Anda di halaman 1dari 11

KOMPARASI DAN UJI KEKUATAN 4 (EMPAT) MACAM MODEL

JEMBATAN BUSUR PEJALAN KAKI TIPE VIERENDEL AKIBAT


BEBAN STATIS.

ARTIKEL

OLEH
DINDA FARAH RACHMAHWATI
NIM 140523602397

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
MEI 2018
PENGARUH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS PEKERJA PROYEK (STUDI
KASUS PROYEK PEMBAGUNAN TRANSMART MX MALL DI KOTA
MALANG)

ARTIKEL
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
S1 Teknik Sipil

Oleh
Choirul Umam
NIM 110523437527

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2018
Artikel penelitian dengan judul “Komparasi dan Uji Kekuatan 4 (Empat) Macam
Model Jembatan Busur Pejalan Kaki Tipe Vierendel Akibat Beban Statis”
oleh Dinda Farah Rachmahwati
telah disetujui untuk disertakan dalam naskah skripsi

Pembimbing I

Dr. Nindyawati, S.T., M.T.


NIP 19740425 199803 2 003

Pembimbing II

Drs. N. Bambang Revantoro, S.T., M.T.


NIP 19641208 198812 1 001
Komparasi dan Uji Kekuatan 4 (Empat) Macam Model Jembatan
Busur Pejalan Kaki Tipe Vierendel Akibat Beban Statis.

Dinda Farah Rachmahwati, Nindyawati, N. Bambang Revantoro


Universitas Negeri Malang
e-mail: dindafarah312@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi komperatif (comparative


study)Data didapatkan dengan dua cara yaitu permodelan analisis dan uji model.
Tahapdari prosedur penelitian yaitu: (1) 4 macam model jembatan busur diuji secara
analisis, (2) 4 macam model jembatan busur diuji secara uji model, (3)
Membandingkan 4 macam model jembatan busur diuji secara analisis dan uji, (4)
menentukan rasio pada setiap 4 model jembatan busur.Berdasarkan hasil analisis
data, diperoleh 4 simpulan yaitu: (1) Secara analisis, hasil lendutan pada desain
komponen yang diinginkan masih berada dalam batas ijin sesuai dengan peraturan
panduan KJI 2018. Sehingga struktur model jembatan dinyatakan aman secara
analisis.; (2) Secara uji model, hasil lendutan menunjukkan hubungan linear yaitu
menunjukkan tidak adanya penurunan kemampuan jembatan akibat penambahan
beban; (3) Diperoleh perbedaan antara analisis dan uji model sebesar 0,779 %
(analisis < uji model); (4) hasil rasio perbandingan setiap jembatan busur bahwa
tertinggi adalah UI sebesar 2,06 dilanjutkan tertinggi kedua adalah UM sebesar 1,23
dan di ketiga UB sebesar 0,89 dan yang terakhir POLINES sebesar 0,86.
Kata Kunci: Komparasi dan uji kekuatan, 4 model jembatan busur,jembatan pejalan
kaki

