Paper M Agroindustri M Fadil Syahputra 2011132025

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

PAPER MANAJEMEN AGROINDUSTRI

“PENGELOLAAN USAHA AGROINDUSTRI”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FADIL SYAHPUTRA (2011132025)

MANAJEMEN AGROINDUSTRI B/ TIP

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengelolaan Usaha Agroindustri" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Agroindustri. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Agroindustri. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tembilahan, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. iii
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................... iii
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................... iii
C. TUJUAN ............................................................................................................................ iv
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1
A. PENGERTIAN AGROINDUSTRI .................................................................................. 1
B. TEKNIS PENGELOLAAN USAHA AGROINDUSTRI ............................................... 2
C. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI ..................................... 3
D. PRINSIP-PRINSIP DALAM USAHA AGROINDUSTRI............................................. 6
E. ASPEK-ASPEK PENTING PENGELOLAAN USAHA AGROINDUSTRI ............... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 13
B. SARAN .............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat
berlimpah dan memerlukan pengelolaan yang cermat serta profesional. Sumber daya
alam Indonesia belum banyak memberikan kontribusi bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia. Bahan baku pertanian baik yang berupa hasil pertanian sendiri, hasil perikanan
dan perkebunan merupakan modal besar untuk mengembangkan negara ini menjadi
negara yang memiliki kekuatan untuk berkompetisi di perdagangan global. Berdasarkan
data yang ada, ternyata produk pertanian memberikan kontribusi bagi perkembangan
perekonomian negara, sehingga sangatlah tepat jika dilakukan pengembangan
agroindustri modern dan profesional di Indonesia saat ini.

Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari
usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian tanaman pangan, maupun non
pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan industrialisasi di bidang
pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.
Agroindustri merupakan solusi penting untuk menjembatani keinginan konsumen dan
karakteristik produk pertanian yang variatif dan tidak bisa disimpan. Agroindustri
mempunyai rentang pengertian yang sangat lebar. Dari yang sangat paling mudah berupa
pengolahan pasca panen seperti pembuatan ikan asin yang hanya memerlukan teknologi
pengawetan sampai mempunyai nilai jual yang tinggi di mana produk pertanian diekstrak
dan dikombinasikan dengan produk lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan agroindustri?
2. Bagaimana teknis pengolahan dalam agroindustri?
3. Bagaimana cara penerapan dan pengembangan agroindustri yang benar?
4. Prinsip - prinsip apa yang harus ditanamkan dalam membuka suatu usaha
agroindustri?

iii
5. Aspek - aspek apa saja yang perlu diperhatikan yang ada dalam manajemen
pemasaran produk agroindustri?

C. TUJUAN
1. Mengerti apa itu agroindustri secara lebih jauh.
2. Mengerti teknis pengolahan dalam agroindustri.
3. Mengetahui tujuan dan penerapan strategi pengembangan agroindustri.
4. Memahami prinsip-prinsip dasar untuk memulai usaha agroindustri.
5. Mempelajari aspek-aspek penting dalam pengelolaan produk agroindustri.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil pertanian


menjadi barang yang mempunyai nilai tambah dan pada akhirnya dapat di konsumsi oleh
masyarakat atau konsumen. Berbeda dengan industri lain, agroindustri tidak harus
mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari luar negeri melainkan telah tersedia
banyak di dalam negeri kita sendiri yaitu Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara
yang banyak memiliki sumber daya alam yang baik sehingga dapat dikelolah dan dapat
bermanfaat bagi penggunanya. Dengan mengembangkan agroindustri dengan baik maka
secara tidak langsung kita telah membantu meningkatkan perekonomian para petani
sebagai penyedia bahan baku untuk industri. Ingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
agraris dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, untuk itu industri
yang paling potensial dikembangkan adalah industri pertanian karena mencakup hidup
masyarakat Indonesia itu sendiri bukan industri lain yang sebagian besar bahan bakunya
diimpor dari luar negeri.

A. PENGERTIAN AGROINDUSTRI
Agroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Secara eksplisit pengertian agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981)
yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani
(yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan
pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan
distribusi. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi
oleh masyarakat ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri
merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian
primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.
Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara produksi, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian.

1
B. TEKNIS PENGELOLAAN USAHA AGROINDUSTRI
Pemahaman tentang komponen – komponen pengolahan memerlukan pemahaman
pada fungsi - fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri adalah
merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima konsumen, dan tahan lama.
Fungsi pengolahan harus dapat dipahami sebagai kegiatan strategis yang menambah
nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran -
sasaran ini bisa dicapai dengan merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan
yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk. Fungsi teknis pengolahan
seharusnya dipandang dari perspektif strategis tersebut. Dengan demikian manfaat
agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain
sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya
komoditas pertanian yang mudah rusak (perishable) menjadi tahan lebih lama dan dapat
disimpan, serta meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri, sehingga akan
meningkatkan harga dan nilai tambah.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi (1991), bahwa


agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil,
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen, dan
meningkatkan pendapatan. Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin
dari meningkatnya nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu,
diperlukan kebijaksanaan yang dapat mendistribusikan manfaat dari terjadinya
peningkatan nilai tambah tersebut.

Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas yang merubah


bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda sama sekali.
Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah penggilingan (milling), penepungan
(powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting),
pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Pada
umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau pabrik yang
terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk pertanian mentah hingga bentuk
siap konsumsi berupa barang yang telah dikemas.

2
C. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI

Pengembangan agroindustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan


ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 -
1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi
secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor
lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam
jumlah unit usaha yang beroperasi. Dalam penerapan dan pengembangan agroindustri hasil
pertanian masih ada alternatif teknologi yang tersedia untuk pengolahan hasil – hasil
pertanian, bervariasi mulai dari teknologi tradisional yang digunakan oleh industri kecil
(cottage industry) sampai kepada teknologi canggih yang biasanya digunakan oleh industri
besar. Dengan demikian alternatif teknologi tersebut bervariasi dari teknologi yang padat
karya sampai ke teknologi yang padat modal.

Teknologi maju dan mesin – mesin berkapasitas besar dapat mengurangi biaya
pengubah (variable cost) seperti biaya tenaga kerja per unit output serta dapat memperkuat
kedudukan perusahaan di pasar produk bersangkutan, karena kualitas outputnya yang
tinggi, standar kualitasnya yang konsisten, dan volume produksinya yang besar sehingga
dapat menarik pembeli dengan jumlah pembelian besar. Tetapi tingkat produksi dan
teknologi yang tinggi menuntut pengembangan prasarana, pengelolaan, dan tenaga kerja
terampil. Disamping itu, karena biaya tetap (fixed cost) yang tinggi maka perusahaan seperti
itu harus memiliki kepastian penyediaan bahan baku serta kepastian pasar untuk produk
yang dihasilkan dan beroperasi mendekati kapasitas efektifnya agar perusahaan yang
mejalankan agroindustri tersebut dapat berjalan sehat (viable).

Perlu diingat bahwa pilihan teknologi pada kebanyakan operasi pengolahan dapat di
kelompokan ke dalam dua kategori. Pertama, pilihan diantara berbagai jenis peralatan dan
mesin – mesin untuk menyelesaikan proses yang sama. Kedua, pilihan diantara proses –
proses yang menghasilkan produk akhir yang sama. Proses agroindustri tidak hanya terdiri
dari operasi tunggal tetapi terdiri dari beberapa tahap dengan sistem – sistem penunjang.
Masing – masing sistem mempunyai kendala dan alternatif teknis. Jenis teknologi yang

3
digunakan untuk masing - masing sistem harus ditetapkan secara terpisah, tetapi kemudian
dirangkaikan dalam konteks perusahaan secara keseluruhan

Pada tahap - tahap produksi, setiap perusahaan agroindustri terdiri dari komponen –
komponen fisik sebagai berikut :

1. Penerimaan dan penyimpanan bahan mentah.


2. Pengkondisian bahan mentah
3. Pengolahan utama (pemisahan, pemusatan pencampuran, dan stabilitas)
4. Pengemasan
5. Penyimpanan produk - produk yang dihasilkan
6. Pengiriman produk - produk yang dihasilkan.

Disamping komponen - komponen fisik tersebut diatas, perusahaan agroindustri


memerlukan sistem – sistem penunjang seperti sumber energi, air, bahan-bahan, perlakuan
dan pembuangan limbah, pemeliharaan dan perbaikkan. Kebanyakan agroindustri juga
mempunyai sistem penerimaan, penyimpanan, dan penyiapan bahan – bahan yang
diperlukan dalam pengolahan secara terpisah, dan paling sedikit mempunyai sistem
produk sampingan yang dilengkapi dengan tahap – tahap pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, dan distribusi. Sistem administrasi dan pengolahan serta perumahan staf
juga diperlukan untuk menjamin operasi pabrik secara efisien.

Untuk menemukan teknologi atau paket barang modal yang tepat untuk suatu
perusahaan agroindustri, perusahaan tersebut harus memahami pasar yang dilayani dan
memahami ketersediaan bahan baku. Setelah menetapkan produk yang diinginkan serta
semua semua parameter dalam sistem penyediaan bahan baku, faktor - faktor yang berkaitan
dengan teknologi pengolahan atau faktor - faktor yang berkaitan dengan persyaratan produk
dan proses perlu diidentifikasi. Dalam menyelidiki pilihan teknologi, beberapa pertanyaan
berikut ini perlu mendapat jawaban :

1. Sampai tingkat mana penggunaan kapasitas yang mungkin dan bagaimana


pengaruhnya terhadap biaya produksi?

4
2. Secara relatif, bagaimana pentingnya tenaga kerja, modal, dan faktor - faktor
produksi lainnya dalam biaya setiap alternatif teknologi di lokasi yang
direncanakan?
3. Bagaimana setiap alternatif teknologi mempengaruhi produksi dan fleksibilitas
pemasaran?
4. Infrastruktur apa dan pelayanan pendukung apa yang diperlukan oleh masing-
masing alternatif teknologi?
5. Apa implikasi pengelolaan dari masing-masing teknologi dan faktor – faktor sosial
ekonomi apa yang mempengaruhi penyediaan bahan baku, pekerja dan pelanggan?

Pemilihan teknologi adalah satu keputusan yang sangat penting dalam pelaksanaan
agroindustri, dengan pemilihan teknologi yang tepat guna dalam usaha agroindustri akan
berdampak baik bagi pengembangan sektor agroindustri dan dapat memperkuat industri di
Indonesia serta memunculkan kemungkinan yang cukup besar guna bersaing dengan usaha
agroindustri lain di tingkat internasional. Austin (1981) menunjukkan bahwa kriteria utama
yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi guna mendukung pengembangan
agroindustri diantaranya adalah :

1. Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang dipilih harus


sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar terutama yang menyangkut kualitas.
Karena preferensi konsumen sangat beragam, maka teknologi yang dipilih pun harus
mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Kebutuhan pengolahan (process requirements). Sudah barang tentu bahwa setiap
jenis alat pengolahan memiliki kemampuan tertentu untuk mengolah suatu bahan
baku menjadi berbagai bentuk produk. Semakin tinggi kemampuan suatu alat
untuk menghasilkan berbagai jenis produk, maka akan semakin kompleks jenis
teknologinya dan akan semakin mahal investasinya. Oleh karena itu, pemilihan
teknologi harus memadukan pertimbangan antara kompleksitas teknologi dan
biaya yang dibutuhkan.
3. Penggunaan kapasitas (capacity utilization). Pemilihan teknologi harus
disesuaikan dengan kapasitas yang akan digunakan, sedangkan kapasitas yang akan

5
digunakan sangat tergantung dari ketersediaan dan kontinuitas bahan baku (raw
material).
4. Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Biasanya suatu
pengelolaan akan berjalan baik pada tahap awal karena besarnya kegiatan masih
berada dalam cakupan pengelolaan yang optimal (optimum management size).
Setelah besar, masalah biasanya mulai muncul dan hal itu menandakan bahwa skala
usaha sudah melebihi kapasitas pengelolaan.

D. PRINSIP-PRINSIP DALAM USAHA AGROINDUSTRI


Dalam penerapan dan pengembangan sektor agroindustri guna mendukung
tumbuhnya industri yang kuat, seorang pengusaha agroindustri harus memiliki prinsip –
prinsip dasar dalam suatu usaha agroindustri sebagai strategi untuk pemasaran. Ada dua
belas prinsip dasar yang perlu ditekankan dalam diri seorang pengusaha agroindustri, yaitu:
 Prinsip Pertama : Hormati Pelanggan
Bila pelanggan anda tidak membeli produk atau jasa anda, tidak ada lagi yang
penting.
 Prinsip Kedua : Mengatur Inteligensi
Kenali pasar anda dan kenali diri anda sendiri.
 Prinsip Ketiga : Mempertahankan Tujuan
Kehendak yang jelas dan tujuan yang teguh.
 Prinsip Keempat : Posisi yang Aman
Kuasai posisi yang tidak dengan mudah dapat direbut oleh pesaing anda.
 Prinsip Kelima : Tindakan Menyerang
Tetap menyerang untuk mengamankan kebebasan tindakan.
 Prinsip Keenam : Kejutan
Kejutan adalah cara yang terbaik untuk memperoleh dominasi psikologis dan
mementahkan inisiatif lawan anda.
 Prinsip Ketujuh : Manuver
Rute paling mudah sering meruapakan jalan paling berat untuk dipertahankan,
jalan memutar yang paling panjang mungkin jalan paling pendek untuk pulang.

6
 Prinsip Kedelapan : Konsentrasi Sumber daya
Memiliki kekuatan massal superior yang memadai di tempat dan waktu yang paling
menentukan.
 Prinsip Kesembilan : Ekonomi Kekuatan
Nilai secara akurat di mana anda menyebarkan sumber daya anda.
 Prinsip Kesepuluh : Struktur Komando
Proses manajemen yang baik melepaskan ikatan kekuatan sumber daya manusia.
 Prinsip Kesebelas : Kepemimpinan Pribadi
Diperlukan kepercayaan pemimpin pada bawahannya dan kepercayaan mereka
pada kemampuan pemimpin untuk menang.
 Prinsip Kedua belas : Kesederhanaan
Bahkan rencana yang paling sederhana pun sulit dilaksanakan.

E. ASPEK-ASPEK PENTING PENGELOLAAN USAHA AGROINDUSTRI

Dalam pengembangan agroindustri juga perlu memperhatikan aspek – aspek yang


ada dalam manajemen pemasaran agroindustri. Aspek – aspek tersebutlah yang dapat
membantu kita semua dalam membuka suatu usaha agroindustri kemudian proses
penjualannya. Apabila suatu perusahaan memperhatikan aspek – aspek dalam manajemen
pemasaran dengan baik dan benar, maka perusahaan tersebut dapat berkembang dengan
baik, memiliki kekuatan yang cukup besar dalam pasar, dan akan menghasilkan produk
yang berkualitas. Berikut adalah aspek – aspek dalam manajemen pemasaran:

1. Aspek Perencanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Pada berbagai buku literatur pemasaran, definisi tentang perencanaan juga berbeda –
beda walaupun prinsipnya sama. Shuchman (1978), lebih menekankan pengertian tujuan
daripada definisi perencanaan pemasaran itu sendiri. Menurut Shuchman, tujuan
perencanaan pemasaran adalah:
“…..is integrate and coordinate marketing resources and efforts to accommodate the needs
of the market place subject to the constraints of the firm’s external environment”.
Sedangkan Sofyan Assauri (1987), memberikan pengertian bahwa:

7
“…..perencanaan pemasaran adalah perumusan usaha yang akan dilakukan dalam bidang
pemasaran dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam suatu perusahaan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu di bidang pemasaran pada suatu waktu tertentu di
masa yang akan datang”.
Dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan ini
penting karena merupakan alat yang mampu dipakai untuk:
a. Mendorong tercapainya target tertentu yang telah digariskan oleh perusahaan
agroindustri.
b. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran hasil agroindustri.

Karena itu, maka di dalam kegiatan pemasaran, aplikasi perencanaan pemasaran ini
dibedakan menjadi tiga tahapan berdasarkan dimensi waktu, yaitu:
a. Perencanaan pemasaran jangka pendek atau yang biasa disebut emergency plan.
Perencanaan ini biasanya dimaksudkan untuk mengatasi krisis perusahaan
agroindustri khususnya dalam jangka pendek.
b. Perencanaan pemasaran jangka menengah atau yang biasa disebut short-middle-
range-plan. Biasanya dibuat dalam waktu 2 s/d 3 tahun disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
c. Perencanaan pemasaran jangka panjang atau yang biasa disebut long-range-plan.
Perencanaan seperti ini dibuat dalam jangka waktu 5 tahun disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.

Apakah perencanaan pemasaran tersebut dibuat untuk keperluan jangka pendek,


menengah atau jangka panjang, diperlukan tahapan – tahapan tertentu dalam merancang
perencanaannya. Bell (1972), memberikan garis – garis besar tahapan dalam melaksanakan
proses perencanaan yaitu:

a. Identifikasi gejala ekonomi yang relevan dengan pengembangan pokok.


b. Identifikasi kesempatan pasar.
c. Identifikasi dan penetapan tujuan pemasaran.
d. Evaluasi dari berbagai alternatif perencanaan pemasaran.
e. Menetapkan perencanaan yang optimal.

8
Berikut adalah macam - macam perencanaan dalam pemasaran :

1.1. Perencanaan Strategis


Perencanaan startegis merupakan salah satu dari macam perencanaan pemasaran.
Dengan perencanaan strategis akan mengarahkan kita sebagai pengusaha agroindustri untuk
mencapai tujuan pemasaran. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun
perencanaan strategis ini, yaitu:
a. Konsumen yang akan dilayani. Di sini aspek kepentingan konsumen berikut tingkah
laku konsumen perlu diperhatikan.
b. Persaingan yang akan dihadapi. Di sini identifikasi pesaing (dari berbagai aspek)
perlu diketahui dengan jelas. Misalnya, macam dan kualitas produk, omset produksi
dan penjualan, lokasi dan distribusi pemasaran produk dan sebagainya.
c. Ciri pasar yang ada, berikut ciri segmen pasar yang bersangkutan.
d. Perubahan lingkungan yang mempengaruhi pasar.

1.2. Perencanaan Pemasaran Strategis


Perencanaan pemasaran strategis biasanya merupakan konsep yang terpadu antara
empat kegiatan, yaitu:
a. Strategi produk
b. Strategi harga
c. Strategi distribusi
d. Strategi promosi

Dengan keterpaduan antara empat strategi tersebut, maka sasaran pasar dapat
ditetapkan. Sebagai contohnya, penentuan sasaran pasar meliputi konsumen perorangan
(yang berpendapatan tinggi, sedang, dan rendah); konsumen institusi (skala besar, skala
menengah, dan skala kecil); dan konsumen kantor – kantor pemerintah. Dengan sasaran
seperti itu akan diketahui berapa persen masing – masing sasaran konsumen tersebut harus
dicapai.

9
2. Aspek Pelaksanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Di dalam strategi pasar ini, salah satu variabel penting adalah strategi segmentasi,
yaitu segmentasi produk dan segmentasi konsumen. Kemudian kalau strategi pasar ini sudah
diidentifikasi dengan baik, baru kemudian ditetapkan strategi penjualan atau strategi
peramalan penjualan. Berbagai cara dapat dipakai dalam melakukan strategi penjualan ini,
antara lain adalah:

a. Analisa diskriminan berganda, mengelompokkan produk apa yang paling disenangi


dan yang kurang disenangi pada tiap segmen konsumen.
b. Analisa faktor, mengelompokkan barang berdasarkan kaitan faktor yang relatif sama.
c. Analisa ranting keputusan, analisa yang mendasarkan pada teori peluang.
d. Analisa regresi, untuk melakukan identifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi
omset penjualan.

3. Aspek Organisasi Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Organisasi pemasaran adalah salah satu aspek dari manajemen pemasaran. Jadi
setelah produk dihasilkan, dilakukan pemasaran. Kemudian agar pelaksanaan pemasaran
dapat bekerja sesuai dengan apa yag diharapkan, maka perlu pengorganisasian. Agar setiap
tugas dan wewenang efektif, maka perlu didesain suatu organisasi pemasaran dengan tujuan,
antara lain:
a. Untuk pembagian tugas hak dan wewenang agar masing – masing pegawai dan
pimpinan dapat melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik dan efesien.
b. Untuk memudahkan tugas – tugas koordinasi dan pengawasan. Dengan
mengklasifikasi sumberdaya manusia menurut struktur organisasi maka
pengorganisasian dan pengawasan menjadi lebih muda.
c. Untuk memudahkan mengatur atau mengelola perusahaan agar efesien.

Pada kebanyakan perusahaan agroindustri sering pula ditambahkan atau dibentuk


secara tersendiri tentang organisasi yang dikhususkan pada kepetingan konsumen. Hal ini
sangat penting karena :

10
a. Penjual (perusahaan) harus dapat sebsesar mungkin memuaskan pembeli.
b. Keragaman konsumen sedapat mungkin harus disederhanakan, sehingga semua
konsumen dapat dilayani dengan baik.
c. Penyampaian produk harus cepat dan tepat waktu manakala produk tersebut
diperlukan.

Sehingga dengan demikian, manajer perusahaan agroindustri dapat dengan mudah


mengidentifikasi:
a. Siapa yang melakukan produk barang dengan kualitas tertentu. Golongan konsumen
yang mana.
b. Kapan konsumen tersebut biasanya melakukan pembelian.
c. Macam barang apa yang kebanyakan diinginkan oleh konsumen.
d. Mengapa mereka membeli produk tersebut.
e. Bagaimana konsumen membeli produk tersebut. Apakah dilakukan secara kontan
atau kredit.

Tentu saja membagi klasifikasi seperti dijelaskan di atas perlu didasarkan pada
pemikiran yang rasional, pertimbangan situasi dan kondisi, proses difusi dan sebagainya.
Organisasi pemasaran itu dapat bersifat formal atau tidak formal tergantung situasi dan
kondisi. Begitu pula aplikasi pengorganisasian suatu perusahaan juga beragam menurut
kebutuhan. Oleh karena itu, organisasi dalam komponen manajemen adalah lebih
merupakan satu proses. Oleh karena itu, seperti yang dijelaskan oleh Peter Drucker (1954),
bahwa proses organisasi ini merupakan pembentukan dari analisa aktivitas atau kegiatan,
nalisa membuat keputusan, dan analisa hubungan satu sama lain. Dalam proses
pengorganisasian suatu perusahaan seperti yang dijelaskan oleh Koontz dan O’Donnell
(1964), terdiri dari:
1. Penetapan tujuan perusahaan.
2. Formulasi tujuan, kebijaksanaan, dan pelaksanaan.
3. Penentuan kegiatan untuk melaksanakan.
4. Klasifikasi pembagian pekerjaan.
5. Pembagian pekerjaan menurut sumberdaya yang ada.

11
6. Penugasan pada setip pelaksana.
7. Koordinasi pelaksana seefisien mungkin baik secara vertikal atau horizontal.

4. Aspek pengawasan dan Pengendalian Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Dalam sistem pengawasan dan pengendalian pada perusahaan agroindustri terdapat


berbagai macam jenis bergantung dari macam kegiatan. Dilihat dari segi tanggung jawab
seorang manajer, maka pengawasan dan pengendalian dapat dibedakan pada:

a. Tenaga pemasaran (jumlah, profesional, gaji, hasil kerja)

b. Organisasi pemasaran (efektif atau tidak efektif)

c. Sasaran dan prasarana ( memadai/mendukung atau tidak)

Maka sistem pengawasan dan pengendalian ini dapat dibedakan menjadi empat
aspek, yaitu:

a. Mengawasi dan menyelidiki perencanaan. Apakah sudah efektif, sesuai dengan yang
ditetapkan atau belum.

b. Mengawasi dan mengendalikan strategi pemasaran yang sedang berjalan.

c. Mengawasi dan mengendalikan penampilan perusahaan, apakah dalam posisi untung


atau defisit.

d. Mengawasi dan mengendalikan efektivitas semua aspek yang ada.

Dengan melakukan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik, maka suatu
perusahaan agroindustri dapat berkembang dengan baik dan produknya dapat disukai oleh
semua konsumen.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Pengembangan agroindustri dengan memanfaatkan bioteknologi akan mampu


memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya pemulihan krisis ekonomi di
Indonesia sekaligus peningkatan daya saing produk agroindustri di era globalisasi
yang sangat kompetitif ini.
 Dengan mengembangkan sektor agroindustri dengan baik maka secara tidak
langsung kita telah membantu meningkatkan perekonomian para petani sebagai
penyedia bahan baku untuk industri dan perekonomian negara.

 Apabila agroindustri dapat dikembangkan terus - menerus maka jumlah


pengangguran akan terus menurun dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi
masyarakat Indonesia.

 Generasi muda zaman sekarang harus optimis dengan kompetensi yang mereka
miliki dan bekerja keras untuk mengintegrasikan ilmu yang meraka dapatkan
sehingga memiliki rancangan inovasi yang lebih kreatif sebagaimana merancang
agroindustri ke depan sebagai basis peningkatan taraf hidup masyarakat kecil
dan peningkatan perekonomian negara.

 Ada dua belas prinsip dasar yang perlu ditekankan dalam diri seorang pengusaha
agroindustri, yaitu:

1. Prinsip Hormati Pelanggan


2. Prinsip Mengatur Inteligensi
3. Prinsip Mempertahankan Tujuan
4. Prinsip Posisi yang Aman
5. Prinsip Tindakan Menyerang
6. Prinsip Kejutan
7. Prinsip Manuver

13
8. Prinsip Konsentrasi Sumber daya
9. Prinsip Ekonomi Kekuatan
10. Prinsip Struktur Komando
11. Prinsip Kepemimpinan Pribadi
12. Prinsip Kesederhanaan

 Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan sektor
agroindustri guna menciptakan industri yang kuat, yaitu:

1. Aspek perencanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

2. Aspek pelaksanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

3. Aspek organisasi dalam manajemen pemasaran agroindustri

4. Aspek pengawasan dan pengendalian dalam manajemen pemasaran


agroindustri

B. SARAN
Pada zaman yang modern ini, berbagai hal perlu kita kembangkan agar kita semua
dapat bersaing dengan negara – negara lain di era globalisasi ini. Sektor agroindustri
merupakan bidang yang dapat kita kembangkan dengan mudah apabila kita telah
mengetahui bagaimana cara mengembangkannya. Pengembangan sektor agroindustri
dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara Indonesia, dengan pemerintah
memberikan peluang terhadap masyarakat untuk mengembangkannya seperti
memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha agroindustri. Selama ini pemerintah
tidak melakukan hal tersebut dengan benar. Seharusnya pemerintah juga memperhatikan
masyarakat yang ada di pelosok – pelosok negeri ini, dengan begitu pengembangan
sektor industri dapat berjalan dengan maksimal.
Selain itu pemerintah juga perlu membantu masyarakat – masyarakat kecil agar
dapat mengembangkan kemampuannya dalam mendirikan suatu usaha dan bagaimana
cara utntuk mengembangkannya, telah kita ketahui bahwa sumber daya manusia yang ada
saat ini kurang memenuhi kualitas yang ada. Negara Indonesia merupakan negara agraris
dengan hasil pertanian yang sangat baik, dengan mengolah hasil pertanian tersebut kita

14
juga dapat meningkatkan perekonomian para petani. Dengan pengembangan sektor
agroindustri dengan baik dan benar maka kita semua dapat menumbuhkan industri yang
kuat dan dapat meningkatkan perekonomian negara dan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan pada masyarakat saat ini.
Generasi muda pun perlu untuk mengembangkan sektor agroindustri ini. Generasi
muda zaman sekarang sangat pandai dalam teknologi dan ilmu – ilmu pengetahuan yang
ada, sehingga dengan begitu generasi muda dapat menciptakan produk – produk
agroindustri dengan menggunakan kreatifitas yang mereka miliki. Generasi muda juga
dapat menjadi pelopor dalam bidang ini dan dapat membantu masyarakat yang belum
memiliki pekerjaan untuk mengembangkan usaha tersebut. Telah kita ketahui bahwa
generasi muda zaman sekarang telah terpengaruh oleh hal – hal negatif dari dunia
internasional seperti seks bebas, narkoba, dan berbagai hal lainnya yang dapat merusak
hidup mereka. Dengan ikut berpartisipasi dalam pengembangan sektor agroindustri maka
generasi muda yang ada dapat dicegah agar tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif
dunia internasional yang ada.

15
DAFTAR PUSTAKA

Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic Development.
Washington, D.C. USA.

Kaelan, Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Paradigma. Yogyakarta.

Michaelson, Gerald A., dan Steven W Michaelson. 2004. SUN TZU “Strategi Untuk
Pemasaran”. Karisma. Batam.

Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil – Hasil Pertanian. Teori dan
Aplikasinya. Rajawali. Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

www.research.mercubuana.ac.id/PENERAPAN_DAN_PENGEMBANGAN_
AGROINDUSTRIAL.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai