ARTIKEL
OLEH
DINDA FARAH RACHMAHWATI
NIM 140523602397
ARTIKEL
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
S1 Teknik Sipil
Oleh
Choirul Umam
NIM 110523437527
Pembimbing I
Pembimbing II
HASIL PENELITIAN
Hasil Lendutan Secara Analisis
Perhitungan lendutan secara permodelan numeris menggunakan metode
Unit Load Method yang ditabelkan dalam MicrosoftExcel untu mempermudah
perhitungan. Hasil perhtungan lendutan akibat pembebanan statis adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis pada Beban 5 kg
Dari hasil rekapitulasi pada tabel di atas, dapat dimodelan dalam bentuk
grafik hubungan sebagai berikut :
Gambar 1 Grafik Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis pada Beban 5 kg
Sumber: Permodelan Grafik Ms. Excel
Hasil lendutan sebenarnya pada uji model sesuai dengan prosedur yang
ada adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Lendutan Secara Uji Model
Dari hasil rekapitulasi pada tabel di atas, dapat dimodelan dalam bentuk
grafik hubungan sebagai berikut :
2
LENDUTAN SECARA UJI
1.5
UB
POLINES
1
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Beban uji (kg)
Gambar 3. Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis dan secara uji model
Sumber: Permodelan Grafik Ms. Excel
Ms =
Dari persmaan di atas maka dapat dihitung perkiraan anka keamanan
dari hasil lendutan model jembatan secara permodelan numeris dan uji
model berikut.
0,779 %
Ms = 1+ 100 %
Ms = 1,007 ~ 1,0
Dalam hal ini, digunakan asumsi bahwa kondisi yang diperhitungkan
pada saat perencanaan (analisa) sama dengan kondisi pada saat uji model.
Dari perhitungkan di atas, diperoleh angka keamanan yang disarankan
adalah 1,0. Sehingga setiap lendutan yang terjadi pada saat perencanaan
(permodelan analisis) harus dikalikan 1,0 dengan syarat bahwa penelitian
yang dilakukan berikutnya sesuai dengan batasan masalah yang ada dalam
penelitian ini.
Rasio Hasil Perbandingan Lendutan dan Berat 4 Jembatan Busur Pejalan
Kaki
Tabel 3. Hasil Rasio Perbandingan Lendutan dan Berat 4 Jembatan Busur
Pejalan Kaki
KESIMPULAN
Berdasarkan semua hasil perhitungan, pengujian, dan pembahasan
mengenai analisis dan uji model kekuatan 4 model jembatan busur tipe vierendel
akibat beban statis dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara analisis, hasil lendutan maksimal 4 jembatan busur pejalan kaki
akibat beban statis yaitu UB = 1,31 mm, POLINES= 0,88 mm, UI =
1,71 mm, UM = 1,06 mm. Seluruh perhitungan pada desain komponen
yang meliputi desain model jembatan busur dengan jumlah batang
tegak, batang melintang dan bresing sesuai yang diinginkan dan masih
berada dalam batas ijin sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan
oleh panduan KJI yaitu 5 mm. Sehingga secara keseluruhan struktur
model jembatan dinyatakan aman secara analisis.
2. Secara uji model, hasil lendutan maksimal 4 jembatan busur pejalan
kaki akibat beban menunjukkan hubungan linear yaitu menunjukkan
tidak adanya penurunan kemampuan jembatan akibat penambahan
beban. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil setiap jembatan
busur adalah pemilihan jumlah bresing & letaknya berbeda-beda dan
sambungan pada jembatan busur.
3. Perbandingan Hasil Lendutan Secara Analisis dan Uji Model dengan
Beban Statis Sebesar 5 kg di dapatkan perbedaan antara analisis dan uji
model sebesar 0,779 % (analisis < uji model). Dengan adanya
perbedaan antara hasil lendutan secara analisi dan uji model. Faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan hasil sebelumnya yaitu adanya
kelalaian manusia (human eror) dalam pembuatan benda uji. Untuk
itu perlu dibuatnya angka keamanan utuk meinimalisir terjadinya
ketidaksesuaian terutama untuk penelitian berikutnya.
4. Dapat dilihat hasil perbandingan rasionya setiap jembatan busur bahwa
rasio tertinggi adalah UI sebesar 2,06 dilanjutkan rasio tertinggi kedua
adalah UM sebesar 1,23 dan di ketiga UB sebesar 0,89 dan yang
terakhir POLINES sebesar 0,86.
SARAN
Sebagai koreksi perbaikan untuk penelitian selanjutnya dan peserta
Kompetisi Jembatan Indonesia berikutnya, maka penulis menyarankan:
1. Lebih meningkatkan pengawasan mutu pekerjaan pada saat
pembuatan model jembatan busur.
2. Meminimalisir ketidaksesuaian dengan perencanaan model
jembatan busur secara analisis, sehingga diharapkan perbedaan
hasil secara analisis dengan uji model tidak terlalu jauh.
3. Membuat inovasi sambungan yang tepat pada model jembatan
busur, sehingga bisa mendapatkan hasil lendutan yang kecil.
4. Memperbanyak latihan pembuatan model jembatan busur, guna
mempermudah dalam metode pelaksanaan dilapang.
DAFTAR PUSTAKA
Budio, Sugeng P.; Anggraini, Retno.;Remayanti, Christin.; &Widia, I Made Bayu
Arditya.2016. Optimalisasi Desain Jembatan Lengkung (Arch Bridge)
Terhadap Berat dan Lendutan. Malang: Universitas Brawijaya.
rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/download/359/353.
Burr, A and Cheatham. 1995. Mechanical Design and Analysis, 2nd edition
(section 5.2). New Jersey: Prentice-Hall.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2016. Bridge Management System Volume,
Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Elpanrinaldi. 2014. Pengenalan Sap 2000.
https://www.slideshare.net/elpanrinaldi/pengenalan-sap-2000.
Sukmana, Firta. 2008. Jembatan Indonesia Sekarang dan Mendatang. Riau:
Direktorat Bina Teknik.
https://thomaspm.files.wordpress.com/2008/.../krtj-10-16-jembatan.
Supriyadi, B., & Muntohar, A. S. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.