Indonesia adalah negara maritim kepulauan terbesar di dunia yang terdiri


dari sekitar 17.504 pulau. Indonesia juga memiliki luas laut sekitar 3,1 juta km 2.
Terletak di posisi geografis sangat strategis, karena menjadi penghubung dua
samudera yaitu Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, dan dua benua yaitu
Benua Asia dengan Benua Australia. Wilayah perairan tersebut adalah 77% dari
luas total Indonesia membuat kebutuhan fasilitas penghubung antar daratan
menjadi sangat penting.(Firta Sukmana, 2008)
Menurut Direktoral Jenderal Bina Marga (2016 : 2) Indonesia sekarang
memiliki sekitar 93.000 jembatan (1138 km) yang terdiri dari 72.000 jembatan
(734 km) di ruas jalan kabupaten/kota dan 21.000 jembatan (404 km) di ruas jalan
nasional. Dari jumlah tersebut, jembatan bentang panjang (>100 m) hanya
terdapat 385 unit, dan jenis struktur busur (lain-lain) hanya sekitar 5% dari jumlah
total.
Jembatan busur adalah jenis jembatan yang menggunakan rangka kaku
dimana bagian atas dan bawah rangkaian dihubungkan secara kaku ke elemen
vertikal. Seluruh elemen diarahkan ke arah aksial dan gaya geser seperti momen
lentur. Jembatan busur yang menggunakan struktur rangka kaku yang digunakan
secara horisontal itu disebut dengan jembatan busur vierendeel. Desain busur
(setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai
kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar
tidak bergerak ke samping. Bentuk busur pada jembatan ini berdiameter lebih
kecil dibandingkan dengan diameter busur jembatan yang konvensional. Bentuk
gelagar memanjang pada jembatan ini juga dibuat melengkung, hal ini
dimaksudkan agar melawan momen dan memperkecil lendutan yang terjadi.
(Supriyadi, 2007)

Menurut Sugeng (2016) untuk menghasilkan desain jembatan lengkung


yang aman dan efisien maka peneliti melakukan penelitian mengenai optimasi
desain jembatan lengkung terhadap rasio beban dan lendutan. Penelitian akan
dilakukan dengan dua cara yaitu analisis dengan menggunakan bantuan
softwaredan melakukan pengujian pada model jembatan. Model jembatan akan
dibuat dari rotan dengan variasi tipe sambungan sehingga dari model jembatan
tersebut maka dapat diketahui tipe sambungan yang dapat memberikan kinerja
yang baik pada titik buhul jembatan.
Pembebanan yang diterapkan adalah beban statis dimana mengacu
penelitian tentang kekuatan jembatan sebelumnya seperti yang telah dilakukan
oleh Sugeng P (2016). Pembebanan statis juga memenuhi syarat asumsi rangka
batang dan lebih aplikatif (murah diaplikasikan) dalam pengujian model. Sebagai
alat bantu analisis struktur digunakan software SAP2000 v.14 karena telah banyak
digunakan dalam berbagai penelitian jembatan. software SAP2000 v.14 juga
memiliki beberapa keunggulan yaitu analisis yang cepat dan akurat, model
pembebanan yang lebih lengkap baik berupa static loading maupun dynamic
loading, dan dapat menerima input permodelan dari AutoCAD (Elpanrinaldi,
2014:1)
Pada tahun 2017 Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah
menyelenggarakan Kompetisi Jembatan Indonesia ke tigabelas (KJI ke-13)
diselenggarakan di Politeknik Negeri Malang pada tangal 9 sampai 12 November
2017. Diharapkan dari ajang kompetesi KJI yang ke-13 dapat menghasilkan
sebuah penelitian ini, yang dapat diketahui bahan, kekuatan dan sambungan
model jembatan busur pejalan kaki tipe vierendel secara akurat. Melihat
permasalahan dari lomba Kompetisi Jembatan Indonesia ke-13 tim kami tidak
dapat memenangkan perlombaan dikarenakan ada beberapa faktor. Sehingga pada
penelitian ini akan membahas permasalahan pada model, lendutan dan berat
jembatan dari Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Semarang, Universitas
Indonesia dan Universitas Negeri Malang jadi ada 4 jembatan yang akan
dibandingkan secara analisis maupun secara uji model.
Dari 4 macam jembatan busur pejalan kaki terdapat banyak Perbedaan
terutama terhadap jumlah bresing (batang tegak) pada setiap jembatan. Contohnya
Universitas Brawijaya memakai bresing sebanyak 12 dengan jarak berbeda-beda
antar bresing, untuk Politeknik Negeri Semarang memakai bresing sebanyak 20
dengan jarak berbeda-beda antar bresing, dan Universitas Indonesia memakai
bresing sebanyak 12 dengan jarak berbeda-beda antar bresing dan yang terakhir
Universitas Negeri Malang memakai bresing sebanyak 14 dengan jarak berbeda-
beda antar bresing juga. Pada penelitian ini, akan membandingkan lendutan
maksimum dan berat 4 jembatan busur pejalan kaki secara analisis dan uji model
sesuai dengan sifat mekanis yang telah ditentukan.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi komparatif. Menurut Zainal
Arifin (2012:46) dalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan Metode dan
Paradigma Baru, studi komperatif (comparative study) atau studi kausal
komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu
variabel tertentu.
Penelitian komparatif ini memiliki tujuan untuk melihat perbedaan dua atau
lebih hal yang sejenis dan melibatkan semua unsur atau komponennya. Analisis
penelitian dilakukan terhadap perusahaan dan perbedaan dalam perencanaan,
pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisa perbandingan dapat
menemukan unsur-unsur atau faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisa
perbadingan dapat menemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
Penelitian ini akan mempelajari tentang hubungan antara kekuatan jembatan
akibat beban statis yang diberikan. Secara umum, penelitian ini dapat dibagi lagi
menjadi empat bagian sesuai dengan rumusan masalah. Pertama, mencari nilai
kekuatan 4 variasi model jembatan busur pejalan kaki tipe vierendel secara
analisis. Kedua, mencari nilai kekuatan 4 variasi model jembatan busur pejalan
kaki tipe vierendel secara uji model. Ketiga, membandingkan kekuatan model
jembatan busur pejalan kaki tipe vierendel secara analisis dan uji model. Dan
Keempat mencari nilai rasio hasil lendutan dan berat 4 varias model jembatan
busur pejalan kaki tipe vierendel.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan batasan
masalah penelitian yaitu, menggunakan jembatan busur pejalan kaki tipe
vierendel dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Bentang Jembatan : 132 cm
2. Lebar embatan : 7 cm
3. Tinggi jembatan : 22 cm
4. Jenis Jembatan : Jembatan model busur vierendel
5. Tumpuan : sendi dan rol.
6. Material rangka : rotan
7. Alat sambung : Paku, Tali rotan dan Lem G
8. Bentuk Profil : Bulat
9. Dimensi penampang:
 Busur : rotan Ø 20 mm
 Gelagar memanjang : rotan Ø 20 mm
 Gelagar melintang : rotan Ø 10 mm
 Bressing atas : rotan Ø 10 mm
 Batang tegak : rotan Ø 10 mm
10. Lantai Jembatan : Tripleks 3 mm

