Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU

Nama Anggota
1. Nanda Wira Saputri 1714201017
2. Anjarwati aji pangestu 1714201005
3. Putri Dwi lestari 1714201021
4. Adinda muftikhatur rochmah 1924201040
5. Siti Ayu Ratnasari 1714201027
6. M. rohim pratama 1714201016
7. Amalia nur fadhilah 1714201003
8. Chotamullailiyah Namiro 171420101001
9. Agusnia Dwi P 17142010
10. Zainul Hasan 17142010132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJKERTO
2021
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan pasien,

keluarga dan perawat yang sangat mempengaruhi mutu pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai

dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang.

Sehingga jika penerimaan pasien baru belum dilakukan sesuai standard maka besar kemungkinan akan menurun mutu

suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap suatu sumah sakit.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran fungsi perawat dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah

dengan melakukan penerimaan pasien sesuai standard. Faktor pengelolaan yang optimal diharapkan dapat menjamin

kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Berdasarkan kondisi tersebut untuk mengoptimalkan peran dan fungsi

perawat maka dilaksanakan proses penerimaan pasien baru berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penerimaan pasien baru, mahasiswa mampu melaksanakan penerimaan pasien baru dengan
memperkenalkan pasien dengan perawat, lingkungan dan tata tertib di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum dan salam

b. Memperkenalkan diri dan perawat yang jaga beserta peran masing-masing perawat

c. Memperkenalkan dokter yang bertanggung jawab

d. Menjelaskan tentang tata tertib rumah sakit

e. Memperkenalkan ruangan atau lingkungan pasien seperti : nurse station, kamar mandi.

C. Manfaat

a. Bagi perawat

1. Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Mempermudah perawat untuk mengkaji pasien.

3. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien atau keluarga.

b. Bagi pasien

1. Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi ruangan, perawatan, obat, tata tertib ruagan dan pelayanan.

2. Tercapainya kepuasan yang optimal terhadap pelayanan keperawatan.

3. Menurunkan tingkat kecemasan pasien maupun keluarga pasien.

4. Mempercepat adaptasi pasien tentang tata tertib dan lingkungan yang ada di rumah sakit.

c. Bagi institusi

1. Terciptanya model asuhan keperawatan professional, khususnya dalam hal penerimaan pasien baru.

2. Terlaksananya standar penerimaan pasien baru untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib
ruangan.
B. Tujuan Penerimaan Pasien Baru
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum dan salam
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat, keluarga dan pasien.
3. Mengetahui kondisi pasien secara umum
4. Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
5. Mengurangi kecemasan keluarga dan pasien
6. Membina hubungan saling percaya
C. Tahapan Penerimaan Pasien Baru

1. Tahap pra-penerimaan pasien baru

a. KARU memberitahu PP bahwa akan ada pasien baru dan menyuruh PP untuk mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan dengan penerimaan pasien baru
b. PP memberitahu dan meminta bantuan PA untuk mempersiapkan tempat tidur pasien baru
c. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS,
lembar serah terima pasien dari ruangan lain, lembar pengkajian, lembar informed consent, nursing kit, dan
lembar tata-tertib pasien
d. KARU menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk penerimaan pasien baru.

2. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru


a. KARU, PP dan PA menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam
b. PP menunjukkan pada pasien tempat tidur yang akan ditempati.
c. PP meminta PA untuk mengantarkan pasien ke ruangannya dan melakukan TTV
d. PP melakukan serah terima pasien baru dengan petugas yang mengantar pasien
e. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khusus, kemudian
mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dan ruangan lain
3. Post penerimaan pasien baru
a. KARU melakukan evaluasi tentang orientasi yang telah dilakukan
b. KARU memberikan reward pada PP dan PA
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien

2. Dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer atau perawat pelaksana yang telah diberi wewenang atau
delegasi.

3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.

4. Saat berkomunukasi dengan pasien dan keluarga tetaplah tersenyum dan gunakan komunikasi terapeutik
E. Alur perawatan pasien

Rumah, puskesmas, klinik

Instalasi Gawat Darurat Ruangan Lain (OK, ICU/ICCU)

Administrasi

Ruang Kahuripan RSUD Gambiran Kota Kediri

KRS

Pindah ruang Rujuk Meninggal Pulang Paksa


Pulang Sembuh

BAB III

PERENCANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

Hari/tanggal : Senin, 04 Oktober 2021

Pukul : 09.00 WIB - Selesai

Pelaksana :Kepala Ruangan, perawat primer dan perawat associate, perawat UGD

Topik :Aplikasi peran dan pelaksanaan penerimaan pasien baru

Tempat : Ruang Kahuripan RS Sehat

Sasaran : Pasien baru yang masuk di ruang Mawar

B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan (KARU) : Zain

Perawat Primer (PP) : Chotamul

Perawat Associate (PA) 1 : Anjar

Perawat Associate (PA) 2 : Amalia

Perawat UGD (PUGD) 1 : Nia

Perawat UGD (PUGD) 2 : Ratna

Dokter : Dinda

Moderator : Nanda

C. Metode

Role Play

D. Media
1. Lembar transfer internal dari ruang lain
2. Lembar pengkajian pasien
3. Lembar penerimaan pasien baru
4. Lembar sentralisasi obat
5. Nursing Kit
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
E. Kerangka Kerja Penerimaan Pasien Baru

Pra Penerimaan pasien Baru

Karu mendapat intercom bahwa akan ada pasien baru


yang akan masuk ruang Kahuripan

PP menyiapkan :
1. Lembar transfer internal
2. Lembar pengkajian pasien
3. Lembar penerimaan pasien baru
4. Lembar sentralisasi obat
5. Nursing Kit
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien

Pelaksanaan
Karu, PP dan PA menyambut pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

Post Penerimaan Pasien Baru


Terminasi

evaluasi

F. Mekanisme Penerimaan Pasien Baru

Tahap Kegiatan Tempat Waktu

Pra Penerimaan Pasien Baru Nurse 10 menit


Station
a. KARU memberitahu PP bahwa akan
ada pasien baru dan menyuruh PP
untuk mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan penerimaan pasien baru
b. PP memberitahu dan meminta
bantuan PA untuk mempersiapkan
tempat tidur pasien baru
c. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar pasien masuk RS,
lembar serah terima pasien dari ruangan
lain, lembar pengkajian, lembar
informed consent, nursing kit, dan lembar
tata-tertib pasien
d. KARU menanyakan kembali pada PP
tentang kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru.
Pelaksanaan Kamar 15 menit
pasien
a. KARU, PP dan PA menyambut
pasien dan keluarga dengan memberi
salam
b. PP menunjukkan pada pasien tempat tidur
yang akan ditempati.
c. PP meminta PA untuk mengantarkan
pasien ke ruangannya dan melakukan
TTV
d. PP melakukan serah terima pasien baru
dengan petugas yang mengantar pasien
e. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan
penunjang yang dibawa dan catatan
khusus, kemudian mendokumentasikan
pada lembar serah terima pasien dari
ruangan lain
f. KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien,
KARU memperkenalkan diri dan
memperkenalkan PP serta PA kepada
pasien dan keluarga
g. PP mengajak salah satu keluarga pasien ke
ners station, PP mengisi lembar pasien
baru, sentralisasi obat, tata tertib serta
menjelaskan mengenai beberapa hal
yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru, sentralisasi obat
dan tata tertib pasien dan keluarga.
h. PP dan PA kembali ke ruang perawatan
pasien untuk memberitahu fasilitas yang
ada dan melakukan pengkajian
Post penerimaan pasien baru Nurse 5 menit
a. KARU melakukan evaluasi tentang Station
orientasi yang telah dilakukan
b. KARU memberikan reward pada PP dan
PA
Evaluasi proses Nurse 10 menit
Station
a. Pasien baru disambut oleh KARU, PP
dan PA

b. PP menerima obat, alat, data


pemeriksaan penunjang yang dibawa dan
catatan khusus,

c. PP melakukan anamnesa dibantu oleh PA

d. Pasien baru diberi penjelasan


tentang orientasi ruangan, perawatan,
medis, serta tata tertib ruangan.

e. Perawat melakukan komunikasi terapeutik


dengan klien dan keluarga

Evaluasi hasil Nurse 5 menit


Station
a. Hasil penerimaan pasien baru
didokumentasikan dengan benar.

b. Pasien mengetahui tentang fasilitas


ruangan, perawatan, medis serta tata
tertib ruangan.
NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI
Pemeran
Moderator : Nanda
Kepala Ruangan (KARU) : Zain

Perawat Primer (PP) : Chotamul

Perawat Associate (PA) 1 : Anjar

Perawat Associate (PA) 2 : Amalia

Perawat UGD (PUGD) 1 : Nia

Perawat UGD (PUGD) 2 : Ratna

Dokter : Dinda

Pasien : Rohim

Ibu Pasien : Putri

Pra penerimaan pasien baru

Disebuah RS Sehat, tepatnya di ruang rawat inap Mawar di Ruang perawat shift pagi 09.00 saat itu. Kepala ruangan menerima
telepon dari UGD mengabarkan bahwa akan ada pasien baru dengan diagnose medis DHF yang akan dipindah ke ruang tulip.

Karu (Zain) : Selamat pagi ruang Mawar dengan perawat (Zain)

PUGD1(Nia) : Selamat pagi, saya dengan Perawat Amalia mohon ijin pak, nanti pukul 09.00 akan ada pasien yang akan masuk
ruangan mawar dari IGd . Apakah ada kamar kelas 2 ada yang kosong ?

Karu (Zain) : Sebentar mbak, saya tanyakan pada perawat yang bertugas. Setelah ini saya telepon kembali.

Beberapa saat kemudian, Karu kembali menelpon kepada IGD mengatakan bahawa terdapat kamar yang kosong pada kelas 2.

Karu : Selamat pagi, ini dari ruang mawar mau mengkonfirmasi bahwa ada kamar kosong di kelas 2.

PUGD 1 (nia): Baik pak, Pasien bernama Tn. x usia 20 tahun dengan diagnose medis DHF.

Karu : Siap mbak, terimakasih. Akan kami siapkan.

Karu pun memberitahu kepada perawat PP jika akan ada pasien baru yang akan masuk ke ruangan Mawar kelas 2.

Karu : Mbak Leli barusan saya dapat telepon dari UGD bahwa nanti pukul 11.00 akan ada pasien baru dari UGD mau di
antar kesini tolong di persiapkan perlengkapan untuk penerimaan pasien baru ya sama anamnesanya di siapkan
juga ya.

PP (Leli) : iya bu

Karu pun pergi meninggalkan Ruang perawat dan menuju ruangannya. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru diantaranya penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar serah terima
pasien dari ruangan lain, lembar pengkajian, lembar informed consent, nursing kit, dan lembar tata-tertib pasien.

PP (Leli) : suster Anjar, begini nanti pukul 11.00 akan ada pasien baru, jadi tolong disiapkan tempat tidurnya ya di kelas 2

PA1(Anjar):Baik bu.

Kepala Ruangan menanyakan kembali kepada PP tentang kelengkapan penerimaan pasien baru.

Karu : Gimana dengan kelengkapannya?


PP : Ini sudah lengkap kelengkapannya pak, sudah saya teliti tadi

Karu : (sambil membuka buka dan mengecek berkas2 kelengkapan)

PP : ini juga pak nursing kids nya sudah siap jika dibutuhkan (sambil menunjuk nursing kids)

Karu : Oke bagus, kalau begitu kita tunggu mungkin sebentar lagi pasiennya akan datang (sambil melihat jam tangan). Terima
kasih bantuannya.

PP dan PA 1 : iya pak

Pelaksanaan penerimaan pasien baru

Pasien Tn.x datang ke ruang kelas 2 ke bednya dengan memakai kursi roda diantar oleh perawat UGD 2 beserta ibu pasien.
Kepala ruangan, Ka.tim dan perawat Associate menyambut kedatangan pasien dan keluarga beserta perawat UGD.

PUGD 2 : Selamat pagi pak, saya Ratna dari UGD mau mengantarkan pasien saya dari UGD.

Karu : atas nama Tn.x ya?

PUGD2 : iya bu.

Karu : perkenalkan bu mbak saya kepala ruangan disini, nama saya Zain. Dan ini perawat Leli dan ini perawat Anjar ,dan,
Amalia (sambil menunjuk mereka satu persatu)

Pasien dan keluarga : iya pak

PP meminta tolong kepada PA2 untuk membantu pasien untuk dipindahkan ke tempat tidurnya.

PP : Suster Amalia tolong bantu Tn.x pindah ke bednya ya

PA 2 (Amali) : baik pak. ( sambil membantu Tn.x pindah dari kursi roda ke bednya dengandi bantu keluarga)

Sementara PA membantu pasien, PP dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien. Ka.tim menerima obat, alat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khsus kemudian mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari
ruangan lain.

PUGD2 (ratna): ini bu tadi dari ruang UGD (sambil menyerahkan kelengkapan yang

disebutkan tadi)

PP : baiklah akan saya dokumentasikan di lembar serah terima

Perawat UGD 2 dan PP pun meninggalkan ruangan pasien. Di ruang perawat datang ibu pasien dengan membawa obat2 Tn.x
dan bertemu PP beserta ibu pasien menandatangani lembar penerimaan pasien baru dan persetujuan sentralisasi obat

Ibu pasien : permisi pak (masuk dan duduk)

PP : masuk, silahkan duduk .jadi begini bu, Tn.x kan sudah dipindahkan ke ruangan, jadi mengenai obat-obat Tn.x akan
dikelola oleh perawat ya bu . jadi nanti kalau sudah waktunya Tn.x minum obat atau di suntik , saya yang akan
memberikannya. Bagaimana bu apakah ibu setuju? Kalau setuju ibu silahkan tanda tangan disini ya (perawat
memberikan inform consentsentralisasi obat) dan juga tanda tangan di lembar penerimaan pasien baru ya bu?

Ibu pasien : baik bu . oh iya, ini bu obatnya (menyerahkan obat-obatan Tn.x)

Ka.tim : iya saya terima

Ibu pasien meninggalkan nurse station dan kembali ke ruangan Tn.x. Siangnya PP dan PA 2 menuju bed pasien untuk melakukan
anamnesa dan pengkajian Tn.x. Tapi sebelumnya PP mengorientasikan pada Tn.x mengenai fasilitas ruangan, perawat yang
bertanggungjawab dan sentralisasi obat, dokter yang bertanggung jawab serta
jadwal visitnya dan tata tertib ruangan ( perawat primer dan perawat associate

memasuki ruangan Tn.rohim)

PA 2 : selamat siang mas rohim

Pasien : siang suster

PP : Saya dan rekan saya akan melakukan pengkajian kepada mas tapi sebelumnya saya akan mengorientasikan kepada mas
dan keluarga mengenai fasilitas ruangan,perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat, dokter yang
bertanggungjawab serta jadwal visitnya dan tata tertib ruangan. Tujuannya untuk menjaga kenyamanan mas dan keluarga.
Waktunya sekitar 20-25 menit dan dilakukan ditempat ini. Apakah mas bersedia ?

Pasien : iya suster

PP : pertama mengenai fasilitasi ruangan inidisebelah kanan atau kiri ada lemari kecil, bisa di pakai untuk menyimpan
pakaian ganti keluarga, dibagian sana ada kamar mandi jadi bisa mandi dan buang air disana, tempat tidur ini bagian
bawahnya ada pemutarnya yang sebelah kanan untuk menaikkan bagian kaki dan sebelah kiri untuk menaikkan kepala,
diatas tempat tidur ada bell, jika membutuhkan sesuatu dapat menekan bell kami akan datang. Empat perawat yang akan
merawat mas selama di rawat sini dan menyuntikkan obat itu ya mas , dan dokter yang bertanggungjawab atas mas itu
dokter Dinda, jadwal visitnya 5x dalam seminggu setiap pagi dokter akan datang memeriksa mas dan melihat
perkembangan mas. Ketiga tata tertib ruangan ini tidak diperkenankan merokok dan mohon bantuan untuk menjaga
kebersihan ruangan ini dan jam kunjung disini dibatasi . jam kunjung pagi dari 09.00-11.00, jam kunjung sore dari
14.00-17.00 . jam kunjung malam dari 06.00-19.30. pengunjung yang boleh masuk maksimal 2 orang, jadi apabila ada
kerabat yang menjenguk lebih dari 2 orang, di depan disediakan tempat duduk untuk menunggu menjenguk secara
bergantian. Sebelum dilanjutkan ada yang ingin ditanyakan mas ?

Pasien : tidak ada sus

PA 2 : baiklah, lanjut ke pengkajian ya mas saya yang akan melakukannya . saya mau Tanya terlebih dahulu mas ada keluhan ?

Pasien : saya masih merasa pusing dan mual

PA2 :(mencatat keluhan pasien).apakah mas dulu punya riwayat demam berdarah ? Atau mungkin keluarganya ?

Pasien : tidak ada sus

PA 2 : mas ada alergi obat tidak atau makanan ?

Pasien : tidak ada sus

PA2 : baiklah mas sudah selesai . ada yang ingin ditanyakan lagi mas ?

Pasien : tidak ada sus.

PA : kalau begitu kami permisi dulu ya mas.

PP dan PA pun meninggalkan ruangan pasien.

Post penerimaan pasien baru

Karu datang dan memberikan reward pada PP dan PP di Ruang perawat yang sedang melaksanakan intervensi keperawatan
untuk Tn.x

Karu : bagaimana tadi persiapan penerimaan dan orientasinya ?

ka.tim : tadi sudah di lakukan, sudah beres pak.

Karu : terimakasih ya atas bantuannya, untuk kedepannya bias lebih baik lagi ya
Format Persetujuan Tindakan Medik

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________________________________________

Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan*

Alamat : ______________________________________________________

Bukti diri/KTP : ______________________________________________________

Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan tindakan medik berupa: __________________________________________

Terhadap diri saya sendiri*/Anak*/Isteri*/Suami*/Ayah*/Ibu* saya dengan

Nama : ______________________________________________________

Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan*

Alamat : ______________________________________________________

Dirawat di : ______________________________________________________

Nomor Rekam Medik : ______________________________________________________

Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta risiko yang dapat
ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya
mengerti sepenuhnya.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Mojokerto, Tgl Bulan Tahun

Dokter Perawat Yang Membuat Pernyataan

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan


Forma Penolakan tindakan medik
Format Penolakan Tindakan Medik

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________________________________________

Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan*

Alamat : ______________________________________________________

Bukti diri/KTP : ______________________________________________________

Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PENOLAKAN

Untuk dilakukan tindakan medik berupa: __________________________________________

Terhadap diri saya sendiri*/Anak*/Isteri*/Suami*/Ayah*/Ibu* saya dengan

Nama : ______________________________________________________

Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan*

Alamat : ______________________________________________________

Bukti diri/KTP : ______________________________________________________

Nomor Rekam Medik : ______________________________________________________

Saya telah menyatakan dengan sesungguhnya tanpa paksaan bahwa saya :

a. Telah diberikan informasi dan penjelasan serta peringatan akan bahaya resiko

serta kemungkinan yang timbul apabila tidak dilakukan tindakan medis berupa

b. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan

c. Atas tanggungjawab dan resiko saya sendiri tetap menolak untuk dilakukan tindakan
medis yang dianjurkan

Mojokerto, Tgl Bulan Tahun

Dokter Perawat Yang Membuat Pernyataan

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan


PROPOSAL SENTRALISASI OBAT

Nama Anggota
1. Nanda Wira Saputri 1714201017
2. Anjarwati aji pangestu 1714201005
3. Putri Dwi lestari 1714201021
4. Adinda muftikhatur rochmah 1924201040
5. Siti Ayu Ratnasari 1714201027
6. M. rohim pratama 1714201016
7. Amalia nur fadhilah 1714201003
8. Chotamullailiyah Namiro 171420101001
9. Agusnia Dwi P 17142010
10. Zainul Hasan 17142010132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJKERTO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang 

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2016).

Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi
merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat
waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan
menurut jadwal pemberian. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah
mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut
diatas, mahasiswa profesi Ners 2021 berencana akan mensosialisasikan dan melaksanakan sentralisasi obat
yang mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya
efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat
benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara materimaupun non
material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal
tersebut,kami akan melaksanakan sentralisasi obat sesuai dengan proposal agar sistematis dan terarah.
1.1   Tujuan

1.   Tujuan Umum

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan


mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
1.   Tujuan Khusus

1)   Mampu meningkatkan pemahaman perawat dan mahasiswa dalam menerapkan

 pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6T dan 1W (tepat

 pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspadalah
efek samping obat).
1)   Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat

 primer dan perawat associate  dalam mengelola sentralisasi obat dengan prinsip 6T dan 1W.
2)   Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat sesuai dengan

 program terapi.

3)   Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.

4)   Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam

 pengelolaan sentralisasi obat.

1.2   Manfaat 

1.   Bagi Klien

1)   Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan

2)   Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat 3)  Mencegah
tertukarnya obat
2.   Bagi perawat

1)   Tercapainya kepuasan kerja yang optimal

2)   Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien

3)   Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.


3.   Bagi institusi

1)   Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat

2) Terciptanya model asuhan keperawatan professional


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian 

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2016 ).
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
 pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
 
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat 

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi.
1)   Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.

1)   Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah dengan mutu yang

terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.

2)   Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.

2)   Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan

3)   Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa
untuk minum.
4)   Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadarluarsa.
5)   Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif. 8)  Meletakkan
obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9)  Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai
berlebihan atau dicuri ( Nursalam, 2016 ).

2.3   Teknik Pengelolaan Obat ( Sentralisasi ) 

Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1.   Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.
2.   luarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat

3. Penerimaan obat.

1)  Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
2)  Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila

 perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis,
dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).

4. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan
obat.
1)  Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat (

 Nusalam 2016 )

5.   Pembagaian obat
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
2)   Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3)   Ada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek
samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek
samping pada pasien.
4)   Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat  –   obatan yang hampir habis
akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan )
kepada dokter penanggung jawab pasien ( Nurussalam, 2016)

5) Penambahan obat baru


1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian obat,
maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka dokumentasi hanya dilakukan
pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (
Nursalam, 2016).

7.   Obat Khusus

1)  Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur
pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu / sewaktu saja.
2)  Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
3)  Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek
samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada
keluarga setelah pemberian,.

Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2016). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara –  cara berikut ini:

a.   Membuat catatan mengenai obat  –   obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan
efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.

 b.  Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding.

c.   Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat

c.   Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada
waktu pertemuan staf
d.   Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana diperpustakaan.

4)  Menyimpan persediaan obat

a.   Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan alamat
pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari
manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.
 b.  System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar
persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan
menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam
buku besar persediaan, masing  –   masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi
dalam system kartu persediaan, masing  –   masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.

5)  Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin. Periksa
persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar .
DOKTER PERAWAT

PASIEN /

KELUARGA

Surat persetujuan
Pendekatan
sentralisasi obat
 perawat
dari perawat
FARMASI /

APOTEK

PASIEN /
KELUARGA
Lembar serah terima

obat

Buku serah terima/


PP / perawat Masuk obat

yang menerima

Pengaturan dan

 pengelolaan oleh

erawat

Pasien / Keluarga

2.4 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat ( Nursalam, 2007 )

Keterangan :

:Garis Komando

: Garis Koordinasi

Bagan 2.1 Alur pelaksanaan sentralisasi obat


2.4   Peran/Tugas 

2.5.1 Kepala Ruangan

1)  Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek. 2) Memotivasi


klien untuk mematuhi program terapi.
3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.

2.5.2 Katim

1)  Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat. 2) Menjelaskan


manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.

2.5.3 Perawat pelaksana

Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

2.5 Pelaksanaan

Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang mawar. Ruangan
yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruangan nurse station.

2.6Instrument 

1.   Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat 2. 


Lemari/kotak sentralisasi obat, tempat obat
3.   Lembar/ buku serah terima obat

3.   Format pemberian obat oral dan injeksi


 

BAB 3 

RENCANA KEGIATAN

1.   Rencana pelaksanaan 

Pelaksanaan sentralisasi obat

Hari/ tanggal : Senin , 4 Oktober 2021


Jam : 09.00
Tempat : Ruangan mawar

Topik : Sentralisasi obat

1.   Pengorganisasian

Observer : Fitri Wahyu A., S.Kep.,Ns.,M.Kes


Kepala Ruangan (KARU: Zain

Perawat Primer (PP) : Chotamul

Perawat Associate (PA) 1: Anjar

Perawat Associate (PA) 2: Amalia

Perawat UGD (PUGD) 1 : Nia

Perawat UGD (PUGD) 2: Ratna

Dokter : Dinda

Tujuan :Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan,diharapkan di Ruang mawar mampu


menerapkan sentralisasi obat secara optimal.
2.   Mekanisme Kegiatan (Sentralisasi Obat) 

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Katim mendatangi Karu & 10 menit Nurse PP
menyatakan mau mengadakan Station
sentralisasi obat oral dan injeksi

2. Karu menanyakan persiapan SO


Karu
3. Katim menyebutkan hal hal yang
sudah disiapkan

4. Karu memeriksa kelengkapan


administrasi sentralisasi obat (meliputi:
informed consent, formulir pemberian
obat oral dan injeksi, lembar serah
terima obat)

Pelaksanaan 1. Karu mendatangi bed pasien yang 30 menit Bed pasien Karu
akan di adakan sentralisasi obat

2.Katim meminta satu/dua orang Katim


keluarga pasien untuk dijelaskan Nurse
tentang sentralisasi obat secara umum station
di nurse station
PP
3. Katim menjelaskan bagaimana
pensentralisasian obat
Perawat
4. PP memberikan informed consent Asosiet
pada keluarga pasien
PP
5.Katim bersama keluarga mencatat
jumlah obat dan menyimpan obat
PP&
6. Katim & perawat pelaksana bersama Perawat
sama melakukan pendokumentasian Asosiet
pemberian obat

Penutup 1. Katim melaporkan kepada Karu 15 menit Nurse Karu


dengan membawa semua kelengkapan station
SO

2. Karu mengecek informed concent


dan lembar serah terima obat

3. Karu mengevaluasi pada Katim


tentang pelaksanaan sentralisasi obat

3.   Instrumen

1)  Alat tulis 

2) Rekam medik  

3) Format sentra 

2.   Kriteria evaluasi

1)  Struktur (input) :

  Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang ners station

  Persiapan dilakukan sebelumnya.

  Perawat yang betugas.

2)  Proses

  Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah


ditentukan dan pasien yang menyetujui informe consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
  Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.

3)  Hasil

  Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat


  Mencegah terjadinya  Medication Error. 

  Perawat mudah mengontrol pemberian obat.

  Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.


Role Play

Sentralisasi Obat

Moderator : Nanda Wira Saputri

Petugas Laboratorium :

Apotik :

Perawat 1 (PP) : Chotamul

Perawat A2 /(PA) 1 : Anjar

Perawat 3/ (PA) 2 : Amalia

Dokter : Dinda

Pasien : Rohim

Ibu Pasien : Putri

Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan tugasnya.

Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat

memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk

melakukan visite di ruang dahlia.

Di Ruang Dahlia

Perawat 1        : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ?

Perawat 2        : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus

Perawat 3        : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus.

Perawat 4        : baik sus.

Semua perawat berjalan untuk melakukan TTV menuju ke Ruang pasien.

Perawat 1        : selamat pagi, apa benar dengan Ny. Putri ?

Pasien              : selamat pagi juga sus, iya benar


Perawat 1        : Saya cek tensi, nadi dan suhunya dulu ya.

Ibu pasien        : bagaimana sus hasilnya ?

Perawat 1        : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70

mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan )

Ibu pasien        : Alhamdulillah sus jika hasilnya baik.

Perawat 1        : kaki Ny. Putri sejak kapan bengkak Bu ?

Ibu pasien        : sejak semalam sus.

Perawat 1                    : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Ny. Putri, kalo

begitu saya permisi dulu.

Ibu pasien        ; iya sus.

Perawat 1        : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )

Dokter datang di ruang Dahlia ( menuju Ners Station)

Dokter             : selamat pagi sus ada pasien saya ?

Perawat 2        : ada dok mari saya antar ( berjalan menghampiri dokter )

Di kamar pasien

Dokter             : selamat pagi Ny. Putri

Pasien              : selamat pagi Dok.

Dokter             : saya periksa dulu ya (sambil memeriksa pasien )

Perawat 2        : kaki Ny. Putri bengkak sejak semalam Dok.

Dokter             : nanti di cek laboratorium ya sus.


Pasien              : bagaimana dok keadaan saya ?

Dokter             : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti ibu akan

diambil darahnya intuk pemeriksan laboratorium.

Pasien              : iya dok.

Dokter             : saya permisi dulu (meninggalkan tempat tidur )

Ibu pasien        : iya dok terimakasih.

Di Ners Station.

Dokter                         : sus ini saya beri resep untuk Ny. Putri, nanti jika hasil Labnya keluar

tolong beri tahu saya. ( sambul menulis resep)

Perawat 2        : iya dok.

Dokter             : kalo begitu saya permisi dulu ya sus

Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Putri untuk

pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter untuk

memberitahukan hasil labolatorium.

Pasien              : Walaikumsalam, iya sus silahkan.

Perawat 2        : saya lakulan sekarang buk, Bismillah..( mengambil darah IV )

Sudah selesai Bu, saya permisi dulu

Ibu pasien        : iya sus.

Perawat menuju ners station dan menelefon laboratorium

1. Lab : Hallo laboratorium terpadu dengan Mudiyah disini (mengangkat telfon )

Perawat 3        : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak kesini ya ada darah yang mau di cek.

P.Lab               : iya mbak saya kesana sekarang. Assalamualaikum (menutup telefon)


Perawat 3        : waalaikumsalam.

Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek

1. Lab : permisi mbak mana sempel darah yang akan di cek ?

Perawat 3        : ini mbak ( menyerahkan sempel darah )

1. Lab : iya mbak saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke laboratorium )

Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai petugas

laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang Dahlia.

1. Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)

Perawat 3        : ooh iya mbak terimakasih (menerima hasil laboratorium)

1. Lab : kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang dahlia )

Di ners station. Hasil laboratorium keluar

Perawat2       :hallo selamat siang dok, ini dari perawat Rika dari ruang dahlia ingin

menyampaikan hasil Lab. Dari Ny. Putri tadi dok.

Dokter             : oh iya sus bagaimana hasilnya ?

Perawat 2        : iya dok hasilnya albumin Ny. Putri kurang hanya 8 mg.

Dokter             : kalo begitu tolong diresepkan tambahan albumin ya sus.

Perawat 2        : baik dok jadi Ny. Putri diberikan tambahan albumin ya dok ?

Dokter             : iya sus

Perawat 2        : iya dok, terimakasih.

Ny. Putri kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga

untuk membeli albumin di apotik.

Di Ners Station

Ibu pasien        : selamat siang sus , saya ibu Ny. Putri tadi di panggil ya ?

Perawat 3        : iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Putri yang baru Bu.

Ibu pasien        : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
Perawat 3        : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu.

Ibu pasien        : iya sus.

Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.

Ibu pasien        : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini.

Petugas apotik : maaf Buu obat yang diresep ini harganya mahal.

Ibu pasien        : iya mbak berapapun harganya akan saya bali

Petugas apotik : baik bu akan saya ambilkan, tunggu sebentar

Ibu pasien        : iyaa mbak.

Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien.

Petugas apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati

Ibu pasien        : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati

Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat. Sesampai

diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin menyimpanya

sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal, tetapi niat ibu

tersebut ketahuan oleh perawat.

Perawat 4          : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di

sentralisasi obat ?

Ibu pasien          :ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya tertukar

dengan pasien lain mbaaakkk….suuuss….

Perawat 4          : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini

sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu, kesalahan

obat.

Ibu pasien       : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan dan

obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya mahal.

Perawat 4          : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan ini.
Ibu pasien        : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?

Perawat 4        : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat.

Ibu pasien        : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal.

Perawat 4        : bauk Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini

harus ada sentralisasi obat.

Ibu pasien        : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor.

Perawat 4        : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya

akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani.

Ibu pasien        : TTD apa ?

Perawat 4        :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa

dituntut bu,

Ibu pasien       : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster

apabila ada kesalahan

Perawat 4        : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani

Ibu pasien        : iya sus dan ini obatnya

Waktu pemberian obat

Perawat 4        : permisi mbak saya akan memberikan obat ini ke mbak

Ibu pasien          : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai

tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal.

Perawat 4        : iya bu, saya akan berhati – hati

Saya akan memasukkan ya mbak

Pasien              : iya mbak

Perawat 4        : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan

obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di ruang

perawat. Selamat istirahat bu


 
Format Pesetujuan Persetujuan
Sentralisasi Obat

Yang bertanda tangan dibawah ini :

 Nama :

Umur :

No.Identitas :
Adalah isteri / suami / anak / orang tua *)dari pasien :

 Nama :

Umur/kelamin :

Alamat :

Ruang :

 No RM :
Menyatakan setuju/tidak setuju *)Untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
di atur atau dikoordinator dosis yang diberikan dokter. Sentralisasi obat ini dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :

1.   Pasien/keluarga pasien mengisi surat persetujuan untuk kerjasama dalam pengelolaan


sentralisasi obat
1.   Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu

2.   Setelah pencatatan resep akan di serahkan kembali pada klien/keluarga kemudian


diserahkan pada petugas farmasi

3. Obat akan di simpan di kantor perawat

4.   Setiap hari perawat akan memberikan obat sesuai dengan advice dokter

5.   Bila pasien pulang obat masih ada/belum habis akan diserahkan kembali pada
keluarga Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana
mestinya.

Perawat Penanggung jawab pasien

( ) ( )
Mojokerto, Oktober 2021
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa :
Dika Sukmana. Jakarta
---. 2003. Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Keperawatan : Disampaikan pada
perkuliahan PSIK FK Unair (tidak dipublikasikan).

Nancy&Patricia (2005). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan proses


keperawatan. Jakarta : EGC
Nursalam, (2007), Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2001).Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai