19069-Article Text-37224-1-10-20171110
19069-Article Text-37224-1-10-20171110
Edu Geography
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo
Pengaruh Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi
Di Sma Negeri 2 Pekalongan
Abstract
___________________________________________________________________
A good study result supported by many factors, such as how students learn. Based on the data values of repeat
daily students in geography subject (2016/2017), 181 of 277 students (65,34%) X IPS and 82 of 120 students
(68,33%) XI IPS SMA Negeri 2 Pekalongan get value of geography subject has not yet reached the KKM. The
purpose of the research to find out how student learning, results of students learning, influence of how to learn
against students learning result. Analysis using descriptive frecuency to know how to students learn, results of
student learning using descriptive analysis, influence of how to learn using simple linier regression analysis
method. The results showed that how student learning generally already regular, the average of students learning
result has not yet reached the value of KKM, influence how to student learn showed that the increase of how to
learn against the results of the study is 0,51 with the positive regression coefficient. The conclusion of the research
there is influence of how to students learn against students learning result in the geography subject. The advices
are let students to choose the how to learn proper for themself, the teachers should pay attention to the results of
student learning in geography subject.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com
124
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
125
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
iklim atau vegetasi, sedangkan wilayah adalah siswa kelas X dan XI IPS SMA Negeri 2
fungsional seperti kota besar, kota kecil maupun Pekalongan dengan jumlah sebanyak 397 siswa.
desa-desa (Hardati, 2016: 205). Maka dengan Teknik pengambilan sampel penelitian ini
demikian mata pelajaran geografi tidak lepas dari menggunakan teknik proportional cluster random
wilayah formal dan wilayah fungsional seperti sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
lingkungan perkotaan dan pedesaan karena dengan pengambilan acak sesuai jumlah kelas
hakikatnya mata pelajaran geografi mempelajari secara proporsional (Sugiyono, 2014: 61).
fenomena-fenomena yang terjadi di muka bumi Pengambilan sampel ini berdasarkan
(Sanjaya, 2011: 5). proporsi pada kelas yang akan diambil sampelnya
Cara belajar pada dasarnya merupakan karena jumlah sampel yang diambil terdiri dari
satu cara atau strategi belajar yang diterapkan kelas X dan XI IPS. Sampel yang diambil dalam
siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang penelitian sebanyak 10% dari jumlah populasi
Gie (1987: 48) yang mengemukakan bahwa cara sebanyak 397 siswa, sehingga didapatkan sampel
belajar adalah rangkaian kegiatan yang sebanyak 40 siswa (Sugiyono, 2014: 62).
dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Cara Variabel penelitian ini terdiri dari dua
belajar menurut Slameto (2003: 82) meliputi variabel yaitu cara belajar siswa pada mata
pembuatan jadwal pelajaran dan pelajaran geografi dan hasil belajar siswa pada
pelaksanaannya, membaca buku pelajaran, mata pelajaran geografi. Sedangkan teknik
membuat catatan, mengulang kembali materi pengumpulan data yang dilakukan dalam
pelajaran, dan mengerjakan tugas. penelitian ini menggunakan kuesioner (angket)
Cara belajar untuk pembelajaran geografi dan dokumentasi (Arikunto, 2012: 200).
berbeda dengan cara belajar pada umumnya. Kuesioner (angket) digunakan untuk
Pembelajaran geografi harus ditambah dengan mengumpulkan data tentang bagaimana cara
fakta dan pengalaman nyata di lapangan belajar siswa dalam mata pelajaran geografi yang
(Sumarmi, 2012: 14), sehingga pembelajaran berupa pertanyaan (tertutup). Alat yang
geografi akan lebih efektif apabila menggunakan digunakan adalah lembar angket menggunakan
model pembelajaran yang sesuai. rating scale atau skala bertingkat. (Arikunto, 2012:
Cara belajar geografi mendorong siswa 201). Metode dokumentasi untuk memperoleh
untuk menggunakan seluruh indera yang dimiliki data primer berupa hasil belajar siswa yang
untuk bekerja bersama-sama mendapatkan dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar
materi pelajaran. Cara belajar pada mata mengajar pada mata pelajaran geografi berupa
pelajaran geografi dapat dilakukan melalui hasil nilai ulangan akhir semester gasal siswa
kegiatan di dalam ruangan maupun di luar SMA N 2 Pekalongan tahun 2016/2017.
ruangan (Sumaatmadja, 2001: 78-79). Metode analisis data yang digunakan
Cara belajar pada pembelajaran geografi dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti untuk mengetahui cara belajar siswa dan untuk
cara belajar dengan menggunakan peta pikiran, mengetahui hasil belajar pada mata pelajaran
dan cara belajar dengan studi lapangan geografi. Metode analisis statistika yang
(Sumarmi, 2012: 75). Cara belajar tidak lepas digunakan dalam penelitian ini menggunakan
adanya aktivitas siswa dalam proses belajar analisis regresi linier sederhana (Sugiyono, 2014:
mengajar yang akan berpengaruh terhadap 261).
pencapaian kompetensi kognitif, afektif, dan Uji Instrumen penelitian meliputi validitas
psikomotorik (Prayogo, 2016: 31). instrumen penelitian diukur dengan
menggunakan rumus korelasi product moment
METODE sedangkan reliabilitas instrumennya
menggunakan rumus alpha (Arikunto, 2010:
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 2 227).
Pekalongan. Penelitian ini yang menjadi populasi
126
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
Tabel 1 menunjukan bahwa hasil dari cara dengan nilai rata – rata skor hasil kuesioner
belajar siswa berdasarkan keseluruhan yang telah (angket) siswa sebesar 43,075.
ditentukan. Berdasarkan tabel tersebut sebanyak Distribusi Frekuensi cara belajar siswa dari
12 siswa (30%) yang memiliki cara belajar sangat masing-masing sub variabel yaitu cara belajar
teratur, 26 siswa (65%) memiliki cara belajar yang dengan pembuatan jadwal dan pelaksanannya,
teratur, serta 2 siswa (5%) siswa memiliki cara cara belajar dengan membaca buku pelajaran,
belajar yang kurang teratur dan tidak ada siswa cara belajar dengan membuat catatan, cara
yang memiliki cara belajar tidak teratur (sebesar belajar dengan mereview materi pelajaran, cara
0%). belajar dengan mengerjakan tugas, dan distribusi
Cara belajar siswa pada mata pelajaran frekuensi cara belajar dengan sumber belajar
geografi sesuai tabel tersebut secara umum dapat dapat dijelaksan sebagai berikut.
dikatakan bahwa sudah teratur yang ditunjukkan
Tabel 2 diperoleh informasi dari total Variabel cara belajar dengan pembuatan
bahwa sebanyak 2 siswa (5%) memiliki cara jadwal dan pelaksanaannya secara umum
belajar dengan pembuatan jadwal dan dikategorikan kurang teratur, hal ini dapat dilihat
pelaksanaannya yang sangat teratur, 11 siswa dari rata – rata skor sebesar 8,00. Distribusi
(27,5%) yang teratur, serta 27 siswa (67,5%) yang frekuensi cara belajar siswa dengan membaca
kurang teratur dan tidak ada siswa yang tidak buku pelajaran dapat dilihat pada tabel 3 sebagai
teratur sebesar (0%). betikut.
127
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
Tabel 3 diperoleh informasi dari total pelajaran yang tidak teratur (7,5%).
jumlah siswa 40 yang menjawab kuesioner Variabel cara belajar dengan membaca
bahwa 1 siswa yang memiliki cara belajar dengan buku pelajaran secara umum dikategorikan
membaca buku pelajaran yang sangat teratur teratur, hal ini dapat dilihat dari rata – rata skor
sebesar (2,5%), 31 siswa (77,5%) teratur, serta 5 sebesar 6,05. Distribusi frekuensi cara belajar
siswa (12,5%) kurang teratur dan 3 siswa yang siswa dengan membuat catatan dapat dilihat
memiliki cara belajar dengan membaca buku pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 diperoleh informasi dari total tidak teratur sebesar (7,5%) cara belajar dengan
jumlah siswa 40 yang menjawab kuesioner membuat catatan.
bahwa tidak ada siswa yang memiliki cara belajar Variabel cara belajar dengan membuat
dengan membuat catatan yang sangat teratur catatan secara umum dikategorikan kurang
(0%), 18 siswa (45%) memiliki cara belajar teratur, hal ini dapat dilihat dari rata – rata skor
dengan membuat catatan yang teratur, 19 siswa sebesar 5,4. Distribusi frekuensi cara belajar
(47,5%) siswa kurang teratur dan 3 siswa yang siswa dengan mereview materi pelajaran dapat
dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5 diperoleh informasi dari total dengan mereview materi pelajaran yang sangat
jumlah siswa 40 yang menjawab kuesioner teratur sebesar (25%), 15 siswa (37,5%) yang
bahwa 10 siswa yang memiliki cara belajar teratur, serta 13 siswa (32,5%) siswa kurang
128
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
teratur dan 2 siswa yang tidak teratur sebesar dikategorikan teratur, hal ini dapat dilihat dari
(5%). rata – rata skor sebesar 6,00. Distribusi frekuensi
Variabel cara belajar dengan mereview cara belajar siswa dengan mengerjakan tugas
materi pelajaran di rumah secara umum dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6 diperoleh informasi dari total mengerjakan tugas yang tidak teratur (0%).
jumlah siswa 52 yang menjawab kuesioner Variabel cara belajar dengan
bahwa 21 siswa yang memiliki cara belajar mengerjakan tugas secara umum dikategorikan
dengan mengerjakan tugas yang sangat teratur sangat teratur, hal ini dapat dilihat dari rata – rata
sebesar (52,5%), 17 siswa (42,5%) siswa teratur, skor sebesar 10,65. Distribusi frekuensi cara
serta 2 siswa (5%) kurang teratur dan tidak ada belajar siswa dengan menggunakan sumber
siswa yang memiliki cara belajar dengan tidak belajar dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 diperoleh informasi dari total sehingga dengan didapatkan persamaan regresi
jumlah siswa 40 yang menjawab kuesioner linier sederhana sebagai berikut.
bahwa 15 siswa yang memiliki cara belajar Y = 37,67 + 0,51X
dengan sumber belajar yang sangat teratur Berdasarkan persamaan regresi linier
sebesar (37,5%), 22 siswa (55%) siswa teratur, tersebut diketahui bahwa apabila cara belajar
serta 3 siswa (7,5%) kurang teratur dan 0 siswa siswanya baik (dengan skor maksimal X = 56),
yang tidak teratur sebesar (0%). Variabel cara maka hasil belajar (Y) yang akan didapatkan
belajar dengan sumber belajar secara umum siswa adalah sebesar 66,23. Apabila cara belajar
dikategorikan teratur, hal ini dapat dilihat dari siswanya kurang baik (dengan skor minimal X =
rata – rata skor sebesar 6,97. 14), maka hasil belajar (Y) yang akan didapatkan
Hasil perhitungan analisis statistika siswa adalah sebesar 44,81. Nilai hasil belajar
dengan persamaan regresi sederhana didapatkan siswa (Y) akan meningkat seiring dengan
nilai sebagai berikut. meningkatnya cara belajar siswa (X), dan akan
menurun pula seiring dengan menurunnya cara
a = 37,67 dan b = 0,51 belajar siswa (X).
129
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
130
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
sebagai hasil belajar belum mencapai nilai KKM Nilai konstanta regresi 37,67 artinya
yang telah ditentukan. apabila cara belajar siswanya rendah yaitu 0
Hasil analisis data cara belajar siswa dalam (nol), maka hasil belajar yang didapatkan siswa
mata pelajaran geografi dapat dikatakan sudah adalah 37,67 (dipengaruhi oleh faktor-faktor
teratur, artinya secara keseluruhan siswa tidak lain). Koefisien regresi cara belajar siswa nilainya
memiliki masalah yang berarti dalam belajar 0,51 artinya apabila cara belajar siswa mengalami
pada mata pelajaran geografi. Cara belajar siswa kenaikan 1%, maka hasil belajar siswa akan
dalam pelajaran geografi justru sudah cukup baik mengalami peningkatan sebesar 37,67. Koefisien
dan tepat karena secara keseluruhan indikator regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan
cara belajar yang ditentukan sudah teratur positif antara cara belajar siswa dengan hasil
dilaksanakan oleh siswa dalam proses belajar siswa, semakin tinggi cara belajar siswa
pembelajaran pada mata pelajaran geografi. Hasil maka semakin tinggi pula hasil belajar yang akan
belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi didapatkannya.
belajar siswa yang akan diperoleh diakhir proses Secara keseluruhan cara belajar siswa pada
pembelajaran. mata pelajaran geografi khususnya di SMA
Hasil belajar yang diperoleh melalui Negeri 2 Pekalongan sudah teratur dan baik.
dokumentasi nilai guru mata pelajaran geografi Cara belajar siswa yang sudah teratur ini akan
berupa nilai ulangan akhir semester gasal berdampak baik terhadap hasil belajar yang akan
didapatkan hasil yang kurang maksimal, karena didapatkan oleh siswa. Cara belajar yang
rata-rata nilai yang didapatkan siswa tidak tuntas dilaksanakan dengan teratur akan
mencapai KKM. Hal ini dipengaruhi oleh mempermudah siswa dalam memahami materi
kualitas siswa dalam memahami materi yang yang dipelajari khususnya geografi.
disampaikan oleh guru. Pengaruh cara belajar siswa ini
Analisis regresi yang didapatkan, menunjukkan bahwa semakin tepat dan teratur
menghasilkan pengaruh cara belajar terhadap cara belajar yang dilakukan oleh siswa, maka
hasil belajar siswa ini dianalisis dengan hasil belajar yang akan didapatkannya pun akan
menggunakan analisis regresi linier sederhana semakin baik dan meningkat, begitu pula
dan hasilnya dapat menggambarkan pengaruh sebaliknya apabila car belajar yang dilakukan
cara belajar (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). oleh siswa kurang tepat dan kurang teratur, maka
Hasil perhitungan analisis regresi hasil belajar yang didapatkan tidak akan
sederhana dengan persamaan didapatkan nilai a maksimal.
= 37,67 dan b = 0,51 sehingga dengan
menggunakan rumus persamaan regresi linier SIMPULAN
sederhana Y = 37,67 + 0,51. persamaan regresi
linier tersebut diketahui bahwa apabila cara Cara belajar siswa pada mata pelajaran
belajar siswanya baik (dengan skor maksimal X = geografi secara umum dikategorikan sudah
56), maka hasil belajar (Y) yang akan didapatkan teratur karena didasarkan pada indikator
siswa adalah sebesar 66,23. Apabila cara belajar pembuatan jadwal pelajaran dan
siswanya kurang baik (dengan skor minimal X = pelaksanaannya, membaca buku pelajaran,
14), maka hasil belajar (Y) yang akan didapatkan membuat catatan, mereview materi pelajaran,
siswa adalah sebesar 44,81. Nilai hasil belajar mengerjakan tugas dan keberagaman sumber
siswa (Y) akan meningkat seiring dengan belajar telah dilaksanakan dengan baik.
meningkatnya cara belajar siswa (X), dan akan Hasil belajar berupa nilai ulangan akhir semester
menurun pula seiring dengan menurunnya cara gasal mata pelajaran geografi siswa kurang
belajar siswa (X). maka dengan demikian maksimal karena rata-rata nilai hasil belajar siswa
hipotesis diterima, artinya ada pengaruh yang belum mencapai nilai KKM. Rata-rata nilai hasil
antara cara belajar terhadap hasil belajar siswa belajar siswa kelas X sebesar 65,83 dengan nilai
pada mata pelajaran geografi.
131
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
KKM sebesar 75 dan kelas XI sebesar 57,29 X SMA Ma’arif Karangmoncol Kabupaten
dengan nilai KKM sebesar 77. Purbalingga Tahun Ajaran 2016. Artikel
Pengaruh cara belajar terhadap hasil Penelitian. Jurnal Edu Geography, Vol. 5, No.
1, Maret 2017.
belajar siswa pada mata pelajaran geografi di
Pasya, Gurniwan Kamil. 2002. Geografi Pemahaman
SMA N 2 Pekalongan dengan persamaan
Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana
regresinya adalah Y = 37,67 + 0,51 yang berarti Nusantara.
bahwa kenaikan hasil belajar terhadap cara Prayogo, Doni, dkk. 2016. Hubungan Aktivitas Belajar
belajar siswa adalah sebesar 0,51. Rata-rata nilai Siswa dalam Model Pembelajaran Kooperatif
cara belajar siswa berdasarkan kuesioner yang dengan Hasil Belajar Geografi di SMA N 12
diberikan adalah 43,075 sehingga berdasarkan Semarang. Artikel Penelitian. Jurnal Edu
persamaan regresinya dihasilkan nilai hasil Geography, Vol. 4, No. 3, Oktober 2016.
belajar sebesar 59,826 (lebih rendah dari nilai Sarjono, dkk. 2016. Peranan Kelas Belajar terhadap
Kondisi Sosial dan Ekonomi Kelompok Tani di
KKM).
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
Tahun 2015. Artikel Penelitian. Jurnal Edu
DAFTAR PUSTAKA Geography, Vol. 4, No. 3, Oktober 2016.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.
2009. Undang - Undang Republik Indonesia Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Sumaatmadja, N. 2001. Metodologi Pengajaran
Hardati, Puji. 2016. Hierarki Pusat Pelayanan di Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Kabupaten Semarang. Artikel Penelitian. Alfabeta.
Jurnal Geografi, Vol. 13, No. 2, Juli 2016. The Liang Gie. 1987. Cara Belajar yang Efisien.
Indarto, Kukuh, dkk. 2017. Penggunaan Booklet Yogyakarta: Liberty.
“Gerakan Tanah” untuk Sumber Belajar pada (http://sindikker.dikti.go.id, diakses pada 20 Januari
Pembelajaran Geografi Materi Pedosfer Kelas 2017 pukul 19:22).
132
Adhitya Natakusuma, dkk / Edu Geography 5 (3) (2017)
Lampiran 1
133