Untuk penelitian kekuatan model jembatan busur pejalan kaki tipe


vierendel, dibuat dua jenis permodelan jembatan secara permodelan dan jembatan
secara fisik.
Untuk pengujian beban secara statsis dilakukan dengan prosedur seperti di
bawah ini
1. Persiapkan model jembatan busur yang telah dibuat. Siapkan perletakkan
sendi – rol dan dapat menjaga kestabilan jembatan pada saat uji beban.
2. Persisapkan perletakkan model jembatan. Perletakkan disediakan sendi dan
rol. Di atas tumpuan diberikan pelat landasan dari baja tebal 4 mm
3. Model jembatan dipasang di atas kedua perrletakan. Posisinya harus dipastian
lurus dan tepat di tenagh bidang perletakan.
4. Pemasangan dial guage/ transducer sebanyak dua unit pada sisi kiri dan sisi
kanan permukaan bawah profil gelagar memanjang jembatan. Posisi dial
guage/ tranducer harus berada tepat di tengah bentang model jembatan.
5. Pasang alat uji beban pelat beton berbentuk balok ukuran 5x 14 cm pada
setengah bentang jembatan.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif
yaitu dengan mengambil data dari hasil pengujian dan meggambarkannya ke
dalam grafik. Perangkat lunak (software) yang dipakai dalam penelitian ini
adalah Microsoft Excel untuk mempermudah dalam proses perhitungan dan
penggambaran grafiknya.

