Nama Anggota
1. Nanda Wira Saputri 1714201017
2. Anjarwati aji pangestu 1714201005
3. Putri Dwi lestari 1714201021
4. Adinda muftikhatur rochmah 1924201040
5. Siti Ayu Ratnasari 1714201027
6. M. rohim pratama 1714201016
7. Amalia nur fadhilah 1714201003
8. Chotamullailiyah Namiro 171420101001
9. Agusnia Dwi P 17142010
10. Zainul Hasan 17142010132
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan pasien,
keluarga dan perawat yang sangat mempengaruhi mutu pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai
dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang.
Sehingga jika penerimaan pasien baru belum dilakukan sesuai standard maka besar kemungkinan akan menurun mutu
suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap suatu sumah sakit.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran fungsi perawat dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah
dengan melakukan penerimaan pasien sesuai standard. Faktor pengelolaan yang optimal diharapkan dapat menjamin
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Berdasarkan kondisi tersebut untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat maka dilaksanakan proses penerimaan pasien baru berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru, mahasiswa mampu melaksanakan penerimaan pasien baru dengan
memperkenalkan pasien dengan perawat, lingkungan dan tata tertib di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
b. Memperkenalkan diri dan perawat yang jaga beserta peran masing-masing perawat
e. Memperkenalkan ruangan atau lingkungan pasien seperti : nurse station, kamar mandi.
C. Manfaat
a. Bagi perawat
1. Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien.
b. Bagi pasien
1. Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi ruangan, perawatan, obat, tata tertib ruagan dan pelayanan.
4. Mempercepat adaptasi pasien tentang tata tertib dan lingkungan yang ada di rumah sakit.
c. Bagi institusi
1. Terciptanya model asuhan keperawatan professional, khususnya dalam hal penerimaan pasien baru.
2. Terlaksananya standar penerimaan pasien baru untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib
ruangan.
B. Tujuan Penerimaan Pasien Baru
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum dan salam
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat, keluarga dan pasien.
3. Mengetahui kondisi pasien secara umum
4. Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
5. Mengurangi kecemasan keluarga dan pasien
6. Membina hubungan saling percaya
C. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
a. KARU memberitahu PP bahwa akan ada pasien baru dan menyuruh PP untuk mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan dengan penerimaan pasien baru
b. PP memberitahu dan meminta bantuan PA untuk mempersiapkan tempat tidur pasien baru
c. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS,
lembar serah terima pasien dari ruangan lain, lembar pengkajian, lembar informed consent, nursing kit, dan
lembar tata-tertib pasien
d. KARU menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk penerimaan pasien baru.
2. Dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer atau perawat pelaksana yang telah diberi wewenang atau
delegasi.
4. Saat berkomunukasi dengan pasien dan keluarga tetaplah tersenyum dan gunakan komunikasi terapeutik
E. Alur perawatan pasien
Administrasi
KRS
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana :Kepala Ruangan, perawat primer dan perawat associate, perawat UGD
B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan (KARU) : Zain
Dokter : Dinda
Moderator : Nanda
C. Metode
Role Play
D. Media
1. Lembar transfer internal dari ruang lain
2. Lembar pengkajian pasien
3. Lembar penerimaan pasien baru
4. Lembar sentralisasi obat
5. Nursing Kit
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
E. Kerangka Kerja Penerimaan Pasien Baru
PP menyiapkan :
1. Lembar transfer internal
2. Lembar pengkajian pasien
3. Lembar penerimaan pasien baru
4. Lembar sentralisasi obat
5. Nursing Kit
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
Pelaksanaan
Karu, PP dan PA menyambut pasien baru
evaluasi
Dokter : Dinda
Pasien : Rohim
Disebuah RS Sehat, tepatnya di ruang rawat inap Mawar di Ruang perawat shift pagi 09.00 saat itu. Kepala ruangan menerima
telepon dari UGD mengabarkan bahwa akan ada pasien baru dengan diagnose medis DHF yang akan dipindah ke ruang tulip.
PUGD1(Nia) : Selamat pagi, saya dengan Perawat Amalia mohon ijin pak, nanti pukul 09.00 akan ada pasien yang akan masuk
ruangan mawar dari IGd . Apakah ada kamar kelas 2 ada yang kosong ?
Karu (Zain) : Sebentar mbak, saya tanyakan pada perawat yang bertugas. Setelah ini saya telepon kembali.
Beberapa saat kemudian, Karu kembali menelpon kepada IGD mengatakan bahawa terdapat kamar yang kosong pada kelas 2.
Karu : Selamat pagi, ini dari ruang mawar mau mengkonfirmasi bahwa ada kamar kosong di kelas 2.
PUGD 1 (nia): Baik pak, Pasien bernama Tn. x usia 20 tahun dengan diagnose medis DHF.
Karu pun memberitahu kepada perawat PP jika akan ada pasien baru yang akan masuk ke ruangan Mawar kelas 2.
Karu : Mbak Leli barusan saya dapat telepon dari UGD bahwa nanti pukul 11.00 akan ada pasien baru dari UGD mau di
antar kesini tolong di persiapkan perlengkapan untuk penerimaan pasien baru ya sama anamnesanya di siapkan
juga ya.
PP (Leli) : iya bu
Karu pun pergi meninggalkan Ruang perawat dan menuju ruangannya. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru diantaranya penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar serah terima
pasien dari ruangan lain, lembar pengkajian, lembar informed consent, nursing kit, dan lembar tata-tertib pasien.
PP (Leli) : suster Anjar, begini nanti pukul 11.00 akan ada pasien baru, jadi tolong disiapkan tempat tidurnya ya di kelas 2
PA1(Anjar):Baik bu.
Kepala Ruangan menanyakan kembali kepada PP tentang kelengkapan penerimaan pasien baru.
PP : ini juga pak nursing kids nya sudah siap jika dibutuhkan (sambil menunjuk nursing kids)
Karu : Oke bagus, kalau begitu kita tunggu mungkin sebentar lagi pasiennya akan datang (sambil melihat jam tangan). Terima
kasih bantuannya.
Pasien Tn.x datang ke ruang kelas 2 ke bednya dengan memakai kursi roda diantar oleh perawat UGD 2 beserta ibu pasien.
Kepala ruangan, Ka.tim dan perawat Associate menyambut kedatangan pasien dan keluarga beserta perawat UGD.
PUGD 2 : Selamat pagi pak, saya Ratna dari UGD mau mengantarkan pasien saya dari UGD.
Karu : perkenalkan bu mbak saya kepala ruangan disini, nama saya Zain. Dan ini perawat Leli dan ini perawat Anjar ,dan,
Amalia (sambil menunjuk mereka satu persatu)
PP meminta tolong kepada PA2 untuk membantu pasien untuk dipindahkan ke tempat tidurnya.
PA 2 (Amali) : baik pak. ( sambil membantu Tn.x pindah dari kursi roda ke bednya dengandi bantu keluarga)
Sementara PA membantu pasien, PP dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien. Ka.tim menerima obat, alat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khsus kemudian mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari
ruangan lain.
PUGD2 (ratna): ini bu tadi dari ruang UGD (sambil menyerahkan kelengkapan yang
disebutkan tadi)
Perawat UGD 2 dan PP pun meninggalkan ruangan pasien. Di ruang perawat datang ibu pasien dengan membawa obat2 Tn.x
dan bertemu PP beserta ibu pasien menandatangani lembar penerimaan pasien baru dan persetujuan sentralisasi obat
PP : masuk, silahkan duduk .jadi begini bu, Tn.x kan sudah dipindahkan ke ruangan, jadi mengenai obat-obat Tn.x akan
dikelola oleh perawat ya bu . jadi nanti kalau sudah waktunya Tn.x minum obat atau di suntik , saya yang akan
memberikannya. Bagaimana bu apakah ibu setuju? Kalau setuju ibu silahkan tanda tangan disini ya (perawat
memberikan inform consentsentralisasi obat) dan juga tanda tangan di lembar penerimaan pasien baru ya bu?
Ibu pasien meninggalkan nurse station dan kembali ke ruangan Tn.x. Siangnya PP dan PA 2 menuju bed pasien untuk melakukan
anamnesa dan pengkajian Tn.x. Tapi sebelumnya PP mengorientasikan pada Tn.x mengenai fasilitas ruangan, perawat yang
bertanggungjawab dan sentralisasi obat, dokter yang bertanggung jawab serta
jadwal visitnya dan tata tertib ruangan ( perawat primer dan perawat associate
PP : Saya dan rekan saya akan melakukan pengkajian kepada mas tapi sebelumnya saya akan mengorientasikan kepada mas
dan keluarga mengenai fasilitas ruangan,perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat, dokter yang
bertanggungjawab serta jadwal visitnya dan tata tertib ruangan. Tujuannya untuk menjaga kenyamanan mas dan keluarga.
Waktunya sekitar 20-25 menit dan dilakukan ditempat ini. Apakah mas bersedia ?
PP : pertama mengenai fasilitasi ruangan inidisebelah kanan atau kiri ada lemari kecil, bisa di pakai untuk menyimpan
pakaian ganti keluarga, dibagian sana ada kamar mandi jadi bisa mandi dan buang air disana, tempat tidur ini bagian
bawahnya ada pemutarnya yang sebelah kanan untuk menaikkan bagian kaki dan sebelah kiri untuk menaikkan kepala,
diatas tempat tidur ada bell, jika membutuhkan sesuatu dapat menekan bell kami akan datang. Empat perawat yang akan
merawat mas selama di rawat sini dan menyuntikkan obat itu ya mas , dan dokter yang bertanggungjawab atas mas itu
dokter Dinda, jadwal visitnya 5x dalam seminggu setiap pagi dokter akan datang memeriksa mas dan melihat
perkembangan mas. Ketiga tata tertib ruangan ini tidak diperkenankan merokok dan mohon bantuan untuk menjaga
kebersihan ruangan ini dan jam kunjung disini dibatasi . jam kunjung pagi dari 09.00-11.00, jam kunjung sore dari
14.00-17.00 . jam kunjung malam dari 06.00-19.30. pengunjung yang boleh masuk maksimal 2 orang, jadi apabila ada
kerabat yang menjenguk lebih dari 2 orang, di depan disediakan tempat duduk untuk menunggu menjenguk secara
bergantian. Sebelum dilanjutkan ada yang ingin ditanyakan mas ?
PA 2 : baiklah, lanjut ke pengkajian ya mas saya yang akan melakukannya . saya mau Tanya terlebih dahulu mas ada keluhan ?
PA2 :(mencatat keluhan pasien).apakah mas dulu punya riwayat demam berdarah ? Atau mungkin keluarganya ?
PA2 : baiklah mas sudah selesai . ada yang ingin ditanyakan lagi mas ?
Karu datang dan memberikan reward pada PP dan PP di Ruang perawat yang sedang melaksanakan intervensi keperawatan
untuk Tn.x
Karu : terimakasih ya atas bantuannya, untuk kedepannya bias lebih baik lagi ya
Format Persetujuan Tindakan Medik
Nama : ______________________________________________________
Alamat : ______________________________________________________
PERSETUJUAN
Nama : ______________________________________________________
Alamat : ______________________________________________________
Dirawat di : ______________________________________________________
Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta risiko yang dapat
ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya
mengerti sepenuhnya.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Nama : ______________________________________________________
Alamat : ______________________________________________________
PENOLAKAN
Nama : ______________________________________________________
Alamat : ______________________________________________________
a. Telah diberikan informasi dan penjelasan serta peringatan akan bahaya resiko
serta kemungkinan yang timbul apabila tidak dilakukan tindakan medis berupa
c. Atas tanggungjawab dan resiko saya sendiri tetap menolak untuk dilakukan tindakan
medis yang dianjurkan
Nama Anggota
1. Nanda Wira Saputri 1714201017
2. Anjarwati aji pangestu 1714201005
3. Putri Dwi lestari 1714201021
4. Adinda muftikhatur rochmah 1924201040
5. Siti Ayu Ratnasari 1714201027
6. M. rohim pratama 1714201016
7. Amalia nur fadhilah 1714201003
8. Chotamullailiyah Namiro 171420101001
9. Agusnia Dwi P 17142010
10. Zainul Hasan 17142010132
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2016).
Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi
merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat
waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan
menurut jadwal pemberian. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah
mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut
diatas, mahasiswa profesi Ners 2021 berencana akan mensosialisasikan dan melaksanakan sentralisasi obat
yang mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya
efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat
benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara materimaupun non
material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal
tersebut,kami akan melaksanakan sentralisasi obat sesuai dengan proposal agar sistematis dan terarah.
1.1 Tujuan
1. Tujuan Umum
pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6T dan 1W (tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspadalah
efek samping obat).
1) Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat
primer dan perawat associate dalam mengelola sentralisasi obat dengan prinsip 6T dan 1W.
2) Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat sesuai dengan
program terapi.
3) Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.
1.2 Manfaat
1. Bagi Klien
2) Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat 3) Mencegah
tertukarnya obat
2. Bagi perawat
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2016 ).
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi.
1) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
1) Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah dengan mutu yang
3) Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa
untuk minum.
4) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadarluarsa.
5) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif. 8) Meletakkan
obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9) Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai
berlebihan atau dicuri ( Nursalam, 2016 ).
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.
2. luarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
2) Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis,
dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
4. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan
obat.
1) Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat (
Nusalam 2016 )
5. Pembagaian obat
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3) Ada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek
samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek
samping pada pasien.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis
akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan )
kepada dokter penanggung jawab pasien ( Nurussalam, 2016)
7. Obat Khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur
pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu / sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek
samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada
keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2016). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:
a. Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan
efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding.
c. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada
waktu pertemuan staf
d. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana diperpustakaan.
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan alamat
pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari
manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar
persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan
menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam
buku besar persediaan, masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi
dalam system kartu persediaan, masing – masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
5) Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin. Periksa
persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar .
DOKTER PERAWAT
PASIEN /
KELUARGA
Surat persetujuan
Pendekatan
sentralisasi obat
perawat
dari perawat
FARMASI /
APOTEK
PASIEN /
KELUARGA
Lembar serah terima
obat
yang menerima
Pengaturan dan
pengelolaan oleh
erawat
Pasien / Keluarga
Keterangan :
:Garis Komando
: Garis Koordinasi
2.5.2 Katim
Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.
2.5 Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang mawar. Ruangan
yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruangan nurse station.
2.6Instrument
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
1. Rencana pelaksanaan
1. Pengorganisasian
Dokter : Dinda
Pelaksanaan 1. Karu mendatangi bed pasien yang 30 menit Bed pasien Karu
akan di adakan sentralisasi obat
3. Instrumen
1) Alat tulis
2) Rekam medik
3) Format sentra
2. Kriteria evaluasi
1) Struktur (input) :
2) Proses
3) Hasil
Sentralisasi Obat
Petugas Laboratorium :
Apotik :
Dokter : Dinda
Pasien : Rohim
Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan tugasnya.
Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat
memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk
Di Ruang Dahlia
Perawat 1 : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ?
Perawat 2 : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus
Perawat 3 : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus.
Perawat 1 : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70
Perawat 1 : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Ny. Putri, kalo
Perawat 1 : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )
Perawat 2 : ada dok mari saya antar ( berjalan menghampiri dokter )
Di kamar pasien
Dokter : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti ibu akan
Di Ners Station.
Dokter : sus ini saya beri resep untuk Ny. Putri, nanti jika hasil Labnya keluar
Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Putri untuk
pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter untuk
Perawat 3 : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak kesini ya ada darah yang mau di cek.
Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek
1. Lab : iya mbak saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke laboratorium )
Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai petugas
1. Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
1. Lab : kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang dahlia )
Perawat2 :hallo selamat siang dok, ini dari perawat Rika dari ruang dahlia ingin
Perawat 2 : iya dok hasilnya albumin Ny. Putri kurang hanya 8 mg.
Perawat 2 : baik dok jadi Ny. Putri diberikan tambahan albumin ya dok ?
Ny. Putri kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga
Di Ners Station
Ibu pasien : selamat siang sus , saya ibu Ny. Putri tadi di panggil ya ?
Perawat 3 : iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Putri yang baru Bu.
Ibu pasien : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
Perawat 3 : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu.
Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.
Ibu pasien : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini.
Petugas apotik : maaf Buu obat yang diresep ini harganya mahal.
Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien.
Petugas apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati
Ibu pasien : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati
Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat. Sesampai
diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin menyimpanya
sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal, tetapi niat ibu
Perawat 4 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di
sentralisasi obat ?
Ibu pasien :ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya tertukar
Perawat 4 : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini
sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu, kesalahan
obat.
Ibu pasien : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan dan
obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya mahal.
Perawat 4 : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan ini.
Ibu pasien : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?
Perawat 4 : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat.
Ibu pasien : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal.
Perawat 4 : bauk Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini
Ibu pasien : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor.
Perawat 4 : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya
Perawat 4 :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa
dituntut bu,
Ibu pasien : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster
Perawat 4 : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani
Perawat 4 : permisi mbak saya akan memberikan obat ini ke mbak
Ibu pasien : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai
Perawat 4 : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan
obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di ruang
Nama :
Umur :
No.Identitas :
Adalah isteri / suami / anak / orang tua *)dari pasien :
Nama :
Umur/kelamin :
Alamat :
Ruang :
No RM :
Menyatakan setuju/tidak setuju *)Untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
di atur atau dikoordinator dosis yang diberikan dokter. Sentralisasi obat ini dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
4. Setiap hari perawat akan memberikan obat sesuai dengan advice dokter
5. Bila pasien pulang obat masih ada/belum habis akan diserahkan kembali pada
keluarga Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana
mestinya.
( ) ( )
Mojokerto, Oktober 2021
DAFTAR PUSTAKA