat ini
menunjukkan kinetika penghancuran multieksponensial sekitar 9 jam. Tidak
terdapat perubahan pada kinetika valsartan dalam pemberian ulanda dan terdapa
sedikit akumulasi jika obat diberikan sekali sehari. Konsentrasi plasma pada pria
dan wanita ditemukan sama. Valsartan terikat kuat dengan protein serum (94-
95%) terutama albumin serum. Volume distribusi dalam keadaan stabil adalah
rendah (sekitar 171). Bersihan plasma relatif lambat ( sekitar 2 L/jam), jika
dibandingkan dengan arus darah hepatik. Setelah pemberian secara oral 83% obat
dieksresikan melalui feses dan 13 persen melalui urin, sebagian besar dalam
bentuk yang tidak berubah.
Indikasi:
hipertensi (dapat digunakan tunggal maupun dikombinasi dengan obat
antihipertensi lain); gagal jantung pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat
penghambat ACE (penghambat enzim pengubah angiotensin).
Peringatan:
Gangguan fungsi hati ringan sampai sedang; gangguan fungsi ginjal
Interaksi:
Penggunaan bersama dengan penghambat ACE dan beta bloker tidak dianjurkan.
Kontraindikasi:
Gangguan fungsi hati berat, sirosis, obstruksi empedu, menyusui
Efek Samping:
Kelelahan, jarang diare, sakit kepala, mimisan; trombositopenia, nyeri sendi,
nyeri otot, gangguan rasa, neutropenia.
Dosis:
Hipertensi, lazimnya 80 mg sekali sehari; jika diperlukan (pada pasien yang
tekanan darahnya tidak terkontrol) ditingkatkan hingga 160 mg sehari atau
ditambahkan pemberian diuretika; tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk
pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau pada pasien dengan gangguan fungsi
hati tanpa kolestasis.
Gagal jantung, dosis awal 40 mg dua kali sehari. Penyesuaian dosis hingga 80 mg
dan 160 mg dua kali sehari harus dilakukan pada dosis tertinggi yang dapat
ditoleransi oleh pasien; pertimbangan untuk menguragi dosis harus dilakukan
pada pasien yang juga menerima diuretika; dosis maksimal yang diberikan pada
uji klinik adalah 320 mg pada dosis terbagi.
3. Metformin
4. PPI: Lansoprazole
Farmakokinetik
Lansoprazol adalah obat penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible.
Pada lingkungan asam di sel parietal lambung, Lansoprazol dikonversi menjadi
turunan sulfenamid aktif yang terikat dengan gugus sulfhidril dari (H+, K+)-
ATPase, yang juga dikenal sebagai pompa proton. Hambatan Lansoprazol pada
(H+, K+)-ATPase menyebabkan hambatan sekresi asam lambung. Efek
penghambatan sekresi asam lambung ini terkait dengan dosis obat.
Absorpsi
Bioavalibilitas
Diabsorpsi baik di saluran pencernaan (bioabailabilitas absolut > 80%). Puncak
konsentrasi plasma sekitar 1,7 jam setelah penggunaan oral.
Onset
Meningkatnya pH lambung antara 1 – 2 atau 2 – 3 jam setelah penggunaan obat
oral tunggal berdosis 30 atau 15 mg.
Durasi
Sekresi asam lambung normal setelah 1 – 3 hari setelah menghentikan obat.
Makanan
Absorpsi (puncak konsentrasi plasma( AUC) menurun sekitar 50% ketika
digunakan 30 menit setelah makan. Tidak ada efek substansial makanan sebelum
makan.
Distribusi
Pengikatan pada protein plasma
97%
Vd : 14-18 L
Metabolisme
Pada sel parietal secretori canaliculi, di transformasi menjadi 2 aktif sulfenamid
metabolit yang tidak Nampak pada system sirkulasi. Juga dimeabolisme pada hati
oleh CYP3A dan CYP2C19. Metabolit ditemukan di plasma dalam bentuk tidak
aktif.
Lansoprazole adalah campuran rasemik dengan isomer R- dan S-. Klirens plasma
dari iromer-R (dexlansoprazole) lebih pelan dari Isomer –S, konsentrasi plasma
dari isomer-R Nampak lebih tinggi dari isomer S.
Eliminasi
Eksresi melalui feses sekitar 67%. Sisanya dieskresikan melalui urin; obat dalam
bentuk tidak berubah pada urin.
Waktu paruh :
< 2jam.
Indikasi
Ulkus Duodenum
Ulkus Lambung
Refluks Esofagitis
Efek Samping
Sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsia, mual, muntah, mulut kering,
konstipasi, kembung, pusing, lelah, ruam, utrikaria, pruritus.
Kontraindikasi
Dosis
Dewasa : 30 mg 1x/hari
5. Allopurinol
ALGORITMA TERAPI
1. Hipertensi