HASIL PENELITIAN
Hasil Lendutan Secara Analisis
Perhitungan lendutan secara permodelan numeris menggunakan metode
Unit Load Method yang ditabelkan dalam MicrosoftExcel untu mempermudah
perhitungan. Hasil perhtungan lendutan akibat pembebanan statis adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis pada Beban 5 kg

Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Nama Institusi Lendutan Rencana

1. Universitas Brawijaya 1,31 mm

2. Politeknik Negeri Semarang 0,88 mm

3. Universitas Indonesia 1,71 mm

4. Universitas Negeri Malang 1,06 mm

Dari hasil rekapitulasi pada tabel di atas, dapat dimodelan dalam bentuk
grafik hubungan sebagai berikut :
Gambar 1 Grafik Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis pada Beban 5 kg
Sumber: Permodelan Grafik Ms. Excel

Hasil Lendutan Secara Uji Model

Hasil lendutan sebenarnya pada uji model sesuai dengan prosedur yang
ada adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Lendutan Secara Uji Model

Rekapitulasi Hasil Lendutan Uji Model

Beban Statis (kg) UB POLINES UI UM

1 0,3 0,24 0,36 0,36

2 0,57 0,51 0,87 0,59

3 0,81 0,79 1,27 0,95

4 1,07 1,04 1,7 1,16

5 1,32 1,28 2,15 1,61

Dari hasil rekapitulasi pada tabel di atas, dapat dimodelan dalam bentuk
grafik hubungan sebagai berikut :

2.5 KOMPARASI LENDUTAN


UB POLINES UI UM

2
LENDUTAN SECARA UJI

1.5
UB
POLINES
1

0.5

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Beban uji (kg)

Gambar 2. Grafik Komparasi Hasil Lendutan secara Uji Model


Sumber: Permodelan Grafik Ms. Excel
Perbandingan Hasil Lendutan Secara Analisis dan Secara Uji Model
Hasil perbandingan lendutan model jembatan secara analisis dan uji model
secara umum ada perbedaan nilai hasil lendutan Dikarenakan ada beberapa faktor
atau kelalaian manusia (human eror)

Gambar 3. Hasil Perbandingan Lendutan Secara Analisis dan secara uji model
Sumber: Permodelan Grafik Ms. Excel

Cheatham (1995) telah memberikan acuan dalam menentukan angka


keamana (margin of safety) dari persamaan berikut ini :

Ms =
Dari persmaan di atas maka dapat dihitung perkiraan anka keamanan
dari hasil lendutan model jembatan secara permodelan numeris dan uji
model berikut.
0,779 %
Ms = 1+ 100 %

Ms = 1,007 ~ 1,0
Dalam hal ini, digunakan asumsi bahwa kondisi yang diperhitungkan
pada saat perencanaan (analisa) sama dengan kondisi pada saat uji model.
Dari perhitungkan di atas, diperoleh angka keamanan yang disarankan
adalah 1,0. Sehingga setiap lendutan yang terjadi pada saat perencanaan
(permodelan analisis) harus dikalikan 1,0 dengan syarat bahwa penelitian
yang dilakukan berikutnya sesuai dengan batasan masalah yang ada dalam
penelitian ini.
Rasio Hasil Perbandingan Lendutan dan Berat 4 Jembatan Busur Pejalan
Kaki
Tabel 3. Hasil Rasio Perbandingan Lendutan dan Berat 4 Jembatan Busur
Pejalan Kaki

HASIL RASIO PERBANDINGAN

Nama Institusi Berat Struktur Lendutan Secara Rasio


Jembatan (kg) Uji Model (mm)

1. Universitas 1,48 kg 1,32 mm 0,89


Brawijaya
2. Politeknik 1,48 kg 1,28 mm 0,86
Negeri
Semarang
3. Universitas 1,04 kg 2,15 mm 2,06
Indonesia
4. Universitas 1,30 kg 1,61 mm 1,23
Negeri Malang

KESIMPULAN
Berdasarkan semua hasil perhitungan, pengujian, dan pembahasan
mengenai analisis dan uji model kekuatan 4 model jembatan busur tipe vierendel
akibat beban statis dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara analisis, hasil lendutan maksimal 4 jembatan busur pejalan kaki
akibat beban statis yaitu UB = 1,31 mm, POLINES= 0,88 mm, UI =
1,71 mm, UM = 1,06 mm. Seluruh perhitungan pada desain komponen
yang meliputi desain model jembatan busur dengan jumlah batang
tegak, batang melintang dan bresing sesuai yang diinginkan dan masih
berada dalam batas ijin sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan
oleh panduan KJI yaitu 5 mm. Sehingga secara keseluruhan struktur
model jembatan dinyatakan aman secara analisis.
2. Secara uji model, hasil lendutan maksimal 4 jembatan busur pejalan
kaki akibat beban menunjukkan hubungan linear yaitu menunjukkan
tidak adanya penurunan kemampuan jembatan akibat penambahan
beban. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil setiap jembatan
busur adalah pemilihan jumlah bresing & letaknya berbeda-beda dan
sambungan pada jembatan busur.
3. Perbandingan Hasil Lendutan Secara Analisis dan Uji Model dengan
Beban Statis Sebesar 5 kg di dapatkan perbedaan antara analisis dan uji
model sebesar 0,779 % (analisis < uji model). Dengan adanya
perbedaan antara hasil lendutan secara analisi dan uji model. Faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan hasil sebelumnya yaitu adanya
kelalaian manusia (human eror) dalam pembuatan benda uji. Untuk
itu perlu dibuatnya angka keamanan utuk meinimalisir terjadinya
ketidaksesuaian terutama untuk penelitian berikutnya.
4. Dapat dilihat hasil perbandingan rasionya setiap jembatan busur bahwa
rasio tertinggi adalah UI sebesar 2,06 dilanjutkan rasio tertinggi kedua
adalah UM sebesar 1,23 dan di ketiga UB sebesar 0,89 dan yang
terakhir POLINES sebesar 0,86.
SARAN
Sebagai koreksi perbaikan untuk penelitian selanjutnya dan peserta
Kompetisi Jembatan Indonesia berikutnya, maka penulis menyarankan:
1. Lebih meningkatkan pengawasan mutu pekerjaan pada saat
pembuatan model jembatan busur.
2. Meminimalisir ketidaksesuaian dengan perencanaan model
jembatan busur secara analisis, sehingga diharapkan perbedaan
hasil secara analisis dengan uji model tidak terlalu jauh.
3. Membuat inovasi sambungan yang tepat pada model jembatan
busur, sehingga bisa mendapatkan hasil lendutan yang kecil.
4. Memperbanyak latihan pembuatan model jembatan busur, guna
mempermudah dalam metode pelaksanaan dilapang.

DAFTAR PUSTAKA
Budio, Sugeng P.; Anggraini, Retno.;Remayanti, Christin.; &Widia, I Made Bayu
Arditya.2016. Optimalisasi Desain Jembatan Lengkung (Arch Bridge)
Terhadap Berat dan Lendutan. Malang: Universitas Brawijaya.
rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/download/359/353.
Burr, A and Cheatham. 1995. Mechanical Design and Analysis, 2nd edition
(section 5.2). New Jersey: Prentice-Hall.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2016. Bridge Management System Volume,
Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Elpanrinaldi. 2014. Pengenalan Sap 2000.
https://www.slideshare.net/elpanrinaldi/pengenalan-sap-2000.
Sukmana, Firta. 2008. Jembatan Indonesia Sekarang dan Mendatang. Riau:
Direktorat Bina Teknik.
https://thomaspm.files.wordpress.com/2008/.../krtj-10-16-jembatan.
Supriyadi, B., & Muntohar, A. S. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai