net/publication/329452604
CITATIONS READS
0 2,107
4 authors, including:
Junaidi ...
Universitas Harapan Medan ,Indonesia
148 PUBLICATIONS 451 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Junaidi ... on 06 December 2018.
Abstrak
Penelitian Pahat potong Carbide ini mengambil kesimpulan bahwa setiap adanya waktu perubahan
pelaksanaan pengerjaan ,secara tidak langsung terjadinya perubahan pada kecepatan potong,Energi panas pada
pemotongan logam,panas dikarenakan gesekan pahat chip, panas yang timbul akibat gaya gunting .Selanjutnya
berpengaruh terjadinya perubahan pada Temperatur Maximum walaupun dilakukan dengan gaya yang tetap dari
hasil ini didapatkan data untuk waktu pengerjaan 2 ,4 dan 8 jam kecepatan potong ( Vc) = 2,66 m/s , 3,16 m/s
,3,83 m/s dengan Daya potong(Pc) = 14,77 Hp dan Daya Elektro motor (Pg) = 18,7 Hp.Untuk gaya-gaya yang
terjadi pada proses pembubutan didapat Fc = 350 kg ,Ft = 180,3 kg ,Fs = 280,9 kg, Fns = 350 kg , Fv= 397 kg,
Ff = 218 kg , Fn = 332 kg . Hasil yang didapat untuk Pm adalah 102 kal/s,116kal/s,169kal/s untuk Pf adalah
2172 kal/s,2580 kal/s,3127 kal/s untuk Ps adalah 128 kal/s , 152 kal/s 184 kal/s.Temperatur Zone 1 dan
Temperatur Zone 2 adalah untuk Өm adalah 76,940C , 76,93 0C , 73,28 0C dan Өf adalah 4,82 0 C dengan
waktu2,4 dan 8 jam. Selanjutnya untuk ∆tm = 584 0C , 583 0 C , 582 0C .Untuk ∆ts adalah: 8,6 0C,8,5 0C ,8,4 0C
.Untuk ∆to = Temperatur kamar diambil 28 0C.Untuk Temperatur Maximun ∆.max = 620,6 0C,619,50C,618,4 0C
1
produksi yang dapat habis dan harganya relatif mempunyai geometri yang ideal. Faktor - faktor
mahal.Pahat akan mengalami keausan setelah penyimpangan didalam roses pemotongan logam
digunakan untuk pemotongan .Semangkin besar yaitu : penyetelan mesin perkakas, metode
keausan pahat maka kondisi pahat akan semangkin pengukuran, gerakan dari mesin perkakas, keausan
kritis .Jika pahat terus digunakan maka keausan dari pahat, temperatur, dan gaya-gaya pemotongan.
pahat akan semangkin cepat ,dan pada suatu saat Rochim ( 2003 ), menyatakan bahwa keausan pahat
ujung pahat sama sekali akan rusak .Kerusakan dipengaruhi geometri pahat, selain itu juga
fatal harus dihindari terjadi pada pahat,mesin dipengaruhi oleh semua faktor yang berkaitan
perkakas,benda kerja ,dan dapat membahayakan dengan proses permesinan, antara lain : jenis
operator ,serta mempengaruhi besar pada toleransi material benda kerja dan pahat, kondisi
geometrik dan kualitas produksi.Pada dasarnya pemotongan ( kecepatan potong , kedalaman
keausan akan menentukan batasan kekuatan pahat pemotongan, dan gerak makan), cairan pendingin,
Pemilihan bentuk/jenis pahat , material benda kerja dan jenis proses permesinan. Sewaktu pemotongan
dan kondisi pemotongan yang tidak tepat akan berlangsung, temperatur yang tinggi akan terjadi
berpengaruh terhadap kekuatan pahat tersebut.Oleh pada mata pahat. Panas ini sebagian akan mengalir
karena itu perlu diketahui pengaruh jenis pahat ke geram, ke benda kerja dan ke pahat. Demikian
potong ,material benda kerja , dan kondisi pula panas yang terjadi akibat gesekan pada sistem
pemotongan ( kecepatan potong , kedalaman transmisi daya dari mesin perkakas ( roda gigi )
potong dan gerak makan ) terhadap keausan pahat akan merambat ke komponen - komponen sehingga
bubut .Kecepatan potong (cutting speed ) tidak akan terjadi perbedaan temperatur atau pemuaian
dapat dipilih sembarangan ,bila kecepatan potong antara bagian - bagian mesin tidak sama rata,
rendah akan memakan waktu dalam akibatnya akan terjadi deformasi. Kemungkinan
mengerjakannya .Bila kecepatan terlalu tinggi sumbu spindle dari mesin bubut menjadi tidak
pahat akan kehilangan kekerasan ( karena panas sejajar dengan mejanya ataupun terjadi perubahan
),pahat cepat aus,dan umur pahat pendek pahat tingginya. Meskipun deformasi ini kecil tapi harus
harus diganti dengan yang baru,oleh sebab itu kita perhitungkan jika ingin membuat produk yang
kecepatan potong ,potong dan kedalaman ideal. Oleh karena itu untuk mengurangi kesalahan
pemakaman harus ditentukan sesuai dengan yang geometris akibat dari deformasi karena temperatur
baru,oleh sebab itu kecepatan potong, dan ini, biasanya dilakukan pemanasan mesin terlebih
kedalaman pemakaman harus ditentukan sesuai dahulu sebelum mulai produksi [7][8][9].
dengan dengan dimensi karakter benda
kerja.[4][5][6] 2.Gaya Potong dan Kecepatan potong
terdapat gaya pemotongan (cutting force) ,yaitu
2.LANDASAN TEORI gaya radial ( gaya pada kedalaman potong ) , Gaya
2.1. Tinjauan Pustaka tangesial ( gaya pada kecepatan potong ) dan gaya
Marsyahyo ( 2003 ), menyatakan bahwa proses longitudinal ( gaya pemakaman ).Faktor yang
permesinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi gaya potong diantaranya yaitu
menciptakan produk melalui tahapan – tahapan dari kedalaman pemotongan ( dept of cut ) , gerak
bahan baku untukdiubah atau diproses dengan cara pemakaman ( feed rate ), dan kecepatan potong (
– cara tertentu secara urut dan sistematis untuk cutting speed ) , gaya -gaya yang bekerja dapat pula
menghasilkan suatu produk yang berfungsi. Suatu ditentukan dengan perumusan empirik diantaranya
komponen mesin mempunyaikarakteristik geometri gaya potong spesifik .Gaya potong spesifik (ks)
yang ideal apabila komponen tersebut sesuai adalah banyaknya gaya atau energi yang
dengan apa yang kita kehendaki, mempunyai dibutuhkan untuk memindahkan satu unit volume
ukuran atau dimensi yang tepat, bentuk yang dari logam disebut gaya potong spesifik atau energi
sempurna, dan permukaan yang halus. Dalam pemotongan spesifik (Spesifik cutting Energy
praktek tidaklah mungkin kita membuat suatu .Hubungan gaya potong spesifik dengan bahan
komponen dengan karakteristik geometri yang benda kerja dan kekuatan tarik dapat dilihat pada
ideal. Suatu hal yang tidak dapat kita hindari adalah Tabel .1 .Dalam proses bubut
terjadi penyimpangan –penyimpangan selama
proses pembuatan, sehingga akhirnya produk tidak
2
Tabel 1.Gaya potong Spesifik[1][10][11]
2
Bahan benda σb (Kg/mm ) Ks Bahan benda BHN Ks
kerja kerja
Baja 30-40 132 Besi tuang 140-160 81
40-50 145 160-180 86
50-60 157 180-200 92
60-70 170 200-220 98
70-80 191 220-240 104
80-90 200 240-260 108
90-100 225
100-110 240
110-120 260
Dari tabel 1 diatas ,dapat kita perlihatkan Standar dan macam ,perlakuan panas dan
hubungan bahan benda kerja dengan kekuatan tarik kekuatan tarik seperti terlihat pada tabel 2
(σb ) erat kaitannya dengan gaya potong Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang
Spesifik ( K s ).Dari kekuatan tarik (σb )erat yang difinis dingin untuk poros..
kaitannya dengan baja karbon . Baja karbon
yang sejenisnya diberi lambang dari setiap
jenisnya yang berhubungan langsung dengan
Tabel 2 Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin untuk poros[12][13][14].
3
Gambar 1. 1 Tahanan potong Spesifik ks Vs .Makan S [4][15][16]
Kecepatan potong hanya sedikit mempengaruhi potong dan kemudian konstan apabila kecepatan
gaya gaya pemotong an .Pada kecepatan potong telah berada diatas 75 m/menit .Inilah sebabnya
dibawah 75 m/menit maka gaya gaya pemotongan mengapa pada perkakas dari karbida,gaya-gaya
akan turun dengan makin naiknya kecepatan pemotongannya konstan ,tidak dipengaruhi oleh
4
kecepatan potong.Hubungan antara kecepatan menit ,240 menit dan 480 menit ditunjukan pada
potong dengan gerak makan S untuk umur pahat 60 grafik 3[17][18][19].
Gambar 1. 3. Hubungan antara kecepatan potong yang dianjurkan dengan gerak makan V 60,v 240,V 480.
5
Tabel.3 Hubungan Antara Kecepatan Potong dan Umur Pahat Untuk Beberapa jenis Bahan dan kondisi
Pahat.[20][18]
Dimana :
6
K = Konduktivitas panas ( Joule/m C )
3.3..Proses Pembuatan benda uji
ρ = Berat jenis bahan ( kg/m3 ) Benda Uji ( besi cor ) yang berukuran lebi dari
3 x 140 mm dan berdiameter 20 mm ini, dipotong
Hubungan teoritis antara Г dan R tan Ø pada menjadi 3 bagian . Selanjutnya dilakukan proses
dibandingkan dengan data percobaan seperti pembuatan benda uji dengan menggunakan
terlihat pada grafik 4.dapat dilihat bahwa teori mesin perkakas , ( Milling, Shaping, dan Drilling
sedikit mengabaikan Г pada harga R tan Ø yang Machine ) hingga diperoleh bentuk dan ukuran
benda uji yang diinginkan .Seluruh proses
tinggi yaitu pada Speed dan feed yang tinggi.
pembuatan benda uji dilakukan dengan pekerjaan
dingin , sehingga dapat dianggap tidak terjadi
Dalam teori yang mengasumsikan bidang
perubahan struktur mikro, deformasi, plastis ,
sumber panas ( plane heat source ) ,panas hanya ataupun residual stress ( tegangan sisa akibat
dapat mengalir dalam benda kerja secara proses pembuatan). Kemudiaan pahat potong dari
konduksi;dalam kenyataannya panas dihasilkan 3 buah ini juga diasah dengan mesin gerinda satu
meliputi zona yang luas ,sebagian dari padanya persatu . Selanjutnya pahat potong yang sudah
berlanjut kedalam benda kerja .Efek dari bias dilakukan pemotongan pada mesin bubut,
perambatan panas yang luas ini menjadi sangat kemudian dipasang ditempat kedudukannya dengan
menggunakan kunci ring atau pun kunci pas ,
penting pada kecepatan-kecepatan dan feed yang
selanjutnya benda kerja dipasang pada kedukannya
tinggi [19][23]. dengan menggunakan alat penyenter atau pun dial
Indikator. Kemudian mesin bubut dihidupkan
dengan cara memotong benda kerja ,usahakan
digerakan secara otomatis dan dihidupkan
3.METODE PENELITIAN selama 1 jam ataupun 60 detik.
Pada waktu pembubutan secara otomatis kita
amati bagaimana keadaan benda kerja dalam
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian proses pembubutannya , apakah pahat potong
masih berfungsi atau pun tidak, jika tidak maka
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan kita ganti kembali dengan pahat yang baru
survey pembelian material besi cor dan survey diasah.Kemudiaan kita analisa berapa kali untuk
pembeliaan pahat potong Carbide ditempat penggantiaan pahat potong selama 1 jam
penjualan material dan juga ditempat penjualan tersebut dan bagaimana keadaan poros tersebut
pahat potong Carbide yang ada dikota Medan. apakah halus atau pun kasar, selanjutnya
Kemudian pelaksanaan Penelitiandilaksanakan dilaksanakan dilakukan pekerjaan bahan uji yang
dilaboratorium proses produksi Program Studi kedua seperti pengerjaan yang pertama dengan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Dan Komputer putaran dan kecepatan yang sama seperti pekerjaan
Universitas Harapan Medan .Waktu pelaksanaan yang pertama tetapi hanya waktu yang berbeda
Oktober 2018 Sampai dengan akhir Nopember yaitu dengan waktu 4 jam atau 240 menit.
2018.. Selanjutnya pekerjaan yang ketiga sama seperti
pekerjaan yang pertama dan yang
3.2.Bahan dan Alat Penelitiaan kedua hanya waktunya 8 jam atau 480 menit.
3.2.1.Bahan
3.2.2.Alat Penelitiaan
7
3.4.Rancangan Kegiatan
3.4.1. ( Flow Chart )
dimana :
rc = cutting ratio 0,3
δ = didapat dari tool signature
Gbr.3.1Diagram Alir
3.5.AnalisaData
(Dasar-dasar Perancangan Perkakas:Syamsir
3.5.1.Rumus-rumusAnalisa pemotongan Benda A.Muin,hal.60)
Kerja
Gambar.1.Diagram gaya Pada Pemotongan Lurus
0
dimana:Fc = Gaya potong (kg)
Pc = Daya potong (Hp) Gaya Tangensial ( Ft )
Vc = Kecepatan potong (m/menit)
( )……................. (Kg)
+ P.idd
Gaya Gunting ( Fs )
dimana : Pg = Daya Elektromotor (Hp )
ηmk =Hasil guna mekanis (%) ………….(Kg)
Pidd =Daya Indikasi (Hp )
8
yang menyatakan ( bagian dari Qs dikonduksikan
Faktor gesek ( η ) pada benda kerja ) sebagai waktu fungsi yang unik
dari R tan Ø.
η = tanβ
Ø = Sudut Gunting ( Shear angle )
3.6.Temperatur Pada Zone Deformasi Pertama
Jumlah panas yang timbul pada Zona deformasi 3.7. Temperatur Pada Zone Deformasi Kedua
pertama adalah Qs dan sebagian dari panas ini
yaitu Г ( baca gamma ) dikonduksikan pada benda 0
kerja . Jumlah ( 1 – Г )Qs ditransformasikan
( c )
bersama chip ,jadi kenaikan temperature rata-rata
dari material melalui zona deformasi pertama
adalah :
3.8. Temperatur Maximum ( Ø max )
( )
Ø max = Ø m + Ø s + Ø0
Ø m = Kenaikan Temperatur ( 0c )
Ø m = Didapat dengan mengetahui lf/lo dan W0
Dimana :
L0 = Panjang sumber panas
B = Lebar Pemotongan. ( ft )
L0 = lf / l0 = lf x rc ao = ac/rc
ac = dept of cut ( mm )
. ac
Cp = Specifik Heat ( Joule/kg 0C
Г = Bagian dari panas Hubungan teoritis antara Г dan R tan Ø pada
Г = Dari Grafik dengan terlebih dahulu dicari dibandingkan dengan data percobaan seperti
harga R tan Ø terlihat pada grafik 4.dapat dilihat bahwa teori
sedikit mengabaikan Г pada harga R tan Ø yang
tinggi yaitu pada Speed dan feed yang tinggi.
2panas ( plane heat source ) ,panas hanya dapat
mengalir dalam benda kerja secara konduksi;dalam
R = Thermal Number kenyataannya panas dihasilkan meliputi zona yang
K = Konduktivitas panas ( Joule/m C ) luas ,sebagian dari padanya berlanjut kedalam
3)
ρ = Berat jenis bahan ( kg/m benda kerja .Efek dari perambatan panas yang luas
ini menjadi sangat penting pada kecepatan-
Wemer sanggup menyelesaikan persaan ini
kecepatan dan feed yang tinggi.
termasuk menentukan syarat-syarat batas untuk
benda kerja ,dia menghasilkan sebuah persamaan
9
( ) ( )
Ft = 180,3 Kg
GAYA GUNTING ( Fs )
GAYA RESULTAN ( FV )
= =
( )
GAYA GESEK ( Ff )
GAYA NORMAL ( Fn )
Gbr.4.1.Mencari bahan yang digunakan dengan
hubungan Ks Speed ( S )
DAYA POTONG ( Pc )
FAKTOR GESEK ( η )
17,22 + - 60 = 450
= 33,380
GAYA TANGENSIAL ( Ft )
10
20
400
15 300
Series1 200
10
Series2 100 Series1
5 Series3 0
Fn (Kg)
Fc (Kg)
Ft (Kg)
Fns (Kg)
Ff (Kg)
Fs (Kg)
Fv (Kg)
Series4
0
Fns (Kg)
Fv (Kg)
Ff (Kg)
Fs (Kg)
11
4000
5.KESIMPULAN
3000 1.Dari tabel daya kita dapat mengamati setiap
2000 Series1 adanya waktu yang berubah maka kecepatan
1000 pengerjaan juga dapat berubah.
Series2 2.Dari tabel Gaya diperlihatkan bahwa gaya potong
0 yang tetap dan waktu yang mempunyai perubhan
Series3
Kal/s
(Kg)
(m/s)
kal/s
kal/s
maka kecepatan potong ,energi panas pada
pemotongan logam ,panas yang timbul karena
No Fc
T (Jam)
Vc Pm Pf Ps gesekan pahat chip dan panas yang timbul akibat
gaya gunting maka akan terjadi perubahan juga.
Gbr4.8,Karakteristik Pm,Pf,Ps dengan Fc ,Vc dan 3.Dari tabel Temperatur Maximum disini
waktu 2,4,8 jam. diperlihatakan bahwa dengan gaya potong yang
tetap dengan waktu yang berubah maka
4000 mengakibatkan kecepatan potong dan Temperatur
3000 Maximum dapat berubah.
2000 Series1
1000
Series2 DAFTAR PUSTAKA
0
Series3 [1] D. D. S. 2 Ivan Norma Susila 1, Zainal
Kal/s
(Kg)
(m/s)
kal/s
kal/s
0C
0C
0C
0C
0C
0C
0C
0C
12
PRODUKSI KONVENSIONAL,” With Cast Iron Material From Universal
TEKNOLOGI, vol. 8, no. 2, pp. 917–920, Lathe,” in IRSTC 2015 PROCEDING,
2011. 2015, pp. 464–477.
[11] B. S. Angga Zeptiawan Sastal1, Yuspian [20] indra roza junaidi, weriono, “Process
Gunawan2, “PENGARUH KECEPATAN Analysis of High Speed Steel Cutting
POTONG TERHADAP PERUBAHAN Calculation (HSS) with S45 C Material On
TEMPERATUR PAHAT DAN Universal Machine Tool,” IJISRT
KEAUSAN PAHAT BUBUT PADA (International J. Innov. Sci. Res. Technol.,
PROSES PEMBUBUTAN BAJA vol. 3, no. 1, pp. 447–456, 2018.
KARBON SEDANG,” ENTHALPY-Jurnal [21] JUNAIDI, “Analyze cutting tools (HSS)
Ilm. Mhs. Tek. Mesin, vol. 3, no. 1, pp. 1– with cast iron material on Universal
11. Lathes,” in Makalah PEKAN ILMIAH
[12] (4) Hernadewita (1) Hendra, (2) Sutarmadi, Periode XXII-TA.2014/2015 FAKULTAS
(3) Anizar Indriani, “JENIS MATERIAL TEKNIK UISU, 2015, pp. 51–58.
PAHAT POTONG DAN RUN OUT [22] JUNAIDI dan EDDY, “Analysis of Cutting
TERHADAP KEKASARAN Carbide Tools with S45C Material on
PERMUKAAN BENDA KERJA Universal Lathes,” in Seminar Nasional
SILINDER PADA PROSES BUBUT,” FT.UISU, 2017, pp. 116–123.
Jenis Mater. Pahat Potong Dan Run Out [23] indra roza junaidi, weriono, “Irrigation
Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Water Debit Analysis that will be used on
Kerja Silinder Pada Proses Bubut, vol. 4, Micro Power Plant in SEI . Rampah Sub-
no. 2, pp. 376–385. District of Serdang Bedagai Regency,” Int.
[13] M. I. P. H. dan W. J. Mustafid Amna J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
Rambey, “Simulasi Proses Pemotongan 2018.
Bubut Baja Karbon Rendah Aisi 1018
dengan Mesin Bubut Menggunakan
Metode Elemen Hingga,” J. Tek. ITS, vol.
7, no. 1, pp. 2337–3520.
[14] Jusuf Talaperu*), “PEMOTONGAN
LOGAM/ DETAIL PRODUK SECARA
EKONOMIS PADA MESIN BUBUT
PRODUKSI KONVENSIONAL,” J.
Teknol., vol. 8, no. 2, pp. 917–920, 2011.
[15] S. Hestukoro, I. Roza, and D. Morfi Nst,
“Process Analysis of High Speed Steel
Cutting Calculation (HSS) with S45 C
Material on Universal Machine Tool,” Int.
J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
2018.
[16] JUNAIDI, “Analysis Process of St.37 Steel
Material Characteristics with Temperature
and Time in Heat Treatment Test using
Furnace,” J. UHAMZAH, vol. 08, no. 15,
pp. 43–49, 1918.
[17] Junaidi, “Tu 3a Cnc Milling Machine
Implementation Using Keller Q Cnc
Software Based on Auto Cad 2000
Software,” in Seminar Nasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM )
HARAPAN, 2017, pp. 349–356.
[18] J. Junaidi, S. Hestukoro, A. Yanie, J.
Jumadi, and E. Eddy,
“IMPLEMENTATION ANALYSIS of
CUTTING TOOL CARBIDE with CAST
IRON MATERIAL S45 C on
UNIVERSAL LATHE,” in Journal of
Physics: Conference Series, 2017, vol. 930,
no. 1.
[19] A. Y. junaidi, dharmawati, “Analysis
Cutting Tool High Speed Steel ( HSS )
13