Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329452604

PENGARUH GAYA POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP


MATERIAL DENGAN PAHAT CARBIDE

Article  in  Jurnal Teknologi · December 2018

CITATIONS READS

0 2,107

4 authors, including:

Mohd Azmi Yunus Elli Hamonangan


Universiti Teknologi MARA universitas harapan medan
82 PUBLICATIONS   287 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Junaidi ...
Universitas Harapan Medan ,Indonesia
148 PUBLICATIONS   451 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Frequency based substructuring View project

modal and FRF based updating View project

All content following this page was uploaded by Junaidi ... on 06 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH GAYA POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP MATERIAL DENGAN
PAHAT CARBIDE

Taufik Sutoyo1,M.Yunus Azmi2 , Eli Hamonangan.G3,Junaidi4

Taufiksutoyo26@gmail.com , muhammadyunus2908@gmail.com , elihamonangangultom@gmail.com,


junaidi.stth@gmail.com

Abstrak
Penelitian Pahat potong Carbide ini mengambil kesimpulan bahwa setiap adanya waktu perubahan
pelaksanaan pengerjaan ,secara tidak langsung terjadinya perubahan pada kecepatan potong,Energi panas pada
pemotongan logam,panas dikarenakan gesekan pahat chip, panas yang timbul akibat gaya gunting .Selanjutnya
berpengaruh terjadinya perubahan pada Temperatur Maximum walaupun dilakukan dengan gaya yang tetap dari
hasil ini didapatkan data untuk waktu pengerjaan 2 ,4 dan 8 jam kecepatan potong ( Vc) = 2,66 m/s , 3,16 m/s
,3,83 m/s dengan Daya potong(Pc) = 14,77 Hp dan Daya Elektro motor (Pg) = 18,7 Hp.Untuk gaya-gaya yang
terjadi pada proses pembubutan didapat Fc = 350 kg ,Ft = 180,3 kg ,Fs = 280,9 kg, Fns = 350 kg , Fv= 397 kg,
Ff = 218 kg , Fn = 332 kg . Hasil yang didapat untuk Pm adalah 102 kal/s,116kal/s,169kal/s untuk Pf adalah
2172 kal/s,2580 kal/s,3127 kal/s untuk Ps adalah 128 kal/s , 152 kal/s 184 kal/s.Temperatur Zone 1 dan
Temperatur Zone 2 adalah untuk Өm adalah 76,940C , 76,93 0C , 73,28 0C dan Өf adalah 4,82 0 C dengan
waktu2,4 dan 8 jam. Selanjutnya untuk ∆tm = 584 0C , 583 0 C , 582 0C .Untuk ∆ts adalah: 8,6 0C,8,5 0C ,8,4 0C
.Untuk ∆to = Temperatur kamar diambil 28 0C.Untuk Temperatur Maximun ∆.max = 620,6 0C,619,50C,618,4 0C

Kata kunci : Gaya potong, pahat Carbide ,karakteristik ,Temperatur Maximum

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan


1.PENDAHULUAN penelitian tentang pengaruh sudut potong pahat
terhadap gaya pemotongan proses pembubutan
Gaya potong (cutting force) yang dihasilkan beberapa jenis material dengan menggunakan pahat
pada proses pembubutan ada tiga macam, yaitu CARBIDE .[1][2][3]
gaya tangensial, gaya aksial, dan gaya radial. Gaya Dalam proses pemotongan ,pahat potong
tangensial, yaitu gaya yang dihasilkan pada arah bergerak relatif terhadap benda kerja dan
kecepatan potong. Gaya aksial, yaitu gaya yang memembuang ( memisahkan) sebagian dari
terjadi pada arah gerak makan. Sedangkan gaya material benda kerja,yang lazim disebut tatal (chip
radial, yaitu gaya yang arahnya menuju bidang ).Bagian dari pahat potong yang makan kedalam
normal pada kecepatan potong (Kosaraju, 2011). material benda kerja disebut elemen pemotongan
Besarnya gaya potong dipengaruhi olehbeberapa (cutting element ) dari pahat.Proses bubut adalah
parameter yaitu, kecepatan pomotongan, gerak proses permesinan untuk menghasilkan bagian-
pemakanan, kedalaman pemotongan, alat potong bagian mesin pada umumnya berbentuk
atau pahat, material benda kerja, dan cara silindris.Prinsip dasarnya adalah proses permesinan
pendinginan benda kerja (Korkut, 2007). Pengaruh permukaan luar dandalam silindris seperti poros
pahat meliputi jenis material pahat, geometri sudut ,lubang/bor,ulir,dan tirus . Dalam permesinan poros
pahat dan posisi pemasangan pahat pada mesin berfungsi untuk mentrasmisikan daya dan putaran
bubut.Pahat bubut ada beberapa macam ,sesuai dengan fungsinya poros dirancang agar kuat
berdasarkanmaterial pembuatannya. Jenis pahat dan kokoh dalam menerima beban yang
bubut yang umum digunakan adalah pahat jenis ditanggungnya ,poros mempunyai kekuatan dan
karbida dan HSS. Pahat jenis CARBIDE umumnya kekerasan sehingga material yang digunakan poros
lebih banyak dipakai pada proses pembubutan, hal dibuat dari baja karbon S 45 C. Pada umumnya
ini disebabkan karena harga pahat CARBIDE lebih proses pembuatan poros dikerjakan pada mesin
murah daripada pahat karbida. Disamping itu, pahat bubut,menggunakan pahat /perkakas potong
CARBIDE juga lebih mudah dibentuk sudut-sudut terhadap benda kerja yang berputar . Perkakas
pahatnya dengan mesin gerinda. Sudut potong potong ( cutting tool ) adalah bagian yang paling
pahat biasanya disesuaikan dengan jenis material kritis dari suatu proses pemesinan.Material,
benda kerja dan parameter permesinannya. parameter dan geometri dari perkakas potong serta
Pengetahuan tentang gaya potong pada gaya pemotongan akan menentukan suatu proses
prosespembubutan merupakan langkah penting pemesinan dan akan mempengaruhi kekuatan
untuk meningkatkan kualitas hasil permesinan. pahat/perkakas potong tersebut.Dalam proses
Pengaruhpahat, khususnya geometri sudut pahat pemesinan yang sering mengalami penggantian
terhadap gaya potong menjadi penting. adalah pahat . Pahat merupakan komponen

1
produksi yang dapat habis dan harganya relatif mempunyai geometri yang ideal. Faktor - faktor
mahal.Pahat akan mengalami keausan setelah penyimpangan didalam roses pemotongan logam
digunakan untuk pemotongan .Semangkin besar yaitu : penyetelan mesin perkakas, metode
keausan pahat maka kondisi pahat akan semangkin pengukuran, gerakan dari mesin perkakas, keausan
kritis .Jika pahat terus digunakan maka keausan dari pahat, temperatur, dan gaya-gaya pemotongan.
pahat akan semangkin cepat ,dan pada suatu saat Rochim ( 2003 ), menyatakan bahwa keausan pahat
ujung pahat sama sekali akan rusak .Kerusakan dipengaruhi geometri pahat, selain itu juga
fatal harus dihindari terjadi pada pahat,mesin dipengaruhi oleh semua faktor yang berkaitan
perkakas,benda kerja ,dan dapat membahayakan dengan proses permesinan, antara lain : jenis
operator ,serta mempengaruhi besar pada toleransi material benda kerja dan pahat, kondisi
geometrik dan kualitas produksi.Pada dasarnya pemotongan ( kecepatan potong , kedalaman
keausan akan menentukan batasan kekuatan pahat pemotongan, dan gerak makan), cairan pendingin,
Pemilihan bentuk/jenis pahat , material benda kerja dan jenis proses permesinan. Sewaktu pemotongan
dan kondisi pemotongan yang tidak tepat akan berlangsung, temperatur yang tinggi akan terjadi
berpengaruh terhadap kekuatan pahat tersebut.Oleh pada mata pahat. Panas ini sebagian akan mengalir
karena itu perlu diketahui pengaruh jenis pahat ke geram, ke benda kerja dan ke pahat. Demikian
potong ,material benda kerja , dan kondisi pula panas yang terjadi akibat gesekan pada sistem
pemotongan ( kecepatan potong , kedalaman transmisi daya dari mesin perkakas ( roda gigi )
potong dan gerak makan ) terhadap keausan pahat akan merambat ke komponen - komponen sehingga
bubut .Kecepatan potong (cutting speed ) tidak akan terjadi perbedaan temperatur atau pemuaian
dapat dipilih sembarangan ,bila kecepatan potong antara bagian - bagian mesin tidak sama rata,
rendah akan memakan waktu dalam akibatnya akan terjadi deformasi. Kemungkinan
mengerjakannya .Bila kecepatan terlalu tinggi sumbu spindle dari mesin bubut menjadi tidak
pahat akan kehilangan kekerasan ( karena panas sejajar dengan mejanya ataupun terjadi perubahan
),pahat cepat aus,dan umur pahat pendek pahat tingginya. Meskipun deformasi ini kecil tapi harus
harus diganti dengan yang baru,oleh sebab itu kita perhitungkan jika ingin membuat produk yang
kecepatan potong ,potong dan kedalaman ideal. Oleh karena itu untuk mengurangi kesalahan
pemakaman harus ditentukan sesuai dengan yang geometris akibat dari deformasi karena temperatur
baru,oleh sebab itu kecepatan potong, dan ini, biasanya dilakukan pemanasan mesin terlebih
kedalaman pemakaman harus ditentukan sesuai dahulu sebelum mulai produksi [7][8][9].
dengan dengan dimensi karakter benda
kerja.[4][5][6] 2.Gaya Potong dan Kecepatan potong
terdapat gaya pemotongan (cutting force) ,yaitu
2.LANDASAN TEORI gaya radial ( gaya pada kedalaman potong ) , Gaya
2.1. Tinjauan Pustaka tangesial ( gaya pada kecepatan potong ) dan gaya
Marsyahyo ( 2003 ), menyatakan bahwa proses longitudinal ( gaya pemakaman ).Faktor yang
permesinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi gaya potong diantaranya yaitu
menciptakan produk melalui tahapan – tahapan dari kedalaman pemotongan ( dept of cut ) , gerak
bahan baku untukdiubah atau diproses dengan cara pemakaman ( feed rate ), dan kecepatan potong (
– cara tertentu secara urut dan sistematis untuk cutting speed ) , gaya -gaya yang bekerja dapat pula
menghasilkan suatu produk yang berfungsi. Suatu ditentukan dengan perumusan empirik diantaranya
komponen mesin mempunyaikarakteristik geometri gaya potong spesifik .Gaya potong spesifik (ks)
yang ideal apabila komponen tersebut sesuai adalah banyaknya gaya atau energi yang
dengan apa yang kita kehendaki, mempunyai dibutuhkan untuk memindahkan satu unit volume
ukuran atau dimensi yang tepat, bentuk yang dari logam disebut gaya potong spesifik atau energi
sempurna, dan permukaan yang halus. Dalam pemotongan spesifik (Spesifik cutting Energy
praktek tidaklah mungkin kita membuat suatu .Hubungan gaya potong spesifik dengan bahan
komponen dengan karakteristik geometri yang benda kerja dan kekuatan tarik dapat dilihat pada
ideal. Suatu hal yang tidak dapat kita hindari adalah Tabel .1 .Dalam proses bubut
terjadi penyimpangan –penyimpangan selama
proses pembuatan, sehingga akhirnya produk tidak

2
Tabel 1.Gaya potong Spesifik[1][10][11]

2
Bahan benda σb (Kg/mm ) Ks Bahan benda BHN Ks
kerja kerja
Baja 30-40 132 Besi tuang 140-160 81
40-50 145 160-180 86
50-60 157 180-200 92
60-70 170 200-220 98
70-80 191 220-240 104
80-90 200 240-260 108
90-100 225
100-110 240
110-120 260

(Dasar-dasar Perancangan Perkakas:Syamsir A.Muin,hal.66)

Dari tabel 1 diatas ,dapat kita perlihatkan Standar dan macam ,perlakuan panas dan
hubungan bahan benda kerja dengan kekuatan tarik kekuatan tarik seperti terlihat pada tabel 2
(σb ) erat kaitannya dengan gaya potong Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang
Spesifik ( K s ).Dari kekuatan tarik (σb )erat yang difinis dingin untuk poros..
kaitannya dengan baja karbon . Baja karbon
yang sejenisnya diberi lambang dari setiap
jenisnya yang berhubungan langsung dengan
Tabel 2 Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin untuk poros[12][13][14].

Standar d an macam Lambang Perlakuan Kekuatan tarik Keterangan


2
Panas (Kg/mm )
Baja karbon kontruksi S30C Penormalan 48
mesin ( JIS G 4501 ) S35C ,, 52
S40C ,, 55
S45C ,, 58
S50C ,, 62
S55C ,, 66
Batang baja yang S 35 C-D 55 Ditarik dingin,
difinis dingin S 45 C-D 60 digerinda,di-
S 55 C-D 72 bubut,atau ga
bungan antara
hal-hal tersebut

Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin:Sularo,hal.3


Bentuk dan ukuran penampang potong kenaikkan penampang potong ( lihat gambar
sangat mempengaruhi gaya potong spesifik grafik 1).Harga Ks juga akan dipengaruhi sedikit
(ks) , maupun gaya potong utama Fz. Gaya oleh adanya kenaikan perbandingan kedalaman
potong Spesifik akan turun dengan adanya potong ,a,terhadap gerak makanS.

3
Gambar 1. 1 Tahanan potong Spesifik ks Vs .Makan S [4][15][16]

Grafik..1.Tahanan potong Spesifik ks Vs .Makan pemakaman ( S ) seperti terlihat pada


s grafik .2 Komponen gaya potong Fz vs
Gaya potong Fz akan dipengaruhi Penampang potong axs
sedikit dengan perkalian antara kenaikan
perbandingan potong dengan besarnya

Gambar 1. 2 Komponen gaya potong Fs vs Penampang a x s

Kecepatan potong hanya sedikit mempengaruhi potong dan kemudian konstan apabila kecepatan
gaya gaya pemotong an .Pada kecepatan potong telah berada diatas 75 m/menit .Inilah sebabnya
dibawah 75 m/menit maka gaya gaya pemotongan mengapa pada perkakas dari karbida,gaya-gaya
akan turun dengan makin naiknya kecepatan pemotongannya konstan ,tidak dipengaruhi oleh

4
kecepatan potong.Hubungan antara kecepatan menit ,240 menit dan 480 menit ditunjukan pada
potong dengan gerak makan S untuk umur pahat 60 grafik 3[17][18][19].

Gambar 1. 3. Hubungan antara kecepatan potong yang dianjurkan dengan gerak makan V 60,v 240,V 480.

TOOL SIGNATURE 5.End cutting edge angle (sudut mata potong


. ujung )
Bentuk pahat yang bervariasi menentukan tool life
dan hasil akhir permukaan benda kerja .Sudut- 6.Side cutting redge angle(sudut mata potong sisi )
sudut yang terdapat mata pahat disebut sudut utama
pahat dan komposisinya disebut juga sebagai 7.Nose radius ( jari-jari hidung )
geometri pahat .Susunan sudut sudut utama dan
jari-jari mata potong disebut tool signature. Tool Pada tabel 3. akan diperlihatakan Hubungan
Signature dari single point tool biaanya terdiri dari Antara kecepatan potong dan umur pahat untuk
7 elemen yaitu[20][21][19] : beberapa jenis bahan dan kondisi Pahat.Pada tabel
ini akan diperlihatkan jenis pahat yang digunakan
1.Backe rake angle (sudut rek belakang ). untuk pemotongan ,apakah yang digunakan jenis
pahat HSS ataupun Carbida.Kemudian pemilihan
2.Side rake angle (sudut potong sisi ) jenis dari tool signature menggunakan jenis nomor
yang telah ditentukan .Kemudiaan Pemilihan
3.End relief angle (sudut bebas ujung ) Bahan benda kerja yang digunakan sesuai dengan
urutan nomor jenisnya yang sesuai dengan kondisi
4.Side relief angle (sudut bebas sisi) potong Depth Of cut ataupun Feednya. Selanjutnya
dapat diketahu putarannya.

5
Tabel.3 Hubungan Antara Kecepatan Potong dan Umur Pahat Untuk Beberapa jenis Bahan dan kondisi
Pahat.[20][18]

Temperatur Pada Zone Deformasi Pertama

Jumlah panas yang timbul pada Zona deformasi B = Lebar Pemotongan. ( ft )


pertama adalah Qs dan sebagian dari panas ini
yaitu Г ( baca gamma ) dikonduksikan pada benda ac = dept of cut ( mm )
kerja .
Cp = Specifik Heat ( Joule/kg 0C
Jumlah ( 1 – Г )Qs ditransformasikan bersama chip
Г = Bagian dari panas
,jadi kenaikan temperature rata-rata dari material
melalui zona deformasi pertama adalah[22] : Г = Dari Grafik dengan terlebih dahulu
dicari harga R tan Ø
( )
R = Thermal Number

Dimana :

6
K = Konduktivitas panas ( Joule/m C )
3.3..Proses Pembuatan benda uji
ρ = Berat jenis bahan ( kg/m3 ) Benda Uji ( besi cor ) yang berukuran lebi dari
3 x 140 mm dan berdiameter 20 mm ini, dipotong
Hubungan teoritis antara Г dan R tan Ø pada menjadi 3 bagian . Selanjutnya dilakukan proses
dibandingkan dengan data percobaan seperti pembuatan benda uji dengan menggunakan
terlihat pada grafik 4.dapat dilihat bahwa teori mesin perkakas , ( Milling, Shaping, dan Drilling
sedikit mengabaikan Г pada harga R tan Ø yang Machine ) hingga diperoleh bentuk dan ukuran
benda uji yang diinginkan .Seluruh proses
tinggi yaitu pada Speed dan feed yang tinggi.
pembuatan benda uji dilakukan dengan pekerjaan
dingin , sehingga dapat dianggap tidak terjadi
Dalam teori yang mengasumsikan bidang
perubahan struktur mikro, deformasi, plastis ,
sumber panas ( plane heat source ) ,panas hanya ataupun residual stress ( tegangan sisa akibat
dapat mengalir dalam benda kerja secara proses pembuatan). Kemudiaan pahat potong dari
konduksi;dalam kenyataannya panas dihasilkan 3 buah ini juga diasah dengan mesin gerinda satu
meliputi zona yang luas ,sebagian dari padanya persatu . Selanjutnya pahat potong yang sudah
berlanjut kedalam benda kerja .Efek dari bias dilakukan pemotongan pada mesin bubut,
perambatan panas yang luas ini menjadi sangat kemudian dipasang ditempat kedudukannya dengan
menggunakan kunci ring atau pun kunci pas ,
penting pada kecepatan-kecepatan dan feed yang
selanjutnya benda kerja dipasang pada kedukannya
tinggi [19][23]. dengan menggunakan alat penyenter atau pun dial
Indikator. Kemudian mesin bubut dihidupkan
dengan cara memotong benda kerja ,usahakan
digerakan secara otomatis dan dihidupkan
3.METODE PENELITIAN selama 1 jam ataupun 60 detik.
Pada waktu pembubutan secara otomatis kita
amati bagaimana keadaan benda kerja dalam
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian proses pembubutannya , apakah pahat potong
masih berfungsi atau pun tidak, jika tidak maka
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan kita ganti kembali dengan pahat yang baru
survey pembelian material besi cor dan survey diasah.Kemudiaan kita analisa berapa kali untuk
pembeliaan pahat potong Carbide ditempat penggantiaan pahat potong selama 1 jam
penjualan material dan juga ditempat penjualan tersebut dan bagaimana keadaan poros tersebut
pahat potong Carbide yang ada dikota Medan. apakah halus atau pun kasar, selanjutnya
Kemudian pelaksanaan Penelitiandilaksanakan dilaksanakan dilakukan pekerjaan bahan uji yang
dilaboratorium proses produksi Program Studi kedua seperti pengerjaan yang pertama dengan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Dan Komputer putaran dan kecepatan yang sama seperti pekerjaan
Universitas Harapan Medan .Waktu pelaksanaan yang pertama tetapi hanya waktu yang berbeda
Oktober 2018 Sampai dengan akhir Nopember yaitu dengan waktu 4 jam atau 240 menit.
2018.. Selanjutnya pekerjaan yang ketiga sama seperti
pekerjaan yang pertama dan yang
3.2.Bahan dan Alat Penelitiaan kedua hanya waktunya 8 jam atau 480 menit.

3.2.1.Bahan

a. Material besi cor panjang 3 x 140 mm


b. Diameter poros 20 mm
c. Water Colling 1 botol ( 0,5 liter )
d. Pahat potong CARBIDE 3 buah

3.2.2.Alat Penelitiaan

-Mesin Bubut Universal


-JangkaSorong -
- Dial Indikator
- Gergaji potong
- Kunci ring ( Standar )
- Kunci pas ( Standar )
- Kuas
- Alat Penyenter poros bubutan

7
3.4.Rancangan Kegiatan
3.4.1. ( Flow Chart )

dimana :
rc = cutting ratio 0,3
δ = didapat dari tool signature

3.5.2.Rumus Gaya-gaya potong

Gbr.3.1Diagram Alir

3.5.AnalisaData
(Dasar-dasar Perancangan Perkakas:Syamsir
3.5.1.Rumus-rumusAnalisa pemotongan Benda A.Muin,hal.60)
Kerja
Gambar.1.Diagram gaya Pada Pemotongan Lurus

0
dimana:Fc = Gaya potong (kg)
Pc = Daya potong (Hp) Gaya Tangensial ( Ft )
Vc = Kecepatan potong (m/menit)
( )……................. (Kg)
+ P.idd
Gaya Gunting ( Fs )
dimana : Pg = Daya Elektromotor (Hp )
ηmk =Hasil guna mekanis (%) ………….(Kg)
Pidd =Daya Indikasi (Hp )

Gaya normal pada bidang gunting ( Fns)

Fns = Fc tan ( β – δ + θ ) = Fc tan 450 Gaya gesek (Ff )


( ) ……....…(Kg )
…………….(Kg)
Gaya Resultan ( Fv )
Gaya normal ( Fn )
= …...….(Kg)
( )
……………..(Kg)

8
yang menyatakan ( bagian dari Qs dikonduksikan
Faktor gesek ( η ) pada benda kerja ) sebagai waktu fungsi yang unik
dari R tan Ø.
η = tanβ
Ø = Sudut Gunting ( Shear angle )
3.6.Temperatur Pada Zone Deformasi Pertama

Gambar.3.2 Sumber panas pada pemotongan lur Gbr.3.3.Effeck dari R tan Ө

Jumlah panas yang timbul pada Zona deformasi 3.7. Temperatur Pada Zone Deformasi Kedua
pertama adalah Qs dan sebagian dari panas ini
yaitu Г ( baca gamma ) dikonduksikan pada benda 0
kerja . Jumlah ( 1 – Г )Qs ditransformasikan
( c )
bersama chip ,jadi kenaikan temperature rata-rata
dari material melalui zona deformasi pertama
adalah :
3.8. Temperatur Maximum ( Ø max )
( )
Ø max = Ø m + Ø s + Ø0
Ø m = Kenaikan Temperatur ( 0c )
Ø m = Didapat dengan mengetahui lf/lo dan W0
Dimana :
L0 = Panjang sumber panas
B = Lebar Pemotongan. ( ft )
L0 = lf / l0 = lf x rc ao = ac/rc
ac = dept of cut ( mm )
. ac
Cp = Specifik Heat ( Joule/kg 0C
Г = Bagian dari panas Hubungan teoritis antara Г dan R tan Ø pada
Г = Dari Grafik dengan terlebih dahulu dicari dibandingkan dengan data percobaan seperti
harga R tan Ø terlihat pada grafik 4.dapat dilihat bahwa teori
sedikit mengabaikan Г pada harga R tan Ø yang
tinggi yaitu pada Speed dan feed yang tinggi.
2panas ( plane heat source ) ,panas hanya dapat
mengalir dalam benda kerja secara konduksi;dalam
R = Thermal Number kenyataannya panas dihasilkan meliputi zona yang
K = Konduktivitas panas ( Joule/m C ) luas ,sebagian dari padanya berlanjut kedalam
3)
ρ = Berat jenis bahan ( kg/m benda kerja .Efek dari perambatan panas yang luas
ini menjadi sangat penting pada kecepatan-
Wemer sanggup menyelesaikan persaan ini
kecepatan dan feed yang tinggi.
termasuk menentukan syarat-syarat batas untuk
benda kerja ,dia menghasilkan sebuah persamaan

9
( ) ( )

Ft = 180,3 Kg

GAYA GUNTING ( Fs )

Gbr.3.4 Mencari Hubungan R dari ∆tm / ∆tf


GAYA NORMAL PADA BIDANG GUNTING
Untuk mencari gaya potong ( Fc ) dapat diketahui ( Fns )
dari grafik.2 Komponen gaya potong Fc vs
( )
penampang potong a x s

4.HASIL DAN PEMBAHASAN

GAYA RESULTAN ( FV )

= =
( )

280,93/0,7071 = 397,3 Kg.

GAYA GESEK ( Ff )

Ff = Fv . Sin = 397,3 Sin 33,380 = 218,6 Kg

GAYA NORMAL ( Fn )
Gbr.4.1.Mencari bahan yang digunakan dengan
hubungan Ks Speed ( S )

DAYA POTONG ( Pc )
FAKTOR GESEK ( η )

14,77 HP η = tan = tan 33,38 = 0,658

DAYA ELEKTROMOTOR ( Pg ) TABEL.4.DAYA DAN KECEPATAN


POTONG UNTUK
2 jam ,4 jam dan 8 jam
= 18,7 HP
No T(jam) Vc Pc (Hp) Pg(Hp)
KOMPONEN GAYA ( Ft ,Fn ,Ff,Fv,Fs,Fns , η ) (m/detik)
1 2 2,66 14,77 18,7
Ө = 17,22 0 2 4 3,16 14,77 18,7
3 8 3,83 14,77 18,7

17,22 + - 60 = 450

= 33,380

GAYA TANGENSIAL ( Ft )

10
20
400
15 300
Series1 200
10
Series2 100 Series1
5 Series3 0

Fn (Kg)
Fc (Kg)
Ft (Kg)

Fns (Kg)

Ff (Kg)
Fs (Kg)

Fv (Kg)
Series4
0

Gambar4.5.Karakteristik batang gaya gaya


yang Terjadi
Gambar4.2. Karakteristik Daya Vs Kecepatan
dan waktu TABEL.6. Өs , Өf ,Fc,VC untuk Waktu 2,4,8 Jam
No Fc ( Kg ) Vc Өs Өf
0 0
(m/detik) C C
20
1 350 2,66 76,94 4,82
15 Series1 2 350 3,16 76,93 4,82
10 3 350 3,83 73,28 4,82
Series2
5
Series3 400
0
Series4 300
200 Series1

Gambar.4.3. Karakteristik Batang Daya vs 100 Series2


Kecepatan dan Kecepatan dan Waktu 0 Series3
0C 0C
TABEL.5. KOMPONEN-KOMPONEN GAYA- NoFc Vc
( Kg(m/detik)
) Өm Өf
GAYA. Gambar.4.6. Karakteristik Temperatur Panas Zone
1 dan Zone 2.
Fc Ft Fs Fns Fv Ff Fn
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) 400

350 180,3 280,9 350 397 218 332 300


200 Series1

450 100 Series2


400 0 Series3
350 0C 0C
300
250 NoFc Vc
( Kg(m/detik)
) Өm Өf
200
Gbr.4.7.Karakteristik batang Temperatur Zone 1
150 Series1
dan Temperatur Zone 2
100
50 Tabel.7. Pm,Pf, Ps,Fc , Vc Pada waktu 2,4,8 Jam
0 No Fc T Vc Pm Pf Ps
Fn (Kg)
Fc (Kg)
Ft (Kg)

Fns (Kg)
Fv (Kg)
Ff (Kg)
Fs (Kg)

(Kg) (Jam) (m/s) kal/s kal/s Kal/s


1 350 2 2,66 102 2172 128
2 350 4 3,16 116 2580 152
Gambar.4.4. Grafik Gaya – Gaya yang terjadi 3 350 8 3,83 169 3127 184

11
4000
5.KESIMPULAN
3000 1.Dari tabel daya kita dapat mengamati setiap
2000 Series1 adanya waktu yang berubah maka kecepatan
1000 pengerjaan juga dapat berubah.
Series2 2.Dari tabel Gaya diperlihatkan bahwa gaya potong
0 yang tetap dan waktu yang mempunyai perubhan
Series3

Kal/s
(Kg)

(m/s)
kal/s
kal/s
maka kecepatan potong ,energi panas pada
pemotongan logam ,panas yang timbul karena
No Fc
T (Jam)
Vc Pm Pf Ps gesekan pahat chip dan panas yang timbul akibat
gaya gunting maka akan terjadi perubahan juga.
Gbr4.8,Karakteristik Pm,Pf,Ps dengan Fc ,Vc dan 3.Dari tabel Temperatur Maximum disini
waktu 2,4,8 jam. diperlihatakan bahwa dengan gaya potong yang
tetap dengan waktu yang berubah maka
4000 mengakibatkan kecepatan potong dan Temperatur
3000 Maximum dapat berubah.
2000 Series1
1000
Series2 DAFTAR PUSTAKA
0
Series3 [1] D. D. S. 2 Ivan Norma Susila 1, Zainal
Kal/s
(Kg)

(m/s)
kal/s
kal/s

Arifin 2, “PENGARUH SUDUT POTONG


PAHAT TERHADAP GAYA
No Fc
T (Jam)
Vc Pm Pf Ps PEMOTONGAN PADA PROSES BUBUT
BEBERAPA MATERIAL DENGAN
Gbr.4.9Karakteristik Batang Pm,Pf,Ps dengan PAHAT HSS,” MEKANIKA, vol. 12, no. 1,
waktu 2,4,8 jam. pp. 28–33, 2013.
[2] S. Hestukoro, T. Siagian, A. Bakhori, and I.
TABEL.8. Fc,Vc ,∆tm,∆ts,∆to,∆tmax dengan Siregar, “Analysis Characteristics of
waktu 2,4,8 jam Silicon Aluminum Material Based on
No Fc T Vc ∆tm ∆ts ∆to ∆tmax Fracture Period In Torque Test.”
Kg jam m/s 0C 0
C 0C 0
C [3] S. Hestukoro, T. Siagian, A. Bukhori, I.
1 350 2 2,66 584 8,6 28 620,6 Roza, and I. Siregar, “Characteristics of
2 350 4 3,16 583 8,5 28 619,5 Silicon Aluminum Material Based on
3 350 8 3,83 582 8,4 28 618,4 Fracture Period In Torque Test.”
[4] M. akhi. junaidi, m.idris, “Analisa Pahat
Potong HSS Dengan Material Besi Cor
800
Pada Mesin Bubut Universal,” MEDAN, 1,
600 2015.
[5] Junaidi, “WORKING PROCESS OF TU
400 Series1
3A CNC FRAIS MACHINE USING
200 Series2 SOFTWARE SYSTEM.”
0 [6] A. Yanie, “ANALYSIS CUTTING TOOL
Series3 HIGH SPEED STEEL (HSS ) WITH
jam
m/s
Kg

0C
0C
0C
0C

CAST IRON MATERIAL FROM


UNIVERSAL LATHE.”
No Fc T Vc∆tm∆ts∆to
∆tmax
[7] J. Junaidi, METROLOGI DAN
Gbr.Karakteristik ∆tm , ∆ts ,∆to ,∆t max PENGUKURAN, 1st ed. MEDAN: P4M
UNHAR, 2018.
[8] JUNAIDI, ANALISA PERHITUNGAN
800 PAHAT POTONG, 1st ed. MEDAN:
600 Sekolah TinggiTeknik Harapan (STTH)
Series1 Medan, 2016.
400 [9] I. M. L. Batan, “Metode Pemeriksaan
200 Series2 Mampu Ukur Suatu Rancangan Ditinjau
0 dari Spesifikasi Produk Dengan Bantuan
Series3
Checklist,” J. Tek. Mesin, Vol. 2, Nomor 1,
m/s
jam
Kg

0C
0C
0C
0C

Januari 2002, vol. 2, no. 1, pp. 1–8, 2002.


No Fc T Vc∆tm∆ts∆to
∆tmax [10] Jusuf Talaperu*), “PEMOTONGAN
LOGAM/ DETAIL PRODUK SECARA
Gbr.Karakteristik Batang : ∆tm , ∆ts ,∆to ,∆t max EKONOMIS PADA MESIN BUBUT

12
PRODUKSI KONVENSIONAL,” With Cast Iron Material From Universal
TEKNOLOGI, vol. 8, no. 2, pp. 917–920, Lathe,” in IRSTC 2015 PROCEDING,
2011. 2015, pp. 464–477.
[11] B. S. Angga Zeptiawan Sastal1, Yuspian [20] indra roza junaidi, weriono, “Process
Gunawan2, “PENGARUH KECEPATAN Analysis of High Speed Steel Cutting
POTONG TERHADAP PERUBAHAN Calculation (HSS) with S45 C Material On
TEMPERATUR PAHAT DAN Universal Machine Tool,” IJISRT
KEAUSAN PAHAT BUBUT PADA (International J. Innov. Sci. Res. Technol.,
PROSES PEMBUBUTAN BAJA vol. 3, no. 1, pp. 447–456, 2018.
KARBON SEDANG,” ENTHALPY-Jurnal [21] JUNAIDI, “Analyze cutting tools (HSS)
Ilm. Mhs. Tek. Mesin, vol. 3, no. 1, pp. 1– with cast iron material on Universal
11. Lathes,” in Makalah PEKAN ILMIAH
[12] (4) Hernadewita (1) Hendra, (2) Sutarmadi, Periode XXII-TA.2014/2015 FAKULTAS
(3) Anizar Indriani, “JENIS MATERIAL TEKNIK UISU, 2015, pp. 51–58.
PAHAT POTONG DAN RUN OUT [22] JUNAIDI dan EDDY, “Analysis of Cutting
TERHADAP KEKASARAN Carbide Tools with S45C Material on
PERMUKAAN BENDA KERJA Universal Lathes,” in Seminar Nasional
SILINDER PADA PROSES BUBUT,” FT.UISU, 2017, pp. 116–123.
Jenis Mater. Pahat Potong Dan Run Out [23] indra roza junaidi, weriono, “Irrigation
Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Water Debit Analysis that will be used on
Kerja Silinder Pada Proses Bubut, vol. 4, Micro Power Plant in SEI . Rampah Sub-
no. 2, pp. 376–385. District of Serdang Bedagai Regency,” Int.
[13] M. I. P. H. dan W. J. Mustafid Amna J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
Rambey, “Simulasi Proses Pemotongan 2018.
Bubut Baja Karbon Rendah Aisi 1018
dengan Mesin Bubut Menggunakan
Metode Elemen Hingga,” J. Tek. ITS, vol.
7, no. 1, pp. 2337–3520.
[14] Jusuf Talaperu*), “PEMOTONGAN
LOGAM/ DETAIL PRODUK SECARA
EKONOMIS PADA MESIN BUBUT
PRODUKSI KONVENSIONAL,” J.
Teknol., vol. 8, no. 2, pp. 917–920, 2011.
[15] S. Hestukoro, I. Roza, and D. Morfi Nst,
“Process Analysis of High Speed Steel
Cutting Calculation (HSS) with S45 C
Material on Universal Machine Tool,” Int.
J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
2018.
[16] JUNAIDI, “Analysis Process of St.37 Steel
Material Characteristics with Temperature
and Time in Heat Treatment Test using
Furnace,” J. UHAMZAH, vol. 08, no. 15,
pp. 43–49, 1918.
[17] Junaidi, “Tu 3a Cnc Milling Machine
Implementation Using Keller Q Cnc
Software Based on Auto Cad 2000
Software,” in Seminar Nasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM )
HARAPAN, 2017, pp. 349–356.
[18] J. Junaidi, S. Hestukoro, A. Yanie, J.
Jumadi, and E. Eddy,
“IMPLEMENTATION ANALYSIS of
CUTTING TOOL CARBIDE with CAST
IRON MATERIAL S45 C on
UNIVERSAL LATHE,” in Journal of
Physics: Conference Series, 2017, vol. 930,
no. 1.
[19] A. Y. junaidi, dharmawati, “Analysis
Cutting Tool High Speed Steel ( HSS )

13

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai