Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada prinsipnya dimaksudkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pembangunan selalu bersentuhan dengan

sumber daya alam dan lingkungan. Pembangunan harus memperhitungkan

kemampuan alam dalam menyediakan material untuk mendukung kebutuhan

manusia dan menampung limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Manusia

mendapat manfaat dari berbagai sumber daya dan proses yang disediakan oleh

ekosistem alam. Ekosistem alam mempunyai fungsi untuk menopang aktivitas

manusia dan makhluk hidup di sekitarnya. Fungsi tersebut bisa dijadikan menjadi

salah satu parameter untuk memberikan informasi tentang daya dukung dan daya

tampung lingkungan untuk mendapatkan keseimbangan lingkungan.

Peningkatan dari pertumbuhan penduduk berdampak kepada peningkatan

penggunaan sumber daya alam, diantaraya pemanfaatan ruang bagi aktivitas

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak dari hal tersebut dapat

mengakibatkan kualitas dan kuantitas lingkungan di Kabupaten Tapanuli Selatan

mengalami penurunan. Deforestasi skala besar dan transformasinya menjadi lahan

pertambangan berskala nasional, lahan perkebunan, serta lahan pertanian di

daerah Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan contoh perubahan sumber daya

alam yang berdampak berat pada perubahan penutup lahan, biodiversitas hutan,

degradasi lahan, ataupun kemampuan alam mendukung kebutuhan manusia.

Perubahan penutupan lahan yang tidak terkendali akan berdampak pada inefisiensi

pemanfaatan sumber daya alam, rusaknya sumber daya lahan, kemiskinan, dan

masalah sosial lainnya. Pratiwi (2015) menyatakan bahwa, dinamika

1
pemanfaatan lahan yang tidak terkendali dan tidak diatur akan mengakibatkan

perubahan biofisik bentang lahan yang cenderung destruktif dan berdampak pada

terlampauinya daya dukung lingkungan.

Pada negara – negara maju, penentuan daya dukung dan daya tampung

lingkungan dengan metode pendekatan yang berbeda telah banyak digunakan.

Salah satu metode yang berkembang adalah metode dengan pendekatan jasa

ekosistem yang dikembangkan oleh Millenium Ecosystem Assesment (MEA) pada

Tahun 2005. Jasa ekosistem adalah manfaat yang diberikan oleh suatu ekosistem

yang diterima manusia dari berbagai sumber daya alam dan proses alam.

Asumsinya, semakin tinggi jasa ekosistem maka akan semakin tinggi daya

dukung dan daya tampung yang dihasilkan.

Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan salah satu wilayah di Indonesia

yang memiliki bentuk lahan serta penutup lahan yang beragam dan selain itu

kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan belum pernah dilakukan di

kabupaten ini. Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis

jasa ekosistem yang tersedia di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

masih dalam skala 1 : 500.000 (nasional) dan belum tersedia untuk skala 1 :

50.000 atau skala operasional baik itu di tingkat wilayah kabupaten ataupun kota

setempat. Untuk itu, diperlukan suatu kajian tentang daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup agar kegiatan pembangunan tidak melebihi

kemampuan alam dalam mendukung dan menampungnya. Atas dasar ini

dilakukan penelitian tentang kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup berbasis jasa ekosistem di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

2
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dalam kajian daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem di Kabupaten Tapanuli

Selatan Provinsi Sumatera Utara ditemukan masalah :

1. Bagaimanakah indeks, luasan, dan distribusi daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup untuk setiap jasa ekosistemnya di Kabupaten

Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara ?

2. Bagaimanakah kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

berdasarkan jasa ekosistemnya di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi

Sumatera Utara ?

3. Bagaimanakah jasa ekosistem di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi

Sumatera Utara disusun dalam peta daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi indeks, luasan, dan distribusi daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup untuk setiap jasa ekosistem di Kabupaten

Tapanuli Selatan.

2. Menganalisis tingkat kemampuan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup berdasarkan jasa ekosistem di Kabupaten Tapanuli

Selatan.

3. Memetakan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berdasarkan

jasa ekosistem di Kabupaten Tapanuli Selatan.

3
1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber data dan informasi tentang daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup berdasarkan jasa ekosistemnya di Kabupaten

Tapanuli Selatan.

2. Memetakan indikasi jasa ekosistem sebagai salah satu acuan dalam

penentuan status daya dukung daya tampung lingkungan hidup guna

sebagai pedoman untuk menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS), Rencana Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup

(RPPLH), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) bagi pemerintah,

serta menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya.

4
1.5. Kerangka Pemikiran Penelitian

Tipe Ekosistem
Kabupaten Tapanuli
Selatan
Daratan: Perairan :
Hutan hujan dataran rendah dan tinggi, Ekosistem lahan basah
serta perbukitan

Sumber daya alam

Ekologi Pemanfaatan dalam Sering terjadinya


Ekonomi pembangunan ketidakseimbangan
Sosial antara penyediaan dan
kebutuhan

Peningkatan dan perubahan


penutupan lahan

Perubahan jasa ekosistem

Jasa ekosistem tinggi Jasa ekosistem rendah

Kerusakan lingkungan

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup berdasarkan jasa ekosistem

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Anda mungkin juga menyukai